Anda di halaman 1dari 2

Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Diare

Faktor–faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak ada tiga. Faktor yang pertama
adalah faktor lingkungan. Diare dapat terjadi karena seseorang tidak memerhatikan kebersihan
lingkungan dan menganggap bahwa masalah kebersihan adalah masalah sepele. Kebersihan lingkungan
merupakan kondisi lingkungan yang optimum sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap
status kesehatan yang baik. Ruang lingkup kebersihan lingkungan diant aranya adalah perumahan,
pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan pembuangan air kotor
(limbah). Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat melalui berbagai macam cara, baik
melalui air, tangan, maupun tanah yang terkontaminasi oleh tinja dan ditularkan lewat ma kanan dan
minuman melalui vector serangga (lalat dan kecoa). Selain itu, halaman rumah yang becek karena
buruknya saluran pembuangan air limbah (SPAL) memudahkan penularan diare, terutama yang
ditularkan oleh cacing dan parasit. Membuang sampah sembarangan akan menjadi factor risiko
timbulnya berbagai vector bibit penyakit sehingga ada hubungan yang signifikan antara pembuangan
sampah dengan kejadian diare pada anak.

Faktor yang kedua adalah faktor sosiodemografi. Faktor sosiodemografi yang berpengaruh
terhadap kejadian diare pada anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta umur anak. Jenjang
pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan seseorang
yang tinggi memudahkan orang tersebut dalam penerimaan informasi, baik dari orang lain maupun
media masa. Banyaknya informasi yang masuk akan membuat pengetahuan tentang penyakit diare
semakin bertambah. Faktor sosiodemografi lain yang dapat memengaruhi kejadian diare adalah
umur.Semakin muda usia anak, semakin tinggi kecenderungan terserang diare. Daya tahan tubuh yang
rendah membuat tingginya angka kejadian diare.

Faktor ketiga yang dapat memengaruhi kejadian diare yaitu faktor perilaku. Pemberian air susu
ibu (ASI) eksklusif dan kebiasaan mencuci tangan merupakan faktor perilaku yang berpengaruh dalam
penyebaran kuman enterik dan menurunkan risiko terjadinya diare. 27Terdapat hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan diare pada bayi dibawah 3 tahun. Bayi yang tidak mendapat ASI
eksklusif sebagian besar (52.9%) menderita diare, sedangkan bayi dengan ASI eksklusif hanya 32.31%
yang menderita diare.28 Selain ASI, terdapat pula personal hygiene,yaitu upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memeroleh kesehatan fisik dan psikologis.

Sumber: Utami, N., Luthfiana, N. 2016. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada
Anak. Journal MAJORITY, Volume 5, Nomor 4
Penyebab terjadinya diare

Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering oleh diare. Dari sudut kelainan usus,
diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif
menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut.

Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, etiologi diare


dibagi atas empat penyebab:
1) Bakteri: Shigella, Salmonella, E.coli, Gol. Vibrio, Bacillus Cereus, Clostridium
perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter Aeromonas.
2) Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk Virus, Coronavirus, Astrovirus
3) Parasit: Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Trichuris
trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis.
4) Non Infeksi: malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.

Sumber: Fakhkiyah. 2016. Gambaran Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Wedung II [Skripsi]. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang

Anda mungkin juga menyukai