Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA


DI RUANG INTALASI GAWAT DARURAT
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 28 Mei – 23 Juni 2018

Oleh:

Irvan Kurniawan, S.Kep


NIM : 173913310016

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA


DI RUANG INTALASI GAWAT DARURAT
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 28 Mei – 23 Juni 2018

Oleh:

Irvan Kurniawan, S.Kep


NIM : 173913310016

Banjarmasin, Mei 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Abdurahman Wahid, S.Kep.,Ns., M.Kep. M. Fadli, S.Kep., Ns.


NIP. 19831111 200812 1 002 NIP. 19670610 199003 1 022
CIDERA KEPALA

Pengertian : Etiologi :
Menurut Brain Injury Association of America, 1. Cidera Akselerasi, objek bergerak menghantam kepala yang
cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, tidak bergerak
bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, 2. Cidera Deselerasi, kepala yang bergerak menghantam objek
tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik yang diam
dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah 3. Cidera Akselerasi-Deselerasi
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan 4. Cidera Coup-Countre Coup, kepala yang terbentur
kemampuan kognitif dan fungsi fisik. menyebabkan otak mengenai tulang tengkorak dengan kuat
dan bergerak dalam ruang kranial
5. Cidera Rotasional, kepala yang terbentur menyebabkan otak
Klasifikasi :
berputar didalam rongga tengkorak dan menyebabkan
1. Berdasarkan cedera yang tampak pada kepala
robeknya neuron dan pembuluh darah yang memfiksasi otak
bagian luar
a. Trauma kepala tertutup merupakan fragmen-
fragmen tengkorak yang masih utuh pada Pemeriksaan:
kepala. 1. Fisik: AVPU, GCS, Bentuk & ukuran pupil, TTV
b. Trauma kepala terbuka adalah yaitu tampak 2. Penunjang: CT-Scan, MRI
luka telah menembus sampai kepada
duramater.
2. Keparahan berdasarkan GCS:
a. Cidera Ringan/Minor, GCS 14-15
Tidak terdapat kelainan pada CT scan otak,
Tidak memerlukan tindakan operasi,
b. Cidera Sedang, GCS 9-13
Ditemukan kelainan pada CT scan otak,
Memerlukan tindakan operasi untuk lesi
intracranial,
c. Cidera Berat, GCS 3-8
Bila dalam waktu 48 jam setelah trauma
Manifestasi klinis : Penatalaksanaan :
1. Ketidaksimetrisan pupil atau refleks cahaya yang abnormal 1. Cedera kepala yang tidak parah tidak perlu pembedahan, hanya
menunjukkan perdarahan intrakranial saja memerlukan pengawasan yang ketat, sedangkan cedera kepala
2. Sakit kepala, mual, muntah, frekuensi nadi menurun, dan yang berat memerlukan tindakan pembedahan. Jika pasien
peningkatan tekanan darah menunjukkan edema serebral
mengalami edema serebral, dapat diberikan manitol.
3. Battle sign (warna biru atau ekhimosis dibelakang telinga
2. Luka pada kulit kepala dan terjadi perdarahan
di atas os mastoid)
a. Tidak ada fraktur: tekanan langsung dan dressing
4. Hemotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani
b. Terdapat fraktur tidak stabil: hindari tekanan langsung
telinga)
3. Perawatan pasien tidak sadar: HOB 30o, jika terjadi hipertermia,
5. Periorbital ecchymosis (mata warna hitam tanpa trauma
lakukan surface cooling.
langsung)
4. Survei primer
6. Rhinorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari hidung) a. Jalan napas: memaksimalkan oksigen dan ventilasi. Daerah
7. Otorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari telinga) tulang servikal harus dimobilisasi dalam posisi netral
Cedera kepala ringan menggunakan stiffneck colar.
1. Kebingungan saat kejadian dan kebinggungan terus b. Pernapasan: pernapasan dinilai dengan menghitung laju
menetap setelah cedera. pernapasan, memperhatikan kesimetrisan gerakan dinding dada,
2. Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan penggunaan otot-otot pernapasan tambahan.
cemas.
c. Sirkulasi: resusitasi cairan intravena, yaitu cairan isotonic
3. Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan bicara,
seperti RL atau NaCl (20 ml/kgBB)
masalah tingkah laku
Cedera kepala sedang
d. Defisit neurologis: dinilai dengan menilai tingkat kesadaran,
1. Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan ukuran dan reaksi pupil.
kebinggungan atau bahkan koma 5. Survei Sekunder : Observasi ketat penting pada jam-jam pertama
2. Gangguan kesedaran, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba sejak kejadian cedera. Bila telah di pastikan penderitaan CKR
defisit neurologik, perubahan TTV, gangguan penglihatan tidak memiliki masalah dengan jalan napas, pernapasan, dan
dan pendengaran, disfungsi sensorik, kejang otot, sakit sirkulasi darah, maka tindakan selanjutnya adalah penanganan luka
kepala, vertigo dan gangguan pergerakan. yang dialami akibat cedera disertai observasi tanda-tanda vital dan
Cedera kepala berat defisit neurologis.
1. Amnesia Bila setelah 24 jam tidak tidak ditemukan kelaina neurologis
2. Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik tidak aktual,
berupa: Penurunan kesadaran, gangguan daya ingat, nyeri kepala
adanya cedera terbuka, fraktur tengkorak dan penurunan
hebat, mual dan muntah, fraktur melalui foto kepala maupu CT-Scan.
neurologik.
3. Nyeri, biasanya menunjukan fraktur. (Maka penderita dapat meninggalkan rumah sakit dan melanjutkan
perawatan dirumah).
Pathway Cidera Kepala
DAFTAR PUSTAKA

Dewanto George, Dkk. 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.

Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017. Jakarta: EGC.

Iskandar Japardi. 2009. Pemeriksaan Dan Sisi Praktis Merawat Pasien Cedera Kepala. Bagian
Bedah Saraf FK USU Ka. UPF Bedah Saraf RS dr Pirngadi Medan. Vol. 1, No. 1.

Pierce A. Grace, Neil R. Borley. 2006. At A Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.

Sjamsuhidayat, R & Jong, WD. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzzane C. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Ed. 8,
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai