Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM WORKSHOP GEOFISIKA

METODE SEISMIK REFLEKSI


STUDI DAERAH PEGUNUNGAN BINGLIS KABUPATEN
MALANG SELATAN

Disusun Oleh :
Azzhravia Rahma - 125090707111009

Asisten : Mohammad Ali S.

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmatnya lah
penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Workshop Geofisika 2015 ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih kepada Bapak Sunaryo selaku
Dosen Pengampu serta Asisten Workshop yang memberikan ilmu, arahan, serta
bimbingan pada penulis dalam melaksanakan Praktikum Workshop kali ini dan
pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan

Laporan Akhir Praktikum

Workshop ini.
Makalah ini berisikan informasi mengenai laporan kegiatan yang dilakukan
selama praktikum berlangsung di daerah Pegunungan Binglis, Kec. Dampit, Kab.
Malang Selatan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dimohon kritik dan saran dari semua pihak.

Hormat Saya,

Penulis

ii

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.4 Manfaat ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3
2.1 Geologi Regional ...............................................................................................3
2.2 Statigrafi Malang Selatan ..................................................................................4
2.3 Pengertian Metode Seismik ...............................................................................6
2.4 Konsep Dasar Metode Seismik ..........................................................................7
BAB III METODOLOGI ......................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................................9
3.2 Instrumentasi Penelitian .....................................................................................9
3.3 Diagram Alur Penelitian .................................................................................11

iii

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

3.4 Akuisisi Data ....................................................................................................12


3.5 Pengolahan Data dan Interpretasi.....................................................................12
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................13
BAB V PENUTUP ................................................................................................20
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................20
5.2 Saran .................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
LAMPIRAN .........................................................................................................22

iv

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Peta Geologi Lembar Turen 1992 ....................................................6


Gambar 3.1: Desain Survey Daerah Penelitian ..................................................... 9
Gambar 3.2 : Alur Kerja Penelitian ....................................................................... 11
Gambar 4.1 : Hasil pengolahan line pertama pada hari pertama........................... 14
Gambar 4.2 : Hasil pengolahan line kedua pada hari pertama .............................. 15
Gambar 4.3 : Hasil pengolahan line pertama pada hari kedua .............................. 16
Gambar 4.4 : Hasil pengolahan line kedua pada hari kedua ................................. 16
Gambar 4.5 : Hasil pengolahan line pertama pada hari ketiga .............................. 17
Gambar 4.6 : Hasil pengolahan line kedua pada hari ketiga ................................. 17
Gambar 4.7 : Hasil pengolahan pada hari keempat ............................................... 18
Gambar 4.8 : Hasil pengolahan pada hari kelima ................................................ 19

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan


menggunakan parameter-parameter fisika. Prinsip kerja dari metode seismik adalah
dengan menembakkan sumber gelombang dari sebuah titik yang telah ditentukan
pada permukaan bumi. Akibat sifat elastis dari materi-materi di bawah permukaan
bumi, maka gelombang seismik akan menjalar ke segala arah di bawah permukaan
bumi. Dalam penjalarannya, gelombang sesimik tersebut akan mengalami
pemantulan, pembiasan, dan penghamburan ketika gelombang tersebut mengenai
bidang kontak antar batuan yang memiliki sifat fisis yang berbeda.
Survei seismik dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu akuisisi data seismik
(seismic data acquisition), pengolahan data sesimik (seismic data processing), dan
interpretasi data sesimik (seismic data interpretation). Pada tahapan akuisisi data
seismik, persiapan awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameterparameter lapangan yang sesuai pada daerah yang akan dilakukan survei seismik.
Penentuan parameter tersebut dapat menentukan kualitas data yang akan diperoleh
dapat suvei sesimik. Penentuan parameter ini merupakan menentukan desain survey
yang dipilih sehingga dalam pelaksanaan survei seismik dapat diperoleh informasi
target yang lengkap dengan noise yang rendah. Pada tahapan selanjutnya yaitu
pengolahan data seismik, data sesimik yang terekam pada pita magnetik di lapangan
akan diproses dengan tujuan menghasilkan penampang seismik dengan S/N (signal to
noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi.
Sehingga pengolahan data seismik merupakan kegiatan untuk meredam noise
dan memperkuat sinyal pada data seismik untuk interpretasi keadaan perlapisan pada
bawah permukaan bumi. Dan tahapan terakhir dalam survei seismik adalah
interpreasi data seismik dengan menentukan atau memperkirakan makna-makna
geologis pada data-data seismik yang telah diolah. Biasanya dari hasil interpretasi ini

