TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Remaja
a. Definisi
Remaja atau dalam istilah lain adalah adolescence yang berasal dari kata
latin adolescence yang artinya remaja yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk
tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. WHO (World Health
dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan
sosial ekonomi. Peralihan terjadi dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang
penuh kepada orang tua menuju keadaan yang relatif lebih mandiri. Perubahan
fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat dan matangnya organ
remaja (Pujiati dkk, 2015). Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh remaja
Tumbuh kembang remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu masa remaja awal (10-13
tahun), remaja menengah (14-17 tahun), dan remaja akhir (18-20 tahun) (Adriani,
16
17
2016). Pra Remaja terjadi pada usia 11 atau 12-13 atau 14 tahun, Remaja Menengah
pada usia 13 atau 14 tahun - 17 tahun, Remaja Lanjut pada usia 17-20 atau 21 tahun
(Diananda, 2018).
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) digunakan untuk perencanaan konsumsi dan
komponen gizi dalam perumusan garis kemiskinan dan upah minimum dengan
penyesuaian pada tingkat aktifitas. AKG tidak untuk digunakan untuk menilai
lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Adriani, 2016).
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Kebutuhan energi
seperti vitamin B1, B2 dan Niasin. Sedangkan untuk sintesa DNA dan RNA
pembentukan dan penggantian sel. Selain itu, kebutuhan Zat gizi mineral
diantaranya yaitu kalsium, zat besi dan zink. Akselerasi muskular, skeletal atau
kerangka, dan perkembangan endokrin yang lebih besar pada masa remaja
18
menyebabkan kebutuhan kalsium relatif tinggi. Kebutuhan zat besi pada remaja
zat besi atau kehilangan zat besi yang meningkat pada perempuan akan
menyebabkan anemia gizi besi atau rawan mengalami anemia gizi besi
2. Status Gizi
a. Definisi
tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan gizi dan keadaan kesehatan
secara umum. Status gizi dapat diukur dengan menggunakan beberapa parameter
seperti tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan indeks massa
tubuh. Status gizi adalah kondisi tubuh seseorang yang mencerminkan asupan
gizi yang diterima oleh tubuhnya. Menurut Departemen Kesehatan RI, status gizi
didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan
orang, maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut
pengukuran terhadap standar yang sesuai dari individu atau kelompok tertentu.
tubuh dan kombinasi dari berbagai tingkat umur dan gizi. Menurut Departemen
19
Kesehatan Republik Indonesia (2017), penilaian status gizi remaja akhir dapat
pinggang. IMT dihitung dengan rumus berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat
tinggi badan (m). Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas.
Penilaian status gizi pada remaja dilakukan dengan menghitung z – score dimana
pinggang dapat diukur dengan pita pengukur di bagian terkecil lingkar pinggang.
1) Faktor Langsung
dan sumber energi utama yang digunakan untuk menunjang kegiatan dan
aktivitas sehari-hari. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ruslie, 2012) asupan
makan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi. Hasil ukur
untuk asupan makan adalah asupan kurang dan cukup. Pengukuran konsumsi
makan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh
masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan
b) Infeksi
20
penting adalah efek langsung dari infeksi sistemik pada katabolisme jaringan.
penyakit menular dalam badan manusia atau binatang terasuk juga bagaimana
badan pejamu bereaksi terhadap agen penyakit terhadap agen tadi meskipun hal
zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan
mengurangi makan pada saat sakit, peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat
kebutuhan baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit dan parasit yang
terdapat dalam tubuh. Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi
a) Status Ekonomi
masyarakat yang juga semakin tinggi mampu merubah gaya hidup dan pola
makanan masyarakat, mulai dari pola makanan tradisional ke pola makan yang
21
praktis dan siap saji, dimana makanan tersebut umumnya jauh dari gizi yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan gizi. Latar belakang
pendidikan orang tua terutama ibu akan berpengaruh terhadap pengetahuan gizi
ketersediaan pangan, pola asuh, dan pola makan keluarga yang selanjutnya
b) Lingkungan
menkonsumsi jajanan yang tidak sehat. Kebiasan ini dipengaruhi oleh keluarga,
teman dan iklan-iklan di televisi. Faktor yang paling berpengaruh adalah teman
jenis makanan.
c) Genetik
tubuh seseorang. Apabila kedua orang tua mengalami obesitas, maka 75-80%
amak-anak juga akan mengalami obesitas. Jika salah satu orang tua mengalami
obesitas, maka 40% anak-anak akan mengalami obesitas. Namun, apabila kedua
22
orang tua tidak mengalami obesitas, maka peluang anak untuk mengalami
d) Aktifitas Fisik
Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja
gemuk begitupun sebaliknya jika asupan energi kurang tetapi aktivitas yang
dilakukan terlalu berat maka remaja cenderung memiliki status gizi yang kurang.
d. Gizi Kurang
dan tentunya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (Kasmita dan
negatif yaitu asupan lebih sedikit dari kebutuhan. Secara umum, kekurangan gizi
dan fungsi otak, serta perilaku (Guthrie 2010 dalam Damayanti, 2016).
Kebutuhan gizi remaja yang sudah terpenuhi mereka bisa tumbuh dan
berkembang secara normal. Pola makan yang sehat juga dapat membantu remaja
23
lebih aktif dalam berpartisipasi di sekolah dan aktivitas fisik menjadi lebih
menderita gizi kurang akan berpengaruh pada kemampuan dan juga konsentrasi
risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Akibat
kekurangan gizi remaja putri menjadi kurus, pendek, dan pertumbuhan tulang
3. Keanekaragaman Pangan
a. Definisi
yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki
menjamin peningkatan kualitas gizi masyarakat serta salah satu pilar utama
dalam upaya untuk menurunkan masalah pangan dan gizi (Rachman dkk, 2016).
Alasan lain pentingnya konsumsi aneka ragam makanan adalah karena jenis dan
jumlah zat gizi yang terkandung dalam tiap jenis bahan makanan berbeda–beda.
Dengan makan beragam, kekurangan zat gizi dari satu makananakan dilengkapi
oleh makanan lain. Pangan yang beranekaragam umumnya memiliki mutu dan
24
gizi yang lebih tinggi daripada mutu masing – maisng pangan penyusunnya
b. Kelompok Pangan
pangan terdiri dari lima kelompok utama yaitu sumber karbohidrat, sumber
protein, sayuran, buah-buahan, dan susu serta produk susu. Asupan gizi yang
kesehatan dan status gizi seseorang. Seseorang yang memiliki asupan gizi yang
seimbang dari berbagai kelompok pangan akan memiliki status gizi yang baik.
Status gizi yang baik ditandai dengan berat badan yang sehat, kadar lemak tubuh
yang ideal, dan kadar gula darah yang normal. Konsumsi makanan dari berbagai
memperoleh gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan dan status gizi yang baik.
seimbang dan cukup, juga harus diperhatikan kebutuhan asupan gizi yang
tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi
kesehatan.
(HDDS) dan individual dietary diversity score (IDDS) adalah alat yang
dikonsumsi pada tingkat rumah tangga maupun indvidu. HDDS dan IDDS
pangan yang dikonsumsi. Selain itu, kualitas konsumsi pangan rumah tangga
dengan tujuan pengambilan data konsumsi pangan. Selain itu, jenis pangan yang
tercantum pada setiap kelompok pangan dapat disesuaikan dengan pangan yang
yang dikonsumsi oleh rumah tangga atau individu. Skor ini dibuat dengan
1) Kelebihan
2) Kekurangan
kelompok pangan yang dikonsumsi selama satu hari dengan menggunakan data
yang didapatkan dari metode recall. Adapun kategori scor IDDS sebagai berikut:
interaksi kompleks dari faktor fisiologis, psikologis, sosial, dan genetik yang
pemilihan makanan. Ketika individu memilih makan yang ingin disantap tidak
makanan.
gaya hidup seseorang yang ditunjukkan dengan perilaku makan yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap status kesehatan dan zat gizi (Pujiati, 2015).
Remaja yang merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan fisik ini
seringkali memiliki perilaku makan yang tidak sehat. Ini terlihat pada perilaku
remaja yang selalu dianggap benar oleh remaja itu sendiri seperti melakukan diet
27
yang ketat, mengurangi asupan makanan dengan melewatkan makan pagi, dan
menahan rasa lapar. Ini dilakukan agar remaja tetap memiliki tubuh langsing,
1) Status Ekonomi
dikonsumsi juga akan semakin baik (Sagala, 2016). Status ekonomi berkaitan
erat dengan kemampuan membeli makanan yang tidak hanya mencukupi, tapi
juga memiliki kualitas dan kandungan gizi yang cukup baik. Kondisi sosial
terhadap media massa (koran, majalah, dan media elektronik) juga makin tinggi
yang juga berarti aksesnya terhadap informasi yang berkaian dengan gizi juga
semakin tinggi.
2) Pengetahuan Gizi
makanan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi
28
yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan
3) Body Image
Pada usia remaja sudah mulai memperhatikan bentuk tubuh. Tubuh yang
langsing menjadi idaman bagi para remaja putri. Mereka akan melakukan
melakukan diet ketat yang membuat remaja tidak mendapatkan makanan yang
membuat para remaja tertarik untuk mengkonsumsinya karena lebih instan dan
juga cepat. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar maka kebutuhan gizi
mereka tidak terpenuhi yang dapat berakibat pada penurunan status gizinya
(Andriani, 2012).
pangan yang terdiri dari makanan pokok (karbohidrat), protein hewani dan
banyak gizi yang masuk ke dalam tubuh, dan semakin baik status gizinya. Hal
ini juga terkait dengan konsep "pola makan seimbang" yang dianjurkan oleh
terbukti berhubungan dengan status gizi yang lebih baik pada anak - anak di
Ethiopia. Selain itu, studi lain juga menunjukkan bahwa keragaman makanan
yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan status gizi pada wanita di Nepal
kebutuhan akan berbagai zat gizi. Apabila konsumsi makanan sehari – hari
dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif.
menyebabkan timbulnya masalah pada satatus gizi. Masalah status gizi kurang
dan status gizi lebih atau kegemukan terjadi akibat dari ketidakseimbangan
konsumsi dalam hal jumlah, jenis dan mutu pangan yang dikonsumsinya yang
sumber daya manusia yang dihasilkan tidak dapat mencapai potensi yang
B. Kerangka Teori
C. Kerangka konsep
Keanekaragaman Pangan