Anda di halaman 1dari 8

A.

Data Angka Kematian Bayi (AKB)

Sumber: SDKI berbagai tahun


Gambar 1 Data Angka Kematian Bayi di Indonesia mulai tahun 1991 hingga
2012
Penurunan AKB di Indonesia dalam satu dekade terakhir
mengalami perlambatan. Padahal pada priode 1991 – 2002, Indonesia
mampu menurunkan AKB dari 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35
per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Dalam priode tersebut,
Indonesia menjadi Negara yang mendapat apresiasi besar dari WHO untuk
pencapaian AKB. Setelah tahun 2002, ternyata penurunan AKB di
Indonesia justru mengalami perlambatan. Hasil SDKI 2012 menunjukan
saat ini AKB berada pada angka 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun lima
poin.. Hal ini menunjukan dalam satu dekade ini ada yang salah dalam
program penurunan AKB di Indonesia (Nurrizka & Saputra, 2013)
B. Penjelasan Teori Mosley dan Chen
Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu; (1)
Variabel yang dianggap eksogenous atau social ekonomi (seperti budaya,
sosial, ekonomi, masyarakat, dan faktor regional) dan; (2) Variabel
endogenous atau faktor biomedical (seperti pola pemberian ASI,
kebersihan, sanitasi, dan nutrisi).
Hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan angka
kematian anak sangat kuat, walaupun masih merupakan “Black Box”
mengenai mekanisme pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap
angka kematian anak dalam penelitian sosial. Faktor medis yang
menyebabkan kematian anak tidak dapat dimasukkan ke dalam ranah
penelitian sosial, melainkan ke dalam penelitian medis. Faktor medis
tersebut lebih difokuskan pada proses biologi dari penyakit, seperti
penyakit yang menyebabkan kematian anak (infeksi, diare dan kurang
gizi). Perbedaan antara penelitian sosial dan medis dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Keterkaitan Faktor Kesehatan


Secara tradisional, penelitian ilmu-ilmu social mengenai mortalitas
anak lebih fokus pada hubungan antara status sosial ekonomi suatu
masyarakat dengan tingkat/pola mortalitas penduduk (Gambar 2.1A).
Penelitian ini digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai sebab-
akibat faktor mortalitas, yang dilihat dari karakteristik sosial ekonomi.
Misalnya, pendapatan dan pendidikan ibu adalah dua faktor yang bisa
dihubungkan dengan faktor mortalitas anak (dan dianggap sebagai
determinan kausal) di negara berkembang. Sedangkan, penelitian medis
lebih dipusatkan pada proses biologi yang menimbulkan penyakit dan
tidak terlalu fokus pada mortalitas itu sendiri. Asumsi dan metode yang
berbeda diklasifikasikan pada Gambar 2.1B. Variabel-variabel pengaruh
yang paling sering diukur dalam penelitian medis adalah morbiditas, yaitu
manifestasi proses penyakit di antara mereka yang masih hidup yang
biasanya dihitung berdasarkan timbul dan berjangkitnya penyakit dalam
suatu populasi. Dampak penyakit terhadap mortalitas pada sebagian besar
penduduk cenderung diabaikan, dan determinan social ekonomi biasanya
dikesampingkan atau hanya dibahas secara dangkal. Penelitian sosial
maupun penelitian medis, memberikan kontribusi yang besar bagi
pemahaman mengenai penyebab kematian anak di negara sedang
berkembang. Kunci dari model kelangsungan hidup anak terletak pada
identifikasi sekumpulan variabel yang menyebabkan peningkatan resiko
kematian pada anak (Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, 2009)
Pendekatan Variabel Antara atau Determinan Terdekat
Pendekatan variabel antara atau determinan terdekat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana sejumlah faktor sosial ekonomi dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup anak. Kunci dari pendekatan ini
adalah identifikasi serangkaian determinan terdekat, atau variabel antara,
yang secara langsung mempengaruhi risiko morbiditas dan mortalitas.
Semua determinan sosial dan ekonomi harus melalui variabel antara untuk
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan mengenai kelangsungan hidup anak terkait pendekatan
variabel antara, yaitu:
1. Dalam suatu lingkungan yang optimal, lebih dari 97 persen bayi yang
baru lahir dapat diharapkan bertahan hidup selama lima tahun pertama
dalam hidupnya.
2. Mengecilnya probabilitas kelangsungan hidup ini dalam setiap
masyarakat disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, biologi, dan
lingkungan.
3. Determinan sosial ekonomi (atau variabel pengaruh) harus memberikan
pengaruh melalui variabel antara yang lebih mendasar yang pada
gilirannya akan mempengaruhi risiko penyakit dan hasil dari proses
penyakit tersebut.
4. Penyakit tertentu dan kekurangan gizi yang tampak pada penduduk
yang masih bertahan hidup dapat dianggap sebagai indikator biologis dari
pengaruh variabel antara.
5. Gangguan pertumbuhan (growth faltering) dan akhirnya kematian anak
(variabel terpengaruh) merupakan konsekuensi kumulatif dari proses
berbagai macam penyakit (termasuk interaksi bio-sosialnya). Kematian
seorang anak jarang disebabkan hanya oleh satu penyakit saja. Variabel
antara ini dikelompokkan ke dalam lima kategori:
1. Faktor ibu: umur, paritas, dan jarak kelahiran;
2. Pencemaran lingkungan: udara, makanan/air/jari, kulit/tanah/zat penular
kuman penyakit, serangga pembawa penyakit (vector);
3. Kekurangan gizi: kalori, protein, gizi-mikro (vitamin dan mineral);
4. Luka: kecelakaan, luka yang disengaja;
5. Pengendalian penyakit perorangan: usaha-usaha preventif perorangan,
perawatan dokter.
Dalam mencapai nilai analitis yang maksimal, variabel antara tidak
hanya berlaku sebagai indikator, yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian, melainkan juga harus dapat diukur dalam
penelitian berbasiskan populasi tertentu (population-based research).
Dalam beberapa kasus variabel antara dapat diukur secara langsung,
namun dalam kasus lain tidak dapat diukur secara langsung. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai lima kategori variabel antara sekaligus dengan
pengukurannya.

Faktor Ibu
Faktor ibu meliputi umur, paritas dan jarak kelahiran. Masing-masing
faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap hasil kehamilan dan
kelangsungan hidup bayi. Selain itu, dimungkinkan juga terdapat
sinergisme diantara variabel-variabel faktor ibu, misalnya jarak kelahiran
yang dekat ditambah dengan umur ibu yang muda.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan berkaitan dengan penularan penyakit kepada anak
(dan ibu). Empat kategori yang menggambarkan jalur-jalur utama
penularan penyakit ke sekelompok besar penduduk meliputi: (i) udara
yang merupakan jalur penyebarluasan penyakit pernapasan dan banyak
penyakit lainnya yang ditularkan melalui kontak; (ii) makanan, air, dan jari
yang merupakan jalur utama penyebarluasan diare dan penyakit usus
lainnya; (iii) kulit, tanah, dan benda mati yang merupakan jalur infeksi
kulit; serta (iv) serangga pembawa penyakit yang menularkan penyakit
parasit dan virus. Dalam studi lapangan, tingkat pencemaran lingkungan
yang mencerminkan berbagai jalur penularan penyakit bisa diukur secara
langsung dengan pemeriksaan mikrobiologi yang meliputi sampel udara,
air, makanan, pembersihan kulit atau serangga pembawa penyakit. Tingkat
kerawanan terhadap serangan penyakit dapat juga diperkirakan dan
diketahui derajatnya dengan menggunakan serangkaian indeks fisik
sederhana, yang diketahui sangat erat kaitannya dengan tingkat
pencemaran biologis suatu lingkungan. Misalnya, (i) pencemaran udara
dan risiko terkena infeksi pernapasan karena sentuhan dapat diketahui dari
intensitas kepadatan rumah tangga (orang perkamar); (ii) pencemaran air
dapat diukur dari sumber persediaan air (parit, kolam, sumur terbuka,
sumur tertutup, pompa tangan, air ledeng); (iii) pencemaran makanan
rumah tangga dapat diukur dari praktek-praktek mencuci, memasak, dan
menyimpan bahan makanan; serta (iv) pencemaran tinja yang dapat diukur
dari adanya kakus atau WC, atau pemakaian sabun dan air. Penggunaan
lebih dari satu ukuran dapat digunakan untuk memperoleh suatu indeks
gabungan apabila memang sesuai (misalnya, timbulnya penyakit diare,
penyebaran parasit cacing gelang, dan tidak adanya fasilitas WC). Namun
apabila hal ini dilakukan, harus juga diperhatikan untuk memperlakukan
masing-masing ukuran sebagai faktor yang terpisah, khususnya dalam
model multivariat karena interpretasi hasil penelitian akan dikacaukan oleh
multikolinearitas.

Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi berhubungan dengan kalori, protein dan gizi mikro.
Kelangsungan hidup anak tidak hanya dipengaruhi oleh tersedianya gizi
bagi anak melainkan juga bagi ibu. Gizi dan diet ibu selama hamil
mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan, dan selama masa menyusui
mempengaruhi jumlah dan kualitas gizi susu ibu. Persediaan gizi untuk
bayi (atau ibu selama hamil dan menyusui) dapat diukur secara langsung
dengan menimbang berat semua makanan sebelum dimakan, disertai
analisis biokimia dengan mengambil sampel makanan. Pengukuran yang
kurang cermat dapat diperoleh dengan mengamati apa yang dimakan, atau
dengan cara mengingat riwayat diet. Pengukuran-pengukuran yang lebih
kasar ini dapat berguna khususnya dalam mengukur tingkat relatif gizi
yang dikonsumsi. Kekurangan gizi tertentu dalam makanan dapat juga
diukur dengan ukuran-ukuran badan atau biokimia.

Luka
Luka disini meliputi luka fisik, luka bakar, dan keracunan. Meskipun luka
kecelakaan sering dianggap sebagai kejadian kebetulan, namun tingkat dan
polanya pada suatu kelompok dapat mencerminkan resiko lingkungan
yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks lingkungan dan social
ekonominya. Luka dapat juga ditimbulkan secara sengaja, contoh yang
paling nyata adalah pembunuhan bayi. Kategori variabel ini diukur dengan
timbulnya luka-luka baru atau penyebaran kumulatif luka yang
berhubungan dengan ketidakmampuan (disability), misalnya luka bakar
yang sangat parah.
Pengendalian Penyakit Perorangan
Salah satu komponen dalam pengendalian penyakit perorangan
adalah tindakan preventif yang diambil oleh orang sehat untuk mencegah
penyakit. Hal ini meliputi tingkah laku tradisional seperti mengikuti hal-
hal tabu dalam masyarakat, dan praktek-praktek modern seperti imunisasi
atau pencegahan penyakit malaria dan perawatan antenatal. Variabel ini
biasanya diukur dengan pemakaian pelayanan preventif yang dilaporkan
seperti imunisasi, pencegahan malaria, atau perawatan antenatal (sebelum
lahir). Komponen kedua dalam kategori ini adalah perawatan dokter, yang
berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengobati penyakit
setelah timbulnya penyakit. Berbagai prosedur dapat digunakan untuk
mengukur dan membuat skala variabel antara dari kelangsungan hidup
anak. Prosedur tersebut dapat dimulai dari analisis biologis yang canggih
mengenai lingkungan dan contoh-contoh bahan makanan, pemeriksaan
medis individu, pengamatan visual mengenai lingkungan, sampai hanya
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA

(BKKBN), B. K. (2013). Survey Demografi dan Indonesia (SDKI) 2012. [serial


online] http://chnrl.org/pelatihan-demografi/SDKI-2012.pdf diakses tanggal
21 Maret 2017

Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional. (2009). Kajian Evaluasi Pembangunan Sektoral: Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Anak. [serial online]
http://bappenas.go.id/files/3513/5022/6052/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-kelangsungan-hidup-
anak2010090310302027480__20110518100943__3049__0.pdf diakses
tanggal 21 Maret 2017

Nurrizka, R. H., & Saputra, W. (2013). Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA) di Indonesia. Perkumpulan PRAKARSA. [serial
onlineI] http://theprakarsa.org/new/ck_uploads/files/POLICY%20UPDATE
%20KIA_CY.pdf diakses tanggal 21 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai