Disusun Oleh :
Azzhravia Rahma - 125090707111009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmatnya lah
penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Workshop Geofisika 2015 ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih kepada Bapak Sunaryo selaku
Dosen Pengampu serta Asisten Workshop yang memberikan ilmu, arahan, serta
bimbingan pada penulis dalam melaksanakan Praktikum Workshop kali ini dan
pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
Workshop ini.
Makalah ini berisikan informasi mengenai laporan kegiatan yang dilakukan
selama praktikum berlangsung di daerah Pegunungan Binglis, Kec. Dampit, Kab.
Malang Selatan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dimohon kritik dan saran dari semua pihak.
Hormat Saya,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
kemudian akan diuji atau dikorelasikan dengan data-data lainnya seperti dengan data
sumur. Dari ketiga tahapan dalam survei seismik tersebut, tujuan akhir dari kegiatan
eksplorasi bisa didapatkan hasilnya berupa informasi geologi dari daerah survei.
Oleh sebab itu untuk mengetahui tentang tahapan-tahapan dalam pengolahan
data seismik, diadakanlah praktikum metode seismik yang akan membahas mengenai
pengolahan data sesimik refraksi.
1.2 Tujuan
Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi lapisan
dangkal bawah permukaan lokasi pengamat.
1.4 Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat yakni agar peneliti dapat memahami langkahlangkah akuisisi, prosesing dan interpretasi data geofisika dengan menggunakan
metode Seismik Refraksi untuk dapat memperoleh informasi tentang kondisi bwah
permukaan serta dapat memperoleh pengetahuan yang berguna untuk penelitian
lainnya yang terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan Gunungapi
Formasi Mandalika (Tomm) terdiri dari lava andesit, basal, trakit, dasit, dan
breksi andesit. Lava andesit terdiri dari andesit piroksen, andesit hornblenda. Lava
Basal umumnya terdiri dari basal piroksen.
Anggota Tuf Formasi Mandalika (Tomt) terdiri dari tuf andesit, tuf riolit, tuf
dasit, dan breksi tuf yang berbatuapung. Umumnya tuf memperlihatkan struktur
perlapisan yang baik. Anggota tuf ini menjemari dengan Formasi Mandalika dan
berumur oligosen miosen.
Formasi Wuni (Tmw) terdiri dari breksi dan lava bersusunan andesit basal
, breksi tuf, breksi lahar dan tuf pasiran. Breksi berkomponen andesit dan basal,
mengandung kepingan kepingan kalsedon. Lava andesit basal terdiri dari andesit
piroksen sampai basal berwarna abu abu kehitaman pejal dan porfiri. Satuan
inimenindih secara takselaras dengan batuan berumur oligosen akhir awal Miosen
tengah dan menjemari dengan Formasi Nampol.
Endapan Gunungapi Buring terdiri dari lava basal dan tuf pasiran. Lava
berwarna abu abu kehitaman berstruktur kasatmata hingga tak kasat mata. Tuf
pasiran berwarna putih coklat kelabu dan keruh, komponen felspar, kaca, batuapung,
mineral hitam dan pecahan batuan berbutir pasir lapili.
Endapan Tuf Gunungapi terdiri dari tuf kasar berbatuapung. Tuf berwarna
coklat muda, kemerahan, butir kasar (lapili) hingga halus. menyatakan bahwa
endapan gunungapi ini dihasilkan oleh kelompok gunungapi Kuarter Muda
diantaranya G. Tengger, G. Jembangan, G. Semeru, G. Butak dan G. Buring.
Endapan Tuf ini disetarakan dengan Tuf Malang (Bemmelan,1949).
Analisis seismik pantul lebih dipusatkan pada energi yang diterima setelah
getaran pertama dikirim. Gelombang-gelombang yang dicari adalah yang dipantulkan
oleh semua antar-muka lapisan yang ada di bawah permukaan tanah. Keunggulan
seismik pantul mencakup:
1. Dapat mendeteksi variasi lateral dan kedalaman dari parameter fi sik berupa
kecepatan seismik yang relevan;
2. Mampu menampakkan citra struktur bawah-tanah;
3. Bisa dimanfaatkan untuk membatasi kenampakan stratigrafi ;
4. Reaksi balik gelombang seismik tergantung pada densitas batuan dan tetapan
elastisitas yang perubahannya (porositas, permeabilitas, dan kompaksi dst)
dapat dideteksi;
5. Dapat mendeteksi langsung kemungkinan keberadaan hidrokarbon.
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan
kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison
geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metode seismik
refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penentuan
sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batasbatas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang
yakni:
Gelombang-P,
Gelombang-S,
Gelombang Stoneley,
dan
BAB III
METODOLOGI
3.2.Instrumentasi Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam melakukan akuisisi data menggunakan
metode seismik refraksi adalah:
1. OYO McSeis 3 Model 1817
2. Geophone
4. Battery Size AA
5. Sledge Hammer
10
6. Lempeng besi
7. Meteran
8. Alat tulis
11
3.4 Akuisisi
Pada pengukuran dengan menggunakan metode seismik, dilakukan dua
macam pengambilan data yaitu Reverse dan Forward. Panjang lintasan yang
digunakan adalah 50 meter dengan spasi 2 meter serta hanya menggunakan satu
geophone.
