PENDAHULUAN
terhadap pemanfaatan sumber daya (Shaffer et al dalam anonim, 2004). Dalam hal
berinovasi dan menghadapi keadaan yang berbeda (Leichtesein dan Lyons dalam
anonim, 2001). Pemanfaatan sumber daya alam, baik secara intensif maupun
(site-unsuitable land use) atau banyak pula pemanfaatan berlebihan yang tidak
itu berpeluang besar terjadinya degradasi lahan atau sumber daya dan selanjutnya
kritis salah satunya dari kegiatan pertambangan. Kawasan areal tambang timah
dan bahan galian lainya, sekarang ini telah menjadi lahan-lahan terbuka,
1
berlubang menganga dengan kandungan bahan organik yang rendah. Lahan-lahan
eks areal pertambangan timah, biji besi, pasir kwarsa dan lain-lain menjadi lahan
kritis yang tidak produktif. Kabupaten Belitung Timur merupakan salah satu
pertambangan timah.
daerah dalam bidang pengendalian dampak lingkungan hidup. Maka dari itu
lahan kritis dalam kawasan hutan (Anonim, 2009). Dalam upaya memberikan
contoh nyata pembenahan tapak rusak eks tambang maka perlu dilakukan
menjadi bukan kawasan hutan atau disebut Areal Penggunaan Lain (APL).
Kawasan APL tersebut tidak ada kaitan dan ijin pertambangan maka dari itu
pertambangan yang terjadi dikawasan tersebut adalah tidak memiliki ijin atau liar.
2
Penambangan timah secara liar tersebut dilakukan oleh masyarakat dengan
rusak, penurunan tingkat keasaman (pH) dan suhu yang sangat ekstrim. Untuk itu
perlu dilakukan reklamasi untuk memperbaiki kondisi lahan yang kritis dan
diformulasikan karena sejalan dengan paradigma baru di era global yaitu tekno –
peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Implikasi paradigm ini adalah terjadinya
proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya (
kemampuan iptek sebagai factor primer ekonomi menggantikan modal, lahan dan
Demplot Revegetasi Lahan Eks Tambang ini secara utuh dirancang dalam
kritis pasca tambang. Oleh karena itu inisiasi pembangunan demplot meibatkan
pihak lain). Dengan harapan demplot ini akan menumbuh kembangkan sense of
3
belonging atas usaha bersama untuk membangun rehabilitasi produktif pasca
kawasan.
4
daya dukung kawasan Belitung Timur yang bersifat lokal spesifik, produktif, dan
lestari.
1.2 Permasalahan
Adaptasi tumbuhan pada suatu tapak yang baru memerlukan suatu proses
kegiatan reklamasi lahan bekas tambang timah dari beberapa parameter yang
diukur.
informasi atau data-data mengenai persen hidup dan kesehatan tanaman reklamasi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
termasuk sumber daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya mineral logam
ini mendorong bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam
metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan hasil
yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi yang seminim
Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari
peran reaksi kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
symbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan
dalam udara sehingga tahan karat, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya
untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang
rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan
6
listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 – 1600C), logam ini bersifat
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada
turmalin dan kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya
yaitu:
• Pengolahan tailing.
• Proses pengeringan.
• Klasifikasi timah.
• Proses pre-smelting.
• Pyrorefining.
• Eutectic refining.
• Electrolitic refining.
• Pencetakan
7
Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan
ekonomis cocok untuk sistem penambangan terbuka (open pit mining system).
lapisan tanah untuk menemukan mineral timah pada lapisan tanah yang lebih
lagi setelah penambangan berakhir. Pemisahan timah dari larutan tanah dilakukan
senyawa lain. Penyaringan mekanis ini meninggalkan sisa saringan yang cukup
suatu areal.
lama, mulai dari zaman pemerintahan kolonial Belanda. Sejak saat itu sampai
belum diatur dengan baik. Undang-undang pertambangan No.11 tahun 1967 dan
8
aturan-aturan pertambangan dibawahnya baru mengatur tanggung jawab industri
belum secara jelas diatur dan ditetapkan, kecuali pengaturan bahwa areal pasca
areal pasca tambang masih banyak yang tidak menentu termasuk bagi pemegang
hak penambang. Sebagian persepsi areal pasca tambag dimiliki oleh Pemerintah,
dan oleh karenanya tidak ada jaminan bagi pelaku penambangan untuk
bekas galian berupa kolam-kolam yang cukup dalam. Kondisi areal pasca
tambang seperti itu terjadi oeh karena penutupan kembali (backfilling) lubang-
lubang bekas tambang yang merupakan salah satu persyaratan penutupan tambang
kultural kegiatan tersebut masih belum cukup berarti bagi kepentingan pelaku
9
2.3 Prinsip-Prinsip Reklamasi Lahan
2.3.1 Terminologi
pengertian yang luas, dan oleh karenanya perlu disampaikan batasan terminologi
yang lebih jelas. Istilah reboisasi pada dasarnya mempunyai makna rehabilitasi
elemen struktur dan fungsi suatu sistem ekologi yang rusak walaupun tanpa harus
anonim, 1997). Jadi rehabilitasi misalnya dapat berupa penanaman tapak untuk
pengertian membangun kembali habitat bagi satwa secara umum dan tidak
spesifik. Banyak istilah yang lebih khusus dirumuskan untuk tujuan yang lebih
ekologi dapat memulihkan dirinya sendiri kembali pada kondisi awal (ecological
kepada kondisi yang lebih alami. Perkembangan menuju arah lebih alami akan
10
semakin dapat menyediakan ruang hidup bagi jasad-jasad yang terancam punah,
maupun manfaat lain ketika manusia terlibat di dalamnya. Secara praktis restorasi
yang asli atau yang pernah ada sebelumnya. Upaya pemulihan secara lebih
dinamika yang terjadi di dalam ekosistem yang dimaksud. Oleh karena upaya
mengembalikan sepenuhnya pada kondisi asli tidak mudah atau bahkan tidak
seperti sebelum kerusakan terjadi. Jordan dkk., (1987) menyebutkan hal-hal yang
diantaranya adalah (1) keterbatasan metode yang tepat, (2) lamanya waktu yang
diperlukan, (3) faktor lingkungan yang selalu berubah dan (4) ketidak tahuan
pertimbangan diatas maka pemulihan lahan yang tepat untuk dilakukan adalah
mengkondisikan lahan bekas tambang menjadi lahan yang cocok untuk ditanami
tapak yang akan direklamasi dan keberadaan tapak beserta tutupan vegetasi yang
tidak rusak di dekatnya. Secara alami proses perkembangan hutan secara alami
pada tapak pasca tambang akan berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.
Hutan atau vegetasi di sekitar tapak pada umumnya tidak berfungsi optimal
11
pembukaan oleh penambangan atau kelangkaan kondisi tapak yang sangat tidak
pemilihan jenis pioneer dari kelompok legume dan yang banyak dan cepat
c) Pilihan jenis tanaman yang diinginkan yang dapat cepat dapat memanfaatkan
diinginkan.
seluruh kegiatan mulai dari kesamaan persepsi awal, perumusan keputusan, dan
dengan kesepakatan antar semua pemangku kepentingan dari berbagai intuisi dan
12
pihak lainn. Skema berikut inii menggam
mbarkan priinsip silvikkultur reforestasi
bagaimanaa desain unntuk memppercepat proses suksessi, dan dallam waktu yang
diinginkann tumbuh di
d bawahnyya. Kompatiibilitas mennjadi kriteriia penting untuk
u
1
100 Nurse
herbaceoous Trees crop trees
grassees legumees
Ground Cover (%)
75
50
25
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 12 13 14 15
Times
T (years)
Gambar 1. Skema Deesain Silvikuultur
2.4.1 Moonitoring
Moonitoring adalah
a proses rutin pengumpullan data ddan penguk
kuran
13
dan keluaran (output).
diberikan.
Adaptasi tumbuhan pada suatu tapak yang baru memerlukan suatu proses
Pohon dalam hal ini tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila
(Yunasfi 2002).
yaitu faktor dari dalam yaitu internal dan faktor dari luar yang sering kita sebut
tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Faktor ini dapat dikaitkan dengan
14
tersebut untuk tumbuh dalam lingkungan tertentu (Daniel dalam anonim, 1987).
Faktor dari luar dapat dijabarkan yaitu ketersediaan hara dan air di dalam tanah
tempat tumbuhan tersebut tubuh, dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-
faktor lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang
gulma dan serangga hama adalah penyebab yanga sangat umum dalam
menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan. Oleh karena itu ilmu genetika
Dalam dunia pertanaman, tanah mempunyai peranan sebagai tempat tumbuh dan
indikator proses yang ditunjukan dari kesehatan tajuk pohon. Fisik pertumbuhan
diamati dalam bentuk tinggi (respon nutrisi), diameter (respon ruang dan
mieralisasi), panjang tajuk (interaksi ruang dan nutrisi). Dan indikator kesehatan
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Kepulauan Bangka Belitung. Tepatnya pada lahan seluas ± 2 ha yang merupakan area
bekas penambangan timah oleh PT. Timah Di Desa Lenggang Kecamatan Gantung.
Lokasi penelitian disajikan dalam bentuk peta pada Lampiran. Lokasi penelitian
tersebut memang sudah ditetapkan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah yang
bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada untuk dilakukan
kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan yang dilakukan pada tahun 2012 dan
Tanaman umur 4 bulan tahun tanam 2012 yang ditanam di demplot reklamasi
pada bulan Januari 2012 di lahan bekas tambang timah Desa Lenggang Kecamatan
Gantung Kabupaten Belitung Timur. Lay out pertanaman dapat dilihat pada lampiran
1.
