GEOFISIKA EKSPLORASI
METODE MAGNETIK
Disusun Oleh:
Xenophta Aullia Miftahurrahmanda
21100118130061
BLORA
MEI 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Geofisika Eksplorasi, acara Metode Magnetik yang disusun oleh
praktikan bernama Xenophta Aullia Miftahurrahmanda telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Geofisika Eksplorasi.
1.1 Maksud
Adapun maksud pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.1.1 Memahami konsep dasar metode magnetik dalam geofisika
eksplorasi
1.1.2 Mengolah data magnetic agar dapat diinterpretasi
1.1.3 Mengintgerpretasikan hasil olahan data magnetic, untuk
menentukan jenis litologi bawah permukaan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Mampu memahami konsep dasar metode magnetik dalam geofisika
eksplorasi
1.2.2 Mampu Mengolah data magnetic agar dapat diinterpretasi
1.2.3 Mengintgerpretasikan hasil olahan data magnetic, untuk
menentukan jenis litologi bawah permukaan
1.3 Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Hari, Tanggal : Rabu, 1 Mei 2021
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Platform : MS Teams
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Penelitian geofisika eksplorasi metode magnetic, dilakukan pada daerah
Kabupaten Malang tepatnya pada bagian selatan, Kabupaten Malang memiliki koordinat
112° 17’ 10,9” - 112° 57’ BT dan 7° 44” 55,11” - 8° 26’ 35,45” LS. Memiliki 33
kecamatan besar diantaranya yang terdiri dari beberapa desa sekitar kecamatan
Kedungkandang dan didapatkan 38 titik yang tersebar dan dapat dilihat pada gambar
dibawah,
Karena tersusun atas batuan yang berasal dari proses vulkanisme dapat
diinterpretasikan bahwa bentuklahan pada daerah penelitian merupakan
bentuklahan vulkanik, dimana pembentukannya dipengaruhi oleh proses
vulkanisme, dan daerah ini masih termasuk kedalam kompleks pegunungan buring,
yang memiliki kenampakan gunung api perisai yang berlereng landai, pada dataran
Malang. “Gunung Buring”. Di dalam peta lama Masa Hindia-Belanda (cetakan
tahun 1811), sebutannya adalah “Gunung Malang”. Istilah “malang”, yang artinya
melintang, sesuai dengan posisinya yang melintang (malang) di dasar lembah eks
Danau Purba Malang. Gunung Malang (Buring) menempati dasar ”cawan raksasa”,
yang dulunya merupakan Danau Purba Malang ini.
BAB III
LANGKAH PENGERJAAN
9. Masukkan semua interval dan beri warna serta susun dari atas
kebawah nilai yang paling kecil ke yang paling besar
10. Bandingkan semua kontur interval lokal dan pilih salah satu kontur
yang upward continuationnya paling mendekati sebelum dan
sesudah intervalnya dilakukan upward continuation, disini dipilih
nilai 1500 karena tidak mengalami perubahan kontur yang
signifikan, dan pilih pasangan kontur lokal nya yaitu yang region
11. Lakukan digitasi pada titik anomaly tertinggi dan terendah pada peta
kontur region tersebut, dan simpan data hasil digitasi dalam format
bln
12. Setelah dilakukan digitasi, lakukan slice pada peta kontur awal
dengan menggunakan data format .BLN yang telah disimpan tadi
13. Buka sheet baru pada surfer dan masukkan data hasil slice yang telah
didapatkan
14. Ubah koordinat X dan Y tersebut menjadi Longitude dan Latitude
pada menu data – new projected coordinates, dan ubah sesuai
konfigurasi dibawah
3. Setelah itu akan muncul tampilan table dan konfigurasi seperti pada
gambar dibawah
4. Kemudian buat penampang hingga garis putus putus berhimpitan
dengan garis hitam dan akan didapatkan kenampakan seperti
dibawah
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hari Sabtu, tanggal 1 Mei 2021 telah dilaksanakan praktikum Geofisika
Eksplorasi acara Metode Magnetik yang berlangsung secara daring atau online
menggunakan platform Microsoft Teams. Adapun kegiatan praktikum yakni pada
dilakukan pemaparan materi serta teori teori dalam metode magnetic dan latihan
perhitungan excel.
Diberikan data lapangan pada wilayah Kabupaten Malang , tepatnya pada bagian
selatan, Kabupaten Malang yang memiliki koordinat 112° 17’ 10,9” - 112° 57’ BT
dan 7° 44” 55,11” - 8° 26’ 35,45” LS. Memiliki 33 kecamatan besar diantaranya
yang terdiri dari beberapa desa sekitar kecamatan Kedungkandang yang termasuk
kedalam Kawasan Pegunungan Buring dan didapatkan 38 titik yang tersebar
Malang Selatan, berikut kenampakan titik pada Google earth
Pada peta lembar di bawah peta lembar Malang yaitu lembar Turen dapat
dilihat lebih jelas lagi kenampakan sesar turun nya karena terdapat sebuah sayatan
yang menggambarkan kondisi bawah permukaan formasi Qpv (b) atau Formasi
Endapan Gunung Api Buring dengan kenampakan seperti pada gambar dibawah,
5.1. Kesimpulan
• Berdasarkan pada peta diatas dapat diinterpretasikan bahwa nilai
tertinggi yaitu 200 yang ditunjukan dengan warna merah, sedangkan
yang paling rendah yaitu -320 yang ditunjukan warna ungu.
• Berdasarkan hasil pemodelan dpat diinterpretasikan terdapat enam
jenis lapisan yang berbeda. Diketahui memiliki nilai suseptibilitas
0.0010, 0.012, 0.0057, 0.073, 0.03, dan 0,6. didapatkan bahwa
lapisan tersebut tersusun atas litologi basalt
• Daerah penelitian sendiri termasuk kedalam pegunungan Buring dan
masuk kedalam peta lembar Malang. Jenis formasi pada daerah ini
yaitu penelitian termasuk ke dalam Formasi Qpv (b) (Santosa dan
Suwarti, 1992), yaitu Formasi Batuan Gunungapi Kuarter Tengah
(Middle Quartenary Volcanics) tepatnya Endapan Gunung Api
Buring. Berdasarkan pada peta 2D terdapat kenampakan sesar turun
pada daerah penelitian,
5.2. Saran
• Untuk Asisten lebih dijelaskan dengan detail saat pembuatan model
2D pada software Mag2dc
• Untuk Praktikan membaca banyak jurnal terkait geologi regional
daerah terkait, serta stratigrafi daerah terkait untuk lebih
memperkuat data saat pemodelan
DAFTAR PUSTAKA
Telford W.M. L.P. Geldart and Sheriff R.E. 1990. Applied Geophisics (Second
edition). Canbridge University Press. New York.