Anda di halaman 1dari 30

BATUAN METAMORF

Oleh kelompok : Sedimen


Kelas
: Genap
Pengampu : Dr. Danang Sri Hadmoko,
S.Si.,M,Sc.

Adhitya Ismu Yudhapratama (08400)


Ahmad Fikri (08306)
Eni Paryani (08320)
Franscelina Permata N. (08218)
Ipung (08296)
Kartika Ayu Wandari (08328)
Safira Ihdanisa H. (08394)
Sofi Yulianti (08356)
Brian Kannardi (07426)

Anggota kelompok

BATUAN
METAMORF

Batuan Metamorf
Batuan Metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku
atau batuan sedimen yang telah berubah wujud dan memadat
akibat adanya peningkatan suhu, peningkatan suhu dan tekanan,
serta adanya penambahan bahan lain.
Nama lain batuan metamorf adalah batuan malihan atau batuan
metamorfosis.
Metamorfismeadalah proses perubahan struktur dan mineralogi
batuan yang berlangsung pada fase padatan, sebagai tanggapan
atas kondisi suhu dan tekanan yang berbeda dari kondisi batuan
tersebut sebelumnya. Perubahan yang berlangsung di dalam proses
pelapukan dan diagenesa pada umumnya tidak termasuk di
dalamnya. Wilayah proses metamorfisme berada antara suasana

Proses metamorfosis meliputi :


- Rekristalisasi.
- Reorientasi
- pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.
Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda
dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral.
Mengingat bahwa kenaikan tekanan atau temperatur akan mengubah
mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar
butiran/kristalnya. Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia
batuan. Oleh karena itu disamping faktor tekanan dan temperatur,
pembentukan batuan metamorf ini juga tergantung pada jenis batuan
asalnya.

Tipe tipe Metamorfosa


A. Metamorfisme Lokal
Tipe yang sebarannya terbatas meliputi metamorfisme kontak (sering disebut
metamorfosa termal) dan metamorfosa kataklastik yang cirinya berbeda dari
jenis sebelumnya.
Metamorfisme Kontak/Termal
Metamorfisme termal terjadi disekitar tubuh batuan beku sebagai akibat
pemancaran panas selama pendinginannya. Semakin perlahan dan lama
proses pendinginan akan semakin efektif metamorfisme pada batuan
sampingnya. Wilayah yang terkenai ubahan tersebut dikenal dengan zona
aureole. Batuan hasil metamorfisme termal/kontak dikenal dengan
batutanduk/hornfels. Pada tipe metamorfosa lokal ini, yang paling
berpengaruh adalah faktor suhu disamping faktor tekanan, sehingga struktur
memorfosa yang khas adalah non foliasi, antara lain hornfels itu sendiri.

Metamorfisme Dislokasi/Dinamik/Kataklastik
Batuan metamorfik ini dijumpai pada daerah yang mengalami
dislokasi, seperti disekitar sesar. Pergerakan antar blok batuan
akibat sesar memungkinkan menghaslkan breksi sesar, dan batuan
metamorfik dinamik. Batuan metamorfik yang mungkin dijumpai
adalah proto milonit, milonit dan ultra milonit.
Metamorfisme Benturan
Hujan meteor yang melanda bumi pada akhir mesozoikum
(sebelum 65 juta tahun lalu) dan secara spekulatif dianggap
sebagai penyebab musnahnya dinosaurus, menghasilkan
metamorfosis pada batuanyang dibenturkannya. Hal tersebut
dikenal dengan metamorfosis benturan (inpact metamorpism).
Salah satu hasil metamorfosisme benturan yang terkenal terdapat

