Deskripsi
Pasien laki-laki usia 33 tahun, datang dengan keluhan kaku seluruh
anggota gerak dan leher, lidah terasa berat sehingga sulit untuk bicara,
sulit untuk menelan, dan sulit untuk bernafas, dialami os sejak 1 hari
yang lalu. Mual (+), muntah (+), riwayat penggunaan obat penenang
(+). Riwayat dengan penyakit yang sama (+) 6 bulan yang lalu.
1
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : riwayat penyakit yang sama (+)
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini
Hasil Pembelajaran :
2. Objektif :
a.Vital sign
- Keadaan Umum : Sakit Sedang
2
- Nafas : 26 x / menit
- Suhu : 36,8°C
b.Pemeriksaan sistemik
Thoraks :
- Paru
o Inspeksi : Simetris
o Perkusi : Sonor
- Jantung
3
o Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Abdomen
o Inspeksi : Distensi (-)
o Perkusi : Tympani
Nervus Cranial
- Nervus I : Normosmia
- Nervus II : Refleks cahaya +/+, pupil isokor
- Nervus III : Dapat menggerakan bola mata ke arah medial, atas dan bawah
- Nervus IV : Dapat menggerakkan bola mata ke arah obliq inferior
- Nervus V : Tidak dapat membuka dan menutup mulut, menggerakkan rahang.
- Nervus VI : Dapat menggerakan bola mata ke arah lateral
- Nervus VII : Dapat mengangkat alis, mengerutkan kening
- Nervus VIII : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Nervus IX : Disartria (+)
- Nervus X : Disfagia (+)
- Nervus XI : normal
- Nervus XII : Deviasi lidah (-)
MOTORIK
EKSTREMITAS SUPERIOR
Dextra : 1/1/1/1/1 Sinistra : 1/1/1/1/1
EKSTREMITAS INFERIOR
Dextra : 1/1/1/1/1 Sinistra : 1/1/1/1/1
4
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah rutin : (08-05-2017) 14:00
Hb : 13,6 gr/dl
Leukosit : 8.600 /µl
Trombosit : 267.000 /µl
Hematokrit : 43,2 %
2. Elektrolit
Natrium : 138 mmol/L
Chlorida : 99 mmol/L
Kalium : 4.5 mmol/L
Telah dirawat seorang pasien laki-laki berusia 33 tahun di bangsal neurologi RSUD Prof. Dr.
M. A. Hanafiah SM Batusangkar dengan dengan keluhan kaku seluruh anggota gerak dan leher, lidah
terasa berat sehingga sulit untuk bicara, sulit untuk menelan, dan sulit untuk bernafas, dialami os sejak
1 hari yang lalu. Mual (+), muntah (+), riwayat penggunaan obat penenang (+). Riwayat merokok (+),
Riwayat dengan penyakit yang sama (+) 6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan status neurologis
Distonia tardif adalah gangguan gerakan ditandai kontraksi otot yang abnormal sering berulang,
kelainan postur atau keduanya. Otot yang paling sering spasme adalah otot leher (torticolis dan
retrocolis), otot rahang (trismus, gaping, gamacing), lidah (prostusion, memuntir), atau spasme pada
seluruh otot tubuh (opistotonus), pada mata terjadi krisis okulorigik. Distonia glosofaringeal
menyebabkan disfagia, disartria, kesulitan bernafas, hingga sianosis, distosia laring yang merupakan
5
Penanganan awal pasien ini adalah perhatikan ABC, berikan O2 2 liter/menit, terapi yang
diberikan obat yang mengatur neurotransmitter GABA yaitu Inj.diazepam, Inj. Metilprednisolone, inj.
Ranitidine.
4.Plan :
Diagnosa klinis : Distonia Tardif
Therapy :
- O2 2 liter/menit
- IVFD NaCl 0.9% 12 jam/kolf
- Inj. Diazepam 1x1 amp IV bolus pelan
- Inj. Metil prednisolon 2x1 amp IV
- Inj. Ranitidine 2x1 amp IV
6
FOLLOW UP
1.
05-09-2018 06-09-2018 07-09-2018
KU Kaku seluruh anggota Kaku anggota gerak Kaku anggota gerak (-)
gerak, kaku pada leher, (berkurang)
sulit bicara (-), sulit
menelan (-), sulit
bernafas (-)