Anda di halaman 1dari 40

Oleh :

Erlinda Karyadi

Pembimbing :
Dr. Agus H. Saiman, Sp.KJ
• Nama : Ny. L
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 32 tahun
• Status marital : Menikah
• Kota tempat tinggal : Tasikmalaya
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Pembantu rumah tangga
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Indonesia
Penanggung jawab pasien :
 Nama : Tn. M
 Umur : 59 tahun
 Hubungan : Ayah Kandung
 Alamat : Tasikmalaya
• Tanggal pemeriksaan : 5 April 2018
• Heteroanamnesis
• Keluhan utama : marah-marah tanpa alasan, gelisah, mendengar
bisikan seseorang yang ingin membunuh pasien tanpa sumber
• Riwayat penyakit sekarang :
 2 tahun yang lalu, pasien dipecat sebagai pembantu rumah
tangga oleh majikan tempat pasien bekerja karena dituduh
mencuri barang dan tidak diberikan gaji. Pasien dulu juga sering
mengalami KDRT dan ditinggal oleh suami pasien.
 Sejak 3 bulan yang lalu, pasien sering mengurung diri di dalam
kamar. Pasien juga tidak mau berinteraksi dengan keluarga
maupun masyarakat yang ada disekitarnya karena pasien
merasa orang membicarakannya, menjadi mudah tersinggung
dan menaruh curiga pada orang lain.
• Autoanamnesis
• Sejak 1 bulan yang lalu pasien juga sering terbangun saat
tidur di malam hari karena pasien mendengar bisikan
seseorang yang ingin mencekik lehernya dengan menggunakan
tali pinggang, setelah itu pasien menjadi gelisah dan tidak bisa
tidur lagi.

