OLEH:
Dian Indra Malik Rusli, S.Ked
K1B1 22 105
PEMBIMBING:
dr. Nevita Yonnia Ayu Soraya, Sp. M
Telah menyelesaikan Laporan Kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. LMS
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku/bangsa : Muna/Indonesia
Alamat : Kel. Dana Kab. Muna
No. RM : 0105XX
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mata Kanan Buram.
Keluhan Tambahan :
Mata Kanan mengganjal dan berair.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Klinik Mata Kendari dengan keluhan mata kanan pasien tampak
kabur sejak bulan lalu, pasien juga mengeluhkan mata kanan terasa mengganjal.
Tidak terasa ngeres maupun belekan. Pasien mengaku terkena hewan kecil saat
mengendarai motor malam hari sepulang dari kampus 1 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
-
III. KESAN
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
OD : Tampak mata kemerahan, benda asing (+)
OS : Mata tampak tenang
TD : 160/72 MmHg
V. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN
1. Sekitar Mata
- Alis N N Kedudukan alis baik,
jaringan parut (-),
simetris
- Silia N N Trikiasis (-),diskriasis
(-) madarosis (-)
2. Kelopak mata
- Pasangan N N Simetris, ptosis (-)
- Gerakan N N Gangguan gerak
membuka dan
menutup (-),
blefarospasme (-)
- Lebar rima 9 mm 9 mm Normal 9 – 14 mm
- Kulit N N Hiperemi (-), edema
(-), massa (-)
- Tepi kelopak N N Trichiasis (-),
ektropion (-),
entropion (-)
- Margo N N Tanda radang (-)
intermarginalis
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula N N Tanda radang (-)
lakrimalis
- Sekitar sakus N N Tanda radang (-)
lakrimalis
- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Uji regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
4. Bola Mata
- Pasangan N N Simetris (orthophoria)
- Gerakan N N Tidak ada gangguan
+ + + + gerak (syaraf dan otot
+ + + + penggerak bola mata
+ + + + normal)
- Ukuran N N Normal, makroftalmos
(-), mikroftalmos (-)
5. TIO N N Palpasi kenyal (tidak
ada peningkatan dan
penurunan TIO)
6. Konjungtiva
- Palpebra superior Hiperemis (-), papil Hiperemis (+), papil Normal : Licin, warna
(-), folikel (-) (-), folikel (-), pink muda, mengkilap,
edema (+) minimal hiperemis (-), papil (-),
folikel (-)
- Forniks N N Dalam
- Palpebra inferior Hiperemis (+), Hiperemis (-) Normal : Tenang,
edema (+)minimal mengkilap, hiperemis
(-), papil (-), folikel (-)
- Bulbi Injeksi Konjungtiva Injeksi Konjungtiva Inj. konjungtiva (-),
(-), injeksi siliar (-) (-), injeksi siliar (-) Inj. Siliar (-)
7. Sclera N N Putih, Ikterik (-)
8. Kornea
- Ukuran N N Ø horizontal 12 mm, Ø
vertical 11 mm
- Kecembungan N N Lebih cembung dari
sclera
- Limbus N N Benjolan (-)
Benda Asing (-)
- Permukaan N N Licin, mengkilap
- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Placido N N Reguler konsentris
9. Kamera Okuli Anterior
- Ukuran N N COA dalam
- Isi N N Jernih, flare (-), hifema
(-), hipopion (-)
10. Iris
- Warna Cokelat Cokelat
- Pasangan N N Simetris
- Gambaran N N Kripte baik, Sinekia (-)
11. Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm Normal (Ø 3 – 6 mm)
pada ruangan dengan
cahaya cukup
- Bentuk Bulat Bulat Isokor
- Tempat N N Di tengah
- Tepi N N Reguler
- Refleks direct (+) (+) Positif
- Refleks indirect (+) (+) Positif
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada Ada
- Kejernihan N N Jernih
- Letak N N Di tengah, di belakang
iris
- Warna kekeruhan Tidak ada Tidak ada
13. Korpus N N Jernih
Vitreum
14. Refleks Fundus (+) (+) Warna jingga
kemerahan terang,
homogeny
V. RESUME
Tn. LMS datang ke Klinik Mata Kendari dengan keluhan mata kanan pasien
tampak kabur sejak bulan lalu, Pasien mengaku terkena hewan kecil saat mengendarai
motor malam hari sepulang dari kampus 1 bulan yang lalu awalnya pasien mengira rasa
kabur dan berairnya akan hilang akan tetapi pasien marasa samakin hari semakin
bertambah. pasien juga mengeluhkan mata kanan terasa mengganjal. Tidak terasa ngeres
maupun belekan. Pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal.
Keluhan ini mengarah pada terdapatnya benda asing berupa sayap hewan kecil pada mata
dan OS 6/6, palpebra superior OD edema (+), spasme (+), konjungtiva palpebra OD
hiperemis(+)
Dokumentasi
VII. DIAGNOSIS
OD : Corpus Alienum cornea bagian limbus inferior
VIII. TERAPI
Ekstraksi korpus alienum
Tobroson 4 x 1 OD
Hyalub 4 x 1 OD
Eye Bright 1 x 1
Tindakan:
- Ekstraksi Corpal dengan anestesi lokal (Panthocain)
X. Edukasi
- Istirahat
IX. PROGNOSIS
Visum (Visam) : dubia ad bonam
Kesembuhan (Sanam) : dubia ad bonam
Jiwa (Vitam) : dubia ad bonam
Kosmetika (Kosmeticam) : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
1. KORNEA
1.1. Anatomi dan Histologi Kornea
5. Endotel
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan
kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea.
Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak
akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah,
penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea
tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga
berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V1,3.
2. CORPUS ALIENUM
2.1. Definisi
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab
terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan
konjungtiva.Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat
serius. Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari
besarnya corpus alienum, kecepatan masuknya, ada atau tidaknya proses infeksi,
dan jenis bendanya.
Corpus alienum superfisial pada konjungtiva dibagi kedalam 3 tipe yakni:
metalik, pecahan non-organik seperti kaca, dan organik seperti kayu, serangga,
dimana metalik menempati urutan terbanyak. Secara umum Corpus alienum
kornea termasuk dalam kategori trauma minor ocular . Corpus alienum akan
mencetuskan sebuah kaskade inflamasi, yang menghasilkan dilatasi dari
pembuluh darah sekitar dan dapat diikuti dengan edema pada palpebra,
konjungtiva dan kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing tersebut dapat
menyebabkan infeksi dan atau nekrosis jaringan. Selain itu, jika sampai mengenai
lensa dapat menyebabkan katarak traumatika. Secara garis besar, penegakan
diagnostic dari kasus corpus alienum pada mata dapat ditegakkan hanya dengan
berlandaskan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja. Adapun beberapa tanda dan
gejala yang dapat ditemukan pada kasus-kasus dengan corpus alienum antara lain:
keluhan nyeri, sensasi mengganjal, fotofobia, mata berair, mata merah riwayat
dengan aktivitas pada saat cedera serta bahan yang terlibat, riwayat mencoba
untuk menghapus atau membersihkan corpus alienum, dan riwayat penggunaan
alat pelindung diri.5
2.2. Patofisiologi
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda
asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut
diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.4
Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi
pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan
kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli
anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat
menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.4
2.3. Penyebab
Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah4 :
a. Percikan kaca, besi, keramik
b. Partikel yang terbawa angin
c. Ranting pohon
d. Dan sebagainya
2.4. Gambaran Klinik
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan
mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau
menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola
mata, fluorescein (+)3,4.
2.5. Diagnosis
Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan4 :
1) Anamnesis kejadian trauma
2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata
3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop
4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma
5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita
2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola
mata.Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka
dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal.Untuk mengeluarkannya,
diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam.Arah pengambilan, dari tengah
ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable.
Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan
diperban3.
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus,
melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila
tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda asing
tersebut3.
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan
magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit,
sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa
dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler
untuk usia yang tua2,3.
Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan giant
magnit setelah insisi dari sklera.Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan operasi
vitrektomi3.
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola mata.
Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan
diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah
ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable.
2.7. Pencegahan
Pada umumnya kasus dengan kopus alienum ektraokular memiliki prognosis
yang cukup baik bila ditangani segera. sedangkan luka penetrasi oculi dan benda
asing intraocular memiliki prognosis yang lebih buruk.Pencegahan agar tidak
masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau berkendara, maka
perlu menggunakan kaca mata pelindung4.
2.8. Komplikasi
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek
dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral
dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi
visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai
kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa
timbul jika menembus cukup dalam2,3,4.
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder
seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada
media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik2,3,4.
ANALISIS KASUS
Pada laporan kasus ini, anamnesis dilakukan secara autoanamnesis. Tn. LMS
datang ke Klinik Mata Kendari dengan keluhan mata kanan pasien tampak kabur sejak
bulan lalu, Pasien mengaku terkena hewan kecil saat mengendarai motor malam hari
sepulang dari kampus 1 bulan yang lalu awalnya pasien mengira rasa kabur dan berairnya
akan hilang akan tetapi pasien marasa samakin hari semakin bertambah. pasien juga
mengeluhkan mata kanan terasa mengganjal. Tidak terasa ngeres maupun belekan.
Keluhan ini mengarah pada terdapatnya benda asing berupa sayap hewan kecil
visus OD 6/6 dan OS 6/6, palpebra superior OD edema (+), spasme (+), konjungtiva
palpebra OD hiperemis (+) dan. Dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pada
mata kanan pasien terdapat benda asing pada daerah kornea. Benda asing dapat
yang diberikan berupa Cendo Tobroson 4X1 yang mengandung tobramycin dari
golongan antibiotik aminoglikosida, yang bekerja dengan cara membunuh bakteri dan
menekan pertumbuhannya. Dan dexamethasone bekerja dengan menghambat respon
inflamasi sehingga dapat membantu dalam meredakan peradangan pada mata. Pasien
Juga diberikan Cendo Hyalub 4x1 mengandung Sodium Hialuronat yang bekerja dengan
fibronectin meningkatkan adhesi dan migrasi dari sel epitel untuk membantu meredakan
iritasi pada mata, Serta diberikan Eyebright 1x1 yang mengandung Vitamin A, Beta
karoten, Vitamin E, Lutein, Zeaxanthin, Selenium dan Zinc sebagai Vitamin pada mata
pasien. Tindakan berupa ekstraksi Corpus alienum dengan anestesi lokal (Panthocain)
setelah OD tenang merupakan terapi utama yang harus dilakukan pada pasien. Tindakan
ini selain untuk penanganan gejala juga untuk mencegah komplikasi penyakit pasien
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta.
2. Sumual, Nursalim: Benda asing dalam kornea Jurnal Biomedik (JBM), Volume 11,
Nomor 3, November 2019, hlm.166-171
3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2018. Widya Medika Jakarta.
4. Rienda Monica Novyana, Rani Himayani 2019. Corpus Alienum Sklera Okuli
Sinistra Bagian Ilmu Penyakit Mata, Jurnal Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung
5. Multazam Eko Putra DKK Corpus Alienum In The Eye-Sting BeeVol. 2 | No. 2 |
Juni 2020 | Jurnal Medical Profession (MedPro)