Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN STATUS GIZI

SECARA EKOLOGI

Alfridsyah
Ahli Gizi & Konsulen Kesmasy

Pusat kajian gizi dan kesehatan


Politeknik kesehatan Aceh
2013
Konsep Dasar Penilaian Status Gizi Secara Ekologi
 malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling
mempengaruhi (multiple overlapping) dan interaksi beberapa faktor
fisik, biologi dan lingkungan budaya.

 jumlah makanan dan zat-zat gizi yang tersedia bergantung pada


keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan,
transportasi dan tingkat ekonomi dari penduduk.

 budaya juga berpengaruh seperti kebiasaan memasak, prioritas


makanan dalam keluarga, distribusi dan pantangan maka bagi
golongan rawan gizi.

 sangat penting untuk melakukan pengukuran ekologi yang dapat


menyebabkan malnutrisi di masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan program intervensi.
faktor ekologi yang berhubungan dengan
penyebab malnutrisi dibagi dalam enam
kelompok, yaitu :

1. keadaan infeksi,
2. konsumsi makanan,
3. pengaruh budaya,
4. sosial ekonomi,
5. produksi pangan,
6. serta kesehatan dan pendidikan.
Faktor ekologi yang erat hubungannya dengan terjadinya malnutrisi
Penyakit Infeksi :Mekanisme patologisnya

1. Penurunan asupan gizi akibat kurangnya nafsu makan,


2. menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makan
pada saat sakit.
3. Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat penaykit
diare, mual/muntah dan pendarahan yang terus
menerus.
4. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan
kebuthan akibat sakit (human host) dan parasit yang
terdapat dalam tubuh.
KONSUMSI MAKANAN :
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat
berguna untuk mengatur status gizi dan menemukan faktor diet yang
dapat menyebabkan malnutrisi.

BUDAYA :
pengaruh budaya antara lain :
sikap terhadap makanan  pantangan, tahyul, tabu dalam
masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah
penyebab penyakit, Akibat konsumsi adanya penyakit, terutama
penyakit infeksi saluran pencernaan
kelahiran anak  jarak kelahiran anak dan jumlah anak  asupan
gizi keluarga
produksi pangan.  Rendahnya produksi pangan disebabkan
karena para petani masih menggunakan teknologi yang bersifat
tradisional.
Data sosial :Keadaan penduduk disuatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi, seks
dan geografis), Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran),
Pendidikan, Keberadaan buku-buku, Usia anak sekolah.

Data Perumahan : (tipe, lantai, atap, dinding, listrik, ventilasi, perabotan, jumalah
kamar, pemilikan dan lain-lain), Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar,
alat masak, pembuangan sampah)

Data Penyimpanan makanan (ukuran, isi, penutup serangga) Air (sumber, jarak
dari rumah), Kakus (tipe jika ada, keadaanya),

Data ekonomi
Pekerjaan (pekerjaan umum, misalnya pekerjaan pertanian dan pekerjaan
tambahan, misalnya pekerjaan musiman), Pendapatan keluarga (gaji, industri
rumah tangga, pertanian pangan/non pangan, utang).
Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit,
kendaraan, radio, TV dan lain-lain.
Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makan, pakaian, menyewa,
minyak/bahan bakar, listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi,
hadiah/persembahan), Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi
musiman.
PRODUKSI PANGAN
Data produksi pangan adalah :
 Penyediaan makanan keluarga (produksi sendiri, membeli, barter,
dll).

 Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air, pupuk,


pengontrolan serangga dan penyuluhan pertanian).

 Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga, kecocokan tanah,


tanah yang digunakan, jumlah tenaga kerja).

 Peternakan dan periklanan (jumlah ternak seperti kambing, bebek,


dll) dan alat penangkap ikan, dll.

 Keuangan (modal yang tersedia dan fasilitas untuk kredit).


PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
Walaupun pelayanan kesehatan dan pendidikan tidak merupakanfaktor ekologi,
tetapi informasi ini sangat berguna untuk meningkatkan pelayanan.

Beberapa data penting tentang pelayanan kesehatan/pendidikan adalah:


Rumah sakit dan pusat kesehatan (puskesmas), jumlah rumah sakit, jumlah tempat
tidur, pasien, staf dan lain-lain.

Fasilitas dan pendidikan, yang meliputi anak sekolah (jumlah, pendidikan


gizi/kurikulum dll). Remaja yang meliputi organisasi karang taruna dan organisasi
lainya. Orang dewasa, yang meliputi buta huruf. Media masa seperti radio, televisi
dan lain-lain.

Pengukuran faktor ekologi sangat kompleks. Hal ini tergantung pada tipe dan jumlah
staf, waktu yang tersedia dan tujuan survei. Yang penting adalah data yang
dikumpulkan dapat menggambarkan situasi sekarang dan berguna untuk
pengembangan program. Meskipun demikian untuk mendapatkan gambaran
prevalensi malnutrisi secara langsung, dapat dilakukan dengan metode klinis dan
antropometri.
Jenis data yang sering digunakan dalam mengidentifikasi
faktor ekologi secara cepat.
Jenis data Keterangan

1. Ukuran keluarga - Jumlah, hubungan, umur, seks, jarak kelahiran


2. Pekerjaan - Utama dan tambahan
3. Pendidikan - Remaja yang tidak buta/buta huruf, keberadaan buku,
jumlah anak-anak di sekolah
4. Rumah - Tipe dan konstruksi (atap, dinding, lantai) jumlah kamar.
5. Ekonomi - Alat rumah tangga, pakaian, radio/TV, alat transportasi
(motor, sepeda).
6. Dapur - Kompor, bahan bakar, alat masak
7. Pola pemberian makan - Menu, pantangan, menyusui, prestise makanan.
8. Penyimpanan makanan - Ukuran, isi, pengontrolan serangga.
9. Air minum - Tipe dan jarak.
10. Kakus - Tipe dan keadaan.
11. Tanah - Luasnya, penggunaan untuk pertanian (tanaman pangan
dan nonpangan)
12. Sistem pertanian - Irigasi dan pupuk
13. Peternakan dan perikanan- Jumlah dan jenis ternak, dan kolam ikan,Pasar
14. Peralatan makan - Ketersedian dan harga makanan.

Anda mungkin juga menyukai