Disusun Oleh :
Kamila Sedah Kirana
20204010108
Diajukan kepada :
dr. Esti Mahanani, Sp. M
1
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Kelopak mata kiri turun sejak seminggu yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Mata RSUD Tidar pada tanggal 22 Januari 2022
dengan keluhan kelopak mata kiri turun dan sulit dibuka sejak seminggu yang lalu.
Keluhan disertai penurunan tajam penglihatan, tetapi pandangan ganda disangkal.
Keluhan disertai nyeri jika kelopak mata atas dibuka lebih lebar. Pusing serta mual
muntah disangkal. Pasien mengatakan tidak ada riwayat trauma apapun. Pasien belum
pernah mengobati keluhan.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik, gizi cukup
b. Kesadaran : Compos Mentis
2. Status Lokalis
Pemeriksaan Subjektif
Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)
Visus Jauh 3/60 3/60
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Sekitar mata Kedudukan alis Kedudukan alis Simetris, scar (-)
(supersilia) baik, scar (-) baik, scar (-)
Kelopak mata (Palpebra)
Pasangan N Kelopak mata Tidak simetris
turun
Gerakan N Kelopak mata Ptosis (+)
turun
Kulit N N Hiperemis (-)
benjolan (-)
5
Kesimpulan Pemeriksaan
Oculli Dextra Oculli Sinistra
D. Diagnosis
Diagnosis banding :
1. Parese Nervus Okulomotor
2. Myasthenia gravis
3. Acquired exotropia
Diagnosis kerja :
OS parese nervus okulomotor
E. Penatalaksanaan
R/ Ocuflam Eye Drops No. I
S 3 dd gtt 1 OS
-----------------------------------------
R/ Selesbion Tab No. X
S 1 dd tab 1
-----------------------------------------
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
M rectus superior, M rectus inferior, M recttus medialis dan M. obliqus interior. Juga
fungsi Nukleus akulomotor pada golongan primata telah diketahui dengan baik oleh
Warwick. Mungkin hal ini juga dapat diterapkan pada manusia dan secara klinis
kaudal sentralis. M rektus medialis, M rektus inferior dan obliqus inferior dipersarafi
serabut – serabut yang terjadi pada ujung kaudal adri kompleks ini. Nukleus viseralis
meluas dari ujung rostral kompleks ini kebagiankaudal. Kebanyakan bagian rostral
dari kompleks ini terdiri dari bagian nukleus sentralis, nukleus medianus anterior
(satu pada setiap tempat dari garis tengah). Bagian dorsal dan kaudal dari kompleks
8
viseral terbagi atas kolumna kecil yang kemudian terbagi lagi menjadi kolumna
medialis dan kolumna lateralis. Bagian kaudal dari kolumna lateralis terbagi lagi
sentralis. Diantara massa dari nukleus motorik somatik ditemukan nukleus perlia,
dimana juga merupakan bagian dari sistim viseral. Aliran viseral secara total pada
diantara panjangnya dan luasnya ke ventral untuk keluar dari midrain sebagai serabut
dan A sereblaris posterior dibawah dan diatas untuk memasuiki dinding lateral dari
sinus cavernosus. Serabut pupil melewati bagian dorsomedial orbitalis superior dan
salah satu pada ujung anterior dari sinus cavernosus atau aspek posterior dari orbit
yang terbagi atas divisi superior dan interior. Oleh karenanya proyeksi lesi dan bagian
anatomi yang berbeda tingkatannya levelnya akan menghasilkan gejala yang juga
berbeda. Nervus III menginervasi otot intrinsik dan otot ekstraokuler untuk
A. Definisi
Paresis nervus oculomotor adalah kelemahan saraf ke 3 cranial yang disebabkan oleh
kerusakan pada saraf okulomotor atau cabangnya dan dapat mengganggu gerakan mata,
respon pupil terhadap cahaya, atau keduanya. Kelumpuhan ini terjadi ketika tekanan
B. Epidemiologi
Di Minessota (2017), insiden tahunan pada pasien yang lebih tua dari 60 tahun lebih
besar dari pasien yang lebih muda dari 60 tahun. Penyebab paling umum dari
kelumpuhan saraf ketiga yang didapat diduga mikrovaskuler (42%), trauma (12%),
kompresi dari neoplasma (11%), pasca bedah saraf (10%), dan kompresi dari aneurisma
(6%). Keterlibatan pupil terlihat pada 16 pasien (64%) dengan kelumpuhan saraf
ketiga.
waktu Januari 2015 hingga Desember 2015, didapatkan 105 orang dengan presentase
pasien wanita lebih banyak dibanding laki-laki, dan pasien dengan usia diatas 50 tahun
C. Etiologi
• Aneurisma
Kelumpuhan nervus okulomotorius dapat terjadi sebagian ataupun total dan biasanya
disertai dengan nyeri hebat di sekitar mata. Apabila aneurisma terjadi pada a. karotis
• Tumor
Kerusakan pada nervus okulomotorius dapat terjadi akibat invasi neoplasma pada
• Trauma
Dapat berupa trauma saat kelahiran ataupun akibat kecelakaan. Namun, terkenannya
• Infeksi CNS
• Diabetes Mellitus
• Perdarahan Subarachnoid
D. Patogenesis
a. Aneurisma
oleh aneurisma menyebabkan distorsi saraf, edema saraf, obstruksi vena, dan
berikut: (1) kompresi arah saraf okulomotor oleh massa aneurisma, (2) efek pulsasi
aneurisma, (3) iritasi yang disebabkan oleh perdarahan, dan (4 ) kombinasi dari
semua ini.
b. Diabetes
karena keterlibatan beberapa gangguan biokimia dan tetap menjadi topik penelitian
kecepatan konduksi saraf sensorik, kecepatan konduksi saraf motorik, dan aliran
darah sensorik. Kelainan fungsional ini cenderung berkembang pada tahap awal
c. Tumor
Tumor dengan pembesarannya, sering menekan saraf optik, dan saraf di dalam
sinus kavernosus, termasuk saraf okulomotor, saraf troklear, saraf abducens, dan
biasanya terjadi pada stadium lanjut penyakit. Hematoma hipofisis atau lesi massa
G. Manifestasi Klinis
disertai dengan hilangnya refleks akomodasi dan refleks cahaya pupil. Kerusakan
dari serabut parasimpatis pada N III menyebabkan pupil midriasis, juga terdapat
fungsi dari M. rektus lateral dan M. obliqus superior masih baik maka mata akan
berdeviasi ke luar dan ke bawah. Deviasi mata yang disebabkan oleh parese N III
i. Eksternal oftalmoplegia
apabila ptosis tidak menutupi pupil maka pasien akan mengalami diplopia.
makanan dari vasa vasorum sehungga pada lesi-lesi iskemik biasanya pupil
Dengan demikian, lesi iskemik dan lesi kompresif dapat dibedakan secara
klinis, karena pada lesi iskemik respon pupil umumnya normal, sedangkan
H. Penegakkan Diagnosis
a. Anamnesis
• Usia Onset
• Awitan (mendadak/perlahan)
• Jenis deviasi
• Diplopia
b. Pemeriksaan Fisik
15
berpindah-pindah atau tidak, dan bervariasi atau konstan, ptosis juga dapat
diketahui)
• Pergerakan mata
• Ketajaman penglihatan
c. Pemeriksaan Penunjang
• Gula darah
• Foto kranium
• Foto sinus paranasal dan orbita, bila diperlukan CT scan sinus paranasal dan
orbita
I. Diagnosis Banding
• Pada anak, ambliopia perlu diatasi dengan patching dan elevasi kelopak mata
• Sensitivitas cahaya dengan pupil yang melebar dapat dikontrol dengan tetes
pilocarpine
jangka pendek
• Setelah evaluasi sistemik ditangani dan pasien stabil, dianjurkan untuk menunggu
setidaknya 6 bulan untuk resolusi. Pasien perlu diperiksa secara berkala pada saat
itu, dan jika terlihat beberapa perbaikan, pemulihan lebih lanjut dapat dilihat hingga
• Analgesik
• Pembedahan
L. Prognosis
BAB III
PEMBAHASAN
1. Teori VS Kasus
Teori Kasus
2. Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil bahwa pasien kelopak
mata kiri turun dan sulit dibuka sejak seminggu yang lalu. Keluhan disertai penurunan tajam
penglihatan, tetapi pandangan ganda disangkal. Keluhan disertai nyeri jika kelopak mata atas
dibuka lebih lebar. Pusing serta mual muntah disangkal. Pasien mengatakan tidak ada riwayat
trauma apapun. Pasien belum pernah mengobati keluhan. Pasien memiliki riwayat penyakit
jantung. Dari pemeriksaan fisik didapatkan VOD 3/60 dan VOS 3/60, pemeriksaan segmen
anterior didapatkan OS ptosis, dan terbatasnya gerakan bola mata, serta reflek pupil negatif.
Terapi yang diberikan adalah ocuflam 3x OS, mecobalamin 1x1, selesbion 1x1.
19
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Costello, F., et al. 2022. Third Nerve Palsy (Oculomotor Nerve Palsy) Differential Diagnoses.
Medscape.
Gaillard, F., Worsley, C. Oculomotor nerve palsy. Reference article, Radiopaedia.org. (accessed
on 26 Jan 2022) https://doi.org/10.53347/rID-1761
Hafiz Khuram Raza, Hao Chen, Thitsavanh Chansysouphanthong & Guiyun Cui (2018) The
aetiologies of the unilateral oculomotor nerve palsy: a review of the literature, Somatosensory &
Motor Research, 35:3-4, 229-239, DOI: 10.1080/08990220.2018.1547697
Keane, J. (2010). Third Nerve Palsy: Analysis of 1400 Personally-examined Inpatients. Canadian
Journal of Neurological Sciences / Journal Canadien Des Sciences Neurologiques,37(5), 662-670.
doi:10.1017/S0317167100010866
Kung, N. H., & Van Stavern, G. P. (2015). Isolated Ocular Motor Nerve Palsies. Seminars in
neurology, 35(5), 539–548. https://doi.org/10.1055/s-0035-1563568
Modi, P., & Arsiwalla, T. (2021). Cranial Nerve III Palsy. StatPearls.
Zhang, X., & Wei, S. (2020). Etiology, localization of the lesion, and prognosis for patients firstly
diagnosed in ophthalmology department with oculomotor nerve palsy. Journal of Central South
University. Medical sciences, 45(12), 1425–1430. https://doi.org/10.11817/j.issn.1672-
7347.2020.190539