Anda di halaman 1dari 28

Kelompok III

Vicita V.G. Kandou (18111101072)


Anjely C.T Kawulur (18111101128)
Kardia S. Bintang (18111101100)
Intan N. Gumolung (18111101097)
Josh J. Togas (18111101078)
Faktor Ekologi

Statistik Vital
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat
sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai


hasil yang saling mempengaruhi dan interaksi
beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan dan zat-zat gizi yang
tersedia bergantung pada keadaan
lingkungan. Seperti iklim, tanah, irigasi,
penyimpanan, transportasi, dan tingkat
ekonomi dari penduduk serta budaya
setempat seperti cara memasak, prioritas
distribusi makanan dalam keluarga, dan
makanan pantangan.
Keadaan
Infeksi
Pelayanan
Konsumsi
kesehatan &
makanan
pendidikan

Ekologi

Produksi Pengaruh
pangan budaya

Sosial
ekonomi
Infeksi dapat mempengaruhi terjadinya
malnutrisi, dan sebaliknya malnutrisi akan
mempengaruhi seseorang mudah terkena
penyakit infeksi.
Contohnya :
 Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan,
kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit.
 Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat
diare,mual/muntah dan perdarahan yang terus menerus.
 Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan
akibat sakit dan parasit yang terdapat dalam tubuh.
 Pengukuran konsumsi makanan
sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh
masyarakat dan hal ini dapat
berguna untuk mengukur status
gizi dan menemukan faktor diet
yang dapat menyebabkan
malnutrisi.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh
budaya :
 Sikap terhadap makanan : makanan pantangan,
tahayul, hal yang masih tabu dalam masyarakat.
 Penyebab penyakit : rendahnya konsumsi makanan
karena infeksi saluran pencernaan.
 Kelahiran anak : jarak kelahiran anak yang terlalu
dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak
berpengaruh pada asupan zat gizi dalam keluarga.
 Produksi Pangan : para petani masih menggunakan
teknologi yang bersifat tradisional rendahnya
produksi pangan.
1. Data Sosial
a. Keadaan penduduk di suatu masyarakat
(jumlah, umur, distribusi seks, dan geografis).
b. Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak
kelahiran).
c. Pendidikan : - tingkat pendidikan ortu.
- ketersediaan buku – buku
- usia anak sekolah
d. Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding, listrik,
ventilasi, dll).
e. Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan
bakar, alat masak, pembuangan
sampah).
f. Penyimpanan makanan (ukuran, isi,
pengontrolan serangga).
g. Air (sumber, jarak dari makanan).
h. Kakus (tipe jika ada, keadaannya).
2. Data Ekonomi
- Pekerjaan
- Pendapatan keluarga
- Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah
ternak, perahu, kendaraan, radio, TV dll.
- Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk
makan, pakaian, sewa, minyak/bahan bakar,
listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi,
hadiah).
- Harga makanan yang tergantung pada pasar
dan variasi musim.
Data yang relevan :
 Penyediaan makanan keluarga
 Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi,
pembuangan air, pupuk, pengontrolan serangga,
dan penyuluhan pertanian).
 Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga,
tanah yang digunakan, jumlah tenaga kerja).
 Peternakan dan perikanan (jumlah ternak, dll).
 Keuangan (modal yang tersedia dan fasilitas
untuk kredit)
Sebenarnya tidak merupakan faktor ekologi,
tetapi informasi ini penting. Beberapa data
penting tentang pelayanan
kesehatan/pendidikan adalah :
 Rumah sakit dan pusat – pusat kesehatan,
sistem rujukan, program, kualitas dan
kuantitas staf.
 Fasilitas pendidikan, seperti remaja yang tidak
buta/buta huruf, jumlah anak – anak di sekolah,
ada/tidaknya pendidikan gizi, dll).
Pengukuran faktor ekologi tergantung
pada tipe dan jumlah tenaga, waktu
yang tersedia, dan tujuan survei.

Data yang terkumpul harus dapat


menggambarkan situasi sekarang dan
berguna untuk pengembangan program.

Catatan : Meskipun demikian, untuk mendapatkan gambaran


prevalensi malnutrisi secara langsung, dapat dilakukan dengan
metode klinis dan antropometri.
•Malnutrisi timbul akibat interaksi dari berbagai
faktor lingkungan. Kejadian ini terjadi sebagai hasil
saling mempengaruhi dari berbagai faktor, antara
lain faktor fisik, biologis dan budaya.
•Ada 6 faktor ekologi yang perlu dipertimbangkan
sebagai penyebab malnutrisi, yaitu keadaan infeksi,
sosial ekonomi, produksi pangan, konsumsi
makanan, pengaruh budaya, serta pelayanan
kesehatan dan pendidikan
Pengukuran status gizi dengan Statistik vital
adalah dengan menganalisis data beberapa
Pengertian : statistik kesehatan

Analisis statistik kesehatan merupakan salah satu


cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di
suatu wilayah.

Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat


dipertimbangkan penggunaannya sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.
Statistik kesehatan ini diperoleh dari berbagai sumber :
 Institusi –institusi kesehatan; pencatatan2 dari RS,
Puskesmas, apotek, poliklinik, rumah bersalin, dsb/
 Program2 khusus : pelayanan kesehatan sekolah,
pemberantasan penyakit2 menular.
 Survei epidemiologi : informasi yang diperoleh dari
lapangan (masyarakat).
 Survei kesehatan rumah tangga
 Institusi2 yang mengumpulkan data dgn tujuan2
khusus, spt perusahaan2 asuransi, tempat2
pencatatan kelahiran dan kematian di kelurahan, dsb
 Beberapa statistik vital yang
berhubungan dengan kesehatan
dan gizi antara lain angka
kesakitan, angka kematian,
pelayanan kesehatan, dan
penyakit infeksi yang
berhubungan dengan gizi.
Beberapa informasi yang dijadikan pegangan untuk
menganalisis keadaan gizi di suatu wilayah menurut
Jelliffe (1989) :
Angka Kematian pada kelompok umur tertentu
(age spesific mortality rates)
Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu (cause spesific morbidily and mortality
rates)
Statistik pelayanan kesehatan (health service
statistic)
Penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi
(nutritionally relevant infection rates)
jumlah kematian pada kelompok umur
tertentu terhadap jumlah rata-rata
penduduk pada kelompok umur tersebut.
Biasanya disajikan sebagai per 1.000
penduduk.
Manfaatnya : untuk mengetahui tingkat
dan pola kematian menurut gol. Umur dan
penyebabnya.
 Dengan mengetahui penyebab kesakitan dan
kematian akibat penyakit tertentu yang
disertai penyakit kekurangan gizi atau
terhadap penyakit kurang gizi yang disertai
penyakit lainnya, dapat dilakukan intervensi
secara komprehensif.
 Intervensi tidak saja dilakukan pada penyebab
utama tetapi juga terhadap penyakit
penyerta.
Berbagai statistik layanan kesehatan
dapat diakses dari tempat layanan
kesehatan itu berada. Tempat layanan
kesehatan yang dapat dijangkau :
 Posyandu
 Pusat Kesehatan Masyarakat
 Rumah Sakit
 Di tingkat desa dapat diakses dari Bidan
Desa.
 Puskesmas sbg lembaga mempunyai bermacam – macam
kegiatan termasuk kegiatan Posyandu.
 Salah satu kegiatan Puskesmas dalam bidang Gizi adalah
seperti Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan Pojok
Gizi (POZI).
 Data mengenai angka kesakitan dan penyebabnya yang
tersedia di Puskesmas dapat juga dijadikan isyarat tentang
kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
 Kadang – kadang penyebab kematian kurang tepat
menggambarkan penyebab kematian yang sebenarnya.
 Data kejadian gizi kurang umumnya lebih rendah dari yang
sebenarnya
 Data – data dari rumah sakit dapat
memberikan gambaran tentang keadaan
gizi di dalam masyarakat,baik dari segi
angka kematian maupun penyebabnya.

 Apabila masalah pencatatan dan


pelaporan rumah sakit kurang baik, data ini
tidak dapat memberikan gambaran yang
sebenarnya.
1. Tidak tersedianya data
2. Kalau ada, validitasnya dipertanyakan.
Akuratkah ? Data tidak akurat, dapat disebabkan :
 Kesulitan dalam pengumpulan data, khususnya di negara2
berkembang.
 Data tidak akurat juga dapat disebabkan oleh tenaga
pengumpul data yg tidak mengerti ttg bagaimana
mengumpulkan data yang sahih.
3. Umumnya desain penelitiannya tidak diketahui
4. Kemampuan untuk melakukan interpretasi data yang secara
tepat, terutama pada saat terdapat faktor2 lain yang
mempengaruhi keadaan gizi seperti tingginya kejadian
penyakit infeksi, dan faktor sosial politik lainnya.
 Meskipun mempunyai beberapa kelemahan,
statistik vital tetap dapat digunakan secara tidak
langsung untuk menilai keadaan gizi masyarakat.
 Penilaian keadaan gizi dengan statistik vital
membutuhkan tenaga yang profesional, terutama
dalam hal interpretasi data dan pemahaman
konsep2 yang berhubungan dengan masalah gizi.
 Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang
merupakan hubungan sebab akibat.
 Penyakit yg umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain
diare, tuberkulosis, campak, dan batuk rejan.
 Di negara yang sedang berkembang penyebab kematian awal
banyak diakibatkan oleh penyakit infeksi, seperti diare. Contoh
kasus : diare pada bayi. Penyebab diare sangat
komplek.Penyebab utamanya sering terjadi secara bersamaan
dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang
lainnya. Berdasarkan adanya kenyataan ini, ditambah dengan
praktik pemberian makanan bayi yang keliru, maka data angka
kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh diare dapat
dijadikan petunjuk secara tidak langsung mengenai keadaan
malnutrisi di suatu masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai