Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 8 :

Oci Pitriyanti 1513022012


Andrianus Dicky Febrianto 1513022012
Alda Novita Sari 1513022033
Icha Silviana Devi 1513022019
Leli Hartina 1513022021

1. Kenapa suhu di permukaan bumi tidak sama, dan kenapa suhu pada lapisan luar inti
bumi sangat panas melebihi suhu pada matahari?
Jawab:
Suhu di permukaan bumi tidak sama karena:
- Perbedaan sudut yang dibentuk oleh sinar matahari pada suatu bidang di
permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka suhu yang
diterima oleh bumi semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
- Tinggi rendahnya tempat dimana semakin tinggi kedudukan suatu tempat maka
suhu udara akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
- Lamanya penyinaran matahari yang bergantung dari letak garis lintangnya dimana
semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut terkena
sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi, dan sebaliknya.
- Awan, keberadaan awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke
permukaan bumi. Apabila suatu daerah terjadi awan mendung maka sinar matahri
yang diterima relatif sedikit.
- Angin dan arus laut dari daerah yang dingin akan menyebabkan daerah yang
dilalui angin tersebut juga menjadi dingin.
Suhu pada lapisan luar inti sangat panas melebihi suhu pada matahari karena Inti luar
Bumi (outer core) berupa cairan logam yang sangat panas. Lapisan ini adalah cair dan
terdiri dari besi dan nikel. Temperatur inti Bumi berada di 6.230 Kelvin (5.956,9
Celcius). Perkiraan sebelumnya lebih rendah, yakni 5.300 Kelvin. Sementara suhu
efektif di atmosfer Matahari mencapai 5778 Kelvin (5.504,9 Celcius).
2. Kenapa permukaan bumi tidak rata?
Jawab:
Karena permukaan bumi terdapat tonjolan, dataran, dan cekungan yang biasa disebut
dengan relief atau kekasaran permukaan bumi. Relief permukaan bumi ini terjadi
karena adanya pengaruh tenaga-tenaga pembentuk muka bumi, baik tenaga endogen
( maupun tenaga eksogen. Tenaga ini masih terus berproses, sehingga bentuk muka
bumi masih sangat mungkin berubah-ubah.

3. Identifikasi (gambar dan jelaskan) struktur lapisan di luar dan di dalam bumi!
Jawab:
Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush)

Merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi
mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan
masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di
bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di
bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung
 Merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi
mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah
selimut bumi mencapai 3.000 oC.

3. Inti bumi (core)

 Terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan
lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan
menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
a. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 oC.
b. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar
2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.

Gambar Lapisan Dalam Bumi

Lapisan Luar Bumi

Atmosfer bumi adalah lapisan gas yang mengelilingi bumi dan dipertahankan oleh
gravitasi bumi. Atmosfer bumi melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap
radiasi ultraviolet dari matahari, menghangatkan permukaan bumi dengan efek rumah
kaca, dan mengurangi suhu ekstrem antara siang dan malam. Udara kering (tanpa uap
air) atmosfer bumi mengandung 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93 argon, 0,04%
karbon dioksida, dan sejumlah kecil gas lainnya. Kandungan uap air dalam atmosfer
bumi bervariasi, rata-rata sekitar 1% di atas permukaan laut dan 0,4% di keseluruhan
atmosfer. Berikut adalah lapisan-lapisan atmosfer bumi, dimulai dari terbawah:

1. Troposfer

Troposfer adalah bagian terendah dari atmosfer bumi dan merupakan tempat di mana
hampir semua kondisi cuaca terjadi. Lapisan ini berisi sekitar 75% massa atmosfer
dan 99% dari total massa uap air dan aerosol. Ketebalan rata-rata troposfer adalah 20
km di daerah tropis, 17 km di garis lintang tengah, dan 7 km di daerah kutub pada
musim dingin. Gesekan dengan bumi mempengaruhi aliran udara. Di atas troposfer
ada tropopause yang merupakan batas antara troposfer dan stratosfer. Istilah troposfer
berasal dari bahasa Yunani tropos yang berarti “berbalik arah” dan akhiran –sphere
yang berarti “Bumi”.

2. Lapisan Ozon *

Lapisan ozon adalah lapisan pada stratosfer yang menyerap 97 sampai 99 persen
radiasi sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Lapisan ini mengandung konsentrasi
tinggi ozon (O3). Lapisan ini paling banyak terdapat di bagian bawah stratosfer, yakni
sekitar 20 sampai 30 kilometer di atas permukaan Bumi. Ketebalannya bervariasi
bergantung musim dan lokasi geografis.

3. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan utama kedua atmosfer bumi, tepat di atas troposfer dan di
bawah mesosfer. Sekitar 20% massa atmosfer terkandung di stratosfer. Di lapisan ini
terjadi kenaikan suhu karena hasil penyerapan radiasi sinar ultraviolet oleh lapisan
ozon. Hal ini berbeda dengan troposfer yang ketika semakin tinggi suhunya semakin
menurun. Di dekat khatulistiwa, stratosfer dimulai pada ketinggian 18 km dan
berakhir pada ketinggian 50 km. Sedangkan di kutub dimulai pada ketinggian 8 km.
Terdapat variasi suhu di stratosfer, terutama di bagian bawah stratosfer pada kutub.

4. Mesosfer

Mesosfer adalah lapisan atmosfer bumi yang berada tepat di atas stratosfer dan tepat
di bawah mesopause. Di mesosfer, suhu menurun saat ketinggian meningkat. Batas
atas mesosfer adalah mesopause yang merupakan tempat terdingin di bumi dengan
suhu di bawah –143 oC. Batas atas dan bawah mesosfer bervariasi bergantung pada
garis lintang dan musim. Namun biasanya batas bawahnya terletak pada ketinggian
sekitar 50 kilometer di atas permukaan bumi dan mesopause berada pada ketinggian
mendekati 100 kilometer. Pada garis lintang tengah di musim panas, mesopause
berada pada ketinggian 85 kilometer. Stratosfer, mesosfer, dan termosfer secara
bersama disebut sebagai atmosfer tengah. Istilah mesosfer berasal dari bahasa Yunani
mesos yang berarti “tengah” dan sphaira yang berarti “bola/bumi”.

5. Termosfer

Termosfer adalah lapisan atmosfer bumi yang berada tepat di atas mesosfer. Di
atasnya terdapat eksosfer. Dalam lapisan atmosfer ini, radiasi ultraviolet
menyebabkan terjadi fotoionisasi molekul dan menciptakan ion di ionosfer.
Berdasarkan etimologi yang berasal dari bahasa Yunani termos yang berarti “panas”,
lapisan atmosfer ini sangat panas bergantung pada aktivitas matahari. Panasnya bisa
naik mencapai 2.000 oC. Radiasi menyebabkan partikel atmosfer di lapisan ini
bermuatan listrik yang memungkinkan gelombang radio dibiaskan. Stasiun Luar
Angkasa Internasional mengorbit Bumi di tengah termosfer antara 330 dan 435
kilometer.

6. Ionosfer *
Ionosfer adalah lapisan lain atmosfer bumi dengan ketinggian antara 60 km sampai
1.000 km. Ionosfer muncul dari ionisasi radiasi matahari. Ionosfer mempengaruhi
sinyal radio di bumi. Ionosfer juga yang membentuk aurora.

7. Eksosfer

Eksosfer adalah atmosfer tipis yang mengelilingi Bumo. Kepadatannya terlalu rendah
untuk berisi gas. Eksosfer adalah lapisan teratas atmosfer Bumi tepat di atas
termosfer. Sedikit yang diketahui dari eksosfer karena kurangnya penelitian.

* Lapisan lain atmosfer bumi di luar lapisan utama

4. Kenapa bentuk sungai berkelok-kelok?


Jawab: Sungai berkelok-kelok atau (Meandering) disebabkan terjadinya akses muatan
sedimen waktu banjir, ketika terjadi ekses aliran turbulen. Ketika muatan sedimen
melebihi jumlah yang diperlukan untuk stabilitas, sungai cenderung membentuk
kemiringan yang lebih besar dengan pengendapan sedimen didasarnya. Bertambahnya
kemiringan ini menyebabkan melebarnya alur sungai jika tebing sungai tidak kuat
menahan kikisan. Dengan kenaikan aliran menyilang sedikit saja, akan terjadi aliran
lebih besar di satu tebing dari pada di tebing yang lain. Naiknya aliran kemudian akan
lebih tertarik kearah tebing tersebut yang menyebabkan mengecilnya aliran
melengkung dan akhirnya menghasilkan meander pada alur sungai. Meandering dapat
juga disebabkan oleh erosi tebing setempat yang mengakibatkan pengendapan di
sungai dengan muatan sedimen berlebih yang bergerak sepanjang dasar sungai
tersebut.

5. Bagaimana geologi bekerja?


Jawab:
Geologi menggunakan prinsip metode ilmiah untuk mempelajari bumi, isinya,
strukturnya, perubahannya dan sebagainya. Salah satu metode pengambilan data yang
digunakan misalnya saja untuk menentukan struktur penyusun bumi menggunakan
geofisika sebagai cabang Geologi. Macam – macam metode geofisika dalam
mempelajari Geologi diantaranya metode Gravitasi, Magnetik, Seismik, Geolistrik,
Elektromagnetik VLF, dan GPR.

6. Bagaimana metode geolistrik restivity dapat mengukur tahanan jenis suatu batuan di
permukaan bumi?
Jawab:

Metode geolistrik merupakan salah satu metode dalam survey geofisika yang memanfaatkan
perbedaan sifat kelistrikan berupa hambatan-jenis dalam batuan. Berdasarkan sumber
energinya, sebenarnya metode geolistrik dapat diklasifikasikan lagi, menjadi :
1. Geolistrik Aktif (berdasarkan sumber energi buatan);

 IP (Induced Potential)
 Geolistrik resistivitas sounding
 Geolistrik resistivitas mapping
 Geoelectrical borehole tomography
 Mise a la masse

2. Geolistrik Pasif (berdasarkan sumber energi alami bumi);

 SP (Spontaneous Potential)

Hambatan-jenis/resistivitas adalah sifat/kemampuan suatu bahan untuk menghambat arus


listrik yang melaluinya. Suatu bahan yang memiliki resistivitas yang semakin besar akan
menjadikan arus listrik semakin sulit untuk mengalir. Resistivitas bertolak belakang dengan
konduktivitas, dimana bila resistivitas besar maka konduktivitas akan kecil, begitu pula
sebaliknya.

Batuan, sebagai suatu medium juga memiliki sifat resistivitas, yang beragam sesuai dengan
jenis-jenis batuan. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat
resistivitas batuan tersebut, dengan metode geofisika ini kemudian dapat disediliki bagaimana
kondisi geologis bawah permukaan. Variasi resistivitas batuan tersebut tergantung pada jenis
batuan dan mineral, porositas batuan, kandungan fluida dalam pori-pori batuan (dapat berupa
minyak bumi, gas, atau air).

Rentang nilai resistivitas beberapa medium.

Pengukuran resistivitas dilakukan dengan instrumen berupa Resistivitymeter sebagai unit


utamanya, dilengkapi oleh beberapa perangkat penunjang seperti batang-batang elektroda,
kabel-kabel penghubung, sumber daya listrik (battery/accu), dll. Prinsip pengukuran
geolistrik resistivitas ini pada dasarnya cukup sederhana. Mengacu pada Hukum Ohm, V=I.R,
yaitu dengan menginjeksikan/menghantarkan arus listrik I ke dalam tanah (tanah/bumi
sebagai medium hantar berhambatan R) melalui sepasang elektroda arus, dan mengukur beda
potensial V yang timbul melalui sepasang elektroda potensial pada jarak tertentu dari
elektroda arus. Resistivitas terukur umumnya dinyatakan dalam satuan Ohm-meter (Ωm).
Dalam penerapannya, metode ini digunakan dalam eksplorasi di beberapa bidang. Umumnya
dimanfaatkan untuk mengetahui struktur bawah permukaan dan stratigrafi, untuk mengetahui
sebaran endapan mineral tambang, untuk mengetahui lapisan akuifer dan muka air tanah,
untuk mengetahui akumulasi minyak bumi di lapisan dangkal dan kontak fluida antara
minyak dan air, untuk mengetahui reservoar geothermal, dan bahkan untuk mengetahui
keberadaan candi terpendam.

TEORI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

Hukum yang mendasari metode ini adalah Hukum Ohm. Dalam penerapannya secara
sederhana terhadap benda silinder berhambatan-jenis ρ, arus listrik I akan berbanding lurus
dengan luas penampang A dan beda potensial antara ujung-ujungnya ΔV, serta berbanding
terbalik dengan panjangnya L.

Penerapan hukum Ohm untuk arus listrik tunggal (homogen) yang di kedalaman (simetris
bola), dimana arus listrik I yang menembus permukaan bola berongga dengan luas A, tebal
dr, dan beda potensial dV antara bagian luar dan dalam.

Sedangkan penerapan Hukum Ohm untuk arus listrik tunggal di permukaan (medium tak
berhingga setengah bola), akan menghasilkan besar arus I :
atau besar beda potensial V :

Untuk dua titik arus di permukaan medium setengah tak berhingga, maka beda potensial di

antara dua titik adalah :

dimana arus listrik dilewatkan pada elektroda arus A dan B, dan beda potensial akan
diperoleh/terukur pada elektroda potensial M dan N.

Persamaan turunan dari Hukum Ohm di atas menggunakan asumsi bahwa arus listrik melalui
medium homogen, sehingga nilai resistivitas yang terukur (dengan konfigurasi elektroda
apapun) akan memberikan nilai yang sama sebagai resistivitas medium sebenarnya (true
resistivity). Pada kenyataannya, bumi sebagai medium hantar listrik tidaklah homogen,
sehingga resistivitas yang terukur merupakan resistivitas semu (apparent resistivity).
Resistivitas semu yang terukur dapat berbeda sesuai dengan konfigurasi elektroda yang
digunakan dalam pengukuran.

Nilai resistivitas semu ρa merupakan fungsi jarak antar elektroda arus, yang sekaligus
menentukan resolusi kedalaman bawah permukaan yang dapat diukur. Untuk jarak antar
elektroda yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili nilai r batuan yang lebih dalam, begitu
pula sebaliknya.
Resistivitas semu : a) medium homogen semi tak berhingga, b) medium 2 lapis (ρ2>ρ1), c)
medium lapis (ρ2<ρ1), dan d) medium 3 lapis (ρ2>ρ1, ρ3<ρ2)

 
KONFIGURASI ELEKTRODA

Konfigurasi elektroda yang umum digunakan, A dan B sebagai elektroda arus, dan M dan N
sebagai elektoda potensial.

Faktor geometri dari masing-masing konfigurasi tersebut, yaitu :

 Konfigurasi Wenner : K = 2πa

 Konfigurasi Schlumberger :
 Konfigurasi dipole-dipole : K = n(n+1)(n+2)πa
 Konfigurasi pole-dipole : K = 2n(n+1)πa
 Konfigurasi pole-pole : K = 2πa
 

SOUNDING DAN MAPPING

Metode geolistrik hambatan-jenis dapat dilakukan secara sounding dan mapping. Sounding
merupakan pengukuran perubahan resistivitas bawah permukaan pada arah vertikal. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengubah/membuat variasi jarak antar elektroda arus dan
potensial, pada titik pengukuran yang sama. Konfigurasi elektroda yang umum digunakan
adalah konfigurasi Schlumberger.

Mapping atau Traversing merupakan pengukuran perubahan resistivitas bawah permukaan


secara lateral (horisontal). Mapping ini dapat dilakukan dengan cara berpindah titik
pengukuran, namun mempertahankan jarak antar elektroda arus dan potensial. Konfigurasi
elektroda yang umum digunakan adalah konfigurasi Winner atau Dipole-Dipole.

PENGOLAHAN DATA DAN INTERPRETASI

Setelah dilakukan pengukuran (akuisisi data), data resistivitas hasil pengukuran tersebut
kemudian dianalisa dan lalu ditafsirkan. Untuk data mapping, data resistivitas dapat langsung
ditampilkan dalam bentuk peta kontur nilai resistivitas area pengukuran. Penafsiran pun dapat
langsung dilakukan dari peta kontur tersebut. Sedangkan untuk data sounding, dapat
dilakukan dengan curva matching maupun inverse modeling, yang kemudian dapat
ditampilkan sebagai penampang model vertikal variasi resistivitas bawah permukaan. Bentuk
penafsiran untuk tingkat lebih lanjut memerlukan integrasi dan pencocokan dari referensi
nilai resistivitas jenis-jenis batuan dari hasil uji laboratorium atau berdasarkan tabel
resistivitas batuan, dan dari informasi geologi yang terkait.

Resistivitymeter beserta peralatan pendukungnya. (dok.praktikum)


Pengukuran geolistrik resistivitas di lapangan. (sumber:www.mmtec.co.jp)

Perbandinga profil penampang resistivitas dengan kondisi geologi di lapangan.


(sumber:www.ggl.gmbh.de)

Anda mungkin juga menyukai