Pakaian Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki
oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan banyaknya suku-
suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia, maka otomatis pula banyak sekali
macam-macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di seluruh provinsi
Indonesia.Karena dari banyaknya suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus
dalam pembuatan ataupun dalam mengenakan Pakaian Adat tersebut.
Pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masing-masing provinsi ini
memiliki suatu cerita masing-masing, namun disini saya hanya akan memberikan nama-nama
pakaian adat nusantara beserta gambarnya masing-masing. Artikel ini saya susun
berdasarkan hasil pencarian yang saya lakukan di google.co.id. Apabila ada kesalahan, mohon
kiranya ada dari para pembaca untuk mengkoreksi artikel ini melalui komentar yang ada
dibawah ini.
Dibawah ini Anda dapat melihat berbagai nama-nama pakaian adat Indonesia yang tersebar
di 33 provinsi yang ada di seluruh nusantara.
Pakaian tradisional aceh biasa disebut Ulee Balang. Pakaian tersebut biasanya digunakan oleh
para raja dan keluarganya.
Pakaian tradisional Sumatera Utara biasa disebut dengan Ulos. Pakaian adat Ulos dianggap
oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu.
Pakaian Adat di Riau biasa disebut dengan Pakaian Tradisional Melayu. Ada 3 macam Pakaian
Adat Melayu yang ada di Riau, tergantung dari daerah tersebut.
Pakaian Adat Melayu Siak Riau
Pada zaman dahulu, penduduk peribumi memakai pakaian yang diperbuat daripada
kulit kayu dan hiasan manik. Kini, pakaian tradisional seperti baju kebaya Melayu,
sari India dan cheongsam Cina masih digunakan dengan meluas.
Wanita memakai potongan Baju Shanghai yang lebih moden berkolar tinggi lengan
besar dan skirt labuh dari kain satin bersulam. Sepasang Samfoo daripada fabrik
satin Cina yang ditenun dengan motif-motif melambangkan kesejahteraan.
lelaki memilih Samfoo putih
polos satin dan bertopi.
Wanita menggayakan
Cheongsam moden dari
sutera Cina berwarna hijau
yang dikenali juga sebagai
baju Hong Kong.
Busana wanita Thailand terdiri dari sarung dan blus. Sarung adalah
perkembangan bentuk dasar celemek panggul, sedangkan blus yang terbelah
pada bagian muka adalah perkembangan dari bentuk kaftan. Blus berlengan
yang mirip kebaya, berkerah tegak mirip baju Cina. Busana Thailand berbentuk
dasar Celemek panggul, Kaftan atau Tunika
Kedua negara ini (Thailand dan Laos) memiliki pakaian tradisional yang sangat
mirip, tetapi Thailand lebih terlihat mewah karena pengaruh kerajaan Thailand.
Pakaian mereka terdiri dari dua bagian, kain bawahan yang disebut pha nung
atau sinh (tergantung dari pemakaiannya), serta selembar kain lain sebagai
penutup bagian atas sekaligus selendang yang disebut sabai, sepintas mirip
dengan sari dari India. Di masa modern, pemakaian sabai adalah opsional,
sementara atasan resminya diganti dengan sebuah blus tradisional yang disebut
suea pat.
Masyarakat Filipina dikenal sangat menghargai cita rasa seni dan budaya, hal
ini dibuktikan dengan keberadaan pakaian tradisional di negara tersebut yang
cukup terjaga dengan baik. Setiap kali diadakan pesta atau perayaan penting,
pria di Filipina akan memakai baju luaran bersulam yang dikenal dengan nama
Barong Tagalog. Istilah barong sendiri diambil dari bahasa Filipina "baro" yang
berarti pakaian. Pakaian istimewa ini dibuat dari bahan transparan yang
dihasilkan dari serat batang pisang dan serat nanas.
Pakaian yang sering dipakai oleh Masyarakat Melayu Brunei bagi perempuan
adalah Baju Kurung atau Baju Kebaya yang berwarna warni dan berukir dengan
hiasan seperti manik, katok, kisi dan sebagainya. Pakaian ini sering dipakai
semasa majlis-majlis rasmi, kuliah, sekolah dan sebagainya.
Pakaian ini menanmpakkan unsur keayuan, kecantikan, kesopanan seseorang
wanita yang memakai baju tersebut. Ini juga memperlihatkan budaya
kebruneian kita kepada pelancong yang berkunjung.
Manakala pakaian bagi kaum lelaki pula adalah baju cara melayu yang ringkas,
tiada corak melainkan hanya 'sitat' namun dihiasi dengan 'sinjang' yang
berukirkan tenunan atau batik untuk mencantikkan lagi ukiran yang lainnya.
Pakaian ini bukan sahaja dipakai oleh masyarakat melayu Brunei, malah
masyarakat puak Jati yang lainnya juga memakai apabila mengunjungi atau
majlis-majlis rasmi di Negara Brunei Darussalam.
Salah satu tujuan utama dari pemakaian thanaka yaitu untuk menghaluskan kulit
wajah dan melindungi kulit dari sinar matahari, meski beberapa juga
memakainya di bagian tangan.
PAKAIAN TRADISIONAL LAOS (YAO ATAU HANG)
Desain tradisional disarikan dari alam dan mitologis dunia; pria mengenakan
sarung dengan pola diblokir atau diperiksa. sarung pria adalah pakaian yang
elegan. Ditenun di kotak-kotak dua-lapis sutra lebih berat daripada yang
digunakan dalam rok wanita, atau dalam kapas, menghasilkan warna yang
berkilauan. rok mengelilingi Pria (yao atau hang), dengan ujung-ujungnya
dipelintir bersama di depan.
Thailand dan Laos memiliki pakaian tradisional yang sangat mirip, tetapi
Thailand lebih terlihat mewah karena pengaruh kerajaan Thailand. Pakaian
mereka terdiri dari dua bagian, kain bawahan yang disebut pha
nung atau sinh (tergantung dari pemakaiannya), serta selembar kain lain sebagai
penutup bagian atas sekaligus selendang yang disebut sabai, sepintas mirip
dengan sari dari India. Di masa modern, pemakaian sabai adalah opsional,
sementara atasan resminya diganti dengan sebuah blus tradisional yang
disebut suea pat.
PAKAIAN TRADISIONAL KAMBOJA ( SAMPOT )
Kristen Protestan
Agama Buddha
Agama Hindu
Agama Kong Hu Cu
2. MALAYSIA
Agama Islam
Agama Kristian
Agama Buddha
Agama Hindu