Anda di halaman 1dari 9

NOCARDIOSIS

Nocardiosis merupakan penyakit yang cukup jarang terjadi pada


anjing. Penyakit ini pernah dilaporkan pada spesies lainnya seperti
kucing, kuda, sapi, tetapi diantaranya juga tidak umum (Harvey,et
al.,1995; Pascoe, et al.,1999; Sulieman, et al., 2002). Penyakit ini juga terjadi
pada manusia biasanya yang mengalami defisiensi imunologi. Nocardiosis
muncul dengan beberapa bentuk klinis. Pada kasus bentuk kutaneus,
pyoderma atau dermatitis pyogranulomatosa merupakan bentuk gejala
yang paling menciri (Scott,et al.,2001). Nocardiosis juga dapat disebabkan
oleh infeksi respiratorius pada saat lesi makroskopik ditemukan pada
paru-paru, mediastinum, dan pleura, dan dapat terjadi sebagai bentuk
yang menyebar luas juga (Scott,et al.,2001).

Etiologi

Nocardiosis disebabkan oleh Nocardia spp yang merupakan bakteri


aerobik Gram positif yang bertanggung jawab terhadap infeksi yang lokal
maupun menyebar luas pada hewan dan manusia. Genus diberi nama
setelah Nocard, seorang dokter hewan yang mengisolasi organisme
tersebut dari penyakit “ bovine farcy” suatu penyakit limfangitis pada
ekstremitas distal dari sapi. Prevalensi penyakit pada manusia meningkat
secara substansial sehubungan dengan peningkatan jumlah dari hospes
dengan gangguan respon immun (immunocompromised), dan kejadian yang
sama cenderung terjadi pada hewan kecil dengan penggunaan luas dari
obat-obatan corticosteroids, cyclosporine dan cytotoxic. Informasi yang
memusatkan terhadap infeksi Nocardia yang berhubungan dengan hewan
sangat terbatas dibandingkan dengan data yang tersedia pada pasien-
pasien manusia. Meskipun terdapat beberapa sampel penyakit dari

1
individu pasien yang tercatat, hanya sedikit studi yang mencatat jumlah
substansial dari kasus-kasus yang berhubungan.

Klasifikasi
Klasifikasi dari peneliti:
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Subordo : Corynebacterineae
Famili : Nocardiaceae
Genus : Nocardia (Trevisan 1889).
Species : N. aerocolonigenes, N. africana, N. argentinensis, N. asteroides,
N. blackwellii, N. brasiliensis, N. brevicatena, N. carnea, N.
caviae, N. cerradoensis, N. corallina, N. cyriacigeorgica, N.
dassonvillei, N. elegans, N. farcinica, N. nigiitansis, N. nova, N.
opaca, N. otitidis-cavarium, N. paucivorans, N.
pseudobrasiliensis, N. rubra, N. transvelencesis, N. uniformis

Patogenesis dan virulensi

Patogen Nocardia spp merupakan bakteri fakultatif intraseluler.


Faktor virulensi yang utama dari genus ini adalah resistensinya terhadap
fagositosis dari filementus log fase sel, seperti yang ditemukan pada
lingkungan niches. Kompleks dinding sel lipid mempengaruhi virulensi
dalam jalan yang serupa dengan asam mikolat (mycolic acids) pada
Mycobacteriaceae. Gambaran lain dari Nocardia spp. Adalah kemampuannya
untuk menginvasi pembuluh-pembuluh darah dan juga memproduksi
nekrosis vaskuler dan ischemia. Respon immun protektif terhadap
Nocardia utamanya adalah T-cell mediated, dimana disini bakteri hanya
sedikit terpengaruh jalannya respon humoral yang efektif. Nocardiosis