B. Metamorfisme regional dynamotermal


Secara geografi metamorfisme regional dynamo termal terjadi pada daerah luas akibat
orogenesis. Pada proses ini pengaruh suhu dan tekanan berjalan bersam-sama. Tekanan yang
terjadi di daerah tersebut berkisar sekitar 2000-13.000 bars (1 bar = 10 6dyne/cm2), dan
temperatur berkisar antara 200-800oC.
Metamorfisme beban
Metamorfisme regional yang terjadi jika batuan terbebani oleh sedimen yang tebal
diatasnya. Tekanan mempunyai peranan yang penting melebihi suhu. Metamorfisme ini
umumnya tidak disertai dengan deformasi maupun perlipatan sebagaimana pada
metamorfisme dynamotermal. Metamorfisme regioanl beban tidak berkaitan dengan
orogenesa atau intrusi magma. Suatu sedimen pada cekungan yang dalam akan besar, lebih
rendah dibandingkan pada metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400 0 4500C. Gerakgerak penetrasi yang menghasilkan sekistositas hanya aktif secara setempat, jika tidak,
biasanya tidak hadir. Oleh karena itu fabrik batuan asal tetap tampak sedangkan yang
berubah adalah komposisi mieneraloginya. Perubahan metamorfismenya tidak teramati secara
megaskopis tetapi hanya terlihat pada pengamatan sayatan tipisnya di bawah mikroskop.

Metamorfisme lantai samudra


Batuan penyusun lantai samudra merupakan material baru yang
dimulai pembekuannya di Punggungan Tengah Samudra.
Pembentukan ofiolit selama proses pemekaran lantai samudra
disertai dengan perputaran fluida panas. Perubahan hidrotermal
terjadi pada kerak tersebut. Perubahan meniralogi tersebut dikenal
jugametamorfisme hidrotermal(Coomb, 1961). Dalam hal ini
larutan panas (+ gas) memanasi retakan-retakan batuan dan
menyebabkan perubahan meniralogy batuan sekitarnya.
Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan
unsure dalam batuan ubahan yang dibawa oleh larutan panas dan
lebih dikenal denganmetasomatisme.

Tekstur Batuan Metamorf


1.Kristaloblastik
Yaitu tekstur pada batuan
metamorf yang samasekali baru
terbentuk pada saat proses
metamorfisme dan tekstur
batuan asal sudah tidak
kelihatan.
2.Palimsest
Merupakan tekstur sisa batuan
metamorf.

1. Tekstur Kristaloblastik
Porfiroblastik, seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat
masa dasar dan fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya disebut
porfiroblast.
Granoblastik, mineralnya berupa butiran-butiran yang seragam.
Lepidoblastik, didominasi mineral pipih dan memperlihatkan susunan
mineral dalam batuan saling sejajar dan terarah, bentuk mineralnya tabular.
Nematoblastik, mineralnya juga sejajar dan searah hanya mineralnya
berbentuk prismatik, menyerat, dan menjarum.
Idioblastik, butiran mineral penyusunnya berbentuk euhedral.
Hipidioblastik,tekstur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral
pembentuknya berbentuk subhedral.
Xenoblastik, mineral penyusunnya berbentuk anhedral.

2.Tekstur Palimsest
Blastoporfiritik, sisa tekstur porfiritik batuan asal (batuan beku)
yang masih nampak.
Blastofitik, sisa tekstur ofitik pada batuan asal (batuan beku)
yang masih nampak.
Blastopsepit, tekstur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai
ukuran butir lebih besar dari pada pasir (psepit).
Blastopsamit, sama dengan blastopsepit tapi ukuran butirannya
pasir (psamite)
Blastopellite, textur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai
ukuran butir lempung (pellite).

Struktur batuan metamorf


Tekanan yang mengenai batuan yang mengalami metamorfisme,
dimana terbentuk mineral baru sering mengakibatkan penjajaran
kenampakan tekstur dan struktur. Jika hal itu planar maka disebut
foliasi. Berdasarkan kenampakkan bidang planar yang dibentuk
selama metamorfisme, struktur batuan metamorfisme dibagi menjadi
dua yakni :struktur foliasidanstruktur non foliasi.

Struktur Foliasi (Schistosity)


Adanya penjajaran mineral-mineral yang planar pada penyusun
batuan metamorf. Seringkali terjadi pada metamorfisme regional dan
kataklastik.
Jenis-jenis Foliasi :
1.Slatycleavage, berasal dari batuan sedimen (lempung) yang
berubah ke metamorfik, snagat halus dan keras, belahannya rapat,
mulai terdapat daun-daun mika halus, memberikan warna kilap, klorit
dan kuarsa mulai hadir.
2.Filitik (Phylitic), rekristalisasi lebih kasar daripada slatycleavage,
lebih mengkilap daripada batusabak, mineral mika lebih banyak
dibanding slatycleavage. Mulai terdapat mineral lain yaitu tourmaline.

3.Skistosa (Schistosity), batuan yang sangat umum dihasilkan


dari metamorfisme regional, sngata jelas keping-kepingan mineralmineral plat seperti mika, talk, klorit, hematit, dan mineral lain yang
berserabut. Terjadi perulangan anatara mineral pipih dengan
mineral granular dimana mineral pipih lebih banyak daripada
mineral granular. Orientasi penjajaran mineral pipih menerus.
4.Gneistosa, mineral granular lebih banyak dari mineral pipih,
tetapiorientasi mineral pipihnyatidakmenerus / terputus.

Struktur Non Foliasi


Yaitu tekstur pada batuan metamorf yang sama sekali baru terbentuk
pada saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak
kelihatan.
- Granulose / Hornfelsik, butirannya seragam, terbentuk pada bagian
dalam daerah kontak sekitar tubuh batuan beku. Umumnya merupakan
rekristalisasi batuan asal, tidak ada foliasi, tapi batuannya halus dan
padat. Contoh : Marmer, Kuarsit.
Jenis-jenis struktur non foliasi :
-Liniasi, memperlihatkan kumpulan mineral seperti menjarum dan
berserabut. Contoh : Serpentinit dan Asbestos.
- Kataklastik, suatu struktur yang berkembang oleh penghancuran
terhadap batuan asal yang mengalami metamorfosa dynamo.

- Milonitik, hampir sama dengan struktur kataklastik, hanya


butirannya lebih halus dan dapat dibelah-belah seperti skistose.
Struktur ini sebagai salah satu ciri adanya sesar.
-Filonitik, hampir sama dengan struktur milonitik, hanya
butirannya lebih halus lagi.
-Flaser, seperti struktur kataklastik dimana struktur batuan asal
yang berbentuk lensa tertanam pada masa dasar milonit.
-Augen, seperti flaser dan lensanya terdiri dari butir feldspar
pada masa dasar yang lebih halus.

Komposisi Mineral Batuan Metamorf


oMineral Stress
Mineral yang stabil atau terbentuk karena tekanan, dimana
mineral ini dapat berbentuk pipih atau tabular, prismatic. Mineral
tersebut tumbuh dengan sumbu memanjang kristal tegak lurus
gaya. Berikut ini contoh-contoh mineral stress : Mika, zolit, tremolitaktinolit, glaukofan, hornblede, serpentin, silimanit, kianit, antofilit,
dll.
oMineral Anti Stress
Mineral yang terbentuk atau stabil bukan karena tekanan yang
umumnya berbentuk equidimensional, seperti : Kuarsa, garnet,
kalsit, staurolit, feldspar, kordierit, group epidot.

Mineral pembentuk Batuan


Mineral dari batuan asal

Mineral hasil Metamorfosiss

Kwarsa

Muskovit

Plagioclas

Hornblende

Ortoklas

Kalsit

Biotit

Dolomit

Mineral khas Batuan Metamorf


Metamorfosa regional

Metamorf thermal

Larutan Kimia

Sillimanit

Garnet

Epidot

Andalusit

Korundum

Chlotit

Talk

Wolastonit

Wolastonit

Staurolit
Kyanit

Penamaan Batuan Metamorf


Penamaan batuan metemorfik dimaksudkan untuk digunakan mengenali dan
memberikan informasi yang berarti mengenai batuan tersebut.Ada 5 kriteria utama
sebagai dasar dalam menamai batuan metamorf.
1.asal batuan semula
Istilah metabasit, metapelit, adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku
dan batuan sedimen. Metasedimen, metabatuanpasir, metabatulempung, metagranit
semua mengisyaratkan asal batuan semula.
2.mineralogy batuan metemorf
Kuarsit, serpentinit, hornblendit, batuan metamorfik glaukofanitik adalah penamaan
didasarkan kandungan mineralnya
3.tekstur
Sekis, genis, filit, hornfels adalah penamaan didasarkan pada tekstur batuan
metamorf tersebut
4.penamaan secara khusus
5.tekstur dalam mineralogy

Klasifikasi batuan metamorf


Macam batuan metamorf berdasarkan faktor perubahan batuan :
1. batuan malihan kontak (thermal)
Yaitu terbentuk karena adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia
karena intrusi magma. Proses yang berperan adalah panas larutan aktif. Misalnya:
marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara.
2. Batuan malihan dinamo
Yaitu terbentuk karena adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan.
Tekanan dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu
lama. Batuan ini terjadi di daerah pergeseran/pergerakan yang dangkal (misalnya zona
patahan), dimana tekanan lebih berperan dari pada panas yang timbul. Seringkali hanya
terbentuk bahan yang sifatnya hancuran, kadang-kadang juga terjadi rekristalisasi.
Contohnya batu pasir dari pasir
3. Batuan malihan thermal pneumatik
Terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang
mengalami metamorfosis.

Macam batuan Metamorf berdasarkan


Struktur batuannya
a. Berfoliasi
Batu sabak (Slate)
Berbutir halus, bidang foliasi tidak memperlihatkan pengelompokan mineral. Jenis
mineral seringkali tidak dapat dikenal secara megakopis, terdiri dari mineral
lempung, serisit, kompak dan keras.
Sekis (Schist)
Batuan paling umum yang dihasilkan oleh metamorfosa regional. Menunjukkan
tekstur yang sangat khas yaitu kepingan-kepingan dari mineral-mineral yang
menyeret, dan mengandung mineral feldspar, augit, hornblende, garnet, epidot.
Sekis menunjukkan derajat metamorfosa yang lebih tinggi dari filit, dicirikan adanya
mineral-mineral lain disamping mika.
Filit (Phyllite)
Derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate, dimana lembar mika sudah cukup
besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan belahan phyllitic, berkilap
sutera pecahan-pecahannya. Juga mulai didapati mineral-mineral lain, seperti
turmalin dan garnet.

Gneis (Gneiss)
Merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi, berbutir
kasar, mempunyai sifat bended (gneissic). Terdiri dari mineralmineral yang mengingatkan kepada batuan beku seperti kwarsa,
feldspar dan mineral-mineral mafic, dengan jalur-jalur yang
tersendiri dari mineral-mineral yang pipih atau merabut (menyerat)
seperti chlorit, mika, granit, hornblende, kyanit, staurolit, sillimanit.
Amfibolit
Sama dengan sekis, tetapi foliasi tidak berkembang baik,
merupakan hasil metamorfisme regional batuan basalt atau gabro,
berwarna kelabu, hijau atau hitam dan mengandung mineral epidot,
(piroksen), biotit dan garnet.

b. Tak berfoliasi
Kwarsit
Batuan ini terdiri dari kwarsa yang terbentuk dari batuan asal
batupasir kwarsa, umumnya terjadi pada metamorfisme regional.
Marmer/pualam (Marble)
Terdiri dari kristal-kristal kalsit yang merupakan proses
metamorfisme pada batugamping. Batuan ini padat, kompak dan
masive dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.

Grafit
Batuan yang terkena proses metamorfosa (Regional/thermal),
berasal dari batuan sedimen yang kaya akan mineral-mineral
organik. Batuan ini biasanya lebih dikenal dengan nama batu bara.
Serpentinit
Batuan metamorf yang terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap
akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.

Daftar Pustaka
https://id.answer.yahoo.com/question/index?qid=20130116013923A
Adeaip
https
://ptbudie.wordpress.com/2012/04/11/struktur-dan-tekstur-batuan-m
etamorf/
www.repastrepost.com/2016/09/batuan-metamorf-pengertian-penam
aan.html
http
://www.geologinesia.com/2015/10/mineralisasi-dan-alterasi-pada-ba
tuan.html
https
://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-metam
orf/

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai