Anda di halaman 1dari 4

Provinsi Kepulauan Riau

Terbentang dari Selat Malaka hingga ke Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau termasuk
wilayah strategis karena berbatasan dengan Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja.
Daerah ini juga kaya akan potensi sumber daya alam di bidang minyak dan gas, serta
maritim. Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 2 (dua) kota, meliputi
Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, Kabupaten
Kepulauan Anambas, Kota Tanjungpinang, dan Kota Batam. Ibu kota dari kepulauan riau
adalah Tanjung Pinang.

 Sejarah pembentukan Kepulauan Riau

Daerah yang mendapat julukan “Bumi Segantang Lada” ini terentang sejak masa
prasejarah. Salah satu buktinya adalah penemuan Kjokkenmoddinger (sampar dapur atau
tumpukan kerang) peninggalan zaman Mesolitikum, di Desa Kawal, bagian timur Pulau
Bintan, Kepulauan Riau. Temuan lainnya adalah artefak berupa batu pemecah dan sendok
(spatula) atau pencungkil terbuat dari tulang iga rusa purba. Di wilayah perairan Kepulauan
Riau juga ditemukan arca kecil, gelang dari perunggu, manik-manik, dan arca batu. Arkeolog
memperkirakan sekitar 6.000 orang mendiami Kepulauan Riau.

Pada masa itu, orang-orang Bugis diperkirakan pernah berdagang dan sebagian besar
menetap di Kepulauan Riau. Mereka membangun rumah bertonggak (rumah panggung).
Nenek moyang hidup berkelompok dengan mengumpulkan bahan makanan berupa kerang
dan siput laut. Pada masa kerajaan abad ke-18, Kepulauan Riau dikuasai oleh kerajaan-
kerajaan Melayu yang berpusat di Pulau Bintan. Zaman kerajaan juga dikenal dengan
keberadaan suku Laut, yakni suku asli Kepulauan Riau yang tinggal di atas laut dengan
sampan dan rumah panggung. Suku Laut kala itu membantu suku Melayu dalam melawan
penjajah yang berusaha menguasai tanah Melayu ketika itu. Ketika Kerajaan Melayu jatuh ke
tangan kerajaan Riau Lingga di Kepulauan Riau, bahasa Melayu memiliki pola
perkembangannya sendiri sehingga memiliki corak bahasa yang sedikit berbeda daripada
yang terdapat di Semenanjung Melayu. Agama Budha diperkirakan masuk ke Kepulauan
Riau melalui perdagangan India dan Tiongkok. Bukti sejarah itu tampak dari ditemukannya
Prasasti Pasir Panjang di Karimun yang terdapat semboyan pemujaan melalui tapak kaki
Budha. Sedangkan, agama Islam menyebar di Kepulauan Riau seiring berdirinya Kesultanan
Riau-Lingga. Agama Islam diperkirakan menyebar melalui perdagangan di Gujarat, India,
dan Arab.
 Tari adat kepulauan riau

5 Tari adat kepulauan Riau yang akan dibahas, yaitu :

1. Tari Tandak

Tari Tandak merupakan tari adat Kepulauan Riau yang biasa disebut Tari Danding. Tari
Tandak merupakan tarian khas Kepulauan yang bermakna pergaulan. Para penari akan
menari dan menyanyi dalam bentuk pantun dan pantun tersebut saling berbalas. Pantun
tersebut mengenai kehidupan sehari-hari atau sesuatu yang ada di bumi.

Anggota Tari Tandak adalah pemuda dan pemudi.  Selain sebagai hiburan ternyata Tari
Tandak merupakan sekaligus mencari jodoh dikarenakan para penari berasal dari kampung
lain. Dan mereka bertemu dan memiliki kesempatan untuk saling mengenal. Di dalam Tari
Tandak juga terdapat gerakan bela diri. Tari Tandak sering dipentaskan pada malam hari. 
Tari Tandak merupakan tarian yang terkenal dari Kepulauan Riau dan paling sering
dipentaskan. Terdapat 2 unsur dalam Tari Tandak, yaitu unsur sastra dan unsur tarian.

Di dalam Tari Tandak juga terdapat gerakan bela diri. Tari Tandak sering dipentaskan pada
malam hari.  Tari Tandak merupakan tarian yang terkenal dari Kepulauan Riau dan paling
sering dipentaskan. Terdapat 2 unsur dalam Tari Tandak, yaitu unsur sastra dan unsur tarian.

2. Tari Malemang

Tari Adat Kepulauan Riau selanjutnya adalah Tari Malemang disebut sebagai Tari
Malemang karena gerakan tarian ini dengan cara malemang, yaitu berdiri, membongkokkan
badan ke arah belakang. Latar belakang dari Tari Malemang mengisahkan tentang kehidupan
kerajaan dengan paduan unsur tari, musik dan menyanyi. Tarian adat Kepulauan Riau ini
dipentaskan oleh 14 orang angota penari dan masing-masing mereka akan memainkan
perannya. Tari Malemang biasanya dipertunjukan dengan durasi sekitar satu jam.

3. Tari Persembahan

Tari Persembahan atau Tari Makan Sirih yang digunakan untuk tarian penyambutan
untuk menghormati dan menyambut tamu kehormatan yang datang ke daerah Kepulauan
Riau.  Gerekan Tari Persembahan lebih bertumpu pada tangan dan kaki sehingga tarian ini
terlihat lebih sederhana. Umumnya anggota penari berjumlah ganjil dan semua anggotanya
adalah perempuan. Satu dari anggota penari akan bertugas membawa tepak berisi sirih. Kotak
sirih tersebut akan dibuka dan diberikan pada tamu. Tamu yang paling dihormati akan
diberikan pertama kali, kemudian baru tamu-tamu lainnya.

4. Tari Zapin

Tari adat Kepulauan Riau selanjutnya adalah Tari Zapin. Tari Zapin merupakan salah satu
tarian yang terkenal juga dari Kepulauan Riau. Tari Zapin mendapatkan pengaruh dari Arab
dan gerakan dari tarian ini lebih menonjolkan langkah kaki yang cepat mengikuti pukulan
gendang dan gerakan. Sebelum tahun 1960-an, Tari Zapin hanya dimainkan oleh kaum pria
saja, namun saat ini beranggotakan campuran pria dan wanita.
5. Tari mak yong

Tari Mak Yong merupakan tari dramatari atau teater berbentuk tarian. Penari akan
menggunakan topeng untuk mewakili sebagian karakter. Dalam pertunjukannya, penari dan
pemusik menggabungkan berbagai unsur, termasuk upacara keagamaan, sandiwara, tari,
musik, serta naskah yang sederhana.

Pulau/ Kota Batam

Batam terletak di provinsi Kepulauan Riau dan berbatasan dengan Singapura dan selat
Singapura di sebelah Utara, pulau Bintan dan Tanjung Pinang di sebelah Timur, kabupaten
Lingga di sebelah Selatan, dan kabupaten Karimun di sebelah Barat. Jarak dari batam ke
singapura hanya ditempuh dengan waktu kurang lebih 45 menit. Pulau batam pertama kali
dihuni oleh orang melayu atau dikenal dengan sebutan orang selat Batam ditetapkan sebagai
lingkungan kerja daerah industri yang menyebabkan banyak sekali perantau dari berbagai
daerah datang ke Batam. Selain menjadi daerah industri, gaji yang lumayan tinggi di Batam
juga menjadi alasan banyaknya perantau yang datang kesini. Di batam terdapat berbagai suku
tetapi suku yang paling dominan antara lain adalah suku Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau,
dan Tionghoa. Namun, karena mereka tinggal di tanah melayu, adat melayu lah yang selalu
mereka junjung tinggi.

Selain itu, di tanah Melayu juga memiliki tarian untuk mempersembahkan suatu
penghormatan pada tamu yang datang. Tari ini disebut tari persembahan. Tari ini terdiri dari
beberapa orang dengan 1 orang terdepan memegang tepak sirih untuk kemudian diberikan
kepada tamu. Suka atau tidak suka, para tamu juga wajib memakan daun sirih yang sudah
diberikan para penari.. Untuk penyebutan es teh pun dibatam berbeda. Di Batam itu tidak ada
yang namanya es teh, adanya teh obeng. Bukan teh yang di buat pakai obeng ya. Jadi, orang-
orang Singapura banyak sekali yang liburan di Batam hanya sekedar makan dan jalan-jalan.
Mereka menyebut es teh manis dengan sebutan "tea o bing". Tea yang artinya teh, O
dimaksudkan untuk menyebut minuman tanpa susu namun menggunakan gula pasir, dan bing
artinya adalah es dalam bahasa Mandarin. Jadi, tea o bing adalah es teh manis. Sedangkan
Tea o adalah teh manis tanpa es. Lama-kelamaan, pelafalan tea o bing berubah menjadi teh
obeng seperti yang di kenal masyarakat Batam sekarang. Batam juga menyajikan wisata
kuliner yang tak kalah dengan wilayah lain di Indonesia. Perpaduan budaya Indonesia,
Melayu, dan Tiongkok menjadikan suatu perpaduan kuliner yang disajikan ke dalam
makanan khas Batam yang sangat unik dan menggugah selera.salah satu makanan khas nya
ialah, Gong-gong adalah nama dari makhluk hidup atau biota laut yang hidup di kepulauan
Riau. Sekilas bentuk dari Gong-gong menyerupai keong dan merupakan jenis siput laut
dengan ukuran sedang dan panjang sekitar 7 cm. Ada 4 jenis Gong-gong yang biasa
dikonsumsi yaitu, Gong-gong ayam, Gong-gong putih cangkang tipis, gong-gong putih
cangkang tebal, dan gong-gong merah cangkang tebal. Cara mengolah Gong-gong adalah
dengan cara merebus-nya. Dagingnya kenyal namun kakinya disarankan untuk tidak dimakan
karena tajam dan bergerigi.
Setiap kota di indonesia pasti punya bahasa daerah atau dialek lokal masing-masing.
Tak terkecuali kota Batam, Ada beberapa dialek yang dimiliki  yaitu dialek Pecong
dituturkan di Kelurahan Pecong dan dialek Karas Pulau Abang dituturkan di Pulau Abang
Karas. Namun pada umumnya masyarakat di Batam saat ini banyak menggunakan bahasa
Indonesia. Penggunaan dialek biasanya masih digunakan pada masyarakat yang berada di
pulau-pulau sekitar Batam. Dialek ini basicnya sih bahasa indonesia, tapi sangat dipengaruhi
oleh bahasa melayu, bahasa minang, dan medan.

Anda mungkin juga menyukai