Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Obat Bahan Alam

Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal dari alam
(tumbuhan dan hewan).Obat bahan alam dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu
jamu, jamu herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu

(Empirical based

herbal

medicine) adalah obat bahan alam yang disediakan secara tradisional, misalnya
dalambentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut dan digunakan secara tradisional (Lestari, 2007).

2.1.1. Penggolongan Obat Bahan Alam


2.1.1.1. Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman sebagai
penyusun jamu tersebut.Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan,
pil, atau cairan.Satu jenis jamu yang disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya antara 5 10 macam, bahkan bisa lebih.Jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.Walaupun demikian, jamu
harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.Jamu hanya dapat dikonsumsi
sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan yang dialami seseorang.Bukan
menyembuhkan suatu diagnosa penyakit.Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua

Universitas Sumatera Utara

yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati
keluhan penyakit.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246 tahun
1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang bahan bakunya simplisia yang
sebagian besar belum mengalami standarisasi dan belum pernah diteliti, bentuk sediaan
masih sederhana berwujud serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, jamu merupakan bagian dari obat tradisional yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Melalui proses produksi yang telah dilakukan oleh
beberapa industri kecil obat tradisional yang masih menggunakan tekhnologi yang
relatif sederhana (tradisional) karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.
Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat bahan alam
(IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT) mempunyai persyaratanyang
sama yaitu aman untuk digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan bermutu baik (lestari,
2007).Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai
sumber yaitu dari tanaman, jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan tehnik
biotekhnologi (Sukandar, 2008).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 917/Menkes/Per/X/1993, obat
adalah sediaan atau paduan paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan,peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.Dalam
arti luas obat merupakan tiap-tiap zat kimia yang mempengaruhi proses hidup.

Universitas Sumatera Utara

Dalam melangsungkan proses hidup kita harus rasional terhadap banyaknya


peredaran jamu dicampur dengan obat-obatan. Misalnya, menggunakan campuran
bahan dengan khasiat sejenis pada suatu ramuan dan menggunakan simplisia yang tidak
sesuai dengan manfaat yang diharapkan. Untuk itu, tujuan pemanfaatan jamu umumnya
tercemin dari nama umum jamu. Jamu yang diproduksi dan didistribusikan di Indonesia
dikenal dengan aturan yang ditetapkan Badan POM. Salah satunya, dalam
pengemasannya diberi label yang menjelaskan obat tersebut, termasuk tentang manfaat
atau khasiatnya. Penjelesan tentang manfaat jamu hanya boleh disampaikan dalam
bentuk mengurangi atau menghilangkan keluhan yang dialami seseorang, bukan
menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dapat dibedakan menjadi
dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk
mengobati keluhan penyakit.

2.1.1.2. Herbal Terstandar


Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan dengan jamu.Umumnya,
herbal standar telah mengalami pemrosessan, misalnya berupa ekstrak atau
kapsul.Ekstrak dari herbal tersebut telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji
pra klinis. Uji tersebut melalui beberapa proses antara lain : uji penerapan standar
kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas.
Obat Herbal Terstandar ( Standarized based Herbal Medicine) merupakan obat
tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman
obat, binatang, maupun mineral (Lestari, 2007). Dalam proses pembuatan obat herbal
standar ini dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada

Universitas Sumatera Utara

pembuatan jamu.Tenaga kerja yang dibutuhkan pun harus di dukung dengan


keterampilan dan pengetahuan membuat ekstrak.Obat herbal ini umumnya ditunjang
oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis.Penelitian ini meliputi standarisasi
kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak
yang higenis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.
2.1.1.3 Fitofarmaka
Merupakan jamu dengan Kasta tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar
proses pembuatan dan bahannya telah diuji secara klinis, jamu berstatus sebagai.
fitofarmaka juga dijual di apotek dan harus dengan resep dokter (Yuliarti, 2008).
Fitofarmaka ( Clinical Based Herbal Medicine) merupakan obat tradisional yang
dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya diperlukan peralatan
berteknologi modern,tenaga ahli,dan biaya yang tidak sedikit (Lestari, 2007).
Fitofarmaka memiliki kekhasan tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan
obat tradisional yang memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan.
Bahkan tidak jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya.
Dengan uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan tekhnologi
modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Berikut ini beberapa bahan alam yang digolongkan sebagai fitofarmaka, anatara
lain : bawang putih, ginseng, cengkeh, angkak, anggur, ginkgo, dan jahe. Karena sudah
teruji secara klinis, maka bahan-bahan tersebut dapat disejajarkan dengan obat-obatan
modern (harmanto, 2007).

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu


Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan tubuh
manusia.
Adapun manfaat dari jamu antara lain :
-

Menjaga kebugaran tubuh

Menjaga kecantikan

Mencegah Penyakit

Mengobati Penyakit
Jamu dapat dikatakan juga berbahaya bagi kesehatan dan bahaya yang

ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain :
-

Digunakan secara terus menerus atau sembarangan

Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih

Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan


obat sintetik) ( Yuliarti, 2008).
Bahaya jamu bagi kesehatan tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.

Kebanyakan jamu yang memniliki khasiat yang spontan dapat menimbulkan dampak
berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita ketahui tanpa dicampur bahan berbahaya
pun, terkadang sejumlah jamu bisa mengandung bahan berbahaya secara alami. Hal ini
terjadi karena sebagian besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan
keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan makanan termasuk bahan obat
tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu sisi bahan tersebut
mengandung racun, dan tidak semua bahan yang terdapat di alam dapat langsung kita

Universitas Sumatera Utara

konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan
apalagi dicampurdengan obat-obatan.
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Jamu
Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat obatan kimia atau yang
kita kenal dengan obat apotik.Namun demikian jamu juga memiliki kekurangan.Karena
itu sebelum mengonsumsi jamu hendaknya kita memahami segala kelebihan dan
kekurangan jamu dengan baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :
-

Harganya relatif murah

Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat

Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kita tanam di halaman sekitar rumah

Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat


sintetis

Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia


alami.

Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki kekurangan diantaranya yaitu :
-

Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan

Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap
produk ini

Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis teapat suatu
sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.

Untuk itu, dalam mengkonsumsi jamu, obat medis modern, herbal maupun
memanfaatkan pengetahuan tradisional hendaknya tetap mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan berapa kali
harus diminum dalam sehari

Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan

Pertimbangkan kondidi kesehatan secara menyeluruh, termasuk tekanan darah


dan gangguan penmcernaan seperti maag

Kebersihan,mutu, kualitas produk

Perhatikan pula tanggal kadarluasa produk

Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi tradisional yang lain
pada waktu, hari dan jam yang sama.

2.2. Obat Sintetis


Obat medis (obat sintetik) adalah obat yang dibuat dari bahan sintetik dan digunakan
serta diresepkan dokter dan kalangan medis untuk mengobati penyakit tertentu. Obat
medis yang bisa diresepkan mempunyai kekuatan ilmiah karena sudah melalui uji klinis
yang dilakukan bertahun-tahun. Meskipun begitu, obat modern memiliki efek samping
karena daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan masing masing orang tidak sama.
Obat sintetis adalah obat modern yang dibuat dari bahan sintetik atau bahan
alam yang diolah secara modern.Biasanya obat sintetis memiliki standard dan sudah
diuji secara klinis dan ilmiah. Adapun salah satu contoh obat sintesis adalah parasetamol
atau dengan nama lain Nacetylpara-aminophenol (Harmanto, 2007).
Parasetamol atau Nacetylpara-aminophenol , rumus molekul C8H9NO2, Berat
Molekul 151,16. Nacetylpara-aminophenol mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian serbuk
hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.Kelarutan dalam air mendidih dan dalam

Universitas Sumatera Utara

natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol.Baku pembanding parasetamol;


dilakukan pengeringan di atas silica gel P selama 18 jam sebelum digunakan.
Identifikasi spektrum serapan ingramerah zat yang telah dikeringkan di atas pengering
yang cocok dan didispersikan dalam kalium bromide P menunjukkan maksimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada parasetamol (Farmakope, 1995).