16
3.2.2 Alat Penelitian
kondisi lingkungan dan keadaan vegetasi secara umum. Selanjutnya penentuan titik
awal pengukuran untuk mempemudah pengambilan data seluruh tanaman yang ada di
mengamati kondisi fisik dan indikator kesehatan tanaman dengan mengukur dan
a) Tinggi pohon diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh dalam
b) Diameter batang diukur dalam bentuk diameter atau lilit batang dalam
centimeter (cm).
c) Panjang tajuk diukur mulai ujung titik tumbuh sampai tajuk segar paling
17
Panjang Tajuk
Tinggi Tanaman
Diameter
a) Kondisi tajuk pada saat diukur dalam bentuk skor (nominal) dengan
mengidentifikasi tajuk tertinggal <20% (1), 20-40% (2), 40-60% (3), 60-
tajuk dengan ketentuan jika terdapat kerusakan tajuk >80% (1), 60-80%
tumbuh dalam kondisi dorman (1), sedang aktif tumbuh (2), dan mulai
mengalami leaning atau roboh (1), mati pucuk (2), batang patah (3),
batang menggarpu (4), pohon berbatang tunggal yang tumbuh tegak (5).
18
e) Batang garpu diidentifikasi berdasarkan kemunculanya di pangkal batang
dan permukaan tanah (1), muncul pada <25% tinggi batang (2), 25-50%
19
BAB IV
galian tambang di Indonesia. Hasil bahan tambang, galian dan mineral yaitu timah,
pasir kuwarsa, kaolin, granit, batu gunung, tanah liat dan biji besi. Kabupaten
sebagai ibukota-yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Belitung dan bagian
17.967.93 km² yang terdiri dari luas daratan 2.506,90 km² atau 250.691 ha dan luas
wilayah laut 15.461,03 km². Kabupaten Belitung Timur terdiri dari tujuh kecamatan,
dari 4 menjadi 7 kecamatan pada tahun 2009. Adapun jumlah desa juga berkembang
dari 30 menjadi 39 desa. Ibukota Kabupaten Belitung Timur adalah Manggar, yang
20
Kabupaten Belitung Timur ini secara georafis terletak pada 107°45’ – 108°18’
Bujur Timur dan 02°30’ – 03°15’ Lintang Selatan. Secara administratif wilyah
barat, Selat Malaka di timur, Laut Cina Selatan di utara, dan Laut Jawa di selatanya.
Kabupaten Belitung Timur beriklim Tropis dengan variasi curah hujan antara 19.5
hingga 347.1 mm tiap bulan untuk tahun 2009, dengan curah hujan tertinggi pada
bulan September. Posisi Kabupaten Belitung Timur ditunjukan dalam peta dibawah
ini :
21
4.2 Sebaran Penduduk dan Sosial Ekonomi
penduduk bulan Mei tahun 2010 sebanyak 106.432 jiwa yang terdiri dari 55.361
orang laki – laki dan 51.071 orang perempuan, komposisi penduduk berdasarkan
jenis kelamin adalah 52% laki – laki dan 48% perempuan. Laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Belitung Timur selama sepuluh tahun terakhir yaitu sebesar
2,75%. Apabila dilihat dari banyaknya penduduk per kecamatan pada tahun 2010
sebesar 33.353 jiwa dengan proporsi 31,34%. Kecamatan yang jumlah penduduknya
paling sedikit adalah Kecamatan Simpang Renggiang hanya sebanyak 3.185 orang
dengan proporsi 6,25% dari total penduduk Kabupaten Belitung Timur (Belitung
Sumber ekonomi masyarakat berasal dari sektor pertanian dalam arti luas
Komoditi yang ditanam di kebun rakyat adalah antara lain : karet, lada, cengkeh,
kopi, jambu mete, aren, dan kelapa. Komoditi perkebunan besar didominasi oleh
tanaman sawit yang dikelola oleh perusahaan swasta nasional dan asing. Petani lada
menempati jumlah terbesar yaitu 6.909 kepala keluarga (KK)., disusul dengan petani
kelapa sebanyak 2.108 KK, petani karet 1.389 KK. Petani kopi dan cengkeh tidak
terlalu banyak. Produksi karet rata – rata 0,52 ton/ha, lada 0,68 ton/ha, kopi 0,86
ton/ha, dan kelapa 1,31 ton/ha (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Belitung
22
masih sangat kecil. Jika perkebunan rakyat akan dikembangkan maka perlu adanya
perbaikan pada pengguanaan bibit unggul karet, kopi, lada, dan lain – lain.
23
24