Kebutuhan
akan
sumberdaya
alam semakin
meningkat
Pembangunan tidak
2008 : 42,5 juta jiwa 2011 : 43,7 juta jiwa 2029 : 54,1 juta jiwa
berkelanjutan
Kualitas
lingkungan &
ketersediaan
sumber daya
alam semakin
D ( Cemar Berat ) menurun
D ( Cemar Berat )
PROYEKSI TUTUPAN LAHAN SAMPAI 2043
AIR POLLUTION
WASTE
WATER
POLLUTION
Sumber Foto :
Pateur, 2016
HU Pikiran Rakyat (19 Februari 2010)
PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS
PENGENDALIAN
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal bupati/walikota
1
Pengumuman Jasa Penilaian Amdal dibebankan Biaya Adm Penerbitan SKKL dan
SPT dari kepada Pemrakarsa sesuai SBU/PNBP Izin Lingkungan dibebankan
dan Pengumuman kepada Pemrakarsa sesuai PNBP
Konsultasi = 10 hari Kerja
Publik Penilaian Kerangka Acuan Paling lambat 5 hari kerja
30 hari kerja setelah diterbitkan
3 4 5 6
2
Pengajuan Penilaian Penerbitan Pengumuman Izin
Penyusunan Penilaian 15
Penilaian KA oleh Persetujuan Lingkungan
Kerangka KA oleh
Kerangka Sekretariat KA oleh Ketua
Acuan (KA) Tim Teknis
Acuan KPA KPA 14a
Penerbitan:
1. Keputusan
Biaya Penyusunan 7 Kelayakan
Penyusunan
Amdal oleh
ANDAL dan Lingkungan; dan
Pemrakarsa RKL-RPL 2. izin Lingkungan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Pengajuan Permohonan Izin 8 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman Layak 10 hari
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan Lingkungan kerja
9 11 12
RKL-RPL Penilaian Penilaian Penilaian
ANDAL & 14b
Satu surat ANDAL & ANDAL & Keputusan
RKL-RPL RKL oleh RKL-RPL Ketidaklayakan LH
permohonan
Sekretariat Tim Teknis oleh KPA
KPA
Tidak Layak
Integrasi Izin Lingkungan Lingkungan
dalam Proses AMDAL Pengumuman Permohonan Rekomendasi
10
Izin Lingkungan KPA 13
Muatan KERANGKA ACUAN a. Penjelasan latar belakang dilakukannya rencana
usaha dan/atau kegiatan ini (termasuk ada
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman tidaknya persetujuan prinsip)
Penyusunan Dokumen Lingkungan b. Alasan mengapa rencana kegiatan ini termasuk
PENDAHULUAN wajib amdal dan pendekatan studi yang
Latar Belakang digunakan (tunggal, terpadu atau kawasan)
Tujuan c. Alasan mengapa rencana kegiatan ini dinilai
Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun oleh KPA Pusat, Provinsi atau Kab/Kota
dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan KERANGKA ACUAN
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
a. Sajikan proses Identifikasi Dampak Potensial
Latar Belakang
Tujuan b. Sajikan proses Evaluasi Dampak Potensial
Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun c. Sajikan daftar kesimpulan DPH
dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)
PELINGKUPAN
Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan fokus
pada kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk a. Sajikan batas wilayah studi (hasil tumpang susun antara
pengelolaan LH yang sudah ada/tersedia; batas wilayah proyek, batas ekologis, batas sosial, dan
Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal batas administratif setelah mempertimbangkan kendala
teknis yang dihadapi)
(environmental setting): Komponen lingkungan
terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar b. Sajikan batas waktu kajian yang akan digunakan untuk
melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam Andal
lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak
(setiap DPH memiliki batas waktu kajian tersendiri)
lingkungannya;
Hasil pelibatan masyarakat
Dampak penting hipotetik (DPH)
Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
METODE STUDI
Metode pengumpulan dan analisis data;
Metode prakiraan dampak penting dan
Metode evaluasi secara holitistik terhadap
dampak lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan KERANGKA ACUAN
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun
dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)
Bagian ini berisi metode pengumpulan data primer dan
sekunder yang sahih serta dapat dipercaya (reliable) untuk
PELINGKUPAN
digunakan dalam penyusunan rona lingkungan hidup awal
Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan fokus yang rinci dan sebagai masukan dalam melakukan
pada kegiatan yang berpotensi menimbulkan prakiraan besaran dan sifat penting dampak
dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk
pengelolaan LH yang sudah ada/tersedia;
Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal
(environmental setting): Komponen lingkungan
terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar Bagian ini menjelaskan metode prakiraan dampak penting
lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak yang digunakan untuk memprakirakan besaran dan sifat
penting dampak dalam studi Andal untuk masing-masing
lingkungannya;
dampak penting hipotetik, termasuk rumus-rumus dan
Hasil pelibatan masyarakat asumsi prakiraan dampaknya disertai argumentasi/alasan
Dampak penting hipotetik (DPH) pemilihan metode tersebut
Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
METODE STUDI
Metode pengumpulan dan analisis data; Bagian ini menguraikan metode-metode yang lazim
Metode prakiraan dampak penting dan digunakan dalam studi Andal untuk mengevaluasi keterkaitan
Metode evaluasi secara holitistik terhadap dan interaksidampak lingkungan yang diprakirakan timbul
dampak lingkungan (seluruh dampak penting hipotetik) secara keseluruhan
dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Metode Evaluasi
(Tidak Per
Data dan Informasi
No Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Individu Dampak
DPH Metode Prakiraan Dampak yang Relevan dan
. Untuk Prakiraan Untuk Prakiraan Melainkan
Dibutuhkan
Secara
Keseluruhan)
Peningkatan Q = CAI a. Curah hujan a. Thornwaithe a. sohyet Menggunakan
air larian Q =(Cp-Ch) x I x A b. Jumlah hari b. Data sekunder dari b. Professional metode bagan
permukaan hujan BMG judgment oleh alir
dari kegiatan c. Koefisien air c. Data sekunder dari pakar hidrologi Keterangan:
pembukaan larian per jenis buku Chay Asdak Dr. Joko metode ini
lahan bukaan lahan d. Lokasi titik-titik Tingkir digunakan
(untuk area pengumpulan data c. Hasil untuk menelaah
terbangun dan adalah: perhitungan hubungan
area non 1) Desa U ditransfer holistik antar
terbangun) 2) Desa V dalam bentuk seluruh dampak
d. Luas masing- 3) Desa W geospasial
masing jenis Tiga desa ini dipilih menggunakan
tataguna lahan karena lokasinya berada ARCGIS
di elevasi yang lebih
rendah dari tapak
kegiatan, sehingga ada
kemungkinan besar air
larian akan mengalir ke
desa tersebut.
a. Lokasi titik
pengumpulan data
digambarkan pada peta
sampling (lihat peta
pada lampiran.)
Terbentuknya Menggunakan metode analogi a. Medan magnet a. Data medan magnet dan Dilakukan dengan
Medan Magnet terhadap timbulnya medan yang dihasilkan medan listrik alami membandingkan
dan Medan magnet dan medan listrik dari operasional SUTT akan menggunakan data medan magnet
Listrik kegiatan serupa dan b. Medan listrik data sekunder dari dan medan listrik
membandingkannya dengan yang dihasilkan bukumedan listrik dan operasional SUTT
standar WHO dan SNI untuk operasional SUTT magnet dari SUTT, dengan standar WHO
ambang batas medan magnet karya Prof. Gundala dan SNI untuk
dan medan listrik Putra Petir, 1965) ambang batas medan
(catatan: b. Data sekunder hasil magnet dan medan
Kegiatan yang dijadikan pemantauan berkala listrik
acuan adalah: pembangunan operasional SUTT yang
dan pengoperasian SUTT 175 dianalogikan
kV dari Kab X ke Kota Y, telah
disetujui berdasarkan SKKL
nomor tahun 200x oleh
Gubernur Provinsi Y. Catatan:
Rona untuk kegiatan ini
serupa dengan rencana
kegiatan yang diusulkan,
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Disadur dari Dokumen KA (
mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen
PENDAHULUAN Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan
Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan
kegiatan; Administrasi Dokumen Kerangka Acuan)
Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen
AWAL kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen
kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing- kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan.
Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
masing DPH; lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
DAMPAK LINGKUNGAN pengelolaan lingkungan hidup
Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hasil Prakiraan Dampak
(Catatan:
Terdapat dua opsi melakukan prakiraan:
1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan
perubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa
Rona Lingkungan adanya kegiatan.Pada opsi ini, perubahan rona secara
No DPH Hasil Evaluasi Dampak
Hidup Awal alamiah tidak diperhitungkan
2. Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan
dengan adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan
perubahan rona secara alamiah, sehingga untuk opsi ini
wajib ada pula analisis/perhitungan perubahan rona secara
alamiah)
Tahap konstruksi
Peningkat C = 0,2 (Hutan Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
an air tropis) waktu yang sama,karena kegiatan yang
larian Dengan perubahan rona menjadi kebun sawit maka diperkirakan menyebabkan DPH1 dan DPH 2
permukaa I = 200 mm/tahun Q menjadi 0,45 m3/tahun dilakukan secara bersamaan, sehingga
n dari ada kemungkinan bahwa perubahan
kegiatan A = 10.000 ha Sehingga terjadi peningkatan Q = 0,05 m3/tahun bentang alam (khususnya terbentuknya
pembukaa (hutan tropis) cekungan), akan berinteraksi dengan
n lahan Sifat penting dampak: peningkatan air aliran, dapat
Maka Q air larian menjadikan cekungan terisi air yang
awal = 0,4 memungkinkan menjadi tempat
Tidak penting, karena besarannya hanya naik + 10% dari nilai Q
m3/tahun berkembangnya vector penyakit
alamiah
demam berdarah, maka dari analisis
ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi dampak
penting
Gangguan Rona awal lokasi Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
estetika kegiatan adalah waktu yang sama, karena kegiatan
akibat perbukitan, namun Berdasarkan indeks visual sensitivity-intencity pada Headley, yang menyebabkan DPH1 dan DPH 2
perubahan dengan adanya 2009, maka besaran dampak gangguan estetika termasuk kelas dilakukan secara bersamaan, sehingga
bentang kegiatan, akan ada N dimana merupakan dampak gangguan estetika yang tidak ada kemungkinan bahwa perubahan
alam dua bukit yang berpengaruh, mengingat tidak adanya pengurangan substansial bentang alam (khususnya terbentuknya
menjadi dataran pada kualitas visual cekungan), akan berinteraksi dengan
dan terdapat peningkatan air aliran, dapat
kemungkinan menjadikan cekungan terisi air yang
adanya tiga memungkinkan menjadi tempat
cekungan bekas Sifat penting dampak: berkembangnya vector penyakit
borrow pit Tidak penting, karena gangguan ini tidak berpengaruh terhadap demam berdarah, maka dari analisis
masyarakat lokal ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi dampak
penting
Matrix Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak lingkungan
Bentuk upaya Bentuk upaya Institusi pengelola
yang ditimbulkan
pengelolaan pemantauan dan pemantauan
rencana usaha
lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
dan/atau kegiatan
Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat
waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL
a b c
Perubahan Dampak/ Resiko
d LH (ERA/Audit LH]
Perubahan Usaha
e
dan/atau Kegiatan Rencana Usaha/Kegiatan tidak
dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
Lingkungan diterbitkan
mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan,
apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah
memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk Sumber: Pasal 50-51 PP No. 27 Tahun 2012
dilakukan perubahan
Perubahan Izin Lingkungan Hidup
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan,
apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk dilakukan
perubahan
Perubahan usaha dan/atau kegiatan yang dialami meliputi:
a. Kepemilikan usaha dan/atau kegiatan
b. Perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup harus memenuhi kriteri:
1) adanya perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup;
2) penambahan kapasitas produksi;
3) perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi lingkungan;
4) perubahan sarana usaha;
5) perluasan lahan dan bangunan usaha;
6) perubahan waktu atau durasi operasi usaha;
7) perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup;
8) kegiatan didalam kawasan yang belum tercakup didalam izin lingkungan kawasan;
9) terjadinya kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam rangka peningkatan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup; dan/atau
10) terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain
sebelum dan pada waktu usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan;
c. Terdapat perubahan dampak dan/atau risiko terhadap lingkungan berdasarkan hasil kajian analisis risiko
lingkungan hidup dan/atau audit lingkungan hidup yang diwajibkan; dan/atau
d. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya
izin lingkungan kelayakan.
3
IMPLEMENTASI IJIN
LINGKUNGAN DAN
IJIN PPLH
Pelaksanaan Izin Lingkungan (RKL-RPL)
Izin LH & Izin PPLH + Izin Tahap Pra-
Detail kegiatan di tahap
pra-kontruksi &
Usaha dan/atau Kegiatan Konstruksi Dampak LH yang terjadi
DampakLH yang akan
dikelola dan dipantau
Pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam izin ingkungan (RKL-RPL) di
setiap tahapan kegiatan merupakan perintah dari PUU PPLH & PSDA dan menjadi prasyarat
bagi terwujudnya kegiatan yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat
luas serta keuntungan ekonomi bagi usaha.
Mekanisme dan Frekuensi Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan
KETAATAN TERHADAP
6 KETENTUAN TEKNIS 1
KETAATAN TERHADAP
IZIN (IPLC)
5 2
KETAATAN TERHADAP
KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN
PEMENUHAN BAKU MUTU
4 3
KETAATAN TERHADAP KETAATAN TERHADAP
PELAPORAN DATA PER PARAMETER BAKU MUTU AIR
PARAMETER LIMBAH
1 KRITERIA KETAATAN TERHADAP
IZIN
BIRU
BIRU
MERAH
HITA
M
100% parameter baku <100% parameter baku
mutu air limbah mutu air limbah yang
dipantau. dipantau
>90% parameter <90% parameter dipantau
---
dipantau khusus untuk khusus untuk industri sawit
industri sawit yang yang menerapkan aplikasi
menerapkan aplikasi lahan (pH dan BOD harus
lahan (pH dan BOD terpantau)
harus terpantau) Tidak melakukan
Melakukan pengukuran pengukuran parameter
parameter baku mutu baku mutu air limbah
air limbah harian sesuai harian sesuai jenis
jenis industrinya industrinya
Menghitung beban Tidak menghitung beban
pencemaran pencemaran
HIRARKI ACUAN PEMENUHAN
PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH
Izin
A. Data swapantau
A. Data swapantau
<90% data pemantauan
90% data pemantauan
memenuhi baku mutu
memenuhi baku mutu
<95% data pemantauan HITAM
95% data pemantauan
parameter harian
parameter harian
memenuhi baku mutu
memenuhi baku mutu
<95% data pemantauan
95% data pemantauan
parameter TSS dan
parameter TSS dan
kekeruhan kegiatan
kekeruhan kegiatan
offshore memenuhi baku
offshore memenuhi baku
mutu dan titik penaatan
mutu dan titik penaatan Melampaui baku mutu
ambien sesuai dengan
ambien sesuai dengan dan sudah pernah
dokumen lingkungan
dokumen lingkungan dikenakan sanksi
<90% memenuhi
90% memenuhi ketaatan andministrasi
ketaatan beban
beban pencemaran
pencemaran
B. 100% data pemantauan Tim
B. Terdapat data hasil
PROPER memenuhi baku mutu
pemantauan Tim PROPER
yang tidak memenuhi baku
mutu
6 KRITERIA KETAATAN TERHADAP
KETENTUAN TEKNIS
BIRU
MERAH
MERA HITAM
H
Menggunakan jasa
laboratorium (eksternal
atau internal) terakreditasi
atau ditunjuk oleh
Gubernur Tidak memenuhi salah Melakukan by pass
Memisahkan saluran aliran satu ketentuan teknis
limbah dengan limpasan air
hujan
Membuat saluran air Catatan:
limbah kedap air 1. Bagi industri yang melakukan bypass namun sudah
Memasang alat pengukur
dilakukan perbaikan berupa penutupan saluran by
debit
Tidak melakukan
pass, maka peringkat MERAH
pengenceran 2. Bagi industri yang terbukti melakukan bypass
Tidak melakukan by pass selama 2 periode PROPER berturut-turut, maka
Memenuhi seluruh peringkatnya HITAM
ketentuan yang
4
PENGAWASAN
LINGKUNGAN HIDUP
Pengawasan Lingkungan Hidup
Menteri dapat mendelegasikan
a Pengawasan
Gubernur
kewenangannya dalam
melakukan pengawasan
kepada pejabat/instansi
Bupati/Walikota teknis yang bertanggung
(sesuai kewenangannya)
b
jawab di bidang
perlindungan dan
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau pengelolaan lingkungan
KEGIATAN PEMEGANG IZIN LINGKUNGAN hidup
PPLH Berwenang:
melakukan pemantauan;
meminta keterangan;
membuat salinan dari dokumen
dan/atau membuat catatan yang Tingkat
diperlukan;
memasuki tempat tertentu; Implementasi Ketaatan
memotret;
Izin Lingkungan & Izin PPLH serta
PUU Bid. PPLH
membuat rekaman audio visual;
mengambil sampel; Continuous Improvement
Izin
memeriksa peralatan;
memeriksa instalasi dan/atau
c Menetapkan
Lingkungan
alat transportasi; dan/atau
menghentikan pelanggaran Pejabat Pengawas
tertentu.
(Psl 74) Lingkungan Hidup
Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009
GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SDA
INDONESIA (GNP-SDA)
KOORDINASI DAN SUPERVISI
Bandung, 10 Februari 2017
PENDEKATAN GNP-SDA:
#Evidence Based #Living Documents #Beyond Corruption
1.BASELINE 2. STRATEGIC 3.
(Short-Term) ACTION SYSTEMATICAL
Membangun Sistem (Mid-Term)
Data dan Informasi ACTION
Menutup Titik Rawan (Long-Term)
yang terintegrasi Korupsi dan Mengawal Pelaksanaan
Menyelamatkan Kebijakan
Kekayaan Negara Mewujudkan
Kedaulatan
Pengelolaan SDA
Integrasi data (spasial Monitoring Compliance Keseusaian dengan
& non-spasial): pelaksanaan pelaku Nawacita, RPJM, RPJP
Internal K/L/P usaha dll.
terkait Perbaikan sistem dan
Eksternal dengan regulasi
data K/L/P & Koordinasi dan
43
pelaku usaha Supervisi masalah 43
Integrasi dengan MPN- lintas
Ketentuan Sanksi Pidana
Pidana Denda (rupiah)
Jenis Pelanggaran
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Memasukkan B3 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar
Membakar lahan 3 tahun 10 tahun 3 miliar 10 miliar
Melakukan usaha
dan/atau kegiatan 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
tanpa izin
Menyusun AMDAL
tanpa memiliki
- 3 tahun - 3 miliar
sertifikat kompetensi
penyusun AMDAL
Menerbitkan izin
lingkungan tanpa
dilengkapi AMDAL
- 3 tahun - 3 miliar
atau UKL-UPL
44
... lanjutan
Pidana Denda (rupiah)
Jenis Pelanggaran
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Menerbitkan izin usaha
tanpa dilengkapi izin
lingkungan - 3 tahun - 3 miliar
Tidak melakukan
pengawasan - 1 tahun - 500 juta
Memberikan informasi
palsu - 1 tahun - 1 miliar
Tidak melaksanakan
perintah paksaan - 1 tahun - 1 miliar
pemerintah
Menghalang-halangi
pejabat pengawas dan/atau - 1 tahun - 500 juta
PPNS
45
TERIMA KASIH
46