Anda di halaman 1dari 15

SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN

Batubara

Batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat


mengalami pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan
baik dalam kondisi bebas oksigen (anaerobic) misalnya pada bagian bawah dari
suatu danau atau pada endapan/sedimen berbutir sangat halus.
Indonesia memiliki kandungan SDA potensial yang bisa membuat RI kaya-raya.
Melansir data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), salah satu
SDA potensial tersebut yakni batubara.
Kementerian ESDM mencatat, cadangan batubara Indonesia saat ini mencapai
38,84 miliar ton. Dengan rata-rata produksi batubara sebesar 600 juta ton per
tahun, maka umur cadangan batubara masih 65 tahun apabila diasumsikan tidak
ada temuan cadangan baru.
Selain cadangan batubara, masih ada juga sumber daya batubara yang tercatat
sebesar 143,7 miliar ton. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong upaya
pemanfaatan untuk memberikan kesejahteraan ke seluruh lapisan masyarakat
Indonesia.
Berdasarkan sebran, Pulau Kalimantan menyimpan 62,1 persen dari total potensi
cadangan dan sumber daya batubara terbesar di Indonesia, yaitu 88,31 miliar ton
sumber daya dan cadangan 25,84 miliar ton. Selanjutnya, wilayah lain yang
mempunyai potensi tinggi adalah Pulau Sumatera sebesar 55,08 miliar ton (sumber
daya) dan 12,96 miliar ton (cadangan).
Nikel
Sumber nikel yang penting secara ekonomi adalah bijih besi limonit,
yang mengandung 1–2% nikel. Mineral bijih nikel penting lainnya
termasuk pentlandit dan campuran silikat alami yang kaya nikel yang
dikenal sebagai garnierit.
Manfaat dan Penggunaan Nikel dalam Kehidupan
1. Pembuatan peralatan dapur.
2. Pembuatan koin.
3. Pembuatan pesawat terbang.
4. Pembuatan reaktor nuklir. ...
5. Pembuatan baterai.
6. 6. Pembuatan alat-alat medis.
7. 7. Pembuatan bahan-bahan kosmetik.
8. Pembuatan permukaan yang tahan terhadap goresan.

FOTO UDARA AKTIVITAS PENGOLAHAN NIKEL (SMELTER) YANG BERADA DI KAWASAN INDUSTRI VIRTUE DRAGON
NICKEL INDUSTRIAL (VDNI) DI KECAMATAN MOROSI, KONAWE, SULAWESI TENGGARA, SELASA (14/12/2021)

Foto udara aktivitas pengolahan nikel (smelter) yang berada di Kawasan


Industri Virtue Dragon Nickel Industrial (VDNI) di Kecamatan Morosi,
Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (14/12/2021).
Data Kementerian ESDM 2020 menyebut cadangan logam nikel yang
dimiliki Indonesia sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah tersebut
merupakan 52 persen dari total cadangan nikel dunia yang mencapai
139.419.000 ton Ni. Cadangan nikel 90 persen tersebar di Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Gas Alam

Gas alam adalah sumber energi yang berasal dari fosil tanaman, hewan,
dan mikroorganisme yang tersimpan di bawah tanah selama ribuan
bahkan jutaan tahun. Kegunaan utama gas alam antara lain untuk produksi
bahan bakar dan juga amonia atau komponen utama dalam pembuatan
pupuk.
Potensi gas Indonesia hingga saat ini cukup menjanjikan dengan cadangan
terbukti sekitar 41,62 TCF. Selain itu, Indonesia masih memiliki 68
cekungan potensial yang belum tereksplorasi yang ditawarkan kepada
investor.
Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, Indonesia akan mampu
memenuhi kebutuhan dalam negeri dari lapangan migas yang ada. Dalam
10 tahun ke depan, Indonesia juga diperkirakan akan mengalami surplus
gas hingga 1715 MMSCFD yang berasal dari beberapa proyek potensial.
Sementara keempat wilayah utama penghasil gas alam terdiri dari
Kalimantan Timur, Arun di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan
Kepulauan Natuna.
Minyak Bumi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan
bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia akan tersedia hingga 9,5 tahun
mendatang. Keempat wilayah penghasil minyak bumi itu adalah Sumatera, Laut
Jawa, Kalimantan Timur dan Kepulauan Natuna.
Minyak bumi atau petroleum - bahan bakar fosil yang merupakan bahan baku
untuk bahan bakar minyak, bensin dan banyak produk-produk kimia - merupakan
sumber energi yang penting karena minyak memiliki persentase yang signifikan
dalam memenuhi konsumsi energi dunia. Citra yang sangat negatif dari minyak
adalah - mirip dengan pembakaran batubara - pemakaian bahan bakar minyak
adalah kontributor terbesar untuk peningkatan CO2 di atmosfir bumi. Tumpahan-
tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker juga telah menyebabkan kerusakan berat
pada lingkungan hidup bumi.
a. Pulau Sumatera yakni di Lhokseumawe dan Peureulak (Aceh), Tanjung Pura
(Sumatera Utara), Sungai Pakning dan Dumai (Riau), serta Plaju, Sungai Gerong,
dan Muara Enim (Sumatera Selatan).
b. Pulau Jawa yakni di Wonokromo, delta Sungai Brantas (Jawa Timur), serta
Majalengka dan Jatibarang (Jawa Barat).
c. Pulau Kalimantan dapat ditemukan di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu
Kalimantan Timur serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (Kalimantan Selatan).
d. Maluku dapat ditemukan di Pulau Seram.
e. Papua, dapat ditemukan di Klamono, Sorong, dan Babo.

Emas

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.


Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, Indonesia
memiliki tambang emas seluas 1.181.071,52 hektare (ha). Tambang tersebut
tersebar di 25 provinsi.
Papua memiliki tambang emas terbesar di Indonesia dengan luas mencapai
229.893,75 ha. Tambang emas tersebut tersebar di enam kabupaten, yakni
Pegunungan Bintang, Keerom, Nabire, Dogiyai, Mimika dan Paniai
Setelahnya ada Sumatera Utara dengan tambang emas seluas 196.452,00 ha.
Kemudian, tambang emas yang berada di Sulawesi Utara sebesar 133.357,51 ha.
Jawa Timur juga memiliki tambang emas seluas 24.369,87 ha. Kemudian emas di
Jawa Barat seluas 10.560,00 ha.
Sementara, luas tambang emas paling kecil berada di Sulawesi Tenggara sebesar
1.210,00 ha. Posisinya diikuti Sumatera Barat dan Kalimantan Utara secara
berturut-turut seluas 1.985,00 ha dan 7.941,67 ha.
Sebagai catatan, data ini diolah menggunakan izin usaha pertambangan (IUP) emas
dari seluruh perusahaan yang tercatat di Kementerian ESDM. DataIndonesia.id lalu
menggabungkan luas tambang emas dari sejumlah perusahaan di masing-masing
provinsi.

SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, PERKEBUNAN, & PETERNAKAN


Indonesia berada di wilayah khatulistiwa. Keadaan tersebut menjadikan Indonesia menjadi
sebuah negara beriklim tropis yang mendapat curah hujan tinggi. Selain itu, karena berada di
jalur vulkanis yang cukup aktif, Indonesia jadi memiliki banyak gunung api. Artinya, Indonesia
memiliki tanah yang kaya akan mineral serta subur, dan itu sangat baik untuk pertanian.

1. Pertanian
Beberapa potensi yang telah dikembangkan di sektor pertanian antara lain :

1. Padi
Hampir semua daerah di Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan padi.
2. Jagung
Tanaman yang sempat menjadi makanan pokok masyarakat Madura dan NTT dihasilkan di
daerah tersebut, walaupun Pulau Jawa juga menyumbang jumlah yang signifikan.
3. Ubi Kayu (Singkong)
Tanaman yang mudah ditanam, bisa di tanah basah atau kering dan bisa tumbuh di ketinggian
hingga 800 mdpl. Pemasok terbanyak tanaman ini di Indonesia adalah Jawa Barat.
2. Perkebunan
Seperti sudah dijelaskan di atas, karena suburnya tanah dan mendukungnya alam Indonesia,
rakyat Indonesia bisa menanam apa saja dan akan tumbuh. Sehingga bukan hanya pertanian,
tetapi sektor perkebunan juga bisa ikut dimaksimalkan untuk mendukung ketahanan pangan.
Beberapa potensi sektor perkebunan yang ada dan bisa dikembangkan antara lain:
1. Tebu
Bahan pokok untuk gula ini sangat banyak dan mudah tumbuh di Pulau Jawa. Daerah penghasil
tebu utama contohnya Jawa Timur, yang merupakan penghasil gula terbesar, kemudian
Cirebon, dan Lampung.
Jawa Timur, yang merupakan penghasil gula terbesar, kemudian Cirebon, dan Lampung.

Selain menjadi bahan baku gula, tebu dapat langsung diperas dan diminum airnya (Sumber:
alodokter.com)
2. Kelapa Sawit
Bukan menjadi hal yang aneh, Sumatra adalah salah satu perkebunan dan penghasil kelapa
sawit paling banyak di Indonesia. Hampir seluruh daerah di Sumatra pasti mempunyai
perkebunan kelapa sawit.

3. Kopi
Dengan sedang meningkatnya tren ngopi-ngopi lucu di Indonesia, dan biji kopi Indonesia yang
dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik, harusnya bisa dimanfaatkan dengan segera.
Penghasil kopi Indonesia yang terkenal adalah Lampung, Jawa Timur, dan Bengkulu.
“Kopi itu dari biji digiling, bukan dari sachet disobek” -naq qeqinian (Sumber: detik.net)

3. Peternakan
Daging sebagai salah satu sumber protein yang sangat penting juga perlu dikembangkan. Selain
untuk bertani dan berkebun, lahan Indonesia yang luas itu pun dipakai oleh para pemilik hewan
untuk menggembalakan ternaknya.

“Moooo”-suara sapi (Sumber: detik.net)


Peternakan dapat dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan apa yang diternakkan oleh pemilik
peternakan tersebut. Peternakan besar untuk sapi, kerbau. Peternakan sedang untuk kambing
dan domba, serta peternakan kecil untuk unggas.
Ilustrasi peternakan ayam (Sumber: agriculture.gov.gy)
Peternakan secara umum, menyebar secara merata di seluruh daerah di Indonesia. Tetapi ada
beberapa daerah yang lebih fokus kepada hewan tertentu karena keadaannya lebih mendukung
dan dapat menghasilkan hewan ternak yang berkualitas baik. Seperti Jawa Timur dan Jawa
Tengah yang menjadi sentra sapi potong, atau Aceh untuk populasi kerbau ternak terbesar,
ayam di Jawa dan Kalimantan, babi di NTB, atau kuda di NTT.

Sumber Daya Hutan


Hutan adalah ekosistem daratan yang menyediakan oksigen, kayu, dan tempat tinggal bagi
beragam flora dan fauna. Hutan dapat dibedakan berdasarkan iklim, relief, dan jenis tanahnya
menjadi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan sabana, dan hutan bakau (mangrove).
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia, hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar yaitu
mencapai 99,6 juta hektare atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia.
Luas hutan yang besar tersebut, saat ini masih dapat dijumpai di Papua,
Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Di Jawa, luas hutan telah
mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi untuk pertanian
dan permukiman penduduk.
Hasil hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Dari hutan tropis yang
dimiliki Indonesia juga dihasilkan buah-buahan dan obat- obatan. Namun
demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai
sumber kayu. Setidaknya terdapat 4000 jenis kayu yang 267 diantaranya
merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-
jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut. Kayu Keruing, Meranti,
Agathisdihasilkan terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. Kayu jati
banyak dihasilkan di Jawa Tengah. Rotan banyak dihasilkan di
Kalimantan, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Kayu Cendana banyak
dihasilkan di Nusa Tenggara Timur. Kayu Rasamala dan Akasia banyak
dihasilkan di Jawa Barat.
Sumber Daya Kelautan
Dengan luas 1,9 juta kilometer persegi, Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia. Tak pelak, laut Nusantara yang membentang
dari barat ke timur sepanjang lebih dari 5000 kilometer, memberikan
kontribusi besar bagi perikanan dunia. United Nations Development
Programme (UNDP) bahkan menyebut perairan Indonesia sebagai habitat
bagi 76 persen terumbu karang dan 37 persen ikan karang dunia.
Keberadaan laut menjadi penopang ekonomi masyarakat. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat sekitar 7,87 juta jiwa atau 25,14 persen dari total
penduduk miskin nasional menggantungkan hidupnya dari laut. Mereka
tersebar di 10.666 desa pesisir yang berada di 300 dari total 524
kabupaten dan kota se-Indonesia. Hasil laut berupa ikan menjadi sumber
protein penting bagi masyarakat Indonesia. Menurut UNDP, sebanyak 54
persen kebutuhan protein nasional dipenuhi dari ikan dan produk laut
lainnya. Selain itu, hasil laut Indonesia menyumbang 10 persen kebutuhan
perikanan global. Laut Indonesia juga berperan penting bagi berbagai
kegiatan ekonomi seperti bisnis perikanan, pelayaran, maupun pariwisata.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers di kantor
KKP, Kamis (11/1), mengungkapkan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo,
KKP akan terus mengupayakan peningkatan produksi dan ekspor produk perikanan
Indonesia. Untuk mewujudkannya, penegakan hukum dalam melawan Illegal,
Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing harus tetap digalakan.
Dalam kesempatan yang sama, disampaikan pula kenaikan neraca perdagangan
yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,42% dari USD3,403 miliar pada 2016
menjadi USD3,655 miliar pada 2017. Kemudian pada periode Januari – November
2016-2017 berbagai komoditas kelautan dan perikanan mengalami peningkatan
nilai ekspor, di antaranya udang mengalami kenaikan 0,53%, tuna tongkol cakalang
(TTC) naik 18,57%, rajungan & kepiting (RK) naik 29,46%, cumi sotong gurita
(CSG) naik16,54%, dan rumput laut (RL) naik 23,35%, sedangkan komoditas
lainnya naik 3,61%.

Anda mungkin juga menyukai