12
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Interpretasi
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif yang
memanfaatkan penjalaran gelombang berdasarkan sifat elastisitas mediumnya.
Konsep dasar seismik adalah apabila suatu sumber gelombang dibangkitkan di
permukaan bumi, karena material bumi yang bersifat elastis maka gelombang seismik
yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bagian batas
antar lapisan, gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk
diteruskan ke permukaan bumi yang nantinya akan diterima oleh serangkaian
detektor (geophone) yang biasanya disusun membentuk garis lurus dengan sumber
ledakan. Selanjutnya akan direkam oleh seismogram, denga didapatkan waktu
tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan sumber ledakan, maka struktur
lapisan geologi di bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan besar
kecepatannya.
Prinsip utama metode seismik refraksi adalah penerapan waktu tiba
gelombang pertama dari gelombang seismik. Apabila diketahui waktu tiba pertama
dari gelombang seismik refraksi yang menjalar di lapisan bumi akan diperoleh kurva
travel time dari gelombang seismik tersebut. Dengan menganalisis kurva travel time,
maka diperoleh informasi kecepatan dan waktu tunda gelombang seismik di setiap
lapisan yang digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan. Dalam laporan ini
digunakan Metode Hagiwara yang berdasarkan asumsi undulasi bawah permukaan
tidak terlalu besar. Kelebihan dari Metode Hagiwara adalah lapisan bawah
permukaan yang dapat ditampilkan mengikuti kontur bawah permukaan. Metode
seismik refraksi ini umumnya digunakan untuk ekplorasi minyak bumi, namun
metode ini juga dapat digunakan untuk eksplorasi panasbumi. Metode Seismik
13
14
15
Untuk pengukuran pada hari kedua pada penampang line 1 dan line 2 juga
terlihat perberbedaan jika ditinjau dari kecepatan gelombang pada setiap line, Pada
line pertama, kecepatan gelombang pada lapisan pertama adalah 179m/s yang
ditunjukkan dengan warna merah dan nilai kecepatan pada lapisan atasnya adalah
178m/s walaupu sedikit tertumpuk tetapi masih dapat terbaca. Untuk line kedua,
16
kecepatan pada lapisan terbaca jelas yaitu --41m/s untuk lapisan pertama dan untuk
lapisan kedua -42 m/s.
Untuk pengukuran pada hari ketiga pada penampang line 1 dan line 2 tidak
terlihat perberbedaan yang jauh. Ditinjau dari kecepatan gelombang pada setiap line,
17
pada line pertama, kecepatan gelombang pada lapisan pertama atau lapisan bawahnya
adalah 578m/s yang ditunjukkan dengan warna merah dan nilai kecepatan pada
lapisan atasnya adalah 441m/s Untuk line kedua, kecepatan pada lapisan terbaca
jelas yaitu 286m/s untuk lapisan pertama dan untuk lapisan kedua 337 m/s.
18
Dan untuk hari terakhir, hasil pengolahan yang didapatkan, kecepatan lapisan
hanya terbaca pada lapisan pertama yang menunjukkan warna merah, sedangkan
lapisan keduanya tidak terdeteksi kecepatan lapisannya. Untuk kecepatan lapisan
pertama pada pengukuran hari kelima tersebut adalah 149m/s.
Dari semua hasil processing yang didapat, rata-rata lapisan kedua dideteksi
dengan kedalaman 8 hingga 10 meter dibawah permukaan. Kelebihan metode
hagiwara ini adalah metode ini dapat menampilkan lapisan bawah permukaan dengan
mengikuti kontur bawah permukaan itu. Metode ini juga dikembangkan untuk
struktur bawah permukaan yang terdiri hanya dua lapis. Batas dari lapisan yang
ditunjukan pada gambar interpratasi lapisan merupakan perhitungan rata-rata dari
kedalaman yang mempunyai kerapatan berbeda. Selain dikarenakan metode ini dapat
menggambarkan lapisan bawah pemrukaan sesuai dengan kontur daerah tersebut
metode ini juga memnpunyai kedetailan yang bagus. Bila kerapatan dari lapisan itu
berbeda maka kecepatan gelombangpun juga berbeda. Perbedaan kecepatan
gelombang ini terjadi karenakan perbedaannya struktur dari bawah permukaan pada
setiap line. Ada kalanya lapisan tersebut rapat dan ada pula yang tidak rapat.
Perbedaan kerapatan batuan ini lah yang akan mempengaruhi nilai kecepatan tiap
lapisan.
19
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada
pengukuran dengan menggunakan meode seismik ini dapat diketahui perlapisan
daerah lokasi penelitian. Dengan mengetahui perlapisan ini kita dapat memperoleh
data sebagai data pendukung metode geofisika lainnya dalam penelitian kali ini. Pada
praktikum kali ini instrumentasi metode seismik hanya dapat membaca dua lapisan
yang terdapat pada bawah permukaan lokasi praktikum.
5.2. Saran
Dalam
pelaksanaan
praktikum
ini
mungkin
dapat
dicoba
dengan
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22
140
120
100
80
t Forward
Reverse
60
Series3
40
20
0
0
10
15
20
25
30
200
180
160
140
120
100
T Forward
80
T Reverse
60
40
20
0
0
23
10
15
20
25
30
LINE 2
90
80
70
t (ms)
60
50
40
Forward
30
Reverse
20
10
0
0
10
offset (m)
24
15
20
25