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

kemudian akan diuji atau dikorelasikan dengan data-data lainnya seperti dengan data
sumur. Dari ketiga tahapan dalam survei seismik tersebut, tujuan akhir dari kegiatan
eksplorasi bisa didapatkan hasilnya berupa informasi geologi dari daerah survei.
Oleh sebab itu untuk mengetahui tentang tahapan-tahapan dalam pengolahan
data seismik, diadakanlah praktikum metode seismik yang akan membahas mengenai
pengolahan data sesimik refraksi.

1.2 Tujuan
Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi lapisan
dangkal bawah permukaan lokasi pengamat.

1.3 Rumusan Masalah


Dapatkah metode seismik refraksi memberikan informasi mengenai
perlapisan bawah permukaan lokasi pengamatan?

1.4 Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat yakni agar peneliti dapat memahami langkahlangkah akuisisi, prosesing dan interpretasi data geofisika dengan menggunakan
metode Seismik Refraksi untuk dapat memperoleh informasi tentang kondisi bwah
permukaan serta dapat memperoleh pengetahuan yang berguna untuk penelitian
lainnya yang terkait.

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Daerah Penelitian


Malang Selatan merupakan bagian dari Kabupaten Malang, Jawa Timur yang
terletak pada 112o1710.90 sampai 112o5700 Bujur Timur, 7o4455.11 sampai
8o2635.45 Lintang Selatan. Ketinggian Kabupaten Malang adalah antara 440-667
di atas permukaan air laut dan dikelilingi empat gunung yaitu gunung Arjuno di
sebelah Utara, gunung Semeru di sebelah Timur, gunung Kawi dan Panderman di
sebelah Barat dan gunung Kelud di sebelah Selatan.
Kondisi iklim Kabupaten Malang pada suhu udara berkisar antara 22,7C 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan suhu minimum 18,4C .
Rata kelembaban udara berkisar 79% - 86%. Dengan kelembaban maksimum 99%
dan minimum mencapai 40%. Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi
Karangploso, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, Nopember
dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni dan September, curah hujan relatif rendah.
Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei, September dan Juli.
Ada empat jenis tanah dari Kota Malang yaitu aluvial kelabu kehitaman
dengan luas 6,930,267 ha, mediteran coklat dengan luas 1.225.160 ha, asosiasi latosol
coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 ha dan asosiasi andosol coklat
dan grey humus dengan luas 1.765,160 ha. Struktur tanah di Malang ini pada
umumnya relatif baik. Namun, struktur tanah ini perlu mendapatkan perhatian pada
penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah ini
terdapat di Kecamatan lowokwaru yang mempunyai relatif kemiringan sekitar 15 %.

