Anda di halaman 1dari 31

Petrografi Batuan

Metamorf
MATA KULIAH: MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

FAHRI ADRIAN
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS SYAH KUALA
Isi Materi

Pendahuluan
Proses Metamorfisme
Struktur dan Tekstur
Pendahuluan

Definisi metamorfisme adalah proses perubahan struktur dan


mineralogy batuan yang berlangsung pada fasa padatan,
sebagai tanggapan atas kondisi kimia fisika yang berbeda
dari kondisi batuan tersebut sebelumnya.

Perubahan yang berlangsung di dalam proses pelapukan


dan diagenesa umumnya tidak termasuk didalamnya.
Pendahuluan

Wilayah proses metamorfosa


berada antara suasana akhir
proses diagenesa dan
permulaan proses peleburan
batuan menjadi tubuh
magma.

Skema diagram suhu- tekanan pada proses metamorfosa. Metamorfisme dibatasi oleh proses
diagenesa dan proses peleburan magma, pada suhu yang lebih tinggi (dalam Winkler,1957).
Pendahuluan

Berdasarkan penyebarannya, proses metamorfisme dibagi menjadi


2 yaitu:
Tipe dengan penyebaran terbatas
Metamorfisme kontak / thermal
Metamorfisme kataklastik
Tipe dengan penyebaran luas
Metamorfisme regional dinamotermal
Metamorfisme regional beban
Metamorfisme Kontak

Terjadi pada batuan yang terpanasi


oleh intrusi magma yang besar.
Pancaran panas tersebut akan
semakin menurun bila semakin jauh
dari tubuh intrusinya.
Hal ini berakibat adanya perbedaan
pengaruh suhu pada batuan
sampingnya antara baguan yang
dekat dengan tubuh intrusi dan yang
lebih jauh.
Tentunya demikian juga dengan hasil
perubahan mineraloginya.
Metamorfisme Kataklastik

Tebatas pada sekitar sesar.


Penghancuran mekanik dan tekanan shear menyebabkan
perubahan fabric batuan.
Batuan hasil kataklastik seperti breksi sesar, milonit, filonit, dinamai
berkaitan dengan ukuran butirnya.
Metamorfisme Regional
Dinamotermal
Sering dikaitkan dengan jalur orogenesa.
Kenyataan menunjukkan bahwa pada jalur tersebut dijumpai
penyebaran batuan metamorf yang luas yang disebabkan oleh
beberapa kali proses orogenesa.
Artinya bahwa beberapa diantaranya telah terbentuk oleh satu kali
atau lebih metamorfisme sebelumnya.
Metamorfisme Regional
Dinamotermal

Plate Tectonic Animation


Metamorfisma Regional Beban

Tidak berkaitan dengan orogenesa atau intrusi magma.


Suatu sedimen pada cekungan yang dalam akan terbebani oleh
material di atasnya.
Suhunya, bahkan sampai pada kedalaman yang besar, lebih
rendah dibandingkan pada metamorfisme dinamotermal, berkisar
antar 400- 450C.
Gerak- gerak penetrasi yang menghasilkan sekistositas hanya aktif
secara setempat, jika tidak biasanya tidak hadir.
Oleh karena itu fabric batuan asal tetap tampak sedangkan yang
berubah adalah komposisi meneraloginya.
Metamorfisma Regional Beban

Perubahan metamorfismenya tidak teramati secara megaskopis


tetapi hanya terlihat pada pengamatan sayatan tipisnya di bawah
mikroskop.
Metamorfisme beban meperlihatkan batuan- batuannya
mengandung Seolit CaAl laumontit dan lawsonit disatu pihak dan
mengandung glaukofan dan jadeit dipihak lain.
Struktur dan Tekstur Batuan
Metamorf
Struktur dan Tekstur Batuan
Metamorf
Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang
berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan
tersebut (Jackson, 1970).

Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 2


yaitu : struktur foliasi dan struktur non foliasi.

Struktur foliasi adalah struktur paralel yang dibentuk oleh mineral pipih/
mineral prismatik, seringkali terjadi pada metamorfosa regional dan
metamorfosa kataklastik.

Struktur non foliasi adalah struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral


yang equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran
granular, seringkali terjadi pada metamorfosa termal.
Struktur Batuan Metamorf
Struktur dan Tekstur Batuan
Metamorf

Arti foliasi dalam batuan metamorf


1. Struktur Foliasi

Schistose / Skistosa

Skistosa dipakai pada struktur parallel berasal dari proses


metamorfosa.
Yang mengisyaratkan kenampakan fisilitas planar.
Dengan ukuran mineral penyusun lebih besar dari 1 (satu) mm.
Skistosa hamper selalu hadir dalam batuan yang telah terdeformasi
selama metamorfosa.
Lepidoblastik dan Nematoblastik dipakai pada tekstur untuk
menjelaskan didominasi mineral tabular atau prismatic
penyusunnya.
1. Struktur Foliasi

Struktur foliasi skistosa


1. Struktur Foliasi

Gneisik/ genistosa

Adalah tekstur mineral- mineral


granular secara dominan bergabung
dengan mineral- mineral tabular atau
prismatic yang terorientasi parallel.

Tekstur batuan metamorf foliasi gneisik


1. Struktur Foliasi

Slaty Cleavage

Metamorfosa pada batuan berbutir halus seperti lempung sering


memperlihatkan slaty cleavage yakni mineral filosilikat berukuran
antara 0,1- 1 mm secara umum memperlihatkan orientasi sejajar.
1. Struktur Foliasi

Tekstur foliasi slaty celavage


1. Struktur Foliasi

Tekstur kataklastik/ Porfiriklastik adalah tekstur pada milonit dan


pilonit sebagai hasil metamorfosa kataklastik.
Tekstur ini ditandai adanya porfiroklas sisa-sisa batuan yang
tertanam dalam massa yang terorientasi parallel.

Milonit
1. Struktur Foliasi

Cataclastic Texture
1. Struktur Foliasi

Tekstur Helisitik

Terbagi menjadi dua yaitu porfiroblast dan poikiloblast.


Porfiroblast adalah pada batuan metamorf dimana satu (bisa lebih)
mineral mempunyai kristal lebih besar bersamaan dengan mineral
lain yang berukuran halus.
Poikiloblast adalah tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts
tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
1. Struktur Foliasi
1. Struktur Foliasi

Tekstur Porfiroblast
1. Struktur Foliasi

Poikiloblastic Texture
2. Struktur Non-Foliasi

Struktur ini berkembang baik pada metamorfosa dengan tekanan


sangat rendah sampai rendah tetapi dipengaruhi oleh suhu yang
tinggi.
Contohny pada batuan- batuan metamorf sebagai hasil
metamorfosa termal.
Selain itu tekstur ini juga didapatkan pada batuan metamorf fasies
granulit/ eklogit produk metamorfosa regional dinamotermal.
2. Struktur Non-Foliasi

Struktur non foliasi pada marmer (calcic schist) dalam nikol silang.
Tugas Petrografi Batuan Metamorf
(UAS)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
1. Hornfels 1. Quartzite 1. Marble 1. Amphibolite 1. Serpentinite
2. Slate 2. Phyllite 2. Mica Schist 2. Chlorit Schist 2. Gneiss
3. Eklogite 3. Granulite 3. Mylonite 3. Phyllonite 3. Migmatite
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai