Cedera berat
- Amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum
dan sesudah terjadi penurunan kesehatan
- Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik tidak aktual, adanya
cedera terbuka, fraktur tengkorak dan penurunan neurologik
- Nyeri, menetap atau setempat, biasanya menunjukkan area
fraktur
- Fraktur pada kavital menyebabkan pembengkakan pada area
tersebut
Mekanisme Cedera Kepala
Derajat Cedera Kepala
Derajat Deskripsi
Ringan Nilai GCS 13-15
Dapat mengalami hilang kesadaran atau menunjukkan amnesia selama
5-60 menit
Tidak ditemukan abnormalitas pada CT scan dan lama rawat di rumah
sakit kurang dari 48 jam
Sedang Nilai GCS 9-12
Kehilangan kesadaran atau amnesia selama 1-24 jam
Dapat ditemukan abnormalitas pada CT scan
b. Basis Kranii :
Morfologi
2. Lesi intrakranial
a. Fokal :
b. Difus :
Konkusi
Kontusio Multipel
Hipoksia/iskhemik
Aksonal injury
Patofosiologi
Pemeriksaan Fisik
Airway
- Intubasi oral pasien dengan skor GCS <8
- Pasang selang gastrik oral untuk mendekompresi
abdomen. Hindari NGT
Breathing
- Pertahankan PaO2 lebih dari 100 mmHg dan saturasi oksigen lebih dari 95%
- Pertahankan eukapnia (PaCO2 35-38 mmHg), karbondioksida merupakan
vasodilator potensial dan akan menurunkan tekanan perfusi serebral
- Hindari hiperventilasi walaupun terdapat tanda herniasi
- Pertimbangkan blokade neuromuskuler untuk pasien yang mengalami
kesulitan ventilasi
Circulation
- Pertahankan normovoleni. Jaga MAP antara 70-90 mmHg. Hipotensi harus
dihindari karena berhubungan dengan peningkatan mortalitas pasien dengan
cedera otak berat (Noble, 2010)
- Pertahankan tekanan perfusi serebral lebih dari 70 mmHg (kateter tekanan
intrakranial diperlukan untuk pemantauan tekanan perfusi serebral)
- Kembalikan volume sesuai kebutuhan dengan cairan isotonik dan produk
darah
- Pasang kateter urine. Pertahankan haluaran urine 0,5 mL/kg/jam
Jaga osmolaritas serum kurang dari 320 mOsm
Disability
- Lakukan dan dokumentasikan pemeriksaan neurologi secara
serial. Proses cedera sekunder dapat berkembang setiap jam.
melalui pemeriksaan serial, perubahan kecil status mental dapat
diobservasi. Intervensi dapat dilakukan untuk mencegah
perburukan lebih lanjut
- Dilatasi pupil unilateral merupakan salah satu dari tanda
pertama herniasi yang akan segera terjadi
LUKA PADA KULIT KEPALA
Tanda dan gejala: terlihat langsung adanya luka dan perdarahan
Intervensi:
•Lakukan penekanan pada sekeliling luka untuk menghentikan perdarahan.
•Palpasi tulang tengkorak dibawahnya untuk mengetahui kemungkinan fraktur. Jangan
melakukan penekanan langsung diatas fraktur depressed
•Imobilisasi dan evaluasi tulang servikal
•Atasi hipovolemia
•Bersihkan luka dan debridemen jaringan yang hilang
•Jahitan, lem, atau ikatan dapat digunakan untuk menutup kulit kepala
•Jaga tepi luka lembab dnegan salep antibiotik untuk mempercepat penyembuhan
•Gunakan kassa steril atau biarkan luka terbuka
•Antibiotik sistemik diindikasikan untuk luka terkontaminasi seperti gigitan
•Pastikan profilaksis tetanus yang sesuai
•Sediakan instruksi setelah perawatan untuk manajemen luka dan cedera kepala
FRAKTUR TULANG TENGKORAK
1. Konkusio
Tanda dan gejala:
•Penurunan kesadaran - Paralisis falcid (selama tidak sadar)
•Keterlambatan respon verbal - Kebingungan
•Kata-kata tidak jelas - Lemas
•Telinga berdenging - Pusing berputar, vertigo
•Sakit kepala - Amnesia retrogade
•Mual muntah - Gangguan penglihatan
•Gangguan perilaku - hipertensi atau hipotensi
•Apnea - Kejang
Intervensi:
•Imobilisasi dan evaluasi tulang servikal
•Lakukan observasi serial tingkat kesadaran
•Berikan analgetik non narkotik untuk sakit kepala
•Rawat inapkan pasien untuk observasi jika terjadi tingkat kesadaran tidak pulih dengan cepat, muntah
frekuen, fraktur tulang tengkorak
•Pulangkan pasien jika terdapat care giver yang dapat dipercaya dan berikan instruksi setelah perawatan
secara tertulis
•Anak dan remaja tidak boleh melakukan olahraga sampai diperbolehkan oleh dokter
2. Cedera akson difus
Tanda dan gejala:
•Koma seketika dan memanjang lebih dari 6 jam
•Postur abnormal
•Kebingungan, amnesia, dan masalah perilaku setelah koma
•Kemungkinan terjadi kondisi vegetatif menetap
Intervensi: sama dengan penanganan pasien cedera otak traumatik berat
3. Kontusio
Tanda dan gejala:
•Penurunan kesadaran >6 jam - Mual, muntah
•Gangguan penglihatan - Disfungsi neurologis
•Kelemahan - Ataksia
•Hemiparese - Kebingungan
•Gangguan bicara - Kejang post cedera
Intervensi:
•Imobilisasi dan evaluasi tulang servikal
•Rawat inap pasien untuk observasi
•Berikan antiemetik bila diperlukan
•Lakukan penanganan pasien cedera kepala berat
•Indikasi bedah sesuai indikasi
4. Perdarahan intrakranial
A) Hematoma epidural
Tanda dan gejala:
•Agitasi dan sakit kepala hebat / kehilangan kesadaran tiba-tiba / kehilangan kesadaran
progresive / diikuti periode singkat tidak sadar (konkusio) dan kemudian perburukan yang
disebabkan oleh penekanan akumulasi darah
•Kelemahan (hemiparese kontralateral)
•Dilatasi pupil ipsilateral (sisi yang sama)
•Bradikardi
•Peningkatan tekanan darah
•Pola napas abnormal
Intervensi:
•Sama dengan penanganan pasien cedera otak traumatik berat
•Pembedahan untuk evakuasi darurat mungkin diperlukan
B) Hematoma subdural
•Intervensi:
•Sama dengan penanganan pasien cedera otak traumatik berat
•Objek yang menancap/menusuk:
•Jangan lakukan pengangkatan terhadap objek yang tertancap
•Stabilisasi objek untuk mencegah bergerak atau tercabut
•Kontrol perdarahan
•Gunakan kassa steril untuk menutup daerah di sekitar objek menancap
•Pastikan pemberian tetanus profilaksis
PERTIMBANGAN KHUSUS
2. Herniasi
a. Herniasi uncal (lateral, transtentorial)
Tanda lanjut: hilang kesadaran, pupil dilatasi dan tidak berespon bilateral, pernapasan neurogenik sentral,
postur fleksi atau ekstensi, peningkatan TIK tidak berespon terhadap terapi, bradikardi
b. Herniasi sentral
Tanda lanjut: koma dari kerusakan aktifasi sistem retikuler, pupil midpoint atau dilatasi tidak berespon,
penurunan respon motorik, respirasi Cheyne-stokes atau respirasi ataxic (tidak teratur), peningkatan TIK tidak
berespon dengan terapi, bradikardi