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

2.2 Statigrafi Regional Malang Selatan


Menurut (Bamelan,1949) Geologi Malang Selatan termasuk dalam old andesit
formation (perbukitan selatan jawa). Batuan pembentuknya terdiri dari endapan
gunung api tua yang telah mati. Endapan gunune api purba ini memanjang dari jawa
barat hingga jawa timur. Hasil endapan ini biasanya mengandung potensi logam yang
besar antara lain : emas, perak , besi , dan lain - lain.
Stratigrafi Malang Selatan terdiri atas :
Batuan Sedimen
Formasi Nampol (Tmn) terdiri dari batupasir tufaan, batulempung, napal
pasiran, batupasir gampingan, dan batulempung hitam. Formasi ini memnindih tak
selaras dangan batuan beku dasit dari formasi Mandalika. Beberapa tenpat Formasi
Nampol menjemari dengan bagian bawah dari Formasi Wonosari.
Formasi Wonosari (Tmwl) terdiri dari batugamping , napal pasiran, dan
sisipan batulempung kebiruan. Batugamping terdiri dari batugamping terumbu,
batugamping kristalin, dan batugamping pasiran.

Batuan Gunungapi

Formasi Mandalika (Tomm) terdiri dari lava andesit, basal, trakit, dasit, dan

breksi andesit. Lava andesit terdiri dari andesit piroksen, andesit hornblenda. Lava
Basal umumnya terdiri dari basal piroksen.

Anggota Tuf Formasi Mandalika (Tomt) terdiri dari tuf andesit, tuf riolit, tuf

dasit, dan breksi tuf yang berbatuapung. Umumnya tuf memperlihatkan struktur
perlapisan yang baik. Anggota tuf ini menjemari dengan Formasi Mandalika dan
berumur oligosen miosen.
Formasi Wuni (Tmw) terdiri dari breksi dan lava bersusunan andesit basal
, breksi tuf, breksi lahar dan tuf pasiran. Breksi berkomponen andesit dan basal,
mengandung kepingan kepingan kalsedon. Lava andesit basal terdiri dari andesit
piroksen sampai basal berwarna abu abu kehitaman pejal dan porfiri. Satuan
inimenindih secara takselaras dengan batuan berumur oligosen akhir awal Miosen
tengah dan menjemari dengan Formasi Nampol.

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

Endapan Gunungapi Buring terdiri dari lava basal dan tuf pasiran. Lava

berwarna abu abu kehitaman berstruktur kasatmata hingga tak kasat mata. Tuf
pasiran berwarna putih coklat kelabu dan keruh, komponen felspar, kaca, batuapung,
mineral hitam dan pecahan batuan berbutir pasir lapili.
Endapan Tuf Gunungapi terdiri dari tuf kasar berbatuapung. Tuf berwarna
coklat muda, kemerahan, butir kasar (lapili) hingga halus. menyatakan bahwa
endapan gunungapi ini dihasilkan oleh kelompok gunungapi Kuarter Muda
diantaranya G. Tengger, G. Jembangan, G. Semeru, G. Butak dan G. Buring.
Endapan Tuf ini disetarakan dengan Tuf Malang (Bemmelan,1949).

Gambar 2.1 : Peta Geologi Lembar Turen 1992 (Sujanto,1992)

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

2.3 Pengertian Metode Seismik


Metode seismik merupakan salah satu metode eksplorasi hidrokarbon yang
didasarkan pada pengukuran gelombang reaksi balik suara yang sengaja dikirim ke
bawah permukaan tanah. Sumber suara bisa berasal dari palu besar (sledgehammer),
getaran (vibration) yang berasal dari kendaraan khusus, atau ledakan dinamit.
Seismik pertama kali dilakukan oleh Robert Mallet pada tahun 1845, sehingga
dia diberi julukan bapak seismologi. Dia mengukur waktu transmisi gelombang
seismik berupa gelombang permukaan yang dibangkitkan dari ledakan. Penerapan
untuk eksplorasi minyak dilaksanakan di tahun 1920an, sedangkan demonstrasinya di
Oklahoma tahun 1921. Dalam perkembangannya, dikenal dua jenis seismik, yaitu
seismik pantul (refl ection) dan seismik bias (refraction). Pada seismik pantul, prinsip
utamanya adalah mencatat waktu yang dibutuhkan gelombang suara yang berasal dari
sumber suara di permukaan tanah dan merambat cepat ke bawah permukaan tanah.
Kemudian, gelombang suara akan dipantulkan kembali oleh lapisan formasi geologi
ke permukaan, diterima oleh suatu alat penerima suara (receiver), yang lebih umum
disebut sebagai geophone. Seismik jenis ini hanya mencatat gelombang yang
terpantulkan dari permukaan formasi geologi. Beberapa jenis gelombang yang
dikenal antara lain gelombang-P, gelombang-S. gelombang Stoneley, dan gelombang
Love (Priyono, 2002)

