CEDERA KEPALA
Pendahuluan
◦ Cedera Kepala adalah perubahan fungsi otak atau terdapat bukti
patologi pada otak yang disebabkan oleh kekuatan mekanik
eskternal
◦ Terdapat dua cidera kepala yang terbentuk yaitu cedera tumpul dan
cedera tembus.
Cedera otak primer
◦ Cedera otak primer terjadi karena gaya sangat segera (immediate effect) pada
otak akibat gaya mekanik eksternal saat trauma terjadi.
◦ Pada cedera otak primer , lesi difus dapat berupa cedera aksonal difus dan
cedera vaskular difus, sedangkan lesi fokal berupa kontusio fokal, perdarahan
intraserebral, perdarahan subdural, dan perdarahan epidural.
Lesi fokal dan difus akibat cedera kepala
b. Cedera Kepala Ringan : GCS 13-15; Terdapat pingsan kurang dari 10 menit, tidak terdapat
defisit neurologis, CT Scan otak normal.
c. Cedera Kepala Sedang: GCS 9-12; Terdapat pingsan 10 menit-6 jam, terdapat defisit
neurologis, CT Scan otak abnormal.
d. Cedera Kepala Berat : GCS 3-8; Terdapat pingsan lebih dari 6 jam, Terdapat defisit neurologi,
CT Scan Otak abnormal
Cedera kepala berdasarkan lokasi lesi
2. Tingkat kesadaran
5. Nyeri Kepala
6. Gejala neurologis lain seperti anosmia, kejang, kelemahan tubuh pada satu sisi
7. Rutinitas obat yang dikonsumsi, riwayat penyakit dahulu, dan gaya hidup.
Pemeriksaan Penunjang
◦ Pemeriksaan Pada Fase akut
CT Scan merupakan modalitas utama yang digunakan dalam kasus cedera kepala akut. CT Scan tanpa kontras
dapat mengindentifikasi masa desak ruang dalam bentuk hematom yang membutuhkan tatalaksana operatif
segera.
- Kejang pascacidera
2. Perdarahan Subdural
a. SDH Luas (> 40 cc) dengan skor GCS >6 , fungsi bata otak masih baik
b. SDH Tipis dengan penurunan kesadaran
c. SDH dengan edema serebri/kontusio serebri disertai pergeseran garis tengah dengan fungsi batang
otak masih baik.
Penatalaksanaan Operatif
3. Perdarahan intraserebral
4. Fraktur Impresi
◦ Gejala dan tanda klinis cedera medulla spinalis perlu diketahui akrena akan
menentukan tatalaksana dan prognosis. Gambaran klinisi ini diklasifikasikan
berdasarkan :
a) Level Cedera
◦ Anamnesis
- Mekanisme Trauma
- Riwayat Penyakit sebelumnya
- Riwayat pengobatan yang didapat sebelumnya (AMPLE)
◦ Pemeriksaan Fisik
◦ Pemeriksaan Radiologis.
Tatalaksana Cedera medulla spinalis
◦ Terdapat tiga tujuan utama yang perlu dicapai dalam tatalaksana cedera
medula spinalis, yaitu maksimalisasi pemulihan neurologis, stabilisasi spinal dan
rehabilitasi. Untuk itu terdapat alur tata laksana yang dimulai sejak fase Pra-RS
, Fase RS, dan rehabilitasi pasca cedera yang berkesinambungan
Tatalaksana Pra- RS
1. Imobilisasi Pasien
a. Imobilisasi area servikal
2. Tindakan Resusitasi
a. Penjagaan jalan nafas dan ventilasi
◦ Memori
◦ Fungsi Eksekutif
Diagnosis dan Diagnosis Banding
◦ Evaluasi menyeluruh merupakan prasyarat sebelum melakukan
penatalaksanaan terhadap gangguan fungsi kognitif
b. Augmentasi Katekolamin
c. Augmentasi Katekolamin
b. Medikamentosa lainnya
2. Non Medikamentosa
Bangkitan pascacedera kepala
◦ Bangkitan pascacedera kepala biasanya berkaitan dengan cedera kepala berat dan
dapat terjadi segera setelah cedera maupun tertunda.
3. Posttraumatic Epilepsy
Tatalaksana
◦ Berdasarkan rekomendasi dari Brain Trauma foundation , pemberian
profilaksis bangkitan pascacedera termasuk dalam level IIA :
1. Penggunaan fenitoin atau valproat tidak direkomendasikan untuk pencegahan
late-PTS