PROGRAM P2 DIARE
Disusun Oleh:
Nama : Meliyana Perdana Safitri, S.Ked
NIM : N 111 15 001
1
BAB II
PERMASALAHAN
9752 6196
2
Program kegiatan puskesmas mengacu pada program kesehatan nasional
yaitu pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025.Sasaran dari Program
Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia
Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan
paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan
kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi
sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali
mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga
sehat.
3
- Proses : proses dalam kegiatan sudah dapat dilakukan hanya perlu
peningkatan.
- Output : output dari kegiatan belum tercapai yaitu belum memenuhi
indikator keberhasilan pencapaian SPM 100%.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
kemudian diberi resep dan diarahkan ke Pojok Oralit untuk edukasi rehidrasi oral
oleh petugas penanggung jawab program. Edukasi yang diberikan berupa :
Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit dan
bagaimana cara memberikannya.
Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit bila
ada muntah.
Memberikan dorongan pada ibu untuk memulai memberikan makanan pada
anak atau ASI pada bayi
Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya
di rumah dan menentukan indikasi kapan anaknya di bawah kembali ke
Puskesmas.
Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung
Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana Diare di rumah serta pencegahan
Diare.
Jika pasien tidak kembali berobat ke Puskesmas, pasien diduga telah
sembuh. Tapi jika pasien kembali dnegan keluhan yang sama, maka petugas
penanggung jawab akan melakukan home visite bekerja sama lintas program
dengan bagian Kesehatan Lingkungan dan Promosi kesehatan untuk mencari tahu
sumber Diare dan melakukan edukasi pada pasien dan orang sekitar.
Pedoman P2Diare di Puskesmas Kamonji menggunakan SOP terstandar
Puskesmas Kamonji untuk Penyakit Diare yang mengacu pada buku Pedoman
Pengendalian Penyakit Diare 2011 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
dengan no.1216/MENKES/SK/XI/2001, buku Lintas Diare 2011 dan Manajemen
Terpadu Balita Sakit.
Sumber dana yang digunakan dalam program P2 Diare di Puskesmas
Kamonji berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), APBN, APBD kota
serta alokasi JKN.
Waktu pelaksanaan kegiatan program pengendalian Penyakit Diare di
Puskesmas Kamonji dilakukan saat ada pasien yang terkena Diare, penyuluhan
dua kali setahun dan evaluasi tiap akhir bulan.
6
3.2 Proses
Dalam proses pelaksanaan program pengendalian Penyakit Diare di
Puskesmas Kamonji menggunakan model manajemen POAC yaitu
Planning/perencanaan, Organizing/pengoragnisasian, Actuating/pergerakan
pelaksanaan dan Controlling/pemantauan.
7
Pelaksanaan program pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Kamonji
mengikuti strategi pengendalian penyakit diare yang dilaksanakan pemerintah
adalah :
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan
melalui lima langkah tuntaskan diare ( LINTAS Diare).
2. Meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan
benar.
3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare.
4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Lintas Diare
1. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia
berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat
ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang
rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan
yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila
penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk
mendapat pertolongan cairan melalui infus.
2. Berikan obat Zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc
dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana
ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel
usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami
kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan
berikutnya.(Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc
8
mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11 % dan menurut hasil pilot
study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 %.
Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak
mengalami diare.
3. Pemberian ASI / Makanan :
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum Asi harus lebih sering di beri
ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya.
Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan
padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih
sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.
4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian
diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat
pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek
kolera.
Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang
menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di
anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun
meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping
yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti
diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).
5. Pemberian Nasehat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat
tentang :
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
Diare lebih sering
Muntah berulang
9
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari.
10
e. Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak lanjut
11
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih di-bandingkan dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya.
5. Rata rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama 1(satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata rata jumlah
kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus (CFR) dalam 1(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus pada suatu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Pencegahan Diare
Kegiatan pencegaha Penyakit Diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan
adalah :
Perilaku Sehat
1. Pemberian ASI
2. MPASI
3. Menggunakan air bersih
4. Mencui tangan
5. Menggunakan jamban
6. Membuang tinja bayi yang benar
7. Pemberian imunisasi campak
Penyehatan Lingkungan
1. Penyediaan air bersih
2. Pengelolaan sampah
3. Sarana pembuangan air limbah
12
Pemantauan dari pelaksanaan program P2 Diare di Puskesmas Kamonji
dilakukan tiap minggu, tiap akhir bulan, tiap semester dan tiap tahun untuk
mengevaluasi capaian target program dan kendala pelaksanaan program.
3.3 Output
Indikator keberhasilan P2 diare adalah tercapainya Standar Pelayanan
Minimal 100%. Adapun sistem perhitungannya :
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan permasalahan terkait program P2 Diare di
Puskesmas Kamonji maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Dalam pelaksanaan program pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas
Kamonji sejauh ini masih menjadi masalah karena belum mencapai target
100%
2. Faktor yang menjadi permasalahan pelaksanaan program P2 Diare di
Puskesmas Kamonji adalah kurangnya SDM, kurangnya kelengkapan
sarana prasarana Pojok Oralit, sistem follow up pasien Diare belum
memadai dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang sendiri
sebagai pasien atau klien di Pojok Oralit.
4.2 Saran
Adapun saran atau rekomendasi yang dapat diambil dari pelaksanaan
manajemen Program P2 Diare di Puskesmas Kamonji, yaitu :
1. Promosi kesehatan dan penyuluhan mengendai Diare dan Rehidrasi Oral
aktif harus sering dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai Penyakit Diare dan fungsi Pojok Oralit.
2. Memaksimalkan SDM dan kelengkapan sarana prasarana di Pojok Oralit
untuk memberi hasil optimal dalam pengendalian penyakit Diare.
3. Pelaksana program P2 Diare harus lebih aktif mencari pasien terkena
Diare tapi tidak mengunjungi Puskesmas.
14
DAFTAR PUSTAKA
15