Analisis seismik pantul lebih dipusatkan pada energi yang diterima setelah
getaran pertama dikirim. Gelombang-gelombang yang dicari adalah yang dipantulkan
oleh semua antar-muka lapisan yang ada di bawah permukaan tanah. Keunggulan
seismik pantul mencakup:
1. Dapat mendeteksi variasi lateral dan kedalaman dari parameter fi sik berupa
kecepatan seismik yang relevan;
2. Mampu menampakkan citra struktur bawah-tanah;
3. Bisa dimanfaatkan untuk membatasi kenampakan stratigrafi ;

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

4. Reaksi balik gelombang seismik tergantung pada densitas batuan dan tetapan
elastisitas yang perubahannya (porositas, permeabilitas, dan kompaksi dst)
dapat dideteksi;
5. Dapat mendeteksi langsung kemungkinan keberadaan hidrokarbon.

2.4 Konsep Dasar Metode Seismik


Industri eksplorasi migas saat ini tidak akan lepas dari kegiatan yang
berhubungan dengan data seismik. Hal ini disebabkan teknologi seismik masih
dianggap paling handal dalam mendukung kegiatan eksplorasi, bahkan hampir
seluruh rencana pemboran didasarkan pada hasil interpretasi data seismik. Mengingat
data seismik memiliki peranan yang sangat penting, maka perkembangan
teknologinya sangat pesat , baik metode akusisi, pengolahan dan interpretasi. Metode
seismik didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang dihasilkan oleh sumber
getaran buatan (Munadi, 2002).

2.5 Seismik Refraksi dan Seismik Refleksi


Seismik refraksi adalah metoda geofisika eksplorasi yang menggunakan sifat
pembiasan gelombang seismik untuk mempelajari keadaan bawah permukaan.
Asumsi dasar yang digunakan menggunakan pendekatan bahwa batas-batas
perlapisan batuan merupakan bidang datar dan miring, terdiri dari satu lapis atau
banyak lapis, serta kecepatan seismik bersifat seragam pada setiap lapisan. Umumnya
seismik refraksi digunakan untuk memperkirakan kedalaman lapisan batuan yang
lapuk, tetapi dapat pula digunakan untuk mendeteksi lapisan lain di bawah zona
pelapukan tersebut.
Pada eksplorasi minyak & gas bumi, penentuan kedalaman zona pelapukan
berguna untuk mengetahui kedalaman geophone pada metode seismik refleksi.
Metode seismik refraksi banyak digunakan pada studi geologi teknik, ekplorasi
mineral, penyelidikan air tanah, pertambangan, geodinamik, arkeologi, pertanian dan
studi regional geologi lainnya.

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

Menurut (Sismanto,2006) Metode seismik refleksi merupakan metode


geofisika yang umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode
seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode
grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling
mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi
bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh lebih akurat.Pada umumnya
metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey
detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah
data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang
seismik migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya
disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui
struktur atau model geologi bawah permukaan.

Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan
kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison
geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metode seismik
refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penentuan
sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batasbatas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang

yakni:

Gelombang-P,

Gelombang Love (Parkinson, 2001).

Gelombang-S,

Gelombang Stoneley,

dan

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

BAB III
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Survei Metode Seismik refraksi ini dilakukan di daerah Pegunungan Binglis,
Malang Selatan pada tanggal 9 November sampai 13 November 2015. Akuisisi
dilakukan oleh 6 kelompok selama 5 hari, sedangkan pengolahan data dilakukan di
Laboratorium Geofisika Universitas Brawijaya.
Adapun desain survey penelitian kali ini:

Gambar 3.1: Desain Survey Daerah Penelitian

3.2.Instrumentasi Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam melakukan akuisisi data menggunakan
metode seismik refraksi adalah:
1. OYO McSeis 3 Model 1817

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

2. Geophone

3. Global Positioning System (GPS)

4. Battery Size AA
5. Sledge Hammer

10

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

6. Lempeng besi
7. Meteran
8. Alat tulis

3.3 Alur Penelitian


Adapun alur penelitian metode magnetik adalah sebagai berikut :
Mulai
Studi Pustaka
Survey Lokasi
Akuisisi Data
Processing Data
Pemodelan
Interpretasi
Hasil

Gambar 3.2 : Alur Kerja Penelitian

11

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

3.4 Akuisisi
Pada pengukuran dengan menggunakan metode seismik, dilakukan dua
macam pengambilan data yaitu Reverse dan Forward. Panjang lintasan yang
digunakan adalah 50 meter dengan spasi 2 meter serta hanya menggunakan satu
geophone.

3.5 Pengolahan Data Dan Interpretasi


Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Ms. Excel dan
Matlab. Dalam pengolahan data dengan menggunakan Ms.Excel data yang diolah
adalah offset (meter) dengan T (s). Dengan menggunakan fitur scatter maka akan
didapatkan hubungan antara keduanya. Pengolahan ini dilakukan pada Reverse dan
Forward. Setelah itu dilakukan pengolahan kembali dengan menggunakan Matlab.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai interpolasi dari data yang didapatkan.
Inputan dilakukan pertama kali dengan menggunakan Notepad dimana berisikan
nomor, offset, TF (forward) dan TR (reverse). Kemudian inputan tersebut diolah
dengan menggunakan software Matlab.

12

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


(Terlampir )

4.2 Interpretasi
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif yang
memanfaatkan penjalaran gelombang berdasarkan sifat elastisitas mediumnya.
Konsep dasar seismik adalah apabila suatu sumber gelombang dibangkitkan di
permukaan bumi, karena material bumi yang bersifat elastis maka gelombang seismik
yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bagian batas
antar lapisan, gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk
diteruskan ke permukaan bumi yang nantinya akan diterima oleh serangkaian
detektor (geophone) yang biasanya disusun membentuk garis lurus dengan sumber
ledakan. Selanjutnya akan direkam oleh seismogram, denga didapatkan waktu
tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan sumber ledakan, maka struktur
lapisan geologi di bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan besar
kecepatannya.
Prinsip utama metode seismik refraksi adalah penerapan waktu tiba
gelombang pertama dari gelombang seismik. Apabila diketahui waktu tiba pertama
dari gelombang seismik refraksi yang menjalar di lapisan bumi akan diperoleh kurva
travel time dari gelombang seismik tersebut. Dengan menganalisis kurva travel time,
maka diperoleh informasi kecepatan dan waktu tunda gelombang seismik di setiap
lapisan yang digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan. Dalam laporan ini
digunakan Metode Hagiwara yang berdasarkan asumsi undulasi bawah permukaan
tidak terlalu besar. Kelebihan dari Metode Hagiwara adalah lapisan bawah
permukaan yang dapat ditampilkan mengikuti kontur bawah permukaan. Metode
seismik refraksi ini umumnya digunakan untuk ekplorasi minyak bumi, namun
metode ini juga dapat digunakan untuk eksplorasi panasbumi. Metode Seismik

13

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

Refraksi ini dilakukan untuk mengetahui lapisan bawah permukaan. Pada


pengambilan data ini panjang line akuisisi 24 meter dengan spasi 2 meter.
Perlapisan ini dapat diketahui dari data yang diperoleh, dimana ketika bentuk
data tiba tiba menujam atau melengkung hingga akan stabil maka pada data tersebut
dapat diasumsikan data tersebut merupakan batas perlapisan permukaan. Pada
praktikum kali ini didapatkan 3 Line akuisisi dimana setiap line pengambilan data
dilakukan secara reverse dan forward. Setelah didapatkan nilai travel time dari
reverse dan forward kemudian keduanya di hubungkan dengan offset dari data
tersebut. Proses pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan software Ms. Excel
(lampiran)
Setelah dilakukan proses ini, maka tahapan selanjutnya adalah dilakukan
pemodelan bawah permukaan. Pemodelan ini dilakukan dengan software Mathlab
dengan menggunakan metode Hagiwaramasuda. Pada pengolahan ini didapatkan tiga
penampang sesuai dengan line yang diambil pada saat akuisisi.

Gambar 4.1 : Hasil pengolahan line pertama pada hari pertama

14

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

Gambar 4.2 : Hasil pengolahan line kedua pada hari pertama

Setelah dilakukan pengolahan dengan metode Hagiwaramasuda, didapatkan


hasil penampang bawah permukaan dari lokasi pengamatan pada line pertama dan
kedua untuk pengukuran hari pertama. Dapat dilihat pada line didapatkan penampang
2 lapisan dari bawah permukaan lokasi pengamatan. Hal tersebut dikarenakan
instrumentasi pada saat pengukuran. Setiap instrumentasi mempunyai kemampuan
masing-masing dalam penggambaran bawah permukaan begitu pula dengan jumlah
lapisan yang dapat dideteksi. Untuk instrumentasi yang digunakan pada praktikum
ini, alat hanya dapat mendeteksi dua lapisan saja. Pada penampang line 1 dan line 2
terlihat berbeda jika ditinjau dari kecepatan gelombang pada setiap line, Pada line
kedua, kecepatan gelombang pada lapisan pertama adalah 924m/s yang ditunjukkan
dengan warna merah dan nilai kecepatan pada lapisan atasnya tertumpuk hingga tidak
bisa terbaca sedangkan untuk line pertama, kecepatan pada lapisan terbaca jelas yaitu
-141m/s untuk lapisan pertama dan untuk lapisan kedua -100 m/s.

15

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

Gambar 4.3 : Hasil pengolahan line pertama pada hari kedua

Gambar 4.4 : Hasil pengolahan line kedua pada hari kedua

Untuk pengukuran pada hari kedua pada penampang line 1 dan line 2 juga
terlihat perberbedaan jika ditinjau dari kecepatan gelombang pada setiap line, Pada
line pertama, kecepatan gelombang pada lapisan pertama adalah 179m/s yang
ditunjukkan dengan warna merah dan nilai kecepatan pada lapisan atasnya adalah
178m/s walaupu sedikit tertumpuk tetapi masih dapat terbaca. Untuk line kedua,

16

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

kecepatan pada lapisan terbaca jelas yaitu --41m/s untuk lapisan pertama dan untuk
lapisan kedua -42 m/s.

Gambar 4.5 : Hasil pengolahan line pertama pada hari ketiga

Gambar 4.6 : Hasil pengolahan line kedua pada hari ketiga

Untuk pengukuran pada hari ketiga pada penampang line 1 dan line 2 tidak
terlihat perberbedaan yang jauh. Ditinjau dari kecepatan gelombang pada setiap line,

17

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

pada line pertama, kecepatan gelombang pada lapisan pertama atau lapisan bawahnya
adalah 578m/s yang ditunjukkan dengan warna merah dan nilai kecepatan pada
lapisan atasnya adalah 441m/s Untuk line kedua, kecepatan pada lapisan terbaca
jelas yaitu 286m/s untuk lapisan pertama dan untuk lapisan kedua 337 m/s.

Gambar 4.7 : Hasil pengolahan pada hari keempat

Menurut hasil pengolahan pada pengukuran hari keempat yang hanya


dilakukan pengukuran 1 line, diperoleh nilai kecepatan yang rendah yaitu sekitar 33m/s

18

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

Gambar 4.8 : Hasil pengolahan pada hari kelima

Dan untuk hari terakhir, hasil pengolahan yang didapatkan, kecepatan lapisan
hanya terbaca pada lapisan pertama yang menunjukkan warna merah, sedangkan
lapisan keduanya tidak terdeteksi kecepatan lapisannya. Untuk kecepatan lapisan
pertama pada pengukuran hari kelima tersebut adalah 149m/s.
Dari semua hasil processing yang didapat, rata-rata lapisan kedua dideteksi
dengan kedalaman 8 hingga 10 meter dibawah permukaan. Kelebihan metode
hagiwara ini adalah metode ini dapat menampilkan lapisan bawah permukaan dengan
mengikuti kontur bawah permukaan itu. Metode ini juga dikembangkan untuk
struktur bawah permukaan yang terdiri hanya dua lapis. Batas dari lapisan yang
ditunjukan pada gambar interpratasi lapisan merupakan perhitungan rata-rata dari
kedalaman yang mempunyai kerapatan berbeda. Selain dikarenakan metode ini dapat
menggambarkan lapisan bawah pemrukaan sesuai dengan kontur daerah tersebut
metode ini juga memnpunyai kedetailan yang bagus. Bila kerapatan dari lapisan itu
berbeda maka kecepatan gelombangpun juga berbeda. Perbedaan kecepatan
gelombang ini terjadi karenakan perbedaannya struktur dari bawah permukaan pada
setiap line. Ada kalanya lapisan tersebut rapat dan ada pula yang tidak rapat.
Perbedaan kerapatan batuan ini lah yang akan mempengaruhi nilai kecepatan tiap
lapisan.

19

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada
pengukuran dengan menggunakan meode seismik ini dapat diketahui perlapisan
daerah lokasi penelitian. Dengan mengetahui perlapisan ini kita dapat memperoleh
data sebagai data pendukung metode geofisika lainnya dalam penelitian kali ini. Pada
praktikum kali ini instrumentasi metode seismik hanya dapat membaca dua lapisan
yang terdapat pada bawah permukaan lokasi praktikum.

5.2. Saran
Dalam

pelaksanaan

praktikum

ini

mungkin

dapat

dicoba

dengan

menggunakan jangkauan lintasan yang lebih panjang dan dengan menggunakan


beberapa geophone sehingga dapa dihasilkan hasil yang lebih bagus.

20

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R.W.1949. The Geology of Indonesia, V.I.A, Martinus Nijhoff, The


hague
Munadi, Suprajitno. 2002. Pengolahan Data Seismik Prinsip Dasar Dan Metodologi,
Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia,
Depok.
Parkinson, Roger. 2001. High Resolution site surveys, Taylor and francis elibrary:New york.
Priyono, Awali, DR. 2002. Acquisition, Processing and Interpretation of Seismic
Data, Jurusan Geofisika dan Meteorologi, Institut Teknologi Bandung.
Sismanto.2006. Dasar-Dasar Akusisi dan Pemrosesan Data Seismic, Laboratorium
Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Gadjah Mada, Jogjakarta.
Sujanto dkk., 1992. Peta Geologi lembar Turen. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi : Bandung.

21

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

LAMPIRAN

22

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

140
120
100
80

t Forward
Reverse

60

Series3
40
20
0
0

10

15

20

25

30

200
180
160
140
120
100

T Forward

80

T Reverse

60
40
20
0
0

23

10

15

20

25

30

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

LINE 2
90
80
70

t (ms)

60
50
40

Forward

30

Reverse

20
10
0
0

10
offset (m)

24

15

20

Laporan Praktikum Workshop Geofiika 2015

25

Anda mungkin juga menyukai