4. Riwayat Keluarga:
- Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit ini sebelumnya
A. Subjectif (Autoanamnesa)
a. Keluhan Utama :
Laki laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan gelisah sejak 2 hari yang lalu
sebelum masuk RS
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang laki laki usia 52 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
gaduh gelisah sejak 2 hari yang lalu. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada
tidur selama ± 2 bulan ini, dan sudah tidak ada makan ± 3 minggu ini. Pasien hanya
minum alcohol tiap hari. Dari peryataan pasien dia minum alcohol dengan temannya
anton dan pak guru. Namun dari pernyataan keluarga tidak ada orang yang mananya
anton ataupun pak guru. Kerjaan pasien tiap hari hanya jalan jalan tanpa tujuan.
Keluhan lain dirasakan pasien adanya demam sejak 2 hari ini, mual dan muntah
pun ada. Kepala pusing ada, Bab cair sejak 2 hari ini, BAK sedikit sedikit tidak ada
pasir dan tidak berdarah
c. Riwayat pengobatan :
Sudah dibawa ke keklinik dokter, dari klinik dokter dianjurkan ke RS untuk penangan
lebih lanjut
d. Riwayat kesehatan / penyakit:
Pasien pernah dirawat di RS. M.Djamil pada tahun 2013 yang lalu di bangsal jiwa
dengan keluhan yang sama. Pada tahun 2011 pasien ketergantungan obat obatan dan
putus pada tahun 2012. Tapi tidak diketahui apakah itut zat psikoaktif atau bukan.
Namun dari pasien, pasien mengatakan itu bukan zat psikoaktif. Dirawat di RS. M.
Djamil dengan putus obat sampai tahun 2013. Sejak tahun 2013 pasien rutin dapat
obat trihexilpenidil, haloperidol dan clorpromazim, alprazolam dari pukesmas
terdekat. Pasien rutin control kepuskesmas sampai tahun 2015 namun tidak pernah
control ke RS. Jiwa HB. Saanin padang ataupun di RS. M. Djamil padang. Pada tahun
2016 sampai sekarang pasien tidak pernah minum obat lagi.
e. Riwayat keluarga:
- Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit ini sebelumnya.
B. Objective
a. Pemeriksaan Fisik :
a) Keadaan umum : sedang
b) Kesadaran : Compos mentis
c) Tekanan darah : 120 /80 mmHg
d) Nadi : 97 kali/menit
e) Respirasi : 20 kali/menit
f) Suhu badan : 37,8°C
g) BB : 30 kg
h) Kepala : konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/- ; pupil bulat isokor Ө 3
mm/3 mm reflex cahaya +/+, edem palpebra -/-
i) Leher : tidak ada pembesaran KGB
j) Thoraks : Jantung : Irama reguler, bising (-)
Laboratorium
Darah rutin :
Hb : 9,8 gr/dl
Trombosit : 316.000 / μl
Hematokrit : 26,0 %
GDS : 98 mg/ dl
Status Pskiatri :
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum :
Pasien seorang laki-laki berusia 52 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai usinya.
Penampilan cukup rapi. Kebersihan diri cukup.
2. Kesadaran
- Neurologis / Biologis : compos mentis
- Psikologis : Berubah
- Sosial : baik
4. Pembicaraan
Pasien mau menjawab pertanyaan, hanya pasien merasa malu dengan istrinya yang ke 2,
berbicara tidak lancer dan volume yang gampang berubah
B. Alam Perasaan
A. Mood dan afek
1. Mood : Disforik
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Serasi
B. Bicara
Pasien berbicara spontan dan seringkali berbicara tanpa ditanya. Intonasi suara pasien
kuat. Pasien berbicara cepat dengan artikulasi jelas. Pasien juga bicara yang banyak
sekali (logorrhea).
C. Persepsi
Saat di anamnesis, didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik.
D. Pikiran
1. Bentuk pikir : Koheren
2. Isi pikir : Waham kejar
E. Sensorium dan kognitif
1. Taraf kesadaran dan kesiagaan
Compos mentis dan kesiagaan baik.
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien tahu kalau waktu sudah siang.
Tempat : Baik, pasien tahu kalau sedang dirawat di rumah sakit.
Orang : Baik, pasien mengenali suster dan dokter dirumah sakit.
3. Daya ingat
Jangka Panjang : Baik, pasien ingat daerah asalnya dan kapan ia
pertama sakit.
Jangka Sedang : Baik, pasien ingat diantar ke rumah sakit oleh suami
dan anaknya.
Jangka Pendek : Baik, pasien ingat menu makan pagi.
Jangka Segera : Baik, pasien ingat bahwa pasien memberi permen
kepada pemeriksa.
4. Konsentrasi dan perhatian
Baik, pasien memperhatikan pewawancara dan tidak terdistraksi oleh hal-hal lain
di sekitarnya.
5. Kemampuan visuospasial
Cukup, pasien dapat menyebutkan waktu dengan tepat saat pemeriksa meminta
pasien untuk membaca jam.
6. Pikiran abstrak
Cukup, pasien dapat mengerti peribahasa “buah tangan”.
7. Intelegensia dan kemampuan informasi
Cukup, pasien dapat menghitung nominal uang yang terdapat di dompet pasien.
F. Kemampuan mengendalikan impuls
Terganggu, pasien mudah marah bila hal-hal yang diinginkan tidak terpenuhi seperti
pada saat pemeriksa izin meninggalkan pasien.
G. Daya nilai dan tilikan
1. Daya nilai sosial
Kurang baik, pasien tidak dapat memahami kemungkinan akibat dari perilakunya.
2. Penilaian realita
Terganggu.
3. Tilikan
Tilikan derajat 3. Pasien sadar dirinya sakit, namun menyalahkan faktor eksternal
sebagai penyebabnya yaitu karena mesin pembunuh.
H. Taraf dapat dipercaya
Kurang dapat dipercaya, karena ada beberapa keterangan pasien yang tidak sesuai
dengan keterangan suami pasien.
Aksis I
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah memiliki riwayat
trauma kepala maupun kejang. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat psikoaktif.
Sehingga gangguan mental dan perilaku akibat gangguan mental organik dan penggunaan
zat psikoaktif dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami gejala afektif
(manik) dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode
yang sama. Dari hal tersebut, kriteria diagnostik menurut PPDGJ III pada ikhtisar
penemuan bermakna pasien digolongkan dalam F25.0 Skizoafektif Episode Manik.
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Terdapat masalah dengan “primary support group” (keluarga). Suami pensiun, anak
pertama pasien tidak memenuhi harapan.
Terdapat masalah ekonomi. Sumber keuangan keluarga tidak sebaik pada saat suami
pasien aktif bekerja.
Aksis V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement Of Functioning
(GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF pada satu tahun terakhir adalah 50-41 yaitu
gejala berat dan disabilitas berat dengan adanya gangguan psikotik berat berupa
halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan ketidakmampuan
melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik. Dan untuk saat ini
didapatkan GAF 60-51 yaitu disabilitas sedang karena sampai saat ini waham dan
halusinasi pasien belum hilang.
Aksis V :
GAF pada satu tahun terakhir adalah 50-41 yaitu adanya gangguan psikotik berat berupa
halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan ketidakmampuan
melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik. Dan untuk saat ini
didapatkan GAF 60-51 yaitu disablitisa sedang karena sampai saat ini waham dan
halusinasi pasien belum hilang.
b. Psikologis
Mood : Disforik
Afek : Terbatas
RTA : Terganggu
V. Diagnosis
VI. Prognosis
b. Psikoterapi
Kepada pasien
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada pasien agar bisa cepat
kembali pulih dan berkumpul lagi bersama keluarganya, berempati dan memberikan perhatian
pada pasien, tidak menghakimi pasien, mensuport segala usaha adaptif pasien,
menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya dan peduli pada aktivitas keseharian
pasien.
Kepada keluarga
Diperlukan peran serta keluarga dalam penanganan pasien. Psikoedukasi dapat
dilakukan dengan menjelaskan segala hal tentang penyakit pasien dari penyebab, gejala-
gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan dan cara pencegahannya. Dengan begitu
keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan
mencegah kekambuhan.
Perlu juga diberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien
dengan menerangkan mengenai kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek samping
yang dapat muncul. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat
secara teratur sehingga diharapkan keluarga turut serta untuk bekerja sama dalam
berjalannya program terapi.
KESIMPULAN
Pasien didiagnosa penuruanan kesadaran ec hiponatremi karena pasien sudah tidak ada
makan selama 3 minggu dan hanya minum alcohol selama 3 minggu ini. Hiponatremia adalah
kondisi gangguan elektrolit ketika kadar natrium (sodium) dalam darah lebih rendah dari batas
normal. Pada kasus penyebab hiponatremi adalah adanya gagal ginjal, diamana didapatkan
diagnosa CKD stage IV dan pasien tidak ada makan selama 3 minggu mengakibatkan nutrisi
intake yang di perlukan berkurang.
Hal ini berhubungan dengan gangguan jiwa pasien berupa skizoafectif tipe manic. Karena
pasien merasa ada yang mengajaknya minum dan tidak ada keinginan untuk makan selama 3
minggu. Berdasarkan teori diatas dijelaskan bahwa hiponatremia hipotonik euvolemik
berhubungan dengan adanya kelompok sindroma klinis yang selanjutnya harus dibedakan
menurut pemeriksaan osmolalitas urin. Hal ini terjadi karena intake cairan yang berlebihan
sedangkan ginjal tidak mampu untuk mengeksresikan. Hal ini dapat terjadi pada keadaan
beberapa keadaan. Namun untuk sesuai kasusus, maka pada keadaan polidipsia primer :
Polidipsia primer terjadi pada 20 % pasien psikiatrik khususnya skizofrenia. Pada kondisi ini
intake cairan berlebihan tidak diikuti dengan diuresis.
Daftar Pustaka
1. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9th ed. Pennsylvania: W.B.
Saunders company. 1997
2. Brenner B, Singer G. Fluid and electrolyte disturbances. In: Kasper DL, Braunwald E,
Fauci A, et al, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. New York:
McGraw-Hill; 2005:251–63.
3. Reynolds RM, Padfield PL, Seckl JR. Disorders of sodium balance. BMJ 2006; 332:702
6. Maramis, W.S. 1994. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Presss.
7. Kaplan, H.I, Sadock, B.J, Grebb J.A. 1997. Sinopsis Psikiatri. Edisi Ketujuh. Terjemahan
Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
8. Melissa Conrad Stöppler. 2013. Schizoaffective disorder. http://www.medicinenet.com.
Diakses: 10 Oktober 2015
9. Jibson MD. 2011. Schizophrenia: Clinical presentation, epidemiology, and
pathophysiology. http://www.uptodate.com. Diakses: 10 Oktober 2015
10. Rusdi Maslim. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
11. Ken Duckworth, M.D., and Jacob L. Freedman, M.D. 2012. Schizoaffective disorder.
diakses: 10 Oktober 2023
12. American Psychiatric Association. Diagnosis dan Statistical Manual of Mental disorders
(DSM IV TM). American Psychological Association (APA): Washington DC. 1996.
13. Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri