Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

APLIKASI KOMPUTER

DISUSUN OLEH

Nama: Thiansi Riung


Nim : 711331121
Topik: Pengaruh Langsung Terhadap Gizi

POLTEKKES KEMENKES MANADO


2022
a. Definisi
Penyebab langsung (immediate cause) adalah akumulasi dari penyebab yang mendasari
dan penyebab dasar yang berperan langsung terhadap kejadian stunting. Penyebabnya
adalah asupan makanan yang tidak adekuat dan status infeksi dan kesehatan pada anak.
(UNICEF, 2012).

Status gizi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu langsung dan tidak langsung. Faktor langsung
yaitu penyakit infeksi, jenis pangan yang yang dikonsumsi baik secara kualitas maupun
kuantitas.

Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme, seperti
bakteri, virus, jamur, atau parasit. Beberapa organisme ini hidup di dalam tubuh manusia
dan memberikan manfaat. Namun, pada kondisi tertentu, organisme ini justru dapat
menyebabkan penyakit. Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri: Infeksi saluran kemih (ISK), Keracunan makanan akibat bakteri
coli, Salmonella, atau Shigella, Gonore, Klamidia, Sifilis, Tuberkulosis, Pneumonia,
Kolera, Botulisme dan Tetanus. Beberapa contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus adalah: COVID-19, Influenza, Campak, Rubella, Cacar air, Polio, Human
immunodeficiency virus (HIV), Human papillomavirus (HPV), Hepatitis, Demam
berdarah, Rabies, Meningitis dan Ebola. Beberapa contoh penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit adalah: Malaria, Toksoplasmosis, Trikomoniasis, Giardiasis,
Infeksi cacing pita, Infeksi cacing gelang, Kutu rambut dan Kudis. Ada beberapa
penyakit akibat jamur yang dapat merugikan manusia, yaitu: Infeksi jamur vagina, Kurap,
Kutu air, Aspergillosis, Histoplasmosis, Infeksi kriptokokus, Otomikosis.

Penilaian pola konsumsi pangan dapat dilakukan dari dua sisi, yaitu ; (a) Sisi kualitas,
dan (b) Sisi kuantitas. Sisi kualitas pangan, dalam hal ini dapat mencakup aspek fisik
pangan, aspek kimiawi, dan aspek mikrobiologi/aspek keamanan pangan, aspek
organoleptik, dan aspek gizi. Pangan dari sisi ini lebih ditujukan kepada aspek gizi yang
didasarkan kepada keanekaragaman pangannya, bukan hanya makanan pokok saja, akan
tetapi juga bahan pangan lainnya. Semakin beragam dan seimbang komposisi pangan
yang dikonsumsi, akan semakin baik kualitas gizinya, karena pada hakekatnya tidak ada
satupun jenis pangan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan cukup dalam
jumlah jenisnya. Sisi kuantitas, adalah meninjau/mencermati dari sisi volume pangan
yang dikonsumsi, dan konsumsi zat gizi yang dikandung bahan pangan.

b. Data-data Pendukung

Penyebab timbulnya penyakit infeksi di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim juga
didukung oleh beberapa faktor lain, misalnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
yang kurang, jumlah penduduk yang padat, kurangnya pengetahuan dan implementasi
dari sebagian besar masyarakat mengenai dasar infeksi, prosedur yang tidak aman
(penggunaan antibiotik yang dipergunakan tidak tepat), serta kurangnya pedoman dan
juga kebijakan dari pemerintah mengenai pengunaan antibiotik (Nursidika et al, 2014).

Setiap tahun, infeksi menewaskan 3,5 juta orang yang sebagian besar terdiri dari anak-
anak miskin dan anak yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2014). Data lain menyebutkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 6,3
juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal, di mana setiap harinya terjadi sekitar 17.000
kematian. Dari data tersebut sekitar 83 % kematian disebabkan oleh penyakit infeksi,
kelahiran dan kondisi gizi yang didapatkan oleh anak-anak (WHO, 2015).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) perkembangan penyakit infeksi di


Indonesia dapat dilihat dari beberapa data penyakit infeksi seperti Infeksi Saluran
Pernapasan (ISPA) memiliki angka prevalensi sebesar 25 %, pneumonia memiliki insiden
1,8 % dan prevalensi 4,5 %, hepatitis memiliki angka prevalensi dua kali lebih tinggi
pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007 yakni 1,2 %, sedangkan untuk diare memiliki
insiden dan prevalensi pada semua umur di Indonesia adalah 3,5 % dan 7,0 %.

Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri patogen yang berbahaya bagi sel inangnya
(Ngaisah, 2010). Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada
hewan dan manusia adalah Escherichia coli (Roslizawaty et al, 2013). Escherichia coli
merupakan famili enterobacteriaceae dan merupakan bakteri patogen oportunistik yang
dapat menyebabkan infeksi pada inang yang terganggu sistem imunnya (Torres et al,
2012). Escherichia coli adalah salah satu bakteri penyebab penyakit seperti diare, infeksi
saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi luka
(Ngaisah, 2010).

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif primer patogen yang merupakan
penyebab kedua penyakit infeksi setelah Streptococcus. Meningitis yang disebabkan oleh
E. coli menyebabkan kematian pada 20-40 % pada bayi yang terinfeksi (Jafari et al,
2012). Selain meningitis, diare juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
Escherichia coli. Penyakit diare merupakan penyebab kedua kematian pada anak di
bawah lima tahun, dan menjadi penyebab kematian sekitar 760.000 anak setiap tahun.
Selain itu terdapat 1,7 miliar kasus diare tiap tahunnya (WHO, 2013).

c. Variabel yang Mempengaruhi

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Rendahnya jumlah
makanan dan mutu bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi makanan sehari-hari dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan,
antara lain menimbulkan gangguan pada perkembangan mental dan kecerdasan,
terganggunya pertumbuhan fisik, timbulnya berbagai macam penyakit, tingginya angka
kematian bayi dan anak , serta menurunya daya kerja.

Penilaian konsumsi pangan adalah penilaian terhadap kandungan zat gizi dari makanan,
kemudian membandingkan kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi seseorang atau
kelompok orang dengan angka secukupnya. Penilaian konsumsi pangan ini berkaitan erat
dengan masalah gizi dan kesehatan serta pencernaan produksi pangan seseorang ataupun
kelompok orang.

Konsumsi pangan merupakan factor utama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gizi
yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh , mengatur proses
metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan.

Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukan dengan banyak cara untuk mengumpulkan
informasi atau data konsumsi pangan. Secara umum terdapat dua cara mengumpulkan
data konsumsi pangan yaitu dengan cara metode penimbangan langsung seperti weighing
method dan food inventory method. Selain itu ada cara lain yang dapat dipergunakan
dalam meniai konsumsi pangan yaitu dengan metode penimbangan tidak langsung seperti
metode mengingat (food recall method), metode pengeluaran pangan (food list method).

Penilaian konsumsi pangan digunakan untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi
yang dimakan serta membantu menunjukan persedian zat giz dalam tubuh cukup atau
kurang. Untuk mengetahui tingkat konsumsi gizi , penilaian konsumsi pangan biasanya
dilakukan terhadap makanan yang di konsumsi dengan satuan per orang, per hari , per
kapita. Secara umum konsumsi pangan satu hari merupakan penjumlahan dari makanan
pagi, siang , malam dan makanan selingan dalam ukuran waktu 24 jam.

Penilain konsumsi pangan dapat dilakukan dengan cara survey terhadap konsumsi pangan
suatu individu atau suatu keluarga. Survey konsumsi pangan termasuk salah satu metode
tidak langsung dalam penilaian status gizi. Survein konsumsi pangan dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga atau kelompok orang,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Pengelompokan bahan makanan dapat berupa bahan makanan pokok (nasi, gandung,
jagung). Sumber protein hewani ( susu, telur dan hasil olahanya). Sumber protein nabati (
kacang-kacangan) sayuran dan buah-buahan. Pengolahan data konsumsi pangan yang
dikumpulkan harus sama untuk tiap jenis konsumsi, yaitu gram per hari, karna satuan
kecukupan gizi adalah perhari, selanjutnya penilaian konsumsi pangan dalam satuan
gram perhari tersebut dikonversikan menjadi satu atau lebih zat gizi sesuai dengan tujuan
penilaian (Astadi, 2015).

d. Solusi

1. Rutin mencuci tangan sebelum makan

2. Menggunakan masker

3. Jangan berbagi barang pribadi


4. Hindari menyentuh mata, mulut, dan hidung dengan tangan kotor

5. Jangan jajan sembarangan

6. Tutup mulut saat batuk dan bersin

7. Menjaga kebersihan barang-barang di sekitar Anda

8. Makan - makanan yang bergizi

e. Kesimpulan

Penyebab langsung (immediate cause) adalah akumulasi dari penyebab yang mendasari
dan penyebab dasar yang berperan langsung terhadap kejadian stunting. Penyebabnya
adalah asupan makanan yang tidak adekuat dan status infeksi dan kesehatan pada anak.
(UNICEF, 2012).

Status gizi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu langsung dan tidak langsung. Faktor langsung
yaitu penyakit infeksi, jenis pangan yang yang dikonsumsi baik secara kualitas maupun
kuantitas.

Setiap tahun, infeksi menewaskan 3,5 juta orang yang sebagian besar terdiri dari anak-
anak miskin dan anak yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2014). Data lain menyebutkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 6,3
juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal, di mana setiap harinya terjadi sekitar 17.000
kematian. Dari data tersebut sekitar 83 % kematian disebabkan oleh penyakit infeksi,
kelahiran dan kondisi gizi yang didapatkan oleh anak-anak (WHO, 2015).

Anda mungkin juga menyukai