2
utamanya merupakan problematika bagi pasien-pasien dengan gangguan
cell-mediated immunity.
Mobilisasi neutrofil awal, ketika seringkali tidak mencukupi untuk
menghentikan infeksi itu sendiri, mengurangi penyebaran infeksi sampai
lymphocyte-mediated cytotoxicity dan makrofag teraktivasi memberikan efek
respon definitif. Pada pasien hewan kecil, Nocardia spp. telah dihubungkan
dengan beberapa sindrom yang menyertai: i) infeksi dari kulit dan
subkutan yang mengikuti penetrasi trauma; ii) pneumonia dan
pneumotoraks yang kemungkinan berhubungan dengan ko-faktor seperti
penyakit viral; iii) peritonitis; dan iv) penyebaran penyakit ( melibatkan
dua atau lebih sistem-sistem tubuh, terkadang termasuk kulit ).
Nocardiosis pyothorax/ pneumonia dan kutan/ subkutan merupakan
sindroma umum yang dilaporkan pada hewan-hewan yang berasosiasi.
Penyakit yang menyebar-luas khususnya berhubungan dengan utamanya
terpusat pada pulmonari dengan penyebaran hematogenus dalam batas-
batas jaringan, termasuk kulit/ subkutan, ginjal, hati, lien, limfonodus ,
dan otak. Nocardiosis subkutaneus sebelumnya dapat dimulai dari abses,
tetapi seringkali berkembang menjadi leleran, luka yang tidak sembuh,
terkadang mengikuti intervensi dari operasi sebelumnya. Lesi awal
cenderung menyebar secara , melalui perkembangan dari lesi-lesi
sekeliling yang menular atau via limfatik.
Pengeringan dari traktus sinus seringkali berkembang setelahnya.
Terdapat kemiripan yang kuat terhadap yang dideskripsikan sebagai
mycetoma aktinomikotik (“Madura foot”) pada manusia; lesi-lesi tertentu;
sekali berkembang, menjadi ganas dan seringkali tidak memberikan
respon terhadap terapi. Diferensial diagnosa dari nocardiosis subkutaneus
pada hewan kecil termasuk penyakit yang disebabkan oleh agen-agen
yang menimbulkan radang pyogranulomatosa seperti Mycobacterium
spp., Rhodococcus spp., Corynebacterium spp., Actinomyces spp.,
Dermatophilus congolensis dan jamur saprofit.

3
Data dari literatur kedokteran hewan melaporkan bahwa
nocardiosis disebabkan oleh N asteroides atau N brasiliensis (terutama yang
pertama), berhubungan dengan “granul-granul sulfur” dan lebih sering
terjadi pada anjing daripada kucing. Data ini muncul sebagai dasar
terutama pada laporan sebelum tahun 1990, yang mendahului
reklasifikasi taksonomi dari genus ini. Keragaman dari gambaran-
gambaran publikasi ini tidak berada dalam kesesuaian pengalaman-
pengalaman kami. Untuk alasan ini, kasus-kasus yang dihadapi oleh
penulis telah diperbaharui dan, dari tahun 2000, kami secara aktif mencari
kasus-kasus tambahan yang terlihat oleh kolega-kolega dalam
prakteknya. Data dipelajari untuk mengembangkan pengertian dari
hubungan antara hospes:parasit:lingkungan dari Nocardia spp. di Australia
dalam hubungannya dengan hospes-hospes mamalia yang berbeda. Kunci
penemuan-penemuan dari studi retrospektif/prospektif kami terhadap
nocardiosis pada kucing dari Australia bagian timur telah dikemas di
bawah.

Gejala Klinis

Gejla klinis yang menyertai bentuk kutaneus dari Nocardiosis


adalah sebagai berikut: nodul-nodul ulseratif, ulser, fistula, dan selulitis.
Pada beberapa kasus gejala umum seperti demam ditemukan
(Kirpensteijn& Fingland, 1992). Pemeriksaan hematologi mengungkapkan
adanya leukositosis dengan left-shift, monositosis, dan
hyperglobulinaemia (Kirpensteijn& Fingland, 1992). Lesi-lasi pertama
dapat ditemukan pada tempat-tempat terjadinya trauma, contohnya
kebanyakan pada ekstremitas. Pada kasus infeksi pernafasan, gejala
umum terjadi seperti anoreksia dan demam seperti halnya juga terjadi
dyspnoea dan kelainan neurologis yang dapat ditemukan (Scott,et
al.,2001).

4
Diagnosis

Penyakit harus diduga ketika terjadi pyoderma yang dalam (deep


pyoderma) disertai dengan pembentukan nodul-nodul, ulser, dan fistula
yang ditemukan. Pada saat mengambil data sejarah, perhatian yang
khusus harus diberikan pada trauma yang sebelumnya dan lokalisasi dari
erupsi awal. Diagnosa yang lengkap harus didasarkan tidak hanya pada
gejala-gejala klinis, tetapi juga pada pemeriksaan yang saling melengkapi.
Diferensial diagnosa termasuk didalamnya adalah penykit-penyakit
beakterial lainnya dengan rangkaian yang sama, seperti actinomycosis, dan
infeksi mikotik yang dalam misalnya sporotrichosis, yang seringkali
bermanifestasi dengan cara yang sama (Szczepanik,et al., 2004).
Diagnosis didasarkan pada keberadaan mikroorganisme pada
preparat ulasan (smear) sitologi yang didapatkan melalui metode fine
needle aspirates seperti halnya dengan metode kultur dan pemeriksaan
histopatologi (Scott,et al.,2001). Infeksi Nocardia spp didiagnosa dari 17
ekor kucing selama 14 tahun dari tiga wilayah bagian timur Australia.
Tidak terdapat isolat-isolat yang berasal dari anjing selama periode ini,
tetapi terdapat satu isolat dari koala dan dua dari sapi perah. Keutamaan
pada kucing ini disajikan dengna penyebaran dari lesi-lesi pada subkutan
dan kulit berkaitan dengan pengeringan saluran sinus. Lesi kutaneus awal
terdiri dari abses-abses yang berbatas. Infeksi menyebar dalam angka
yang variabel, umumnya oleh perluasan sampai ke jaringan yang
terdekat. Lesi-lesi umumnya berlokasi pada tempat terjadinya gigitan
kucing atau luka garukan, termasuk ekstremitas, dinding tubuh, inguinal
panniculus dan jembatan nasal. Pada beberapa kasus lain, lesi-lesi
bertempat pada ekstremitas-ekstremitas distal.
Secara sitologi, eksudat-eksudat memperlihatkan radang
pyogranulomatosa. Cabang filamen-filamen (tunggal atau dalam bentuk

5
kusut) yang kurus, Gram positif, dan tahan asam terlihat tanpa kesulitan
dalam pengecatan ulasan. Rangkaian klinis bervariasi, dari kronis, lambat,
infeksi yang sebelumnya terlokalisasi sampai penyakit akut yang parah.
Dari 17 ekor kucing, 14 ekor dantaranya merupakan ras persilangan
domestik dan tiga ekor adalah ras asli. Terdapat kejadian yang lebih berat
pada kucing-kucing jantan (12 ekor dikastrasi, 1 ekor dewasa muda, 1
ekor anakan/kitten). Sembilan dari 17 kucing berumur 10 tahun atau lebih.
Kerusakan yang disebabkan oleh isolat spesies Nocardia adalah: 9 N nova, 3
N farcinica, 2 N cyriacigeorgica, 1 belum ditentukan (antibiogram
memperkirakan adalah N. Nova) dan 2 tidak dapat ditentukan.

Terapi

Pada kasus telah terdiagnosa Nocardiosis, beberapa penulis


merekomendasikan pendekatan operasi sepperti halnya juga dengan
terapi antibiotik . Pada presentasi klinis kasus ini, terapi antibiotik jangka
panjang dengan cephalexin dan aplikasi topikal dari antiseptik saja telah
terbukti efektif. Pada manusia seperti juga pada pengobatan kedokteran
hewan, potensial sulfonamid dianggap bermanfaat. Gentamicin, ceftiofur,
dan amikacin juga bekerja (Ribeiro,et al., 2002). N. Nova umumnya sensitif
terhadap makrolide penisillin, dan ampisillin. N. asteroides resisten
terhadap makrolide dan penisillin (Hollick, G., 1995; Scott,et al.,2001).
Penulis lainnya melaporkan bahwa terapi dengan amoxcicillin dan
ampicillin efektif (Sivacolundhu,et al., 2001). Durasi dari terapi, yang
harus bertahan sedikitnya 1 bulan, sangat penting (Scott,et al.,2001).
Antibiogram yang didapatkan di laboratorium menyediakan indikasi
awal dari infeksi N. nova, suatu isolat yang cenderung memiliki pola yang
‘disukai’, dengan kepekaan terhadap sulphonamides, tetracyclines
(minocycline, doxycycline), macrolides (erythromycin, clarithromycin)
dan paradoxically ampicillin serta amoxycillin, tetapi tidak dengan

6
amoxycillin clavulanate. Lebih jauh lagi, berbagai kombinasi variasi obat,
yang diberikan secara simultan atau sekuensial, dapat bermanfaat untuk
infeksi N. nova, menciptakan bertambahnya pilihan untuk terapi jangka
panjang dari kucing-kucing yang terkena. Kegagalan dari amoxycillin
clavulanate untuk bekerja secara in vitro atau in vivo berhubungan dengan
induksi poten dari membran kromosom-berikatan dengan- β-lactamase
oleh asam clavulanat. Penyabab langsung/ predisposisi dapat
diidentifikasi di semua kasus, dan termasuk: transplantasi renal;
pemberian kortikosteroid kronis; derajat katabolik yang mengikuti
chylothorax, pembedahan; luka-lika perkelahian; infeksi FIV.
TMP-SD pada dosis 15 to 30 mg/kg dua kali sehari seringkali
efektif, tetapi tidak selalu bertoleransi dengan baik, menyebabkan salivasi
yang berlebihan (akibat dari rasa pahit beberapa formulasi), muntah dan
anoreksia total/ parsial. Ketersediaan kombinasi TMP-sulphonamide
yang dapat diinjeksikan memberikan manfaat yang besar, sebagaimana
juga kombinasi itu memastikan level terapeutik yang efektif yang bisa
didapatkan meskipun pasien-pasien tidak makan atau pasien muntah.
Penggunaan dari suspensi Tribrissen Piglet off label telah dianggap
menguntungkan karena memiliki palatabilitas dan pemberian yang
mudah. Secara alternatif, TMP-SMX dapat direformulasikan melalui
pencampuran oleh apoteker dan disajikan dalam kapsul gelatin yang
dapat diberikan dengan lapisan kecil margarin. Harus diingat bahwa
kucing secara tidak umum tidak memperlihatkan efek samping pada saat
diberikan kombinasi TMP-sulphonamide dalam dosis tinggi untuk
periode lama. Inin mungkin termasuk anemia dan neutropenia akibat
tekanan pada sumsum tulang. Sulphamethoxazole dikatakan lebih baik
daripada sulphadiazine karena memiliki kecenderungan untuk
menyebabkan nefrotoksik yang lebih sedikit. Untuk infeksi karena N.
nova, amoxycillin ( dosis 20 mg/kg dua kali sehari) dan atau doxycycline
(dosis 5 mg/kg, atau lebih, dua kali sehari) menyediakan kombinasi yang

7
efektif, terjangkau dan sinerggis dalam beberapa contoh, mengikuti terapi
sebelumnya yaitu dengan TMP-SD dan atau amikacin. Durasi total dari
terapi mungkin seharusnya diberikan sedikitnya 3 sampai 6 bulan, sebab
pemberian dalam periode pendek tidak jarang menyebabkan
kekambuhan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, Nocardiosis merupakan penyakit serius tetapi
jarang terjadi. Baru-baru ini, kejadiannya lebih umum ditemukan pada
kucing daripada anjing. Nocardial panniculitis secara klinis mungkin dapat
dibedakan dari sindrom-sindrom yang disebabkan oleh pertumbuhan
Mycobacterium yang cepat. Meskipun prognosisnya dapat diperkirakan,
pasien-pasien dengan infeksi terlokalisasi yang disebabkan oleh N. nova
seringkali memberikan respon terhadap terapi yang sesuai. Apabila terapi
definitif tertunda akibat diagnosa yang tidak tepat, penyakit cenderung
menjadi kronis, meluas, dan menyebar. Durasi yang tidak mencukupi dari
terapi menyebabkan penyakit menjadi kambuh.

DAFTAR PUSTAKA

Harvey R.G., Lloyd D.H.: The distribution of bacteria (other than


Staphylococci and Propionibacterium acnes) on the hair, at the skin surface
and within the hair follicles of dog. Vet Dermatol 1995, 6, 79-84.

Hollick G.: Isolation and identification of aerobic actinomyces.


Clinic Microbiol Newsletter 1995, 17, 25- 29.

8
Kirpensteijn J., Fingland R.B.: Cutaneous actinomycosis and
nocardiosis in dogs: 48 cases (1980-1990). J Am Vet Med Assoc 1992, 5,
917-920.

Pascoe R.R.R., Knottenbelt D.C.: Manual of equine dermatology.


London, W.B. Saunders, 1999, p 115.

Ribeiro M.G., Aguiar de D.M., Paes A., Megid, A., Giuffrida R.,
Nari de G., d´Arc Moretti L., Ueno T.E.H.: Nocardiose cutânea associada à
cinomose em cães. Relato de dez casus. Clín Vet 2002, 39, 34-42.

Scott D.W., Miller W.H., Griffin C.E.: Small Animal Dermatology.


Philadelphia, W.B Saunders Company 2001, p. 323-324.

Sivacolundhu R.K., O’Hara A.J., Read R.A.: Thoracic actinomycosis


(arcanobacteriosis) or nocardiosis causing thoracic pyogranuloma
formation in three dogs. Aust Vet J 2001, 79, 398-402.

Sulieman M.S., Hamid M.E.: Identification of acid fast bacteria from


caseous lesions in cattle in Sudan. J Vet Med 2002, 49, 415–418.

Szczepanik M., Śmiech A.: Sporotrichoza w przebiegu głębokiej


piodermii owczarka niemieckiego. Mag Wet 2004, 13, 36-40.

Anda mungkin juga menyukai