Kelompok 4
1. Parman Prasetia
2. Puri Subekti
3. Sanim
4. Saryati
5. Sep carlian
6. Sri Hartini
7. Wiwin Yulianti
8. Yopi Nanlohi
9. Juwita
DEFINISI
Endokarditis adalah peradangan pada endokardium. Dimana endokardium
merupakan bagian dalam jantung yang berperan dalam memompa darah
ke seluruh tubuh.
Penyakit endokarditis bisa terjadi pada siapa saja. Namun, seseorang yang berisiko
tinggi mengidap endokarditis adalah pasien pengidap gangguan katup jantung serta
kelainan jantung lainnya.
Terdapat dua jenis endokarditis yaitu:
Endokarditis infektif (bakterial) adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau organisme lain, sehingga menyebabkan deformitas bilah
katup.
Endokarditis Non-infektif, penyebabnya bukan bakteri atau jamur. Jenis
endokarditis ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di katup jantung dan
endokardium didekatnya.
ETIOLOGI
Penyebab utama endokarditis adalah infeksi bakteri, kuman, atau jamur.
Infeksi mikroorganisme tersebut biasanya masuk melalui aliran darah. Ketika aliran darah
terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Di samping itu, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya endokarditis pada
seseorang. Adapun beberapa faktor risiko endokarditis adalah sebagai berikut:
Berusia di atas 60 tahun
Memiliki penyakit jantung bawaan
Kelainan kardiomiopati
Kelainan katup jantung
Menggunakan alat pacu jantung
Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi
Infeksi kuman, bakteri, atau jamur tertentu dan tidak segera ditangani
Kebersihan mulut dan gigi yang tidak terjaga
Perawatan gigi yang menimbulkan luka dan mengakibatkan risiko infeksi
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi endokarditis pada dasarnya mencakup 3 proses yaitu kerusakan endotel, bakteremia dan adhesi bakteri, serta invasi dan
kolonisasi bakteri.
Kerusakan Endotel
Normalnya, sel-sel endotel pada jantung yang sehat akan resisten terhadap bakteremia. Akan tetapi, adanya kerusakan endotel akan
menyebabkan infeksi lebih mudah terjadi. Kerusakan endotel dapat disebabkan berbagai hal seperti sklerosis valvular, valvulitis rematik,
atau infeksi bakteri langsung terutama Staphylococcus aureus, misalnya akibat penyalahgunaan obat intravena (intravenous drug
user/IVDU). Selain itu, trauma katup jantung akibat prosedur medis dari kateter intravena atau pacing wire pun bisa menyebabkan
kerusakan endotel.
Echocardiogram
Tes utama untuk mendiagnosis endokarditis. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar jantung sehingga dokter bisa memeriksa tanda-tanda infeksi.
Tes darah
Dapat mengidentifikasi bakteri atau jamur dalam aliran darah.
Elektrokardiogram (EKG)
EKG bisa dilakukan jika dokter melihat kemungkinan ada aktivitas listrik jantung yang
terpengaruh.
Sinar-X dada
Pencitraan sinar-X dapat membantu mengidentifikasi pembesaran jantung, yang kadang
disebabkan oleh endokarditis.
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Nyeri Akut b/d setelah dilakukan • Keluhan nyeri Manajemen Nyeri
Agen Pencedera tindakan selama menurun
Fisiologis 3x24 jam Observasi :
diharapkan • Meringis dentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
(Inflamasi ) intensitas nyeri
Tingkat Nyeri menurun Identifikasi nyeri skala
menurun Identifikasi respons nyeri non verbal
• Gelisah Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
menurun nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Edukasi
• Pola tidur Jelaskan strategi meredakan nyeri
membaik Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik nonfarmalogis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Pola Napas Tidak setelah dilakukan • Dispnea Manajemen Jalan Napas
Efektif b/d tindakan selama menurun
Observasi
hambatan upaya 3x24 jam
Monitor pola napas
napas ( nyeri saat diharapkan Pola • Penggunaan otot Monitor bunyi napas
bernapas ) Napas membaik bantu napas
menurun Terapeutik
Posisikan semi-Flower atau Flower
• Frekuensi napas Berikan minum hangat
membaik Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
• Kedalaman
Berikan oksigen, jika perlu
napas membaik
Edukasi
Anjurkanm asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Hipertermia b/d setelah dilakukan • Suhu tubuh Manajemen Hipertermia
proses penyakit tindakan selama membaik
Observasi
(infeksi) d/d suhu 1x24 jam
Identifikasi penyebab hipertermia
diharapkan • Suhu kulit
tubuh diatas nilai Monitor suhu tubuh
termogulasi membaik Monitor kadar elektrolit
normal membaik Monitor haluaran urine
Monitor komplikasi akibat hipertermis
• Pengisian
kapiler membaik Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
• Pucat menurun Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
• Tekanan darah Ganti linen setiap hari atau lebih sering jiks mengalami
membaik hiperhidrosis ( keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut pendingin atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu