Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita maupun orang sekitar yang bersentuhan
atau tidak langsung melalui lalat ( melalui lima F : faeces, flies, food, fluid, finger).
a. Faktor Perilaku
1) Tidak memberikan ASI/ASI eksklusif dan memberikan Makanan Pendamping (MP ASI)
yang terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman.
2) Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit untuk membersihkan botol susu.
3) Tidak menerapkan kebiasaaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/makan,
setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak.
4) Penyimpanan makanan yang tidak higienis.
b. Faktor Lingkungan
1) Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan fasilitas Mandi Cuci
Kakus (MCK).
2) Kebersihan lingkungan dan kebiasaan pribadi yang buruk. Disamping faktor risiko
tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat meningkatkan
kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk,
penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak (Kemenkes RI, 2011).
Selain faktor resiko di atas teridentifikasi juga faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab
maupun pencetus dan dapat mempengaruhi durasi terjadinya diare, antara lain :