Gambar 2.1 Gambar strukur molekul parasetamol( Farmakope,1995)


Metode penentuan pada Nacetylpara-aminophenol dengan menggunakan
cakram KBr memiliki penaksiran spektrum infra merah (IM) yaitu:
Tabel 2.1 Penafsiran Spektrum Infra Merah Parasetamol (Watson,2005)
Bilangan

Penentuan

Keterangan

N-H amida regang

Pita ini dapat terlihat cukup jelas

Gelombang (cm-)

3360

meskipun berada di puncak OH regang


lebar
OH fenolik regang

3000-3500

Sangat lebar karena ikatan hidrogen


yang kuat sehingga menutupi pita-pita
lain pada daerah ini.

C-H regangan
3000

Tidak jelas karena serapan OH yang


telah ada.

Universitas Sumatera Utara

1840 1940

Daerah

Sidik jari cukup jelas, tetapi tidak

overtonearomatic

merefleksikan dua pola pita yang


ditujukan untuk p-di-substitusi.

1650

C=O amida regang

C=O regangan pada amida terjadi pada


bilangan

gelombang

dibandingkan

yang

dengan

rendah

gugus-gugus

C=O tak terkonjugasi lainnya.


C=C aromatik regang Pita ini kuat karena cincin aromatik
1608

memiliki

substituen

polar

yang

meningkatkan momen dipole ikatan


C=C pada cincin tersebut.
N-H amida tekukan
1568

selalu berlaku demikian.


C-C aromatik regang

1510

Bukti suatu doblet akibat interaksi


dengan substituent-substituen cincin.

=C-H tekukan
810

Dalam hal ini serapan kuat, tetapi tidak

Kemungkinan C-H aromatik tekukan,


tetapi daerah sidik jari tersebut terlalu
rumit untuk sepenuhnya mengandalkan
penentuan tersebut.

Adapun dampak penggunaan Nacetylpara-aminophenol dengan pencampuran pada


jamu herbal antara lain apabila dalam dosis normal, Nacetylpara-aminophenol tidak
mengganggu aliran darah atau ginjal. Tetapi penggunaan dalam waktu lama dapat
menyebabkan kerusakan pada organ hati.Hal ini biasanya dicampurkan dalam jamu

Universitas Sumatera Utara

pegal linu atau asam urat.Dikarenakan obat ini atau nama lainnyaparasetamol
merupakan obatanalgesik(penghilang nyeri) dan antipiretik (penurun panas) (Yuliarti,
2008).
Obat-obatan yang berasal dari senyawa-senyawa kimia memilki berbagai
macam khasiat yang antara lain seperti analgesik yaitu menekan atau mengurangi rasa
sakit tanpa menghilangkan rasa kesadaran bagi penderita, antipiretik yaitu menurunkan
suhu tubuh yang tinggi kembali normal, antihipertensi yaitu menurunkan tekanan
darah ysng tinggi, antihipotensi yaitu menaikkan tekanan darah yang rendah (
Sumardjo,2009)

2.2.1 Macam macam Obat Sintetis


Selain Parasetamol (N-acetyl-para-aminophenol), terdapat juga senyawa obat-obatan
yang bersifat antipiretik dan analgesik, yaitu Deksametason, Sibutramin Hidroklorida,
Metampiron, Asam Mefenamat, Teofilin, Sildenafil Sitrat. Berikut ini penjelasan efek
samping yang ditimbulkan dari obat sintetis tersebut, yaitu :

Deksametason
Deksametason dapat diberikan secara oral atau suntikan. Fungsi kerja utama
deksametason

adalah

untuk

menekan

proses

peradangan

akut

Kee,1993).Biasanya terdapat dalam campuran jamu pegal linu dan asam


urat.Obat ini bersifat antipiretik dan analgesik.Dalam dosis normal tidak
menggangu aliran darah, tetapi apabila dikonsumsi dalam waktu lama dapat
merusak organ hati.

Universitas Sumatera Utara

Sibutramin Hidroklorida
Bahan ini dicampurkan dalam jamu pelangsing.Merupakan obat keras yang
hanya boleh digunakan dalam resep dokter, dengan dosis maksimal 15 miligram
per

hari.Penggunaan

Sibutramin

hidroklorida

dosis

tinggi

beresiko

meningkatkan tekanan darah (hipertensi) dan denyut jantung serta sulit tidur.
Tidak boleh digunakan sembarangan oleh penderita gagal jantung, stroke, dan
denyut jantung,
-

Metampiron
Bahan ini dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat.Merupakan obat
analgesik yang diresepkan oleh dokter. Menimbulkan efek samping berupa
gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan lambung, rasa terbakar, serta
gangguan sistem saraf

seprtitinnitus (telinga berdenging) dan neuropati ,

gangguan darah, pembentukkan sel darah dihambat (anemia aplastik),


agranulositosis, gangguan ginjal, dan bahkan kematian.
-

Asam Mefenamat
Bahan ini dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat.Merupakan obat
analgesik yang diresepkan oleh dokter.Menimbulkan efek samping mengantuk,
diare, ruam kulit, trombositopenia (berkurangnya trombosit dalam darah),
anemia hemolitik, dan kejang.Obat ini tidak boleh dikonsumsioleh penderita
tukak lambung atau usus, asma dan gangguan ginjal.

Teofilin
Bahan ini biasanya dicampurkan dalam jamu sesak napas.Merupakan obat untuk
melonggarkan saluran pernapasan (bronkodilator).Obat yang dulu digunakan
untuk mengobati asma ini telah ditarik dari predaran dan menjadi obat bebas
terbatas karena menimbulkan efek samping yang berbahaya. Diantaranya adalah

Universitas Sumatera Utara

mual, sakit kepala, insomia, dan denyut jantung yang cepat dan tidak teratur,
palpitasi, gangguan saluran cerna.
-

Sildenafil Sitrat
Bahan ini dicampurkan dalam jamu kuat pria. Obat ini lebih mudah dikenal
dengan nama patennya yaitu Viagra. Merupakan obat keras yang hanya boleh
digunakan dengan resep dokter untuk mengatasi gangguan ereksi. Penggunaan
yang kurang tepat dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, gangguan
pencernaan, sakit kepala, reaksi hipersensitif, ereksi lebih dari 4 jam, bahkan
kematian. Tidak boleh digunakan untuk seseorang yang mengalami gagal
jantung, stroke dan penderita tekanan darah 90/50 mm hg. Sildenafil sitrat
memiliki efek samping timbulnya rasa sakit kepala, pusing, dyspepsia, mual,
nyeri perut, gangguan penglihatan, rhinitis (radang hidung), myocardial infark,
nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat) dan kematian ( Yuliarti,2008)

2.3.Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR)


Ada dua jenis instrumen yang biasa digunakan untuk memperoleh spektrum inframerah
yaitu: instrumen dispersive (menggunakan monokromator) dan transformasi fourier
(menggunakan interferometer). Instrumen transformasi Fourier menghasilkan sumber
radiasi tanpa memerlukan dispersi. Dalam hal infra merah instrumen ini memiliki
prinsip yang sama dengan instrumen lain, tetapi instrumen ini menggunakan
interferometer dengan cermin yang bergerak untuk memindahkan bagian radiasi yang
dihasilkan oleh suatu sumber, sehingga menghasilkan interferogram dan diubah
kedalam persamaan transformasi fourier untuk mengekstraksi spektrum dari suatu
seri frekuensi yang bertumpang tindih (Watson,2005).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Diagram Skematis Spektrofotometer FT-IR (Watson, 2005)


Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi infra merah pada
berbagai

panjang

gelombang

disebut

spektrometer

inframerah.

Pancaran

inframerahumumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak di


antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Pancaran inframerah yang
kerapatannya kurang dari pada 100cm-1 (panjang gelombang lebih dari 100 m) diserap
oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi putaran molekul. Penyerapan
itu tercatu dan demikian spektrum rotasi molekul terdiri dari garis-garis yang tersendiri
(Hartomo, 1986).
Serapan radiasi inframerah oleh suatu molekul terjadi karena interaksi vibrasi
ikatan kimia yang menyebabkan perubahan polarisabilitas dengan medan listrik
gelombang elektromagnetik (Wirjosentono, 1987). Terdapat dua macam getaran
molekul, yaitu getaran ulur dan getaran tekuk. Getaran ulur adalah suatu gerakan
berirama di sepanjang sumbu ikatan sehingga jarak antar atom bertambah atau
berkurang. Getaran tekuk dapat terjadi karena perubahan sudut-sudut ikatan antara
ikatan-ikatan pada sebuah atom, atau karena gerakan sebuah gugusan atom terhadap

Universitas Sumatera Utara

sisa molekul tanpa gerakan nisbi atom-atom di dalam gugusan. Contohnya liukan
(twisting), goyangan (rocking) dan getaran puntir yang menyangkut perubahan sudutsudut ikatan dengan acuan seperangkat koordinat yang disusun arbitter dalam molekul.
Hanya getaran yang menghasilkan perubahan momen dwikutub secara berirama saja
yang teramati di dalam inframerah (Hartomo, 1986).
Atom molekul bergerak dengan berbagai cara, tetapi selalu pada tingkat energi
tercatu. Energi getaran rentang untuk molekul organik bersesuaian dengan radiasi
inframerah dengan bilangan gelombang antara 1200 dan 4000 cm-1. Bagian tersebut
dari spektrum inframerah khususnya berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi
dalam senyawa organik. Memang daerah ini sering dinyatakan sebagai daerah gugus
fungsi karena kebanyakan gugus fungsi yang dianggap penting oleh para kimiawan
organik mempunyai serapan khas dan nisbi tetap pada panjang gelombang tersebut
(Pine, 1988).
Identifikasi pita absorpsi khas yang disebabkan oleh berbagai gugus fungsi
merupakan dasar penafsiran spektrum inframerah (Creswell, 1972).Hadirnya sebuah
puncak serapan dalam daerah gugus fungsi dalam sebuah spektrum inframerah hampir
selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat dalam
senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari
daerah gugus fungsi sebuah spektrum inframerah biasnya berarti bahwa gugus tersebut
yang menyerap pada daerah itu tidak ada (Pine, 1980). Asam karboksilat mempunyai
dua karakteristik absorbsi IR yang membuat senyawa -CO2H dapat diidentifikasi
sengan mudah. Ikatan O-H dari golongan karboksil diabsorbsi pada daerah 2500 sampai
3300 cm-1, dan ikatan C=O yang ditunjukkan diabsorbsi di antara 1710 sampai 1750
cm-1 (McMurry, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Daerah spektrum FT-IR dibagi menjadi tiga, yaitu :


-

Daerah gugus fungsi

(4000 1300 cm-1)

Daerah sidik jari

(1300 910 cm-1)

Daerah aromatik

( 910 650 cm-1)

( Cooper, 1980 )

Untuk identifikasi, pada spektrum bahan yang diuji dibandingkan dengan


spektrum yang diperoleh dari bahan pembanding yang dilakukan secara bersamaan,
atau dengan spektrum pembanding. Spektrometer inframerah konvensional mendispersi
radiasi inframerah melalui kisi atau prisma. Pengembangan peralatan laboratorium
dengan sistem komputerisasi memberikan pilihan tambahan yaitu dengan menggunakan
interferometer yang dipasangkan dengan komputer untuk pengurangan data dengan
membuat transformasi Fourier pada interferogram untuk memperoleh spektrum
inframerah.Instrumen ini dikenal dengan Fourier Transform Infrared Spectrometers
(FTIR).Terlepas dari perbedaan kecil pada frekuensi rendah, semua jenis instrumen
inframerah yang disebutkan di atas menghasilkan data yang sebanding dan umumnya
dapat saling menggantikan untuk analisis kualitatif. Akantetapi, tiap instrumen
memiliki karakteristik sinyal terhadap detau (signal-to-noise) dan resolusi spesifik.
Spektrofotometer yang sesuai untuk uji identifikasi biasanya berkerja pada
daerah 4000 600 cm (2,5 16,7 m) atau dalam beberapa kasus sampai 250 cm-1
-1

(40 m). Jika harus digunakan teknik pemantulan total terlemahkan, instrumen harus
dilengkapi dengan tambahan elemen pemantul tunggal atau ganda yang sesuai. Setiap
elemen tambahan harus sesuai dengan spektrofotometer sehingga diperoleh transmisi
maksimum (Syahputri,2007).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai