Anda di halaman 1dari 12

KEDUDUKAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PPKn

Disusun Oleh :

1. Flora Evi Suwanda


2. Maya Ramadani
3. Mirna Fitri Indriani
4. Nayvika Sarifitutama
5. Rifi Ariyani

Kelas :

X - AKL 1

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN BUNGO
SMK NEGERI 3 BUNGO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah PPKn yang berjudul “Makalah Kedudukan Warga Negara
dan Penduduk Indonesia” ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Pelepat Ilir, November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Hukum yang Mengatur Warga Negara..................................................2
2.2 Asas dan Stelsel dalam Kewarganegaraan.......................................................3
2.3 Syarat Menjadi Warga Negara........................................................................4
2.4 Hal yang Menyebabkan Kehilangan Kewarganegaraan...................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
3.2 Saran...............................................................................................................7

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Warga negara merupakan salah satu unsur pokok suatu negara. Status
kewarganegaraan merupakan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap
warga negaranya. Sebaliknya, setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
terhadap negaranya. Hak dan kewajiban tersebut harus berjalan seimbang. Dengan
adanya keserasian dan keselarasan dalam menjalankan hak dan kewajiban akan
tercipta suasana yang harmonis.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, warga negara merupakan salah satu unsur
hakiki dan pokok terbentuknya negara. Oleh karena itu, kedudukan warga negara
Indonesia dan hal-hal lain yang berkaitan dengan warga negara dijamin oleh
hukum Indonesia. Begitu juga dengan pewarganegaraan Indonesia. Suatu negara
dalam menentukan kewarganegaraannya mempunyai suatu pedoman dan cara
yang sudah ditetapkan dalam ketentuan hukum negara yang bersangkutan. Begitu
juga dengan negara Indonesia.

Asas kewarganegaraan adalah pedoman dasar bagi suatu negara untuk


menentukan warga negara yang menjadi warga negaranya. Setiap negara
mempunyai kebebasan untuk menentukan asas kewarganegaraan yang hendak
dipergunakannya. Oleh karena itu, maka tulisan ini disusun dalam upaya
memahami sistem ketatanegaraan Indonesia mengenai kedudukan warga negara
dan penduduk Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa dasar hukum yang mengatur tentang kewarganegaraan?
2. Apa saja asas-asas kewarganegaraan Indonesia?
3. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi warga negara Indonesia?
4. Apa saja penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia?

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan

Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat
yang beragama.
Kehidupan beragama
merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari
kehidupan seluruh
masyarakat Indonesia,
termasuk kalian sebagai
pelajar.
Setiap awal pelajaran
kalian tentunya selalu
dipersilakan untuk
berdoa
5
berdasarkan agama dan
kepercayaannya masing-
masing. Begitupun
ketika
berada di lingkungan
keluarga atau
masyarakat, kalian dapat
melakukan
berbagai kegiatan
keagamaan dengan
nyaman, aman dan tertib.
Hal itu semua,
dikarenakan di negara kita
sudah ada jaminan akan
kemerdekaan beragama

6
dan kepercayaan yang
dimiliki oleh seluruh
rakyat Indonesia.
Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai peranan yang sangat penting dalam
merencanakan, mengelola dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat
yang menjadi penduduk maupun warga negara, secara konstitusional telah
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 26 yaitu :

1. Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Didalam suatu negara, rakyat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Penduduk dan bukan penduduk


a. Penduduk adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu
yang telah ditetapkan oleh peraturan negara tertentu diperkenankan
mempunyai tempat tinggal tetap (domisili) dalam wilayah negara itu.
b. Bukan penduduk adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah
negara hanya untuk sementara waktu.
2. Warga negara dan bukan warga negara
a. Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu
merupakan anggota dari suatu negara.
b. Bikan warga negara (orang asing) adalah mereka yang berada dalam suatu
negara tapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang
bersangkutan, namum tunduk pada pemerintahan negara dimana mereka
berada.

7
Pembedaan rakyat berdasarkan dengan hubungannya dengan daerah tertentu
(tempat tinggal) dalam suatu negara disebut penduduk. Sedangkan pembedaan
rakyat berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negaranya disebut warga
negara.

Perbedaan status sangat berpengaruh terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki
baik yang menyangkut politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam.

Hak-hak penduduk seperti :

1. Mendapat perlindungan hukum atas tempat tinggal, keselamatan jiwa, harta


kekayaan serta kehormatannya.
2. Kebebasan beragama dan beribadat.
3. Mengembangkan kreatifitasnya selama tidak melanggar ketentuan yang
berlaku.

Kewajiban-kewajiban penduduk :

1. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).


2. Membayar pajak sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
3. Menjaga ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat.

Dasar hukum yang mengatur warga negara Indonesia adalah :

1. Pasal 26 UUD 1945.


2. UU No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia.

2.2 Asas dan Stalsel dalam Kewarganegaraan

Asas kewarganegaraan berarti dasar berfikir dalam menentukan masuk tidaknya


seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada
umumnya asa dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang


ditentukan berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Misalnya,
seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah warga negara B. Jadi

8
berdasarkan asas ini, kewarganegaraan anak selalu mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan di mana anak itu lahir.
2. Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran), yaitu kewarganegaraan
seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang
dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara
A, maka ia adalah warganegara B. Jadi menurut asas ini kewarganegaraan
seseorang tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena yang
menjadi patokan adalah tempat kelahirannya.

Suatu negara dalam menggunakan asas kewarganegaraan sangat ditentukan oleh


kepentingan negara tersebut, kadang digunakan satu asas saja tapi ada juga negara
yang menggunakan kedua asas tersebut.

Disamping asas-asas penentuan kewarganegaraan tersebut, suatu negara dalam


memilih sekaligus menentukan warga negaranya juga memberlakukan sistem :

1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa).
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi
istimewa).

Hak-hak tersebut umumnya diberikan kepada warga negara keturunan asing untuk
menghindari terjadinya kewarganegaraan rangkap (bipatride dan multipatride).
Khusus hak menolak kewarganegaraan dapat berlaku juga bagi orang keturunan
warga negara asli dari negara yang bersangkutan, tapi konsekuensinya bisa jadi
orang yang bersangkutan akan tidak mempunyai kewarganegaraan.

2.3 Syarat Menjadi Warga Negara

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, orang dapat


memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena :

1. Kelahiran, orang itu mempunyai kewarganegaraan seperti orang tuanya yang


warga negaranya Indonesia.
2. Pengangkatan

9
Anak warga negara asing yang belum berusia 5 tahun yang diangkat secara
sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak warga negara Indonesia.
3. Naturalisasi (Pewarganegaraan)
orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus mengajukan
permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai
kepada presiden melalui menteri, dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi
yaitu :
a. Berusia 18 tahun atau sudah kawin.
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan
ancaman pidana penjara satu tahun lebih.
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
h. Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.
4. Perkawinan
Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia
dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan
menyampaikan pernyataan menjadi warga negara Indonesia dihadapan
pejabat. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah
bertempat tinggal di wilayah Negara republik Indonesia paling sedikit 5 tahun
berturut-turut atau paling sedikit 10 tahun tidak berturut-turut.
5. Turut ayah atau ibu
Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat
tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang
memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
6. Orang asing yang berjasa

10
Orang asing yang telah berjasa kepada negara republik Indonesia atau dengan
alasan kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia
oleh presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR

2.4 Hal yang Menyebabkan Kehilangan Kewarganegaraan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang


warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya jika yang
bersangkutan melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas kemauannya
sendiri, dengan ketentuan telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal di luar
negeri.
4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari presiden.
5. Masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan
dalam dinas tersebut di Indonesia hanya dapat dijabat oleh warga negara
Indonesia.
6. Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut atas dasar kemauan sendiri.
7. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara republik Indonesia selama lima
tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara. Tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
warga negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir,
dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan
pernyataan ingin menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan
Indonesia, meskipun telah diberi pemberitahuan secara tertulis.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Warga negara adalah anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal
balik dengan negaranya. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian kewarganegaraan adalah segala
hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Asas kewarganegaraan
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 terdiri atas asas
ius sanguinis asas ius soli.

Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh dengan cara keturunan, kelahiran,


pengangkatan anak, pewarganegaraan, melalui perkawinan, dan pernyataan
memilih. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan yang tidak bersifat
diskriminatif.

Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau
wewenang negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah
hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.

3.2 Saran

Untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan di antara semua komponen bangsa,


kita harus saling menghormati persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.

12

Anda mungkin juga menyukai