• Pasien kadang menangis sendiri dan tiba-tiba ketakutan dan


mengatakan bahwa pasien merasa bersalah atas yang dia
lakukan, pasien juga merasa bahwa orang lain bisa membaca
pikirannya, pasien sering marah-marah dan melempar-lempar
barang dan mondar mandir tanpa tujuan .
• 2 tahun yang lalu pasien di rawat di RSJ Cisarua karena
mengamuk, mendengar bisikan-bisikan dan menaruh curiga
pada orang lain. Pasien tidak mau bersosial, hanya diam terus
di rumah, dan jarang mandi. Pasien sudah diberi obat dan rutin
kontrol. Tetapi sejak 1 tahun terakhir, pasien tidak kontrol lagi.
• Pasien tidak pernah mengalami episode dimana pasien sangat
bersemangat, menjadi banyak bicara, dan banyak melakukan
aktivitas.
• Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki gangguan
jiwa.
• Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.
• Ayah bekerja sebagai supir, ibu bekerja sebagai penjual nasi
kuning, Kakak pasien bekerja sebagai kuli bangunan untuk
menghidupi keluarga
• Pasien tinggal dengan ayah, ibu , kakak dan adiknya
• Sosioekonomi pasien kurang.
Dari data diatas didapatkan pasien merupakan anak kedua dari 3
bersaudara, anak perempuan satu-satunya , Tidak ada keluarga
pasien yang pernah mengalami keluhan serupa atau memiliki
gangguan jiwa.
1. Trust vs Mistrust (0-1 tahun)
Pasien lahir dengan kondisi normal, cukup bulan dan proses persalinan dibantu
oleh paraji. Sewaktu hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat, ibu tidak
mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok. Pasien merupakan anak yang
diharapkan. Pasien diasuh dengan baik oleh ibu kandung, mendapatkan kasih
sayang, perlindungan yang baik.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (1-3 tahun)
Pasien mendapat ASI sampai umur ± 2 tahun. Pasien mendapat
perhatian dari kedua orang tua. Sudah bisa berjalan, makan dan
memberi tahu jika ingin ke toilet. Pertumbuhan dan perkembangan
baik, seperti anak sebayanya.
3. Initiative vs Guilt (3-6 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik seperti anak
sebayanya.
4. Industry vs Inferiority (6 – 12 tahun)
Pasien tidak begitu aktif di rumah maupun di sekolah, prestasi di
sekolah biasa-biasa saja, pertumbuhan dan perkembangan baik
seperti anak sebayanya.
5. Identity vs Identify confusion (12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan sekolah SMP karena masalah biaya.
Pasien tidak punya teman, pemalu, pendiam, sangat tertutup dan
tidak mudah bergaul. Bila ada masalah dipendam sendiri.
6. Intimacy vs Isolation (18-40 tahun)
Pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pasien dituduh
mencuri sehingga dipecat dan tidak digaji.
Pasien menikah usia 27 tahun, tidak memiliki anak, selama 3 tahun
menikah sering mengalami KDRT dan sudah 2 tahun ditinggal
kabur oleh suami pasien. Setelah ditinggal sendiri pasien kembali
kerumah ayah ibunya.
7. Generativity vs Stagnation (40-65 tahun)
8. Integrity vs Depair (>65 tahun)
Kesadaran : compos mentis • Kepala : bentuk
Status gizi : cukup dan ukuran normal
Bentuk tubuh : normal
Kulit : sawo matang • Mata :
Berat Badan : 52 kg • conjungtiva : anemis -/-
Tinggi Badan : 164 cm • Sclera : ikterik -/-
Status gizi : baik • Pupil : bulat, isokor,
Tanda vital: diamteter 3 mm
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Respirasi : 20x/menit • Pergerakan : baik
Nadi : 80x/menit • Refleks cahaya : +/+
Suhu : 36,70C
• Hidung : deviasi -/-, sekret -/-  Thoraks
◦ Jantung : bunyi jantung S1
• Telinga : sekret -/- S2 reguler, murmur –
• Mulut dan tenggorokan : ◦ Paru : VBS kanan=kiri, ronki
mukosa basah -/-, wheezing -/-
• Leher :  Abdomen
◦ Hepar : tidak teraba
JVP : 5±2 cmH2O membesar
• KGB : tidak teraba membesar ◦ Lien : tidak teraba
membesar
• Struma : tidak teraba ◦ Ruang traube : kosong
• Tiroid : tidak teraba membesar ◦ Bising usus : + normal
 Genitalia : tidak dilakukan
 Ekstremitas : akral hangat, CRT
<2”, oedem -/-
• Keadaan susunan saraf
• Saraf otak : baik
• Sensibilitas : baik
• Motoris : Normotonus
• Refleks fisiologis : +/+
• Refleks patologis : -/-
 Kesadaran : Compos mentis
 Roman muka : Murung
 Kontak / rapport : +/ kurang adekuat
 Orientasi : tempat, waktu, orang buruk
 Persepsi : ilusi (-), halusinasi auditorik
 Memori :
◦ Masa kini : baik
◦ Masa dulu : baik
◦ Daya ingat : baik
◦ Daya ulang : baik
 Intelegensia : sesuai dengan tingkat pendidikan
 Pikiran :
- Bentuk : autistik
- Jalan pikiran : asosiasi longgar
- Isi pikiran : waham curiga dan bersalah
- Organisasi pikiran : terdapat disorganisasi proses berpikir
 Penilaian : normososial buruk
 Wawasan penyakit : buruk
 Emosi / afek : mood irritable / afek appropriate
 Kematangan jiwa : matur
 Tingkah laku : agitasi
 Bicara : spontan, irelevan
 Dekorum :
- Sopan santun : baik
- Cara berpakaian : baik
- Kebersihan : baik
Mekanisme
STRESSOR KONFLIK Pertahanan GEJALA
Mental
ID EGO SUPEREGO
• Pasien • Ingin • Kebutuhan • Istri • Proyeksi • Halusinasi
dituduh memiliki akan mendapat • Waham
mencuri anak dan pekerjaan kan kasih • Menarik diri
dan keluarga • Ingin sayang suami • Mudah
dipecat yang mempunyai dan seluruh tersinggung
tanpa gaji harmonis penghasilan kebutuhan • Curiga
• Tidak • Ingin • Kebutuhan hidup • Marah
memiliki mempunyai akan kasih terpenuhi
anak penghasilan sayang
• Selama 3 yang bagus suami
tahun
menikah
sering
mengalami
KDRT dan
sudah 2
tahun
ditinggal
kabur oleh
suami.
• Ekonomi
• Aksis I
Sindroma Klinik : F20.0 Gangguan skizofrenia paranoid
• Aksis II
Gangguan Kepribadian : F60.0 gangguan kepribadian paranoid
Gangguan Perkembangan : Tidak ada diagnosis
• Aksis III
Gangguan pada sistem dopaminergik & serotonergik
• Aksis IV
Masalah Psikososial : masalah keluarga
Taraf : Sedang
• Aksis V
Penilaian Fungsi secara Global : GAF scale (40-31) disabilitas dalam
realita dankomunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
Tujuan Pengobatan:
• mengurangi dan menghilangkan gejala
• mengembalikkan fungsi
• mencegah kekambuhan / relaps
Non medikamentosa
• Psikoterapi :
• Edukasi dan konseling mengenai penyakitnya dan cara memecahkan
masalahnya dari berbagai aspek
• Sugesti pasien untuk sering kontrol dan minum obat hingga gejala hilang
• Cognitive behavioural therapy
• Persuasi pasien untuk di rehabilitasi untuk mengembalikan pasien ke
lingkungan sosial
• Pengawasan minum obat.
• Medikamentosa
• Awal: Haloperidol inj 5ml (IM)
• Terapeutik: Haloperidol 5mg tab 2dd PO
• Maintenance: Haloperidol 5mgg 1/2tab sdd PO
• QAV: ad bonam
• QAF: dubia ad malam
• QAS: dubia ad malam
1. Sebutkan gejala yang ditemui pada keluhan utama pasien
2. Lakukan tes klinis atau pemeriksaan psikis untuk identifikasi gejala-gejala tersebut
3. Bagaimana onset penyakitnya dan progres perjalanan penyakit (presipitasi, fase
prodromal, fase aktif, fase residual)
4. Lakukan tes klinis untuk identifikasi gejala aktif pada soal no. 3
5. Buat diagram diagnosis atau diagnosis banding berdasarkan gejala pada keluhan
utama
6. Buat psikodinamika yang menggambarkan benang merah dari
stressor.konflik.mekanisme pertahanan mental sp terjadi gejala yang ditemukan
7. Buat rancangan psikoterapi berdasarkan psikodinamika tersebut
8. Buat rancangan farmakoterapi
9. Buat ramalan prognosis pasien
10. Ukur quality of life berdasarkan qol scale
1. Gejala yang ditemui pada keluhan utama pasien
Impulsivitas motoric

• Impulisivitas verbal
• Bentuk pikiran autistik
• Waham curiga
• Waham bersalah
• Halusinasi auditorik
• Asosiasi longgar
2. Tes klinis atau pemeriksaan psikis untuk identifikasi gejala-gejala
tersebut
 Bentuk gejala impulsivitas motoric
 Heteroanamnesis : pasien merah tanpa sebab, dan melempar
barang
 Autoanamnesis: + kenapa ibu dibawa kesini?
- saya suka marah-marah dan melempar barang
 Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak mengobrol
 Bentuk gejala impulsivitas verbal
 Heteroanamnesis : pasien berteriak dan bicara kasar
 Autoanamnesis: + Ibu dirumah rajin sholat tidak bu?
- tidak mau! saya mau bebas, kenapa harus sholat!
 Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak mengobrol.
• Bentuk gejala pikiran autistik
• Heteroanamnesis: pasien sering tampak berbicara dan menangis
sendiri, marah-marah tanpa sebab yang jelas
• Autoanamnesis: + kenapa ibu dipanggil midah ?
- (berbicara sendiri)
• Observasi: terlihat pasien bicara sendiri saat diajak ngobrol
• Pemeriksaan: reality testing ability dengan cara menanyakan when,
where, what, who

• Bentuk gejala waham bersalah


• Heteroanamnesis: Pasien kadang menangis sendiri dan tiba-tiba
ketakutan dan mengatakan bahwa pasien merasa bersalah atas
dosa yang dia lakukan
• Autoanamnesis: + memangnya dulu ibu mencuri ?
- dosa saya banyak dok saya seharusnya di siksa
karena dosa dosa saya
• Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak mengobrol
• Bentuk gejala Halusinasi auditorik
• Heteroanamnesis: pasien mendengar bisikan seseorang yang ingin
mencekik lehernya dengan menggunakan tali pinggang
Autoanamnesis: + kenapa ibu marah-marah
- iya dok soalnya ada yang bisikin saya katanya ada yang ingin
mencekik leher tiap malam kalau saya tidur
• Observasi: terlihat pasien berbicara sendiri seperti setelah
mendengar sesuatu

• Bentuk gejala waham curiga


• Heteroanamnesis: pasien curiga bahwa orang orang
membicarakannya dan merasa orang-orang tau isi pikirannya
• Autoanamnesis: + kenapa tidak mau keluar rumah?
- saya tau kok mereka sengaja ga mau ketemu saya
karena takut saya ambil barang mereka
• Observasi:
• Pemeriksaan: logic test, tanyakan pada pasien dengan metode why
• Bentuk gejala insomnia
• Heteroanamnesis: pasien sulit tidur dan mondar mandir terus
tanpa tujuan
• Observasi: pasien terlihat gelisah dan berjalan kesana
kemari

• Bentuk gejala asosiasi longgar


• Heteroanamnesis:
• Autoanamnesis: + Ibu udah sarapan belum?
- Kalau saya kekamar mandi lewat sini dok.
• Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak
mengobrol
Mengamuk, mendengar
2 tahun yang lalu, pasien Dirawat di RSJ
bisikan-bisikan dan curiga
dipecat dan dituduh mencuri selama 2
pada orang lain, tidak
barang dan tidak diberikan minggu
mau bersosial, hanya diam
gaji. Pasien dulu juga sering terus di rumah, dan jarang
mengalami KDRT dan mandi
ditinggal oleh suami pasien

Faktor Keluhan membaik


presipitasi Tidak pernah dan pasien
3 bulan yang lalu mengurung diri di kontrol selama 1 dipulangkan karna
dalam kamar, tidak mau tahun sudah dapat
berinteraksi dengan keluarga bersosialisasi
maupun masyarakat , merasa orang
membicarakannya, mudah
tersinggung dan menaruh curiga
Fase
pada orang lain. Prodromal

Sejak 1 bulan yang lalu pasien sering terbangun saat tidur malam hari,
mendengar bisikan seseorang yang ingin mencekik lehernya, sehingga pasien
menjadi gelisah dan tidak bisa tidur. Pasien kadang menangis sendiri dan
tiba-tiba ketakutan dan mengatakan bahwa pasien merasa bersalah atas Fase aktif
yang dia lakukan, merasa bahwa orang lain bisa membaca pikirannya, dan
sering marah-marah dan melempar-lempar barang sambil mondar mandir
tanpa tujuan .
4. tes klinis untuk identifikasi gejala aktif pada soal no. 3
Gejala aktif: marah-marah, perilaku kasar, waham, dan
halusinasi
• Bentuk gejala impulsivitas motorik
• Heteroanamnesis: pasien merah-marah tanpa sebab, dan melempar
barang
• Autoanamnesis: + kenapa ibu dibawa kesini?
- saya suka marah-marah dan melempar barang
• Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak mengobrol

• Bentuk gejala impulsivitas verbal


• Heteroanamnesis : pasien berteriak dan bicara kasar
• Autoanamnesis: + Ibu dirumah rajin sholat tidak bu?
- tidak mau! saya mau bebas, kenapa harus sholat!
• Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak mengobrol.
• Bentuk gejala waham bersalah
• Heteroanamnesis: Pasien kadang menangis sendiri dan tiba-tiba
ketakutan dan mengatakan bahwa pasien merasa bersalah atas
dosa yang dia lakukan
• Autoanamnesis: + memangnya dulu ibu mencuri ?
- dosa saya banyak dok saya seharusnya di siksa
karena dosa dosa saya
• Observasi: terlihat pasien sudah tenang saat diajak mengobrol

• Bentuk gejala Halusinasi auditorik


• Heteroanamnesis: pasien mendengar bisikan seseorang yang ingin
mencekik lehernya dengan menggunakan tali pinggang
Autoanamnesis: + kenapa bpk marah-marah?
- iya dok soalnya ada yang bisikin saya katanya ada yang ingin
mencekik leher tiap malam kalau saya tidur
• Observasi: terlihat pasien berbicara sendiri seperti setelah
mendengar sesuatu
• Bentuk gejala waham curiga
• Heteroanamnesis: pasien curiga bahwa orang orang
membicarakannya dan merasa orang-orang tau isi
pikirannya
• Autoanamnesis: + kenapa tidak mau keluar rumah?
- saya tau kok mereka sengaja ga mau ketemu
saya karena takut saya ambil barang mereka
• Observasi:
• Pemeriksaan: logic test, tanyakan pada pasien dengan
metode why
Waham +, halusinasi + 1 bulan, marah-marah +, bicara kasar +,
melempar barang +

GANGGUAN
Pemeriksaan fisik dalam batas normal sehingga tidak ditemukan
PSIKOTIK AKIBAT
gangguan medik umum PENYAKIT UMUM

Tidak tampak adanya gejala intoksikasi maupun withdrawl


GANGGUAN
PSIKOTIK AKIBAT ZAT

Terdapat gejala skizofrenia akut sedikitnya 1 bulan (pada pasien sudah


ada 3 bulan gejala prodromal dan 1 bulan gejala aktif skizofrenia) GANGGUAN SKIZOFRENIA

Tidak terdapat episode depresif atau manik yang gawat sejalan GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
dengan gejala aktif DAN GANGGUAN AFEKTIF
DGN GEJALA PSIKOTIK

Terdapat gangguan fungsional seperti halusinasi dan perilaku kacau


sehingga bukan hanya waham saja GANGGUAN WAHAM
GANGGUAN
Terdapat waham yang sudah terjadi PSIKOTIK SINGKAT
selama 2 bulan DAN YTT
Mekanisme
STRESSOR KONFLIK Pertahanan GEJALA
Mental

ID EGO SUPEREGO

• Pasien • Ingin • Kebutuhan • Istri Proyeksi • Halusinasi


dituduh memiliki akan mendapat • Waham
mencuri anak dan pekerjaan kan kasih • Menarik diri
dan dipecat keluarga • Ingin
tanpa gaji yang mempunyai
sayang • Mudah
• Tidak harmonis penghasilan suami dan tersinggung
memiliki • Ingin • Kebutuhan seluruh • Curiga
anak mempunyai akan kasih kebutuhan • Marah
• Selama 3 penghasilan sayang hidup
tahun yang bagus suami terpenuhi
menikah
sering
mengalami
KDRT dan
sudah 2
tahun
ditinggal
kabur oleh
suami.
• Ekonomi
keluarga
kurang
• Edukasi dan konseling mengenai penyakitnya dan cara
memecahkan masalahnya dari berbagai aspek
• Sugesti pasien untuk sering kontrol dan minum obat
hingga gejala hilang
• Cognitive behavioural therapy
• Persuasi pasien untuk di rehabilitasi untuk
mengembalikan pasien ke lingkungan sosial
• Membangun kepercayaan pasien dengan selalu
mendengarkan curahan hati pasien
• Pengawasan minum obat.
• Awal: Haloperidol inj 5ml (IM)
• Terapeutik: Haloperidol 5mg tab 2dd PO (Bila
terjadi EPS berikan THF 2mg 2dd PO)
• Maintenance: Haloperidol 5mgg 1/2tab sdd PO
(Tappering off bila gejala sudah berkurang)
PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK
Onset lambat Onset muda
Factor pencetus jelas Tidak ada factor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat social, seksual dan Riwayat social, seksual dan
pekerjaan pramorbid yang baik pekerjaan pramorbid yang buruk

QAV : Ad bonam Gejala gangguan mood Perilaku menarik diri, autistic


QAF : Dubia ad malam (terutama gangguan depresi)

QAS : Dubia ad malam Menikah Tidak menikah, bercerai


Riwayat keluarga gangguan Riwayat keluarga schizophrenia
mood
System pendukung yang baik System pendukung buruk

Gejala positif Gejala negative


Tanda dan gejala neurologis

Riwayat trauma perinatal


Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps
Riwayat penyerangan
• Dilakukan selama 30-45 menit dalam
wawancara
• Diperiksa dengan gejala dalam kurun
waktu 4 minggu

Anda mungkin juga menyukai