Triage berasal dari bahasa prancis trier,bahasa inggris triage dan diturunkan dalam bahsa
Indonesia triage yang berarti sortir (Oman,2008)
Dalam kegawat daruratan sehari hari,triage lebih tepat dikatakan sebagai metode
untuksecara tepat menilai keparahan kondisi,menetapkan prioritas dan
memindahkan pasienketempat yang paling tepat untuk perawatan (Christ,2010)
Gawat
Darurat Gawat Darurat
Gawat Tidak Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.setelah dilakukan
darurat resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter spesialis
P2 Misalnya : Pasien kanker tahap lanjut,fraktur,sickle cell
Darurat Tidak Keadaan yang tidak mengancam tetapi memerlukan tindakan darurat,pasien sadar,tidak ada
Gawat gangguan ABCdan dapat langsung diberikan therafi definitif.untuk tindak lanjut dapat
P3 kepoliklinik.
Misalnya : Laserasi,fraktur minor/tertutup,sistitis,otitis media
Tidak Gawat Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan gawat.gejala dan
Tidak Darurat tanda klinisringan / asimptomatis
Misalnya: penyakit kulit,batuk,flu
KLASIFIKASI KETERANGAN
Pembagian Triage
Prioritas I Mengancam jiwa atau fungsi vital ,perlu resusitasidan tindakan bedah
segera,mempunyai kesempatan hidup yg besar .penanganan dan pemindahan
bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas,pernafasan dan
sirkulasi.contohnya sumbatan jalan nafas,tension pneumothorax,syok
hemoragik,luka terpotong pada tangan dan kaki,combustion (luka bakar
tingkat II dan III > 25% )
Prioritas II Potensial mengancam nyawaatau fungsi vital bila tidak segeraditangani dalam
jangka waktu singkat.Penanganan dan pemindahan bersifat jangan
terlambat.contoh: pada tulang besar,combutio (luka bakar) tingkat II dan III <
25%,trauma thorax / abdomen,laserasi luas,trauma bola mata
Prioritas III Perlu penanganan seperti pelayanan biasa,tidak perlusegera.penanganandan
pemindahan bersifat terakhir.contoh luka superficial,luka luka ringan
Prioritas 0 Kemungkinan untuk hidup sangat kecil,luka sangat parah.hanya perlu terapi
suportif.Henti jantung kritis
Pembagian Triage
TINGKAT KEAKUTAN KETERANGAN
Kelas I Pemeriksaan fisik rutin (misalnya memar minor) dapat
menunggu lama tanpa bahaya
Kelas II Non Urgen /tidak mendesak (misalnya otitis media) dapat
menunggu lama tanpa bahaya
Kelas III Semi urgen/semi mendesak(misalnya otitis media)dapat
menunggu sampai 2 jam sebelum pengobatan
Kelas IV Urgen/mendesak (misalnya fraktur panggul,laserasi
berat,asma)dapat menunggu selama 1 jam
Kelas V Gawat darurat (misalnya henti jantung,syok0 tidak boleh
ada keterlambatan pengobatan: situasi yang mengancam
jiwa
Proses Triage
Inisial assessment
Pasien
(data subjektif dan objektif)
Prioritas 1
• Bila tidak segera ditangani mengancam jiwa Menempatkan pasien diarea
• Waktu tunggu 0-5 menit pengobatan yang tepat
• Contoh: Henti paru danjantung,pbstruksi
total saluran nafas,trauma thorak,syok
Prioritas 3
Prioritas 2 • Kondisi pasien tidak parah
• Apabila tidak ditolong maka korban tidak atau serius
segeraterjadi kolap paru dan jantung • Waktu tunggu tidak lebih dari
• Waktu tunggu tidak lebih dari 30 menit 2 jam
• Contoh; asma bronchiale,HT,fraktur ekstremitas • Contoh:pilek,batuk -batuk
tanpa perdarahan
Pita atau gelang yang digunakan sebagai
identifikasi pasien di triage
Gelang Identitas : Nama lengkap,umur,nomer rekam medis
Warna gelang Identitas :
• Merah muda : perempuan
• Biru muda : Laki – laki
Gelang Resiko :
• Kuning : Resiko Jatuh
• Merah : Alergi
• Ungu : DNR (Do Not Resusitasi)
Dokumentasi Triage
• Merupakan suatu informasi lengkap meliputi status keseatan pasien,kebutuhan
pasien,kegiatan yang dilakukan di triage serta respon paienterhadap tindakan yang
diterimanya.
• Proses dokumentasi triage,menggunakan system SOAPIE,sebagai berikut:
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
A : Asessment awal
P : Planning terapi
I : Implementasi
E : Evaluasi
KESIMPULAN