PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan merupakan salah satu komponen terbesar pembentukan
kerak bumi. Batuan merupakan hasil dari pembentukan magma yang
kaya akan mineral dimana batuan tersusun oleh banyak mineral. Batuan
dibagi menjadi tiga jenis yaitu, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Dimana semua pembentukan batuan ini melewati sebuah
siklus yang dinamakan siklus batuan.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi
pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari
batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi,
dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang
selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan
pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen itu
kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah
batuan sedimen.
Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi.
Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak
bumi. Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi.
Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus,
kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun
bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara
melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada
pula yang larut (solution).
1
B. Tujuan Dan Manfaat
2
BAB II
DASAR TEORI
3
B. Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen mengalami proses pemadatan dan juga
pengompakan dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen
yang utuh. Proses ini dinamakan sebagai diagenesa. Proses diagenesa
sendiri dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu
300 derajat celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai
dari sedimen mengalami penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap
kembali di atas permukaan lapisan atmosfer bumi. Berdasarkah hal ini
maka ada 3 macam diagnesa, yakni:
1. Bahan lepas atau loose materials, yakni yang masih berupa endapan
ataupun sedimen.
2. Padu atau indurated. Pada tingkatan ini konsolidasi material terjadi pada
kondisi kering. Namun hal ini akan terurai apabila dimasukkan ke dalam
air
4
C. Jenis - Jenis Batuan Sedimen
1. Menurut Pettijohn (1975), O’Dunn dan Sill (1986) – membagi
batuan batuan sedimen ini berdasarkan terksturnya yang terbagi ke
dalam dua kelompok besar, yakni batuan batuan sedimen klastika dan
juga batuan sedimen non- klastika.
a. Batuan sedimen klastika disebut juga dengan batuan sedimen
detritus, mekanik, eksogen yang merupakan batuan sedimen yang
terdiri atas klastika- klastika atau hancuran bebatuan yang
mengendap secara alami atau mekanik oleh gaya beratnya sendiri.
Batuan jenis ini terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali atau
reworkin dari batuan yang sudah ada sebelumnya. Proses pengerjaan
kembali yang terjadi sebagai pembentukan batuan ini meliputi
pelapukan, erosi, transportasi, dan juga redeposisi atau pengendapan
kembali. Untuk menunjang proses tersebut dapat terjadi, diperlukan
beberapa media yakni air, angin, es , dan juga efek gravitasi atau
beratnya sendiri. Khusus untuk media yang terakhir tersebut atau
media gravitasi ini sebagai akibat dari longsoran batuan yang telah
ada sebelumnya. Yang perlu kita ketahui dari kelompok batuan jenis
ini adalah bahwa kelompok batuan ini bersifat fragmental atau terdiri
dari butiran- butiran atau pecahan batuan sehingga bertekstur
klastika. Contoh dari batuan sedimen klastika ini antara lain batu
breksi, konglomerat, batu pasir, dan juga batu lempeng. Batu breksi
merupakan endapan krikil yang bersudut tajam yang masih dekat
dengan tempat asalnya. Batu konglomerat merupakan endapan
kerikil yang sudutnya membulat (sudut yang jauh terbawa aliran
sungai). Sedangkan batu pasir merupakan batuan endapan yang
berasal dari fragmen batuan yang berukuran 1/16 hingga 2 mili
meter.
b. Batuan sedimen non- klastika. Selanjutnya kita akan membahas
mengenai jenis kelompok batuan non- klastika. Batuan non- klastika
ini merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
5
penguapan suatu larutan atau pengendapan material yang berada di
tempat itu juga. Proses pembentukan batuan jenis ini bisa terjadi
dengan proses kimiawi, biologi ataupun organik, ataupun kombinasi
antara keduanya, yakni kombinasi antara kimiawi dan juga organik
atau biologi. Proses yang merupakan kombinasi dari keduanya ini
disebut dengan biokomia. Proses pembentukan batuan ini yang
terjadi secara biologi atau organik merupakan prosen pembentukan
yang dilakukan oleh aktivitas alam tertentu yakni oleh tumbuhan
maupun binatang. Sebagai contoh dari proses pembentukan batuan
ini secara organik adalah pembentukan rumah binatang laut atau
karang, terkumpulnya cangkang binatang (fosil), dan terkuburnya
kayu- kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.
6
atau rumah binatang kerang dan juga tanah diatomea atau pengendapan
unsur silisium karena adanya karbondioksida dalam air yang banyak
diserap oleh ganggang diatomea.
d. Batuan sedimen klastika gunung api. – Khusus untuk batuan jenis ini
merupakan batuan sedimen yang mempunyai tekstur klastika dengan
bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan oleh gunung api.
7
D. Warna Batuan Sedimen
Jika kita pada umumnya menjumpai bahwa batu berwarna gelap,
yakni hitam atau sedikit keabu- abuan, maka batuan sedimen ini mempunyai
warna yang sedikut serah atau terang. Bataun sedimen ini mempunyai wrna
yang khas. Warna dari batuan sedimen ini pada umumnya berwarna terang
atau cerah, seperti putih, kuning, ataupun abu- abu terang. Namun tudak
selamanya batuan sedimen ini berwarna cerah atau terang. Batuan sedimen
ini ada yang berwarna gelap, yakni abu- abu gelap hingga hitam kelam,
serta merah dan juga coklat. Dengan demikian batuan sedimen ini
mempunyai warna yang bervariasi. Variasi warna drai batuan sedimen ini
disebabkan oleh komposisi bahan penyusunnya.
8
BAB III
DESKRIPSI BATUAN
9
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
10
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
11
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
12
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
13
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
14
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
15
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
16
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
17
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
18
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
19
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
20
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
21
Hari/Tanggal : Selasa / 5 Maret 2019
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
maupun pelapukan secara fisik melalui embun beku (frost) dan
(haloclasty). Proses utama melibatkan abrasi, baik padat oleh
gletser, cair (pengendapan sungai) maupun oleh angin. Di
wilayah-wilayah setengah kering produksi lanau biasanya cukup
tinggi.
2. Batuan Sedimen SR-02 (Batu Lanau)
24
Terbentuk dari pecahnya kristal kuarsa berukuran pasir.
Pemecahan secara alami melibatkan pelapukan batuan dan
renolit secara kimiawi walaupun pelapukan secara fisika
melalui embun beku. Proses pertamanya melibatkan
abrasi.
g. Abu - abu.
h. Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
i. Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-05 memiliki :
a. Derajat Pemilihan adalah baik (well sorted).
b. Derajat pembundaran yaitu membulat baik (well rounded).
c. Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-04 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
d. Ukuran butirnya adalah Silt (0,004 – 0,062)
Komposisi penyusunnya adalah :
d. Matriks
e. Semen,
f. Tidak memiliki fragmen.
Pembentukan lanau biasanya terbentuk dari pecahnya
Kristal kuarsa berukuran pasir. Pemecahan secara alami
25
melibatkan pelapukan batuan dan regolith secara kimiawi
maupun pelapukan secara fisik melalui embun beku (frost) dan
(haloclasty). Proses utama melibatkan abrasi, baik padat oleh
gletser, cair (pengendapan sungai) maupun oleh angin. Di
wilayah-wilayah setengah kering produksi lanau biasanya cukup
tinggi.
- Coklate .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-05 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah baik (well sorted).
- Derajat pembundaran yaitu membulat baik (well rounded).
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-05 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah clay (< 0,004 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
26
Terbentuk dari pecahnya kristal kuarsa berukuran pasir. Pemecahan
secara alami melibatkan pelapukan batuan dan renolit secara kimiawi
walaupun pelapukan secara fisika melalui embun beku. Proses
pertamanya melibatkan abrasi
- Coklate .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-06 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah moderately sorted.
- Derajat pembundaran yaitu rounded.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-06 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah upper very find sound (0,062-0,088 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
27
6. Batuan Sedimen SR-07
- Coklate keabuan .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-07 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah baik (well sorted).
- Derajat pembundaran yaitu membulat baik (well rounded).
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-07 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah upper very fine sand (0,177-0,250 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
- Coklate .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
28
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur graded bedding
Dilihat dari struktur pada batuan SR-08 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah poorly sorted.
- Derajat pembundaran yaitu angular.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-08 kemas nya adalah
kemas terbuka.
- Ukuran butirnya adalah upper medium sand (0,350-0,500 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Fragmen
- Abu-abu .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur graded bedding
Dilihat dari struktur pada batuan SR-09 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah poorly sorted.
- Derajat pembundaran yaitu angular.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-09 kemas nya adalah
kemas terbuka.
- Ukuran butirnya adalah lower coarse sand (0,500-0,710 )
29
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Fragmen.
- Abu-abu .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-10 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah baik (well sorted).
- Derajat pembundaran yaitu membulat baik (well rounded).
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-10 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah silt (0,004-0,062 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
30
10. Batuan Sedimen SR-11
- Coklate .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur graded bedding
Dilihat dari struktur pada batuan SR-11 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah poorly sorted.
- Derajat pembundaran yaitu angular.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-11 kemas nya adalah
kemas terbuka.
- Ukuran butirnya adalah clay (< 0,004 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- fragmen.
- Coklate .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
31
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-12 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah moderately sorted.
- Derajat pembundaran yaitu rounded.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-12 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah silt (0,004-0,062 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
- Coklate .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur graded bedding
Dilihat dari struktur pada batuan SR-12 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah poorly sorted.
- Derajat pembundaran yaitu angular.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-01 kemas nya adalah
kemas terbuka.
- Ukuran butirnya adalah upper coarse sand (0,710-1,00 )
32
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Fragmen.
- Abu-abu kehijauan .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-17 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah sangat baik (very well sorted).
- Derajat pembundaran yaitu membulat baik (well rounded).
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-17 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah clay (< 0,004 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
33
14. Batuan Sedimen SR-18
- Abu-abu .
- Jenis batuannya adalah batuan sedimen klastik, maksudnya, yaitu
batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain
dan kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya
mengalami diagenesa.
- Bestruktur laminasi, artinya perlapisan dan struktur sedimen yang
mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
Dilihat dari struktur pada batuan SR-18 memiliki :
- Derajat Pemilihan adalah baik (well sorted).
- Derajat pembundaran yaitu rounded.
- Kemas merupakan hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing. Pada batuan sedimen SR-18 kemas nya adalah
kemas tertutup, dimana butiran saling bersentuhan satu sama lain.
- Ukuran butirnya adalah silt (0,004-0,062 )
Komposisi penyusunnya adalah :
- Matriks
- Semen,
- Tidak memiliki fragmen.
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum identifikasi batuan
sedimen adalah istilah sedimen berasal dari kata sedimentum, yang berarti
material endapan yang terbentuk dari proses pelapukan dan erosi dari suatu
material yang ada lebih dulu, kemudian diangkut oleh media air, angin, atau
es serta diendapkan ditempat lain dibagian permukaan bumi. 5% kerak bumi
disusun oleh batuan sedimen, dan 75% permukaan bumi ditutupi oleh batuan.
Ciri-ciri umum batuan sedimen adalah berlapis-lapis karena diendapkan
secara horizontal. Tetapi ada juga batuan sedimen yang tidak berlapis-lapis,
hal ini karena batuan sedimen tersebut tidak mengalami pengendapan terlebih
dahulu. Batu sedimen ada 3, yaitu sedimen klastik, non klastik, dan organik
Beberapa macam nama batuan sediemn yang diamati diantaranya : batu pasir,
batu gamping terumbu, batu gamping, dan batu breksi.
B. Saran
35