Retinopati diabetic adalah salah satu komplikasi mikrovaskular diabetes mellitus yang merupakan
penyebab kebutaan pada orang dewasa. Risiko menderita retinopati DM meningkat sebanding
dengan semakin lamanya seseorang menyandang DM. Faktor resiko lain untuk retinopati DM adalah
ketergantungan insulin pada penyandang DM tipe II, nefropati, dan hipertensi. Sementara itu
pubertas dan wanita yang sedang mengalami kehamilan mempercepat progesivitas retinopati.
Peranan dokter umum yaitu dalam pengendalian faktor resiko yaitu pengotrolan hadar gula (GDS,
GDP, HbA1C, dan kadar lipid dalam darah (HDL,LDL, Trigliserid) serta pengontrolan tekanan darah
(<130mmHg) serta pdilakukan pula edukasi oleh dokter umum mengenai diabetes mellitus untuk
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam penggunaan obat dan menjalani pemeriksaan rutin,
hal tersebut menurunkan angka kebutaan akibat retinopati.
Patofisiologi diketahui ada 3 :
1. Hiperglikemi akan memicu terbentuknya ROIs ( Reactive Oxygen Intermediates) dan AGEs
(Advanced Glycation Endproducts. ROIs dan AGEs merusak perisit dan endotel pembuluh
darah serta merangsang pelepasan faktor vasoaktif seperti Nitrit Oxide (NO), Prostasiklik dan
IGF-1 (Insulin like Growth Factor-1) dan endotelin yang akan memperparah kerusakan
2. Jalur kedua, hiperglikemik kronik mengaktifkan jalur poliol yang meningkatkan glikolisasi dan
akumulasi sorbitol sehingga mengakibatkan kerosakan endotel pembuluh darah karena
disfungsi enzim endotel
3. Jalur ketiga karena iskemik atau hipoksia pada jaringan retina, jaringan akan melepaskan
VEGF (vascular endothelial growth factor) yang akan menyebakan terbentuknya opembuluh
darah baru baru yang memiliki kelemahan membrane basalisnya akibatnya dapat terjadi
kebocoran protein plasma dan perdarahan dalam retina
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Derajat 1 : Tidak terdapat retinipati DM
Derajat 2 : Hanya terdapat mikroaneurisma
Derajat 3 : Retinopati DM non proliferative derat ringan-sedang dengan satu atau lebih gejala (
venous loops, perdarahan, hard exudates, soft exudates, intra retinal microvascular
abnormalities, venous beading)
Derajat 4 : Retinopati DM non proliferative derajat sedang-berat yang ditandai oleh : perdarah
sedang beray, mikroaneurisma dan IRMA (intra retinal microvascular abnormalities)
Derajat 5 : Retinopato DM proliferative yang ditandai oleh neovask7ularisasi dan perdarahan vitreus
Tatalaksana retinopati DM dilakukan berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Retinopati DM derajat
ringan hanya perlu dievaluasi setahun sekali. Penderita retinopati DM nonproliferatif derajat ringan
sedang tanpa oedema makula yang nyata harus menjalani pemeriksaan rutin setiap 6-12 bulan.
Retinopati DM non proliferative derajat ringan- sedangg dengan edema makula signifikan
merupakan indikasi laser photocoagulation untuk mencegah perburukan. Setelah dilakuakn
photocoagulation laser penderita perlu dievaluasi tiap 2-4bulan. Penderita retinopati DM non-
proliferatif derajat berat dianjurkan untuk menjalani panretinal laser photocoagulation, terutama
apabila kelainan beresiko tinggi untuk berkembang menjadi retinopati DM proliferative. Penderita
harus di evaluasi tiap 3-4 bulan. Pada retinopati proliferative harus segara dilakukan panretinal laser
photocoagulation.
Katarak senilis
Katarak adalah kekeruhan pada lensa. Biasanya didapatkan diatas usia 50 tahun atau pada orang
usia lanjut.
Katarak dapat disebabkan terganggunya mekanisme control keseimbangan air dan elektrolit serta
dapat pula dikarenakan denaturasi protein lensa atau gabungan keduanya. Katarak ditandai dengan
terjadinya edema lensa, perubahan protein dan peningkatan proliferasi, dan kersakan
kesinambungan serabbut-serabut lensa. Secara umum edema lensa berkaitan langsung dengan
perkembangan katarak. Selanjutnya perkembangan terus berlanjut sehingga katarak memasuki
stadium intumesen atau bengkak, pada keadaan ini kadar air di dalam lensa mencapai nilai tertinggi
dan akibatnya kapsul lensa teregang. Kadang-kadang glaukoma fakomorfik. Apabila dibiarkan
katarak akan menjadi imatur, matur, dan hipermatur. Dalam keadaan hipermatur ini korteks lensa
mengalami pencairan, sangat keruh dan kapsul mengkerut.
Faktor resiko katarak meliputi faktor individu, lingkungan dan faktor protektif. Faktor individu
termasuk usia jenis kelamin, ras serta faktor genetic. Faktor lingkungan terdiri atas kebiasaan
merokok, paparan sinar untra violet, nutrisi, status sosioekonomik, tingkat pendidilam, penggunaan
alcohol, diabetes, dehidrasi, hipertensi, penggunaan steroid, IMT, obat-obatan gout.
Stadium katarak senilis
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Air masuk Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Normal Sempit Normal Terbuka
iridokorneal
Shadow test Negatif Positif Negatif Psueudopos
Tatalaksana non bedah hanya efektiif dalam memperbaiki fungsi visual untuk sementara waktu.
Disamping itu, belum ditemukan onay-obatan yang digunakan untuk menghilangkan atau
memperlambat katarak. Beberap agen yang munkin memperlambat pertumbuhan katarak yaitu
sorbitol, pembian aspirin, antioksidan Vit C dan E.
Tatalaksana bedah dapat dilakukan EKEK(ekstraksi katarak ekstra kapsular) pada pembedahan tipe
ini dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga
massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut, kemudian dikeluarkan melalui
insisi 9-10mm, lensa intraokular diletakkan pada kapul posterior. termasuk ke dalam golongan ini
ekstraksi linear, aspirasi dan irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien dengan katarak imatur,
kelainan endotel, keratoplasti, implantasi lensa intraokular posterior. pembedahan ini dilakukan
padaa pasien dengan katarak imatur, kelainan endotel, keratoplasti, implantasi lenda intra okular
posterior, implantasi sekunde4r lensa intraokular, kemungkinan dilakukan bedah glaukoma,
predisposisi prolapse vitreus, sebelum mata mengatasi ablasi retina dan sitoid macular.
Dapat dilakukan juga dengan phoacoemulsifikasi, pembedahan dengan phoco menggunakan
vibrator untrasonik untuk menghancurkan nukleus yang kemudian diaspirasi melalui insisi 2,5-3 mm,
dan kemudian dimasukan lensa intraokular yang dapat dilipat. Keuntungannya insisi yang
dibutuhkan kecil dan pemulihan visus lebih cepat, komplikasi astigmat dan inflamasi minimal
Dapat pula dilakukan tindakan EKIK (Ektraksi Katarak Intra Kapsular) pembedahan ini mengaluarkan
seluruh lensa bersama kapsul. Pembedahan ini tidak boleh dilakukan pada pasien kurang dari 40
tahun yang masih mempunyai ligament hialoidea.
CSR
Central serous retinopathy atau lebih dikenal dengan nama retinopati serosa sentral adalah suatu
kelainan pada retina, tepatnya pada makula lutea, penyakit ini jarang ditemukan, bersifat unilateral,
dan ditansai dengan pelepasan serosa sensorik sebgai akibat dari kebocoran setempat cairan dari
koriokapilaris melalui defek di epitel pigmen retina
Biasanya penyakit ini mengenai pria muda dan pertengah dan mungkin berkaitan dengan stress
psikologis.
Patofisiologinya ada terdapat kelainan di sirkulasi koroid sehingga menyebabkan iskemia koroid,
hipermeabilitas vascular koroid., biasanya kelainan ini dihubungkan dengan hiperkortisolisme seperti
kehamilan, stress dan kepribadian tipe A, sindrom cushing dan pemakainan glukokortikoid.
Dari anamnesis penderita mengeluh mata kabur untuk membaca dan melihat jauh, terutama jika
melihat benda tampak lebih kecil atau lebih besar dan akan terlihat suatu bayangan gelap berbentuk
bulat atau lonjong ditengah lapang pandang biasanya tidak disertai rasa sakit, berair gatal, merah
dan lain-lain.
Biasanya pasien datang dengan keluhan kabur mendadak, mikropsia, metamorfosia, visus menurun.
Pada oemeriksaan didapatkan :
1. Visus : penglihatan kabur, turun menjadi 6/9 sampai 6/12 dikoreksi dengan lensa positif
bisanya membaik
2. Pemeriksaan luar tampak tidak ada kelainan
3. Tekanan bola mata biasanya normal
4. Indirect ophthalmoskopi : tampak penonjolan retika di makula retina yang berbentuk bulat
atau lonjong dengan batas yang jelas
Sebenarnya CSR dapat sembuh dengan sendirinya tetapi terdapat obat yang dapat mempercepat
menutupnya lubang kebocoran lapisan epitel pigmen. Vitamin dalam dosis yang cukup, sambal
melakukan observasi selama 3-4 bulan sambal menunggu resolusi spontan, biasanya akan sembuh 8-
12 minggu.
Asetazolamid dapat digunakan untuk mengurangi edema makula sehingga dapat memperpendek
waktu resolusi tetapi tidak berdampak pada tajam penglihatan dan rekurensi CSR
Dapat pula dilakukan koasgulasi dengan sinar laser dengan menggunakan laser argon untuk
mempersingkat durasi penyembuhan, tetapi tidak terdapat bukti bahwa fotokoagulasi yang segera
dilakukan akan menurunkan kemungkinan gangguan penglihatan permanen. Walaupun penyulit foto
koagulasi laser retina sedikit terapi fotokoagulasi laser segara sebaiknya tidak dianjurkan untuk
semua pasien CSR.
Indikasi fotokoagulasi laser :
1. CSR berulang
2. Csr lebih dari 12 minggu belum membaik
3. Visus penderita terganggu
4. Timbul deficit visual permanen pada mata sebelah
Prognosis 80% CSR akan mengalami resorpsi spontan caran sub retina dan pemulihan ketajaman
penglihatan normal dalam 6 bulan setelah muncul gejala. Walau ketajaman penglihatan normal,
banyak pasien mengalami defek penglihatan permanent,misalnya penurunan ketajaman kepekaan
terhadap warna, mikropsia, dan skotoma relative.
Kegunaan proyeksi sinar dan persepsi warna
Untuk menilai retina bagian perifer dan bagian sentral. Dibagian retina sentra; banyak mengandung
sel konus yang mempunyai 3 macam pigmen (pigmen yang peka pada sinar merah biru dan hijau)
sehingga untuk menilai retina bagian sentral dapat dilakukan dengan persepsi warna
Sedangkan diretina bagian perifer ditemukan banyak sel basilus yang sangat sensitive terhadap
cahaya tetapi tidak dapat membedakan warna sehingga untuk menilai retina bagian perifer dapat
dilakukan dengan proyeksi sinar