Patofisiologi balanoposthitis mencakup patofisiologi spesifik dan non spesifik. Balanoposthitis spesifik
tergantung dari penyebabnya, yaitu proses inflamasi, alergi, infeksi, autoimun, atau sekunder akibat
trauma dan keganasan. Balanoposthitis nonspesifik sering terjadi akibat proses kelembaban yang terjadi
di area genital sebagai akibat dari keringat, urin, atau smegma yang terdapat di preputium. Kebersihan
yang buruk juga dapat menciptakan lingkungan yang bagus untuk berkembangnya bakteri dan jamur
penyebab balanoposthitis.
Beberapa organisme penyebab balanoposthitis telah diketahui. Namun, pengobatan dari balanoposthitis
akan dilakukan secara empiris terlebih dahulu tanpa menentukan organisme penyebabnya. Infeksi jamur
Candida albicans adalah infeksi yang paling sering terjadi. Penyebab lain seperti psoriasis dan reaksi
alergi juga dapat menyebabkan balanoposthitis. Bila kondisi balanoposthitis tidak ditangani segera,
maka akan menyebabkan terjadi edema local. Edema local bersamaan dengan reaksi inflamasi akan
menyebabkan terjadinya komplikasi berupa perlekatan kulit preputium. Pada orang dengan
immunocompromised seperti diabetes dan HIV, proses infeksi akan terjadi lebih parah.
Edwards SK, Bunker CB, Ziller F, van der Meijden WI. 2013 European guideline for the management of
balanoposthitis. Int J STD AIDS. 2014
Chen J, Zhou YX, Jin XD, Chen SW. Expression of interleukin-2 in Candidal balanoposthitis and its clinical
significance. Chin Med J (Engl). 2011