DISUSUN OLEH :
Jepara
2016/2017
KATA PENGANTAR
Penyusun,
2
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR (2)
DAFTAR ISI (3)
1.1. Latar Belakang (4)
1.2. Rumusan Masalah (4)
1.3. Tujuan Penulisan (4)
BAB II (PEMBAHASAN)
3
BAB I
(PENDAHULUAN)
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara
individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
1.3. TUJUAN
4
BAB II
(PEMBAHASAN)
Menurut UU No. 39 tahun 1999 HAM ialah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat setiap keberadaan manusia yang merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Hak merupakan anugerah-Nya yang haruslah untuk dihormati, dijunjung tinggi, serta
dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang untuk kehormatan serta
perlindungan harkat martabat manusia.
2. John Locke
HAM merupakan suatu hak yang diberikan langsung oleh Tuhan yang bersifat kodrati.
Artinya adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia menurut kodratnya dan tidak
dapat dipisahkan hakikatnya, sehingga sifatnya adalah suci.
Hak asasi manusia dan kebebasan fundamental adalah hak-hak individual dan berasal
dari berbagai kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.
4. Komnas HAM
HAM adalah Hak asasi manusia yang mencakup dari berbagai bidang kehidupan
manusia, baik itu sipil, politik, sosial dan kebudayaan, ataupun ekonomi. Bidang-
bidang tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Hak-hak asasi
politik dan sipil tidak mempunyai makna apabila rakyat masih harus saja bergelut
dengan kemiskinan serta penderitaan. Tetapi, pada lain pihak, persoalan kemiskinan,
keamanan, dan alasan yang lainnya tidak dapat digunakan untuk melakukan
pelanggaran hak asasi manusia serta kebebasan politik dan sosial masyarakat. HAM
tidak mendukung adanya individualisme, melainkan membendungnya dengan cara
melindunginya individu, kelompok, ataupun golongan , di tengah-tengah kekerasan
kehidupan yang modern. Hak asasi manusia merupakan tanda solidaritas yang bersifat
nyata dari suatu bangsa dengan warganya yang lemah.
Hak asasi politik atau political rights yaitu hak untuk ikut serta di dalam
pemerintahan dengan ikut memilih dan dipilih dalam pemilu, mendirikan partai
politik, mengadakan petisi, dan lain-lain.
Hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights yaitu hak untuk
memilih pendidikan dan mengembangkan kebudayaan yang disukainya.
5
Hak asasi untuk memproleh perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau
procedural rights misalnya dalam hal penangkapan, pengedahan, peradilan, dan
sebagainya.
Hak asasi ekonomi atau property rights yaitu hak untuk memilih sesuatu, membeli
sesuatu, menjual barang-barang yang dimilikinya, mengadakan suatu perjanjian,
dan sebagainya.
Hak untuk memproleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Hak
ini dinamakan rights of legal equality.
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak atas
hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi
pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun
1776. Pemikiran John Locke mengenai hak – hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE
OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan
pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya
semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia
dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati
kebhagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki hak-
hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang
disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan sebagai
warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang berada
di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya Declaration des
Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia
dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas
lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini
diprakarsai pemikir – pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu.
1. Magna Charta.
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh Raja John
Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Tindakan
sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan
yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang disebut
Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan
kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun
dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan
atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum.
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang
prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang
munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan
undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
8
6. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji
akan mengoreksi kesalahannya.
2. Petition of Rights.
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak rakyat
beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen
pada tahun 1628.
Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
1. Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
2. Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
3. Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan seseorang
dibuat pada tahun 1679.
Isinya adalah sebagai berikut :
1. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
2. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
4. Bill of Rights.
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
1. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
2. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
3. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
4. Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .
5. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
Sejarah perkembangan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia sudah ada sejak lama.
Indonesia adalah negara berdasarkan hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan, hal ini dapat
kita lihat dengan tegas di dalam penjelasan UUD tahun 1945. Dalam negara hukum
mengandung pengertian setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan
hukum, tidak ada satu pun yang mempunyai kekebalan dan keistimewaan terhadap hukum.
9
karena dalam pelaksanaan hak asasi manusia adalah masuk ke dalam persoalan hukum dan
harus diatur melalui ketentuan hukum.
Dalam negara kesatuan RI sumber dari tertib hukum adalah Pancasila artinya dalam
pembuatan suatu produk hukum haruslah berlandaskan dan sesuai dengan kaedah Pancasila.
Sebagai suatu falsafah bangsa Pancasila juga memberikan warna dan arah, bagaimana
seharusnya hukum itu diterapkan pada masyarakat sehingga terciptanya suatu pola hidup
bermasyarkat sesuai dengan hukum dan Pancasila
Peran Indonesia dalam perjuangan hak asasi internasional sejalan dengan tekad bangsa
Inodnesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD tahun 1945 untuk ikut melaksanakan
ketertiban dunia, Indonesia telah aktif dalam usaha menegakkan penghormatan hak-hak asasi
manusia di forum internasional sesuai dengan prinsip-prinsip PBB.
Salah satu peran aktif di Indonesia yang penting, setelah diterimanya Universal Declaration of
Human Rights oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB tahun 1948, adalah
diselengarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang menghasilkan
Deklarasi Bandung yang memuat pernyataan sikap negara-negara peserta bertekad untuk
menjunjung tinggi:
1. Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan tujuan dan prinsip-
prinsip Piagam PBB
2. Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua Negara
3. Pengakuan atas persamaan derajat semua ras dan semua bangsa besar dan kecil
4. Tidak akan melakukan intervensi dan mempengaruhi urusan dalam negari lain
5. Penghormatan atas hak setiap bangsa untuk mempertahankan dirinya baik secara
sendiri-sendiri maupun kolektif sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
Piagam PBB
10
Sesuai dengan rumusan yang tertulis secara eksplisit dan berdasarkan pandangan hidup dalam
masyarakat Indonesia tekad melepaskan diri dari penjajahan itu akan diisi dengan upaya-
upaya mempertahankan eksistensi bangsa dengan:
1. Membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melilndungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
Tujuan tersebut dilandasi oleh falsafah hukum yang menjadi landasan hak dan
kewajiban asasi seluruh warga negara Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar yang
melandasi segala hukum dan kebijaksanaan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
1. SILA PERTA,MA
Ketuhanan Yang Maha Esa Kesadaran masyarakat Indonesia akan perbedaan agama
yang terdapat dalam kesehariannya dikembangkan dengan adanya toleransi antar umat
beragama dan juga hormat menghormati antara pemeluk agama aliran kepercayaan
yang berbeda-beda.
2. SILA KEDUA
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Dengan sila ini, manusia diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa yang sama derajat yang sama hak dan kewajibannya tanpa membedakan
suku, agama dan kepercayaan dan jenis kelamin.
3. SILA KETIGA
Persatuan Indonesia Dalam sila ini manusia menempatkan persatuan dan kesatuan
serta kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
4. SILA KEEMPAT
11
5. SILA KELIMA
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila ini maka mansuia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial.
UUD tahun 1945 sudah memuat beberapa hak asasi manusai baik dalam Pembukaan
maupun dalam Batang Tubuh.
Di dalam pembukanya yaitu mulai dari alinea I sampai alinea IV semuanya mengatur
tentang HAM, sedangkan dalam Batang Tubuh UUD tahun 1945 HAM diatur dalam
pasal:
1. Dalam pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa
negara kita adalah negara yang demokratik negara yang tidak mengakui
absolutisme yaitu bersifat sewenang-wenang oleh sebab itu ketentuan ini
mengakui hak manusia.
2. Dalam pasal 27 ayat (1) yaitu pasal yang menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia. Pasal ini menentukan persamaan hak di depan hukum dan pemerintahan,
persamaan untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
4. UU No. 8 tahun 1981 yaitu KUHAP yang mengatur tentang perlindungan HAM
misalnya bantuan hukum, ganti ruhi maupun rehabilitasi.
BAB III
(PENUTUP)
3.1. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang
perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://latanza99.wordpress.com/2009/01/03/hak-asasi-manusia-dalam-piagam-madinah/
https://www.google.com/search?q=HAM+DALAM+UUD+NKRI+TAHUNN+1945&ie=utf-
8&oe=utf-8
http://pelajarlog.blogspot.co.id/2013/06/jenis-janis-hak-asasi-manusia-yang.html
http://www.berbagaireviews.com/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-hak-asasi.html
14