Anda di halaman 1dari 265

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN CIPTAAN


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang perlindungan ciptaan di bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra (tidak melindungi hak kekayaan intelektual lainnya), dengan ini menerangkan
bahwa hal-hal tersebut di bawah ini telah tercatat dalam Daftar Umum Ciptaan:

I. Nomor dan tanggal permohonan : EC00201700014, 6 Januari 2017


II. Pencipta
Nama : Dr. Ihyaul Ulum, S.E, M.Si., Ak., CA.
Alamat : JL. Raya Apel 42 RT.005 RW.001 Kelurahan Sumbersekar,
Kecamatan Dau, Malang, JAWA TIMUR, 65151
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama : Dr. Ahmad Juanda, MM., Ak., CA.
Alamat : JL. Margo Basuki Ulil Abshor 34 RT.001 RW.003 Kelurahan
Mulyoagung, Kecamatan Dau, Malang, JAWA TIMUR, 65151
Kewarganegaraan : Indonesia
III. Pemegang Hak Cipta
Nama : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Alamat : Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang , Malang, JAWA
TIMUR, 65144
Kewarganegaraan : Indonesia
IV. Jenis Ciptaan : Buku
V. Judul Ciptaan : Motodologi Penelitian Akuntansi - Klinik Skripsi Edisi 2
VI. Tanggal dan tempat diumumkan : 1 Februari 2016, di Malang
untuk pertama kali di wilayah
Indonesia atau di luar wilayah
Indonesia
VII. Jangka waktu perlindungan : Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut
pertama kali dilakukan Pengumuman.
VIII. Nomor pencatatan : 01295

Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam Daftar Umum Ciptaan bukan merupakan
pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dicatat. Menteri
tidak bertanggung jawab atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang
terdaftar. (Pasal 72 dan Penjelasan Pasal 72 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta)

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL
u.b.
DIREKTUR HAK CIPTA DAN DESAIN INDUSTRI

Dr. Dra. Erni Widhyastari, Apt., M.Si.


NIP. 196003181991032001
Tidak ada yang namanya ‘bekas guru’ atau ‘bekas murid’.
Siapapun dan menjadi apapun kita saat ini, selalu ada ‘jejak’ para ‘guru’ kita.
Jangan karena perbedaan afiliasi, kita berusaha menghapus ‘jejak’ para ‘guru’.
(Ihyaul Ulum)
Mereka Bicara...

Salah satu ‘’masalah’ yang seringkali muncul pada saat menyusun proposal
adalah ketika mencari teori yang tepat untuk kajian kita. Dalam penelitian
positivism, teori menjadi sangat penting untuk meneropong masalah penelitian.
Buku ini dengan cukup komprehensif menyajikan sejumlah teori-teori utama
dalam kajian bidang ilmu Akuntansi, yang tentu saja akan sangat membantu kita
dalam menyusun tugas akhir
Indayani, kandidat Doktor, dosen Unsyiah Aceh

Materi di buku ini sebagian adalah bahan kuliah yang pernah saya dapatkan
ketika menempuh matakuliah metpen yang diajar oleh penulis. Dengan gaya dan
caranya yang khas, pak Ulum dan pak Juanda sukses memprovokasi mahasiswa
untuk mengelaborasi ide-ide baru dalam menyusun skripsi dan mengantarkan
saya (juga banyak teman yang lain) dalam menyelesaikan skripsi kurang dari 4
bulan.
Hafiez Sofyani, dosen Univeristas Muhammadiyah Yokyakarta, alumni Prodi
Akuntansi Univ. Muhammadiyah Malang

Buku ini tidak hanya menyajikan bagaimana menyusun skripsi dengan baik dan
benar, tetapi juga memberikan tips hemat, cepat, dan selamat dalam ber-skripsi.
Dengan berbekal buku ini, menyusun skripsi akan b’rasa lebih mudah dan
menyenangkan. – Soni Agus Irwandi, dosen STIE Perbanas Surabaya

Meskipun buku ini lebih banyak membahas tentang penyusunan tugas akhir
untuk mahasiswa S1, tetapi buku ini telah menginspirasi saya dalam
membimbing murid-murid saya dalam menyusun karya ilmiah yang baik. -
Fatihul Ihsan, guru Madrasah Aliyah Negeri Babat, Lamongan

Skripsi plus PKM? Kalau saja banyak mahasiswa dapat melakukannya, pasti
skripsi tidak hanya akan jadi mudah dan murah, tetapi malah menguntungkan!
Penulis sukses memaparkan ide kreatif tersebut dalam buku ini dengan baik.
Saya rasa, semua mahasiswa dan dosen harus baca buku ini. – Luluk M. Ifada,
dosen Unisula Semarang
Ide ‘Skripsi Rombongan” yang ditawarkan dalam buku ini sangat menarik dan
inovatif. Dengan ide ini, proses penyusunan skripsi akan jauh lebih murah dan
mudah. Dengan pola ini, sekelompok mahasiswa yang tengah menyusun skripsi
dapat memanfaatkan 1 data untuk digarap bersama dari berbagai sisi yang
berbeda. Buku ini juga memberikan beberapa contoh yang sangat kreatif dalam
menerapkan ‘ide’ skripsi rombongan ini. – Manatap Berliana Lumban Gaol,
kandidat Doktor, dosen Universitas HKBP Nomensen Medan.

Buku ini memberikan gambaran yang sangat jelas dan mudah dimengerti
tentang beberapa terminologi yang sering tumpang tindih. Misalnya tentang
penggunaan kata ‘objek penelitian’ dan kata ‘populasi dan sampling’. Atau
tentang konsep ‘ unit analisis’. Anne Putri, kandidat Doktor, dosen STIE Haji Agus
Salim Bukit Tinggi.

Hal paling keren dari buku ini – yang membedakannya dari buku-buku metpen
lainnya – adalah bahwa buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh yang disajikan
dengan bahasa yang sederhana tentang bagaimana seharusnya menyajikan bab
per bab dalam skripsi. Bagaimana menyusun latar belakang, paragraf per
paragraf. Itu keren sekali!! – Dona Primasari, dosen Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto

Menarik untuk menyimak argumentasi yang ditawarkan oleh mas Ulum dan pak
Juanda di buku ini tentang bidang kajian (penjurusan) di jurusan akuntansi.
Sejauh ini memang ada beberapa jurusan akuntansi yang membuat konsentrasi-
konsentrasi keilmuan. Misalnya dengan membuat konsentrasi akuntansi
keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, dll. Buku ini
menawarkan untuk membuat konsentrasi dalam penelitian bidang ilmu
akuntansi yang didasarkan pada objek kajian, yaitu akuntansi (di) perusahaan
(privat), akuntansi (di) sektor publik, dan akuntansi (di sektor perusahaan)
syari’ah – Aries Tanno, dosen Universitas Andalas Padang

Membagi kajian akuntansi (untuk mahasiswa S1) ke dalam kelompok penelitian


survei dan penelitian studi kasus adalah ide sangat menarik. Buku ini tidak
menggunakan istilah positivisme dan non-positivisme misalnya. Atau istilah
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan memilih untuk menggunakan
terminologi penelitian survei dan studi kasus, buku ini ingin bilang bahwa
membuat dikotomi secara berlebihan dalam pendekatan penelitian merupakan
sesuatu yang tidak menguntungkan, bahkan cenderung merugikan dan
membelunggu kebebasan berpikir kita. – Ratna Mappanyuki, dosen Universitas
Mercu Buana Jakarta
Seringkali, kesulitan terbesar bagi mahasiswa yang memulai menyusun skripsi
adalah ketika mencari ide/topik yang pas. Buku ini dengan sangat rapi
menyajikan bahasan tentang bagaimana cara menemukan ide penelitian,
pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan topik, dan yang paling penting,
buku ini juga memberikan contoh-contoh topik terhangat di bidang Akuntansi. –
Samsul Ulum, mahasiswa doktoral Undip, dosen Universitas Pekalongan Jawa
Tengah

Google scholar! Buku ini memberikan informasi sangat penting bahwa sebagai
akademisi, kita perlu agak ‘narsis’ di google scholar. Google scholar memberikan
data tentang naskah akademik kita yang dikutip oleh orang lain. Google scholar
pula yang digunakan dasar oleh webometrics untuk melakukan perangkingan
terhadap para ilmuan di seluruh dunia, berdasarkan skor h-index yang dimiliki. –
Dr. Pupung Purnamasari, dosen Universitas Islam Bandung (Unisba)

Meskipun contoh-contoh dalam buku ini lebih banyak tentang bidang ilmu
ekonomi, khususnya akuntansi, namun saya memperoleh banyak pencerahan
untuk menyusun skripsi di bidang ilmu TI yang saya geluti. – Abdur Rozaq, alumni
jurusan Teknik Informatika ITS Surabaya

~~oo~~
Kata Pengantar

Selama hampir 10 tahun membimbing dan menguji skripsi mahasiswa,


saya menemukan kesalahan-kesalahan yang terus berulang dalam beberapa
bagian. Saya juga banyak mendengar keluh kesah mahasiswa dalam proses
penyusunan skripsi, baik tentang topik penelitian, tentang susahnya memeroleh
data, atau juga tentang banyaknya biaya yang harus dialokasikan untuk skripsi.
Dalam kurun waktu tersebut, saya juga banyak menemukan mahasiswa
yang akhirnya harus ‘menyerah’, pulang tanpa gelar hanya gara-gara skripsi yang
tidak dapat diselesaikan. Semua pengorbanan, baik biaya maupun waktu dan
usaha yang diberikan untuk menyelesaikan hampir 140 SKS matakuliah hilang
sia-sia gara-gara skripsi yang hanya 4-6 sks!

Skripsi benar-benar telah menjadi momok bagi mahasiswa semester akhir.


Skripsi begitu menakutkan. Kesan mengerikan ini diperparah dengan cerita yang
selalu turun temurun dari kakak tingkat tentang skripsi yang sulit, juga tentang
pembimbing yang menurut mereka ‘killer’. Sementara sangat jarang cerita ‘baik’
tentang skripsi yang sampai kepada mahasiswa. Mungkin karena jumlahnya tidak
banyak, atau mungkin memang bad news selalu menjadi good news.

Berangkat dari hal-hal inilah saya berusaha untuk mengkompilasi bahan-


bahan materi matakuliah Metodologi Penelitian Akuntansi (MPA) yang selama
beberapa tahun terakhir saya ampu. Melalui buku ini saya berusaha untuk
meyakinkan bahwa skripsi itu tidak menakutkan, skripsi itu tidak sulit, skripsi itu
mudah dan menyenangkan, bahkan bisa menguntungkan. Sengaja saya tidak
menggunakan konstruksi dan gaya bahasa yang formal, murni akademik, untuk
memudahkan mahasiswa dalam memahami buku ini. Karena tujuan utama
penulisan buku ini adalah membantu mahasiswa dalam proses penyusunan tugas
akhirnya, itulah makanya judul buku ini bukan ‘Metodologi Penelitian’, namun
“Klinik Skripsi.”

Provokasi pola pikir bahwa skripsi itu mudah, skripsi itu murah, skripsi itu
menguntungkan, dan sebagainya saya sajikan di bagian awal buku ini (Bagian I).
sengaja topik ini saya letakkan di awal kajian untuk membongkar paradigma dan
anggapan lama tentang skripsi yang selama ini cenderung susah, lama, dan mahal.
Setelah menyajikan pola pikir baru tentang skripsi, baru saya membahas tentang
topik menggali ide dan gagasan di Bagian II.

Bagaimana menyusun latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan


manfaat saya bahas di Bagian III (tema ini biasanya ada di Bab 1 dalam skripsi).
Dilanjutkan dengan Bagian IV yang membahas tentang landasan teori dan
tinjauan pustaka, serta bagaimana menyusun bab ‘Metode Penelitian’ di Bagian
V. Sedangkan Bagian VI membahas tentang bagaimana harusnya menyajikan
hasil penelitian dan melakukan pembahasan atas hasil pengolahan data.

Pada Bagian VII, saya membahas tentang kaidah penulisan karya ilmiah,
termasuk bagaimana cara mengutip dan menyajikan sumber kutipan di daftar
pustaka. Hal ini penting untuk disajikan karena ada sangat banyak kesalahan yang
sering terjadi, yang itu terkait dengan aspek kebahasaan, bukan konten
penelitiannya. Pada bagian ini saya juga memberikan link untuk dapat mengakses
software GLOSARIUM, sebuah software yang diciptakan oleh Pusat Bahasa
Kemdiknas RI yang berisi tentang kata-kata serapan dari bahasa asing yang sudah
dibakukan dalam bahasa Indonesia. Buku ini saya tutup dengan beberapa tips
“hemat, cepat & selamat” ber-skripsi.

Saya sadar dan meyakini bahwa ada banyak celah kekurangan dan
(mungkin) kesalahan dalam buku ini. Bagaimanapun, kajian tentang metodologi
penelitian sangat beragam. Oleh Karena itu, saya membuka diri dengan sangat
senang hati untuk menerima kritik dan masukan dari semua pihak untuk
memperbaiki isi buku ini. Kritik dan masukan dapat langsung dikirim kepada saya
melalu email: mas_ulum@yahoo.com atau ihyaul@umm.ac.id.

Terimakasih kepada pimpinan Program Studi Akuntansi, pengurus


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Pimpinan Universitas Muhammadiyah
Malang atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk
mengampu matakuliah MPA sejak beberapa tahun terakhir. Kesempatan inilah
yang mengantarkan saya untuk belajar tentang banyak hal dan kemudian
menghasilkan buku ini.

Terimakasih kepada guru, senior, kolega, dan mitra saya dalam mengampu
matakuliah MPA (Dr. Ahmad Juanda) atas diskusi-diskusi hangatnya dalam
menyusun materi perkuliahan. Terimakasih telah membimbing saya dalam banyak
hal. Terimakasih juga kepada semua dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UMM untuk segala dukungannya selama ini.

Secara khusus saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada teman-teman dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang telah
berkenan membaca naskah awal dan memberikan komentar-komentar positif
tentang buku ini. Juga buat seluruh mahasiswa yang pernah menempuh
matakuliah MPA di kelas yang saya ampu, serta mahasiswa yang tergabung dalam
tim asisten Lab. Akuntansi angkatan 2006, 2007 dan 2008 yang telah memberikan
banyak inspirasi kepada saya selama proses penyusunan buku ini.

Terakhir, tentu saja saya harus berterimakasih kepada istri saya (Nining
Fadliyah), anak pertama saya (Najwa Ihfada NA.), dan calon anak kedua yang
masih di dalam rahim bunda… untuk segala pengertian dan kesabarannya selama
proses penyusunan buku ini, karena waktu-waktu istirahat yang harusnya untuk
kalian, harus digunakan untuk menyusun naskah buku ini.

Akhirnya, saya persembahkan karya akademik ini kepada dunia ilmu


pengetahuan untuk dikritisi, diberi masukan, dan dimanfaatkan. Semoga ada nilai-
nilai positif yang dapat diperoleh setelah membaca buku ini. Jika ada banyak
kesalahan, saya mohon maaf….

Malang, Ramadhan 1432 H


Penulis
~~oo~~
Pengantar Edisi 2

Sebuah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi kami, bahwa buku


edisi 2 ini akhirnya bisa dihadirkan dengan sejumlah perubahan dan tambahan
kajian yang cukup signifikan. Beberapa bab baru yang dihadirkan di edisi ini
antara lain tentang hakekat penelitian akuntansi, pemisahan bahasan antara
penelitian survei dan studi kasus, bahasan tentang naskah publikasi dan publikasi
karya ilmiah.

Selain itu, di edisi 2 ini disajikan dua kutub besar pendekatan penelitian
(akuntansi), yaitu penelitian survei dan penelitian studi kasus. Masing-masing
pendekatan diuraikan secara sangat detil mulai dari bagaimana menyusun latar
belakang penelitian hingga menyajikan dan mendiskusikan hasil penelitian. Untuk
memudahkan dalam memahami kedua pendekatan tersebut, penyajian dalam buku
ini dibuat terpisah dalam dua bagian.

Buku ini memang secara eksplisit tertulis ditujukan untuk mahasiswa S1


dalam menyusun tugas akhirnya (skripsi). Namun dalam beberapa bagian, topik-
topik di buku ini juga cukup relevan untuk dijadikan sebagai salah satu sumber
referensi bagi mahasiswa S2. Misalnya, tentang bagaimana menemukan ide
penelitian, tentang teori-teori mainstream dalam penelitian akuntansi, serta
beberapa pedoman tata tulis karya ilmiah.

Kami meyakini bahwa segigih dan semaksimal apapun kami berusaha


menyusun buku ini, tentu masih ada kelemahan dan bolong di sana sini. Oleh
karena itu, kami dengan sangat senang hati untuk menerima kritik dan saran untuk
perbaikan selanjutnya. Kritik dan saran dapat disampaikan melalui surel kami di:
mas_ulum@yahoo.com dan atau juanda@umm.ac.id.

Terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya kepada kami untuk
menyelesaikan buku ini. Terutama, terima kasih kepada mahasiswa-mahasiswi
kami di kelas Metodologi Penelitian Akuntansi (MPA). Terima kasih karena
kalianlah sumber inspirasi dan motivasi kami. Terima kasih juga buat para kolega
kami di jurusan akuntansi UMM, terutama dosen senior kami, pak Dhaniel Syam
yang tetap semangat untuk mengajar di depan kelas.

Terima kasih secara khusus juga kami sampaikan kepada pimpinan


(rektor, pembantu rektor, dekan, ketua jurusan) yang telah memberi kesempatan
kepada kami untuk mengampu matakuliah MPA. Dari matakuliah MPA itulah ide
dan segala inspirasi untuk menyusun buku ini ditemukan. Akhirnya, dengan
segala keterbatasan yang melekat di dalamnya, kami persembahkan buku ini
kepada dunia ilmu pengetahuan. Semoga bermanfaat, dan barokah bagi kita
semua. Aamiiiin.

Malang, Februari 2016

* Ihyaul Ulum * Ahmad Juanda


Daftar Isi
Kata Mereka
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Daftar Table
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB 1: AKUNTANSI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
A. Akuntansi Sebagai Ilmu
B. Epistimologi Akuntansi
C. Pendekatan Positif Dalam Akuntansi
D. Arah Penelitian Akuntansi
BAB 2: GALAU SKRIPSI?
A. Skripsi itu Mudah!
B. Menyusun Skripsi ga’ Boleh Lama!
C. Skripsi via PKM
BAB 3: MENGGALI IDE DAN GAGASAN
A. Menulis yuk...
B. Mengapa Sulit Mencari Ide Penelitian?
C. Darimana Memeroleh Ide Penelitian?
D. Pertimbangan dalam Memilih Topik Penelitian
E. Isu-Isu Terkini dalam Penelitian Akuntansi
BAB 4: MENYUSUN BAGIAN AWAL PROPOSAL
A. Menulis Sub-bab “Latar Belakang Penelitian”
B. Permasalahan yang Baik
C. Ketentuan dalam Menulis Sub-bab “Perumusan Masalah”
D. Menyusun Sub-bab “Tujuan Penelitian” dan “Manfaat Penelitian”
BAB 5: LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Menyusun Sub-bab “Landasan Teori”
B. Penyajian Hasil “Reviu Penelitian Terdahulu”
C. Tinjauan Pustaka
BAB 6: MENYUSUN BAB “METODE PENELITIAN”
A. Jenis Penelitian
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
D. Jenis dan Sumber Data
E. Teknik Perolehan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB 7: MENYAJIKAN HASIL PENELITIAN
A. Menyusun bab “Hasil Penelitian dan Pembahasan”
B. Pembahasan: Ruh Hasil Penelitian!
C. Menyusun “Simpulan, Keterbatasan, dan Saran”
BAB 8: “METODE PENELITIAN” DALAM STUDI KASUS!
A. Objek/Lokasi Penelitian
B. Unit Analisis
BAB 9: KAIDAH PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Ber-Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
B. Glosarium
C. Pembuatan Ilustrasi (Gambar dan Tabel)
D. Pengutipan dan Penulisan Daftar Pustaka
E. Gunakan EndNote!!
BAB 10: TIPS HEMAT, CEPAT & SELAMAT BER-SKRIPSI
A. Tips di awal memulai skripsi
B. Skripsi Rombongan
C. Skripsi plus PKM
D. Tips Menghadapi ujian skripsi
BAB 11: NASKAH (DAN) PUBLIKASI
A. Abstrak
B. Menyiapkan Naskah Publikasi
C. Google scholar dan Webometrics
D. Memanfaatkan Academia.edu
Daftar Pustaka
Lampiran 1: Format Proposal dan Naskah Publikasi
Lampiran 2: Daftar Jurnal Nasional Terakreditasi Dikti
Lampiran 3: Daftar Penerbit Predator (Predatory Publishers) tahun 2016 versi Jeffrey
Beall
Lampiran 4: List Of Standalone Journals 2016 - Potential, possible, or probable predatory
scholarly open-access journals versi Jeffrey Beall
Lampiran 5: Misleading Metrics versi Jeffrey Beall
Lampiran 6: Hijacked Journals versi Jeffrey Beall

~~oo~~
BAB 1
AKUNTANSI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Perkembangan suatu ilmu akan ditentukan oleh intensitas kegiatan


risetnya. Karena dengan adanya kegiatan riset tersebut maka suatu ilmu akan
semakin berkembang untuk menuju satu titik kebenaran ilmiah sebagai hasil
pengungkapan para peneliti terhadap fenomena empiris yang berkaitan dengan
bidang kajiannya.
Akuntansi sebagai suatu fenomena telah ada dan berkembang di
masyarakat seiring dengan perkembangan bisnis sejak berabad-abad yang lalu
bahkan beberapa ribu tahun sebelum masehi, seperti misalnya catatan
pembukuan jaman Mesir (Kam dan Vernon 1986). Namun demikian akuntansi
sebagai bidang kajian ilmiah baru berkembang setelah adanya berbagai kegiatan
riset yang dilakukan para ahli pada tahun 40-an.
Perkembangan penelitian bidang akuntansi mulai marak setelah
dirasakan adanya kebutuhan terhadap kerangka acuan konseptual yang dapat
digunakan pedoman secara universal dalam mengatur praktik akuntansi.
Kerangka acuan konseptual yang ada dalam akuntansi merupakan konstitusi
yang terdiri dari berbagai konsep-konsep dasar, asumsi, dan batasan-batasan
yang mengarahkan proses penyusunan standar akuntansi.
Dilihat dari segi epistimologi, upaya untuk menyusun kerangka acuan
konseptual tersebut dikategorikan sebagai metode pendekatan normatif. Dengan
demikian perkembangan riset di bidang akuntansi bermula dari pendekatan
normatif untuk menyusun kerangka acuan konseptual tersebut. Dalam
perkembangannya, riset di bidang akuntansi mulai menggunakan pendekatan
positif, yang bertujuan untuk melihat praktik akuntansi dilaksanakan
sebagaimana adanya dalam praktik.
Pendekatan normatif, menekankan pada pembentukan aturan-aturan atau
rekomendasi, tentang bagaimana seharusnya laporan keuangan dibuat. Kekuatan
dan keabsahan teori tersebut hanya ditentukan oleh logically consistensy antara
praktik dengan tujuan yang diterapkannya. Penekanan utama dari pendekatan ini
pada penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam perkembangannya, penetapan tujuan yang bersifat universal
bukanlah hal yang mudah. Akibatnya, para pakar akuntansi secara individual
maupun institusional berupaya secara terus menerus untuk merumuskan sebuah
kerangka teori general. Teori tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dan
pedoman dalam menerapkan metode, teknik dan prosedur akuntansi pada
aktivitas nyata.
Perkembangan lebih lanjut, seiring dengan berkembangnya bidang finance
terutama dengan semakin maraknya pembahasan “pasar efisien” atau yang
dikenal dengan efficien market hypothesis (EMH), maka bidang akuntansipun ikut
berkembang dan dituntut untuk membuktikan secara empiris. Motivasi
penelitian empirik tersebut didasarkan pada pertanyaan mendasar tentang
usefullness (kebermanfaatan) laporan keuangan, terutama tentang relevansi
laporan keuangan bagi pihak investor. Riset empiris yang dianggap sebagai
pelopor dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), dan diikuti oleh peneliti lainnya
dengan mengembangkan metode yang sudah ada. Riset tersebut meneliti
pengaruh earning terhadap return saham. Perkembangan selanjutnya tidak hanya
komponen earning yang diteliti, tapi juga komponen-komponen non earning.

A. Akuntansi Sebagai Ilmu


Dipandang dari aspek ontologis, epistimologis maupun aksiologis, hasil
akhir dari suatu pengkajian ilmu diwujudkan dalam bentuk seperangkat teori.
Teori terdiri dari seperangkat pernyataan yang dihubungkan dengan aturan
logika. Pernyataan tersebut meliputi hipotesa yang dapat diuji. Sedangkan
penguji utama mengenai kebenaran suatu teori adalah kemampuan untuk
menjelaskan dan meramalkan sekaligus menterjemahkan kembali ke dalam dunia
nyata melalui praktik-praktik yang dilakukan.
Demikian halnya dengan teori akuntansi, harus mampu diuji
kebenarannya melalui kemampuannya untuk meramalkan dan menjelaskan
praktik-praktik akuntansi yang sedang berjalan maupun yang akan dijalankan.
Teori akuntansi didefinisikan sebagai suatu penalaran logis dalam bentuk
seperangkat asas atau hipotesis yang merupakan kerangka acuan umum untuk,
(1) menilai praktik-praktik akuntansi yang sedang berjalan dan (2) sebagai
pedoman dalam mengembangkan praktik-praktik akuntansi di masa mendatang
(Hendriksen dan Eldon 1990).
Proses penalaran logis yang dimaksudkan adalah proses pemikiran dengan
menggunakan tahapan seperti yang digambarkan Suwardjono (1989). Hasil dari
proses penalaran logis dapat berupa seperangkat konsep-konsep terpadu
(conceptual framework) yang dijadikan acuan untuk menjelaskan, meramalkan serta
mengembangkan praktik-praktik akuntansi.
Tahapan Penalaran logis seperti gambar, memperlihatkan adanya
kesesuaian dengan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi aspek ontologis,
epistimologis dan aksiologis. Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan kajian
ilmu akuntansi yang dapat diajukan antara lain, (1) apa yang dipelajari dalam ilmu
akuntansi, (2) bagaimana teori akuntansi dirumuskan dan dikembangkan, (3)
untuk apa akuntansi dipelajari dan dipergunakan.
Gambar 1: Tahap-tahap Penalaran Logis Dalam Akuntansi.

Keputusan ekonomi dalam lingkungan


tertentu

Keputusan apa ?
Siapa yang mengambil keputusan ?
Bagaimana perilaku pengambil
keputusan ?

Tujuan pelaporan keuangan

Iinformasi apa yang diperlukan ?


Berapa banyak yang dilaporkan ?
Elemen-elemen apa yang dilaporkan ?
Apa definisi setiap elemen laporan keuangan ?
Bagaimana mengukurnya ?
Bagaimana kriteria pengakuannya ?
Apa media pelaporannya ?
Bagaimana informasi disajikan ?

Seperangkat kerangka acuan konseptual


(Conceptual framework)
B. Epistimologi Akuntansi
Dari gambaran perumusan teori akuntansi di atas, epistimologi yang
digunakan lebih cenderung bersifat normatif yang mengandalkan rasionalitas.
Hal ini terlihat ketika hampir semua kalangan memusatkan perhatiannya kepada
perumusan kerangka acuan konseptual yang digunakan secara normatif untuk
pengembangan teori berikutnya, tanpa memerlukan pembuktian empiris. Para
peneliti menyatakan sebagai pendekatan tradisional untuk berbagai macam
pendekatan tersebut.
Perumusan toeri akuntansi mempunyai dampak relatif kecil terhadap
pengembangan praktik akuntansi. Hal itu disebabkan karena kelemahan-
kelemahan dasar metodologi dalam melakukan riset (Watts dan Watts 1979).
Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang dikemukakan secara
eksplisit maupun implisit seringkali berbeda diantara para peneliti.
Lebih jauh, Belkoui (1985) mengatakan bahwa karena suatu kebenaran
tentang teori, disamping memerlukan justifikasi rasional (penalaran), juga
memelukan pembuktian secara empiris. Oleh karena itu teori akuntansi harus
dihasilkan melalui kedua proses tersebut. Atas dasar pemikiran ini, muncullah
berbagai pendekatan baru. Pendekatan yang dianggap sebagai perkembangan
baru tersebut merupakan riset akuntansi yang menggunakan baik penalaran
konseptual maupun empiris guna merumuskan dan membuktikan suatu
kerangka acuan konseptual. Salah satu pendekatan yang sudah banyak dikenal
oleh kalangan peneliti akuntansi adalah pendekatan positif.
Dalam upaya melihat perkembangan pemikiran akuntansi yang relevan,
Pratt (1988) menggambarkannya dalam sebuah framework untuk menerangkan
motivasi dan evolusi peneltian akuntansi keuangan tentang economic
consequences. Economic consequences mengungkapkan transfer sumberdaya
yang dikaitkan dengan penggunaan informasi akuntansi keuangan dalam
pertukaran ekonomi diantara 4 kelompok yang berkepentingan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi keuangan akan mempengaruhi
keputusan tentang modal, dan secara internal mempengaruhi direct cost yang
berkaitan dengan proses mempersiapkan, membuat dan mengaudit informasi
keuangan. Semua dampak tersebut selanjutnya akan berdampak pada cash flow
yang diopersikan manajer, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
kesejahteraan manajer dalam bentuk besarnya bonus yang diinginkan manajer .
Penjelasan dikemukakan oleh Jemie Pratt tersebut hanya dibatasi pada
dampak secara individual (pemberi modal, manajer, auditor dan konsumen) dari
pelaporan informasi keuangan. Dari perpspektif politik ekonomi yang lebih luas,
seharusnya perlu dijelaskan bagaimana dampak pelaporan informasi keuangan
tersebut terhadap kemakmuran masyarakat dan pemerintah yang berwenang.
Akan tetapi setidaknya framework ini akan membantu untuk menelusuri
penelitian-penelitian yang relevan dengan konsekwensi ekonomi menurut
pandangan Jemie Pratt.
Terdapat 6 (enam) perspektif penelitian yang dapat dikembangkan
berkaitan dengan framework tersebut : (1) perspektif klasik, (2) perspektif model
keputusan, (3) perspektif model matematik (termasuk efisiensi pasar, disclosure
untuk publik dan private, (4) perspektif economic event, (5) perspektif agency
theory, dan (6) perspektif proses aktual policymaking.

Perspektif Klasik
Peneliti-peneliti paling awal yang dikategorikan sebagai peneliti
akuntansi klasik memusatkan pada “ true income” theories. Termasuk dalam
kelompok ini adalah Paton (1922), Canning (1929), Sweeney (1936), MacNeal
(1939), Moonitz (1961), dan Sprouse dan Moonitz (1962). Pada umumnya teori
ini menjelaskan bahwa dasar penilaian tunggal berupa angka income merupakan
merupakan dasar penilaian terbaik untuk semua pengguna laporan. Kategori lain
yang masih termasuk dalam perspektif klasik berkaitan dengan penelitian
tentang perbandingan praktik-praktik akuntansi yang berbeda dan dampaknya
terhadap pelaporan akuntansi keuangan (Hatfield 1927; Gilman 1939).
Perspektif Model Keputusan
Para peneliti mulai mengakui secara eksplisit pihak-pihak yang
berkentingan terutama pemberi modal dalam hal transaksi modalnya dan
kebutuhannya terhadap informasi. Kelompok ini menyatakan asumsi dasar
tentang model keputusan pemberi modal dan bagaimana informasi akuntansi
mempengaruhi keputusannya. Pada akhir 60-an dan awal 70-an perspektif ini
berkembang secara dramtis dengan banyaknya penelitian decision model yang
menghubungkan dengan disiplin ilmu ekonomi, keuangan dan keperilakuan.

Perspektif Model Matematika


Ada tiga area yang berdampak luas berkaitan dengan penggunaan model
matematika ini yakni : informasi ekonomi, informasi publik/private, dan efisiensi
pasar modal. Atas dasar asumsi yang disederhanakan, peneliti membangun model
analisa yang berupaya menunjukkan hubungan yang fundamental antar variabel.
Model tersebut secara logika cukup tepat namun kesimpulan yang diperoleh
seringkali didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. Dari segi informasi ekonomi,
memandang bahwa pelaporan informasi eksternal merupakan barang ekonomi
yang dibutuhkan dan ditawarkan (demanded and supplied) atas dasar cost.

Perpspektif Peristiwa Ekonomi


Perspektif ini meneliti tentang hubungan antara fenomena akuntansi
keuangan dengan peristiwa ekonomi yang relevan, seperti misalnya tentang
pelaporan keuangan dan perubahan harga, angka-angka akuntansi khusus dan
metode akuntansi (LIFO VS FIFO). Sedangkan peristiwa ekonomi yang relevan
misalnya, kebangkrutan, perilaku pengambilan keputusan. Pada umumnya studi
ini memfokuskan pada dua pertanyaan : (1) apa yang menjadi nilai apriori dari
data akuntansi dan dapatkah digunakan untuk memrediksi peristiwa ekonomi
(Ball dan Brown 1968). (2) Bagaimana pihak-pihak yang berkentingan mengambil
keputusan dan apa peranan data akuntansi.

Perspektif Agency Theory


Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan teory agen berdasarkan
alasan bahwa masing-masing pihak (manajer dan pemberi modal) akan berusaha
untuk memaksimalkan kemakmurannya. Pembahasan penelitian teori agen
bergeser dari perilaku pemberi modal ke perilaku manajer dalam
memaksimumkan kemakmurannya. Terdapat hubungan antara besarnya
perjanjian bonus dengan earning yang dilaporkan. (Watts dan Watts 1978).
Fama (1980) menyatakan bahwa pasar tenaga kerja manajerial menjadi
pertimbangan penting dalam kaitannya dengan upaya mengurangi biaya yang
dipercayakan kepada manajer. Jika manajer gagal memberikan keuntungan yang
terbaik bagi pemberi modal, maka nilai human capital yang dimiliki manajer akan
berkurang di masa mendatang.

Perspektif Policymaker
Dalam perspektif teori agen, secara implisit menjelaskan, me-ngapa
penyususnan standar akuntansi merupakan political process. Oleh karena itu,
bagi pihak-pihak yang berwenang untuk menetapkan standar akuntansi (GAAP),
proses lobbying dan negosiasi diantara pihak-pihak yang berkentingan menjadi
faktor pertimbangan penting dalam menjalankan tugasnya.
Dari sejumlah perkembangan pemikiran dalam peneltian akuntansi
dengan berbagai perspektifnya, terlihat bahwa setelah perspektif klasik, para
penelti mulai berupaya mencari bukti empiris terhadap toeri yang ada, bahkan
berupaya untuk melihat praktik akuntansi yang berkembang di masyarakat
sebagaimana adanya. Pada prinsipnya seluruh perspektif, kecuali perspektif
klasik, secara epitimologis cenderung menganut filsafat yang menggunakan
pendekatan positivistik.

C. Pendekatan Positif Dalam Akuntansi


Di bidang akuntansi, Friedman yang merujuk pemikiran Keynes (1981),
mengatakan bahwa, ilmu positif bisa diartikan sebagai pranata pengetahuan yang
tersistematisasi mengenai “apakah yang terjadi, sedangkan ilmu normatif atau
regulatif diartikan sebagai pranata pengetahuan yang tersistematisasi mengenai
kriteria dari apa yang seharusnya terjadi. Dengan kata lain perbedaan antara
keduanya sebagaimana perbedaan antara yang ideal dengan yang aktual.
Kebutuhan terhadap pendekatan positif muncul ketika Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa riset di bidang akuntansi menjadi tidak
ilmiah (dengan beberapa pengecualian), karena pusat perhatian riset bersifat
normatif dan definisional. Jadi pada dasarnya riset normatif harus dilengkapi
dengan riset positif yang menjelaskan praktik-praktik akuntansi sebagaimana
adanya dalam arti pemilihan prosedur akuntansi dilakukan secara suka rela oleh
manajemen dan bagaimana standar-standar akuntansi telah berubah selama
jangka waktu tertentu. Ide dasar ini kemudian dikenal dengan “The Rochester Shool
of Accounting”.
Tujuan utama dari pendekatan positif dalam akuntansi adalah untuk
menerangkan dan meramalkan pilihan manajemen terhadap standar akuntansi
dengan menganalisa biaya-manfaat sumber daya ekonominya. Teori positif
didasarkan pada proposisi bahwa manajer, pemegang saham dan politisi adalah
rasional dan bahwa mereka berupaya untuk memaksimakan utilitynya yang
secara langsung berhubungan dengan kompensasinya dan berarti pula dengan
kekayaannya. Pemilihan suatu kebijakan akuntansi oleh salah satu kelompok
tersebut bergantung pada perbandingan biaya – manfaat relatif dari alternatif
prosedur-prosedur akuntansi sehingga dapat memaksimalkan nilai gunanya.
Seperti misalnya, terdapat hipotesa bahwa manajemen memper-
timbangkan pengaruh angka-angka akuntansi yang dilaporkan terhadap pajak,
peraturan, biaya politis, kompensasi manajemen, biaya produksi informasi, dan
pembatasan-pembatasan yang ada dalam kontrak obligasi. Contoh yang lain
dapat dikaitkan pula dengan para pembuat standar, auditor dan lain sebagainya..
Dengan demikian, ide dasar dari penelitian akuntansi yang menggunakan
pendekatan positif adalah untuk mengambangkan hipotesa mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi dunia praktik akuntansi dan untuk menguji secara
empiris keabsahan dari hipotesa tersebut. Pengembangan teori akuntansi positif
akan menjelaskan mengapa fenomena akuntansi seperti itu, mengapa akuntan
melakukan seperti itu, dan bagaimana pengaruh suatu fenomena terhadap
penggunaan sumberdaya. Lebih dari itu, penejalsan teori akuntansi positif
merupakan prakondisi untuk menjawab pertanyaan normatif yang menjadi
kepentingan selanjutnya.
Jensen (1976) mengungkapkan beberapa contoh pertanyaan normatif dan
positif untuk dijadikan perbandingan. Menurut dia seorang peneliti akan sulit
menjawab pertanyaan normatif sebelum melakukan investigasi untuk mencari
penjelasanan secara positif lebih dahulu. Beberapa contoh pertanyaan normatif
antara lain:
1) How should leases be treated on the balance sheet?
2) Should replacement (or liquidation) values be used in the balance sheet and income
statements?
3) How should changing price levels be accounted for?
4) How should changes in foreign exchange rates be accounted for by firms with foreign
interests?
5) How should inventories be valued?
6) What should be reported in annual financial statements?
7) Should interim financial statements be ~ audited?
8) How should minority interests in subsidiaries be treated in consolidated statements?
Sedangkan beberapa contoh pertanyaan positif antara lain:
1) There is much discussion in the literature regarding the "needs" of those using accounting
reports. Why is there little or no attention paid to the "needs" of the suppliers of accounting
reports? What are the supply-side forces, and what impact do they have on accounting
practices?
2) Why do most firms continue to allocate overhead charges to performance centers?
3) Why do firms change accounting techniques?
4) Why do firms change auditors?
5) Why has the accounting profession been cursed with a strong authoritative bias resulting
in the establishment of professional bodies such as the CAP, APB and FASB to rule on
"generally accepted accounting techniques"?
6) How have court regulation and rulings influenced accounting practice?
7) Why do firms continue to use historical cost depreciation for other than tax purposes?
8) Why are public accounting firms organized as partnerships?
9) Why is fund accounting so different from corporate accounting?
10) What impact has the CPA certification procedure had on the practice of accounting and
on research in accounting?
11) What have been the effects on the focus of research of accounting educational programs
which require faculty to expend substantial effort teaching institutionally oriented
material aimed at the CPA exam?
12) Why does the accounting field place an emphasis on "professionalism" and "professional
ethics"?

Dari beberapa contoh pertanyaan tersebut di atas menujukkan bahwa


upaya untuk mempelajari bidang akuntansi tidak cukup hanya dengan
pendekatan normatif, tapi harus dilengkapi dengan pendekatan positif.
Pendekatan positif tidak menafikan adanya pendekatan normatif, justru dengan
adanya penjelasan teori positif, akan menguatkan penjelasan normatif.

D. Arah Penelitian Akuntansi


Riset akuntansi empiris telah berkembang sejak tahun 1968 yang
menggunakan bidang lain dalam menjelaskan dan meramalkan fenomena
akuntansi berkaitan dengan pasar modal. Teori-teori yang digunakan antara lain:
keuangan (ECM dan CAPM); ekonomi (equilibrium harga); psikologi (agency
theory dan signaling). Beberapa pakar akuntansi telah mencoba untuk melakukan
pemetaan riset akuntansi keuangan terutama yang dikaitkan dengan pasar modal.
Namun tidak menutup kemungkinan riset tersebut berkaitan dengan akuntansi
manajamen.
Hasil reviu Lev dan Ohlson (1982) tentang riset empris yang telah
berkembang dikategorikan menjadi 4: pertama, kandungan informasi data
akuntansi atau information content dengan melakukan event studi terhadap
pengumuman-pengumuman informasi keuangan Kategori ini berusaha
membuktikan usefulness informasi keuangan bagi investor di pasar modal. Data
akuntansi yang sering digunakan adalah data earning. Kategori ini masih
membuka kesempatan untuk mempertajam konsep usefulness of information dengan
menggunakan data-data akuntansi selain earning.. Area ini berimplikasi pada
pengujian hipotesis pasar efisien, yang masih menunjukkan adanya anomali.
Artinya walaupun terdapat reaksi positif, namun pasar belum mampu mereaksi
dengan benar terhadap pengumuman-pengumuman informasi keuangan. Selain
earning, informasi yang dapat digunakan adalah misalnya, earning forcase,
deviden, cash flow, fanancial rasio dll.
Kedua, pengaruh dari perbedaan dan perubahan metode,teknik dan
prosedur akuntansi terhadap invetor, perusahaan dan manager. Kategori ni
didasarkan pada adanya aspek diskresioner dalam metode dan teknik akuntansi
yakni akrual dan non akrual. Atas dasar rasionalitas investor, perbedaan dan
perubahan teknik akuntansi ini masih menimbulkan dikotomi antara perubahan
kosmetik dan real effect to cahs flow. Ada hipotesis mekanistik dan hipotesis no-effect. Tema
ini mengarahkan pada motivasi manajmen dalam memilih metode akuntansi..
Sedangkan motivasi manajemen berkaitan dengan efisiensi kontrak dan opportunistik.
Ternyata investor belum bisa mereaksi dengan benar mana perubahan yang
berdampak pada cash flow dan mana yang tidak. Hal ini perlu peneltian lebih
lanjut. Motivasi opportunistik terlihat ketika manajer dimotivasi oleh
peningkatan kompensasi atau bonus. Sedangkan motivasi efisiensi kontrak
terlihat ketika manajer berusaha untuk menghindari dari batas perjajian
covenance dan proses politik dengan pihak lain.(Watts dan Watts 1986).
Ketiga, dampak regulasi akuntansi terhadap pasar modal, karena ada
usulan standar baru yang mempunyai konsekuensi ekonomi bagi manajemen dan
pengguna lainnya, yang sering bertentangan. Beberapa aruran standar merespon
adanya konsekuansi ekonomi yang mengambil jalan tenagh untuk
mempertimbangkan kepentingan kontituen lain selain investor, yakni
manajemen, pemerintah, kreditior terutama manajemen. Beberapa standar yang
dihasilkan atas dasar konsekuanasi ekonomi antara lain, laporan konsolidasi,
akuntansi minyak dan gas, replacemen cost, valuta asing. Dan keempat, dampak
riset berbasis pasar terhadap disiplin ilmu lainnya terutama bidang finance dan
investasi.
Pada awalnya harapan tertumpu pada teori-teori finance dan ekonomi untuk
riset-riset pasar modal. Harapan tersebut terlalu berlebihan (euphoria), sehingga
menimbulkan pesimisme sebagaimana dikemukakan oleh Gonedes dan Dopuch
(1974) berkaitan dengan heterogenitas user dan adanya free rider di kalangan
investor. Menurut Watts dan Zimmerman (1986), riset-riset empiris yang
dilakukan pada saat itu terutama yang berkaitan dengan information content
tidak menyentuh kontek praktek akuntansi yang sebenarnya. Oleh karena itu
perlu ada riset dari sisi manajer tentang bagaimana mereka memilih dan
memutuskan penggunaan metode dan teknik akuntansi, serta apa dasar
motivasinya. Pemikiran inilah yang mengilhami riset akuntansi positif yang
dikemukakan oleh Watts dan Watts (1978) istilah yang lebih tepat adalah riset
contracting theory.
Sementara itu, Ball dan Foster (1982) melakukan reviu metodologi riset
empiris tentang pelaporan keuangan perusahaan. Karena perlunya
pengambangan dari pespektif metodologi yang digunakan para peneliti. Untuk
tujuan itu dia menggolongkan literatur pelaporan keuangan perusahaan menjadi
4:
1) Corporate disclosure: content of disclosure, timing of disclosure, dan variabel-
variabel yang berhubungan dengan perbedaan konten disclosure, response
terhdap disclosure.
2) Accounting method choice : alternatif akuntansi dan reported number; keputusan
metode akuntansi; perubahan akutnasi; pilihan metode akuntansi dan
pengambilan keputuasan
3) Time-series analysis, :modeling terhadap data tahunan dan interm; isu-isu
gabungan dalam model time seri; smooting dan earning management.
4) Financial distress analysis.: distress prediction modeling; accounting
alternative dan distress modeling; aplikasi dari distress modeling
Sementara itu, Kothari (2001)mengemukakan alasan tentang tuntutan riset
akuntansi berbasis pasar antara lain : 1) analisis fundamental dan valuasi nilai
perushaan; 2) pengujian EMH; 3) peranan akuntansi dalam kontrak dan proses
politik; dan 4) regulasi disclosure. Analisis fundamental ini prinsipnya adalah
menentukan sekuritas yang mengalami kesalahan harga (missprices) dengan cara
melakukan penilaian instrinsiknya, yang menggunakan beberapa model
valuation.
Pengujian EMH sangat penting bagi profesi akuntansi. Krena dalam
kondisi pasar yang efisien, peranan analisis fundamental akn berkurang, karena
apapun yang dilakukan akuntan melallui komponen-kompenen laporan
keuangnnya akan dapat dibaca oleh pasar. Ada dua tipe pengujian yaitu : 1) event
studi, untuk jangka pendek dan jangka panjang, misalnya post announcement
drift, functional fixation, accrual manajemen of IPO; sedangkan 2) pengujian
melalui prediktabilitas retrunn secara crossectional, untuk mengukur
konsistensinya pada modeel CAPM.
Peranan akuntansi dalam kontrak dan prose politik diilhami oleh gagasan
PAT, yang memrediksi bahwa penggunaan angka akuntansi untuk rancangan
kompensasi dan debt covenan dan dalam prosses politik akan mempengaruhi piliha
kebijakan akuntansi oleh manajemen. Problem yang dihadapi penelitian PAT ini
lebih berkitan dengan masalah metodologi, karena menuntut penetapan variable
kotrol yang tidak beruhbungan dan PAT. Misalnya tentang ERC, sifat time series
earning, inferensi statistik, model discresioner accrual.
Motivasi utama dari penelitian BB dan Beaver adalah upaya untuk
membuktikan bahwa secara empirik angka-angka akuntansi dapat
menggambarkan kinerja perusahaan, dengan melihat reaksi dari para investro.
Bukti empiris ini belum pernah terungkap pada perkembangan terori akuntansi
sebelumnya, yang lebih menkakan pendekatan normatif, yang hanya
mengandalkan pada onsistemnsi logis terhadap peneytaaan suatu teori. Hal ini
bukan berarti bahwa teori empiris tidak menggunakan teori noormatif, tapi teori
normatif ini digunakan untuk membuat hipotesis yang selanjutnya memerlukan
pembuktian secara empirik. Beberapa dasar teori normatif yan digunakan sejak
riset empiris BB dan Beaver sampai sekarang ini, antara lain, EMH, positiv
ekonomi, dan agency teori.
Isu-isu riset dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu, (1) isu yang
berhubungan dengan manajemen dalam organisasi; (2) isu yang berhubungan
dengan organisasinya; (3) isu yang berhubungan dengan pasar modal. (4) isu yang
berhubungan dengan metodologi. Tiga isu pertama konsisten dengan klasifikasi
yang diberikan oleh Holthausen (1981) yang membagi ke dalam tiga perspektif,
yaitu (1) opportunistic behavior perspective; (2) efficiency contracting perspective; (3)
information perspective.
Topik-topik di tingkat manajer, yang berkaitan dengan perilaku opportunistic
manajer dalam menggunakan metode akuntansi untuk meningkatkan
ekakayaannya, yang cenderung memanipulasi laba untuk kepentingannya. Isu ini
dikenal dengan earning management. Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan
bahwa hipotesis yang berhubungan dengan perilaku oportunistik manajer
tersebut adalah hipotesis bosus.
Topik-topik di tingkat organisasi, yang dikelompokkan menjadi dua, Pertama,
laba akuntansi unutk kontrak efisien. Berkaitan dengan bagaimana metode
akuntansi digunakan untuk meningkatkan efisiensi konrak. Ada dua hipotesis
yang dikemukan oleh Watts dan Zimmerman (1986), yakni hipotesis hutang dan
hipotesis political cost. Kedua, data akuntansi selain laba untuk pengukuran.
Misalnya tentang data arus kas dan data rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja perusahaan dan mempresiksi laba di masa mendatang. Misalnya Altman
(1968) dan Ou dan Penman (1989).
Topik-topik di tingkat pasar modal, yang mengacu dari beberapa tulisan, topik
ini dikelompokkan ke dalam beberapa isu sebagai berikut: Kandungan informasi
laba, Studi konsekuensi ekonomi, Konsekuensi regulasi, Koefisien respon laba,
Kandungan informasi selain laba, Transfer informasi, dan Implikasi terhadap
bidang financial.
Topik-topik metodologi yang dapat dikelompokkan ke dalam empat isu,
antara lain: Isu spesifikasi model, Isu peningkatan power of test studi peristiwa,
Isu tentang properti time series, Isu tentang bias statistis
Riset-riset terebut sebagimana digambarkan oleh beberapa penulis di
atas, dikritik oleh Watts dan Zimmerman (1986) sebagai riset yang terkesan
tidak menyentuh subtansi dari praktek-praktek akuntansi itu sendiri.
Kontroversi yang muncul diantara beberapa riset itu berkaitan dengan dua
hipotesis yang bertentangan, yakni mekanistik hipotesis dan kosmetik hipotesis.
Hipotesis yang pertama mendasarkan pada teori kontrakting, sementara
hipotesis yang kedua mendasarkan pada teori efisiensi pasar.
Pada kondisi pasar yang efisien, data akuntansi dan perbedaan penggunaan
metode akuntansi di perusahaan tidak mempengaruhi pasar. Sebaliknya pada
teori kontrak atau yang dikenal dengan teori keagenan, motivasi penggunaan
metode akuntansi di perusahaan akan memengaruhi pasar.
Sejumlah pertimbangan menyarankan bahwa decision usefulness
pelaporan keuangan bisa ditingkatkan melalui peningkatan perhaitan pada
pengukuran. Dari bukti empiris , nampaknya bahwa net income yang dilaporkan
hanya menjelaskan bagian kecil dari variasi harga saham di sekitar tanggal
pengumuman earning. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang relevansi
historical – cost – based reporting. Juga bukti empiris menyatakan bahwa pasar modal
tidak menjadi efisien atas dasar keyakinan sebelumnya. Artinya, investor
mungkin memerlukan bantuan lebih dalam menilai probabilitas return di masa
datang dari hanya sekedar atas dasar laporan historical cost.
BAB 2
GALAU SKRIPSI?

A. Skripsi itu mudah!


Saya punya teman – waktu kuliah sarjana strata satu (S1) – yang sampai
sekarang belum juga bergelar sarjana, padahal seluruh matakuliah sudah dia
selesaikan dengan baik [ada hampir 160 sks sudah dia tempuh!). Hanya tinggal
satu saja yang belum, skripsi! Saya ingat betul waktu itu, ketika nama-nama
mahasiswa yang mendaftar program skripsi mendapatkan dosen pembimbing, dia
langsung lemes melihat nama dosen pembimbingnya.

Dia tidak pernah diajar oleh dosen tersebut, dia juga belum tahu
bagaimana sesungguhnya tu dosen. Dia hanya pernah mendengar cerita dari
kawannya bahwa dosen itu begini dan begitu, yang cerita itu sungguhlah sangat
subjektif. Cerita yang ia dengar itu adalah bahwa sang dosen yang akan menjadi
dosen pembimbingnya itu (a) sangat hobi mempersulit mahasiswa bimbingannya,
(b) susah ditemui, (c) [sok] super sibuk, dan (d) galaknya minta ampun.
Singkatnya, dialah sosok ‘dosen killer’ yang sesungguhnya.

Setelah itu…dia tidak pernah lagi muncul di kampus. Dia


menghilang…menyerah kalah sebelum masuk ke medan perang. Saya baru
bertemu kembali dengannya ketika saya sudah lulus lebih dari 4 tahun…dan dia
tetap saja belum lulus S1. (kisah 1).

~~oo~~

Saya pernah menguji skripsi mahasiswa yang waktu itu statusnya berada
di semester 10. Ketika saya cek kartu kendali bimbingannya, ternyata dia sudah
memulai proses bimbingan skripsi sejak awal semester 8. Berarti sudah lebih satu
tahun waktu yang dia habiskan untuk ‘sekedar’ menyusun skripsi.
Ketika saya ajukan pertanyaan “mengapa sampai begitu lama untuk
menyusun skripsi yang biasa-biasa saja ini?”. Saya menemukan indikasi bahwa
dia ‘sengaja’ membuat skripsinya lama. ‘Sengaja’ yang ‘tidak disengaja’!

Sengaja karena ketika skripsinya sudah di-acc oleh dosen pembimbing di


bab 1-3, dia merasa sudah aman. ‘Tinggal cari data dan analisis, selesai
deh’…begitulah kira-kira dalam benaknya. Karena merasa sudah aman, maka dia
memutuskan untuk ‘istirahat’ dulu. Dia tinggalkan skripsinya di kos-kosan, dan
dia pulang ke kampung halaman selama tiga bulan.

Saat dia kembali ke kampus untuk melanjutkan skripsinya, ternyata teman-


teman seperjuangannya sudah banyak yang mau lulus, atau minimal sudah masuk
bab 5. Sementara dia justru kehilangan momentum untuk mengejar ketertinggalan,
karena isi proposalnya pun dia juga sudah lupa. Jadilah kemudian dia seperti
mengulang kembali proses skripsinya dari awal.

Tatkala dia sudah mulai menemukan kembali mood-nya untuk


menyelesaikan skripsi, dia dihadapkan pada kenyataan bahwa surat ijin penelitian
yang dia kirim ke perusahaan tempat dia akan melakukan penelitian ternyata
belum dibalas. Dan ketika surat balasan itu datang, isinya adalah permohonan
maaf…ijin penelitian ditolak!

Akhirnya dia pindah perusahaan, kirim surat ijin penelitian


lagi…menunggu jawaban lagi…dan ditolak lagi… Baru pada perusahaan ketiga
dia mendapatkan jawaban yang mengijinkan dia mengambil data untuk
penelitian… dan itu setelah lebih dari 7 bulan dari sejak pertama dia mulai
menyusun proposal skripsi!. (kisah 2).

~~oo~~

Di awal-awal saya mendapatkan tugas untuk membimbing mahasiswa


dalam menyusun skripsi, saya pernah ‘menantang’ mahasiswa bimbingan saya
untuk menyelesaikan skripsinya kurang dari dua bulan. Awalnya dia bilang tidak
mungkin, karena rata-rata masa penyusunan skripsi di tempat saya waktu itu
masih di atas enam bulan. Namun setelah diskusi beberapa kali, saya berhasil
meyakinkan dia bahwa skripsi itu mudah dan bisa cepat.

Di sisi lain, saya menemukan ‘alat’ untuk menekan mahasiswa itu supaya
lebih cepat menyelesaikan skripsinya. Saya mendapatkan informasi bahwa dia
ternyata membiayai sendiri kuliahnya sejak dia masuk semester 5, karena ayahnya
telah wafat. Situasi itu saya manfaatkan untuk mendorong dia secepatnya
menyelesaikan skripsinya, agar tidak lagi harus membayar biaya kuliah, kos, dan
segala macamnya.

Dengan topik yang menurut saya di atas rata-rata temannya waktu itu, dia
akhirnya berhasil menyelesaikan skripsinya persis dalam waktu dua bulan. Di
minggu pertama bulan ketiga dia maju ujian skripsi dan lulus dengan nilai A.
(kisah 3).

~~oo~~

SKRIPSI ITU MUDAH! Pola pikir ini yang setiap saat harus ditanamkan,
karena jika berpikir bahwa skripsi itu mudah, maka Anda akan menganggapnya
memang mudah. Ada beberapa catatan untuk meyakinkan bahwa skripsi itu
mudah.

Pertama, skripsi itu pada dasarnya adalah latihan meneliti, latihan menulis, dan
latihan mengutip dengan baik dan jujur. Karena sifatnya ‘hanya’ latihan, maka
jangan dibuat susah karena memang tidak ada yang susah.

Kedua, skripsi itu akan menjadi seolah-olah susah jika Anda menganggapnya
susah. Pelajaran dari kisah 1 menunjukkan bahwa kesalahan pertama dari
mahasiswa adalah terlalu percaya pada cerita kakak kelas tentang dosen
pembimbing. Ingatlah bahwa cerita senior itu didasarkan pada pengalaman
pribadinya dengan sang dosen. Dan pengalaman itu sifatnya sangat subjektif,
tergantung bagaimana kemampuan dia dalam berkomunikasi dengan dosen
pembimbing dan kapasitas keilmuannya dalam bidang yang dia teliti.

Ketiga, skripsi juga akan menjadi mudah jika Anda tidak mempersulit diri. Kisah
2 memberikan pelajaran bahwa perlu ada strategi dalam memilih topik dan objek
penelitian. Ketergantungan yang terlalu tinggi terhadap salah satu objek penelitian
membuat Anda tidak bisa melakukan apapun, sementara waktu terus berjalan.
Selain itu, mempertahankan mood skripsi adalah penting. Jangan menganggap
bahwa skripsi sudah selesai jika belum benar-benar telah selesai.

*Saya dalam kisah-kisah di atas adalah penulis pertama (Ihyaul Ulum)

B. Menyusun skripsi ga’ boleh lama!


Kalau Anda gagal meyakinkan diri bahwa skripsi itu mudah, setidaknya
Anda harus tahu bahwa menyusun skripsi tidak boleh lama. Saya tidak perlu
membeberkan keuntungannya jika skripsi Anda selesai lebih cepat. Namun saya
akan tunjukkan kerugiannya jika proses penyusunan skripsi Anda terlalu lama.

1. Jika Anda lama dalam proses penyusunan skripsi, artinya Anda juga akan
lama menyandang gelar sarjana. Dalam masa itu, sudah akan lahir ratusan
bahkan mungkin ribuan sarjana baru di bidang ilmu yang Anda tekuni. Dan
ketika Anda benar-benar meraih gelar sarjana, maka Anda akan bersaing
tidak hanya dengan teman-teman sebaya Anda, tetapi juga dengan adik-adik
Anda. Dan itu artinya tingkat persaingannya akan jauh lebih ketat.
Tentu saja ini jika Anda berpikir untuk mendapatkan pekerjaan dari orang
lain. Bagaimana jika Anda bermaksud untuk bekerja pada diri sendiri? Sama
saja! Masa yang Anda habiskan untuk ‘sekedar’ menyusun skripsi itu telah
melahirkan puluhan atau ratusan wirausaha baru di bidang yang mungkin
akan Anda masuki. Dan itupun artinya persaingan sudah semakin ketat di saat
Anda meraih gelar sarjana.
2. Dari sisi keuangan, jelas Anda ‘rugi’ jika membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk menyusun skripsi. Jika skripsi Anda bisa selesai dalam waktu 3-4
bulan, atau lebih cepat dari itu, artinya Anda bisa menghemat banyak biaya.
Sebaliknya, jika waktu yang Anda butuhkan lebih dari 6 bulan (satu
semester), maka berarti Anda harus membayar ‘ekstra’ biaya SPP untuk
kampus.
Selain biaya SPP, ada banyak elemen biaya ekstra lainnya yang harus Anda
bayar, misalnya: biaya kos-kosan (jika Anda pendatang di kampus Anda),
biaya listrik yang Anda pakai di kos-kosan, biaya makan di warung [karena
kalau Anda sudah selesai menyusun skripsi, Anda tidak perlu makan di
warung lagi, tapi makan di rumah orang tua], biaya untuk bersih-bersih
[sabun mandi, sikat gigi, parfum, dan sebagainya], dan lain-lain.
3. Dari aspek pergaulan, ketika Anda tidak secepatnya menyelesaikan proses
penyusunan skripsi, maka Anda akan teralienasi dari lingkungan Anda. Pada
saat teman-teman Anda sudah sibuk menciptakan atau mendapatkan
pekerjaan untuk hidup mandiri, Anda masih terlilit dengan persoalan skripsi
dan tetap menjadi beban bagi orang lain [mungkin orang tua, saudara, atau
wali]. Anda tidak memiliki kebanggaan atas diri sendiri.
4. Dalam perspektif agama, dengan semakin berlama-lama Anda dalam
menyusun skripsi, berarti semakin lama pula Anda ‘menyiksa’ orang tua
Anda untuk membiaya hidup dan kuliah Anda. Apapun dan bagaimana status
ekonomi orang tua Anda! Sekaya apapun orang tua Anda, mereka pasti
berharap Anda segera lulus dan bisa mandiri serta membanggakan orang tua.
Maka niatkanlah proses mempercepat menyusun skripsi itu sebagai bagian
dari upaya untuk menyenangkan hati orang tua…dan itu adalah ibadah.

C. Skripsi via PKM?!


Pernah seorang mahasiswa perwalian saya datang untuk meminta ijin
keluar/berhenti kuliah karena orangtuanya tidak mampu lagi membayar biaya
kuliahnya. Waktu itu dia sudah di semester 5 dengan IPK yang cukup lumayan
meskipun tidak berada di level terbaik.

“Apakah kamu masih ingin meneruskan kuliah?” Tanya saya waktu itu.
Dia bilang bahwa sesungguhnya dia ingin menyelesaikan kuliahnya, dan memang
seharusnya begitu. Inilah kemudian kalimat-kalimat saya kepada mahasiswa saya
yang kurang mampu itu:
Saya paling benci kepada mahasiswa yang anaknya orang kaya, namun dia
tidak pandai ‘memanfaatkan’ kekayaan orang tuanya untuk membuatnya jadi
pintar. Anaknya orang kaya harusnya jadi anak pintar secara akademik. Kenapa?
Karena dia bisa memiliki fasilitas untuk itu. Kalau dia mau mahir komputer, orang
tuanya mampu memfasilitasinya dengan membelikannya komputer/laptop dan
kemudian membiayainya untuk kursus komputer. Jika dia mau fasih berbahasa
asing (Inggris, misalnya), orang tuanya juga mampu memfasilitasinya dengan
menyediakan biaya untuk dia mengambil les bahasa di sela-sela waktu kuliah. Dia
juga sangat mungkin ber-indeks prestasi (IP) bagus, karena orang tuanya mampu
memberikan fasilitas belajar yang cukup. Singkatnya, anaknya orang kaya,
harusnya bisa jadi anak pintar. Bodoh betul jika ada mahasiswa kaya yang tidak
pandai!

Bagaimana dengan mahasiswa miskin? Saya jauh lebih benci melihat


mahasiswa miskin yang (maaf) goblok. Jika dikatakan kepada mahasiswa kaya
yang tidak pinter: “kamu nanti mau kerja apa dengan IP yang pas-pasan begini?!”,
dengan santai dia akan menjawab bahwa dia tidak perlu kerja apa-apa karena
kekayaan orangtuanya masih bisa menghidupinya. Lantas, apa jawaban yang bisa
diberikan oleh mahasiswa miskin untuk pertanyaan yang sama?! Terlepas dari
campur tangan Tuhan dalam menentukan nasib hamba-hamba-NYA.

Mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, tidak mempunyai


pilihan lain selain harus menjadi mahasiswa yang unggul secara akademik, harus
pinter, IP harus selalu di atas 3,5! (meskipun banyak yang meragukan korelasi
antara IP dengan kepandaian, IP tetap menjadi standar administratif paling depan
dalam proses mendapatkan pekerjaan). Mahasiswa miskin tidak boleh menyerah
kalah oleh kemiskinan. Kalau mau ‘naik kelas’, mahasiswa miskin harus kreatif
dan kerja keras.

Saat ini, tidak ada lagi alasan bagi mahasiswa - artinya dia sudah masuk
dan berada di dalam kampus, karena proses masuk di perguruan tinggi juga adalah
sebuah perjuangan tersendiri – miskin untuk tidak bisa melanjutkan kuliah.
Belakangan ini sangat banyak jenis dan ragam beasiswa yang ditawarkan untuk
mahasiswa kurang mampu, dan hampir semuanya mensyaratkan standar IP yang
cukup tinggi (biasanya IPK minimal 3.00). Ini artinya, hanya mahasiswa miskin
yang pintar saja yang bisa mengambil kesempatan untuk mendapatkan beasiswa
dan tetap melanjutkan kuliahnya.

Selain beasiswa, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat


(DP2M) – Ditjen Dikti – Kementrian Pendidikan Nasional juga menyediakan
pendanaan yang cukup besar bagi mahasiswa kreatif melalui program kreativitas
mahasiswa (PKM). Sebuah proposal yang jumlahnya hanya 12-20 halaman bisa
mendapatkan pendanaan sampai Rp 10 juta. Bahkan untuk jenis PKM
Kewirausahaan, jika mahasiswa benar-benar kreatif dan kerja keras, dia tidak
hanya mendapatkan modal Rp 10 juta, namun juga bisa mendapatkan keuntungan
dari bisnis yang dia jalankan dalam program tersebut. Modal, peralatan, dan
keuntungan yang dihasilkan itu sepenuhnya milik mahasiswa, tidak harus
dikembalikan kepada DP2M dan juga tidak ada bunga! [di lembar akhir bagian ini
saya kutipkan pengantar panduan PKM yang diterbitkan oleh DP2M Dikti tahun
2010 plus beberapa catatan yang saya buat untuk memudahkan bagaimana
menyusun proposal PKM].

Jadi, masihkah ada alasan bagi mahasiswa miskin untuk tidak bisa
melanjutkan kuliah? Masihkah ada alasan untuk tidak bisa membeli buku?
Masihkah ada alasan untuk tidak menjadi mahasiswa pintar dan unggul secara
akademik?!

*Saya dalam bagian ini adalah penulis pertama (Ihyaul Ulum)

~~oo~~

* Bagian selanjutnya di bawah ini disarikan dari buku pedoman Program


Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2014

Lulusan Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge,


skill of thinking, management skill, dan communication skill . Kekurangan atas
salah satu dari keempat keterampilan/kemahiran tersebut dapat menyebabkan
berkurangnya mutu lulusan. Sinergisme akan tercermin melalui kemampuan
lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan atau yang dihadapinya.
Perilaku dan pemikiran yang ditunjukkan akan bersifat konstruktif realistis,
artinya kreatif (unik dan bermanfaat) serta dapat diwujudkan. Kreativitas
merupakan penjelmaan integratif dari tiga faktor utama dalam diri manusia, yaitu:
pikiran, perasaan, dan keterampilan. Agar mahasiswa dapat mencapai level
kreatif, ketiga faktor termaksud diupayakan agar optimal dalam sebuah kegiatan
yang diberi nama Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

PKM merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Ditlitabmas Ditjen
Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di Perguruan Tinggi
agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta
memperkaya budaya nasional. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001,
yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti.
Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama
ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu
wahana,yaitu PKM.

PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf


pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi
serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin
yang cendekiawan, wirausahawan serta berjiwa mandiri dan arif, mahasiswa
diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap,
tanggungjawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan
kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni.

Pada awalnya, dikenal lima jenis kegiatan yang ditawarkan dalam PKM,
yaitu PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-
Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T)
dan PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-I). Sejak Januari 2009, Ditlitabmas mengelola
6 (enam) PKM. Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) yang semula menjadi
tugas Direktorat Akademik dalam pengelolaannya, dilimpahkan kepada
Ditlitabmas. Karena sifatnya yang identik dengan PKM-I, KKTM selanjutnya
dikelola bersama-sama PKM-I dalam PKM-Karya Tulis (PKM-KT). Dengan
demikian, di dalam PKM-KT terkandung dua program penulisan, yaitu: PKM-
Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). PKM-I atau
selanjutnya disebut PKM-AI yang merupakan artikel hasil kegiatan, tidak lagi
ditampilkan dalam PIMNAS, namun dimuarakan pada e-journal. Sedangkan
PKM-GT yang berpeluang didiskusikan dalam forum terbuka, diposisikan sebagai
pengganti PKM-AI di PIMNAS.

Pada tahun 2011, jumlah bidang PKM bertambah menjadi tujuh dengan
terbitnya bidang PKM-Karsacipta. PKM dialokasikan di Ditlitabmas Ditjen Dikti
bagi seluruh Perguruan Tinggi melalui penyediaan dana yang bersifat kompetitif,
akuntabel dan transparan. Kriteria yang meliputi inti kegiatan seperti materi
kegiatan, strata pendidikan, jumlah anggota, dosen pendamping, alokasi biaya,
laporan akhir, dan luaran dari ketujuh kegiatan PKM disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

JENIS KEGIATAN
No KRITE-RIA
PKMP *) PKMK*) PKMM*) PKMT*) PKMKC*) PKM-AI PKM-GT*)
1 Inti Kegiatan Karya kreatif, Karya kreatif, Karya kreatif, Karya kreatif, Karya kreatif, Karya kreatif, Karya tulis dalam
inovatif dalam inovatif dalam inovatif dalam inovatif dalam inovatif dalam dalam penulisan penuangan
penelitian membuka peluang membantu menciptakan IPTEK artikel ilmiah gagasan/ ide kreatif
usaha masyarakat karya teknologi

2 Materi kegiatan Sesuai bidang ilmu, Semua bidang Semua bidang Sesuai bidang Semua bidang Karya kelompok Karya kelompok
lintas bidang di- ilmu atau yang ilmu atau yang ilmu, lintas ilmu atau yang yang telah
anjurkan relevan relevan bidang relevan dilaksanakan
dianjurkan
3 Strata Pendidikan Diploma, S1 Diploma, S1 Diploma, Si Diploma, S1 Diploma, S1 Diploma, S1 Diploma, S1
4 Jumlah Anggota 3-5 orang 3-5 orang 3-5 orang 3-5 orang 3-5 orang 3-5 orang 3-5 orang
5 Alokasi Pendanaan Rp2,5 juta s.d Rp2,5 juta s.d Rp2,5 juta s.d Rp2,5 juta s.d Rp2,5 juta s.d Insentif Rp 3 juta Insentif Rp 3 juta
Rp12,5 juta Rp12,5 juta Rp12,5 juta Rp12,5 juta Rp12,5 juta
6 Laporan Akhir Hasil Kerja Hasil Kerja Hasil Kerja Hasil Kerja Hasil Kerja Artikel Artikel
7 Luaran Artikel, paten Barang, jasa Jasa, desain, Paten, model Sistem, desain, Artikel Ilmiah Gagasan kreatif
komersial, dan barang, dan desain, piranti barang, prototip yang tertulis dan
artikel artikel lunak, jasa, dan dan artikel artikel
artikel
*) Program yang bermuara di Pimnas
Sumber: DPPM-Ditjen Dikti (2014)
Tujuh jenis kegiatan PKM seperti telah diringkas pada Tabel 2.1 memiliki misi
dan tuntunan teknis pelaksanaan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditunjukkan
melalui karakteristik masing-masing PKM sebagaimana dirinci pada Tabel 2.2.
Walaupun demikian, secara garis besar PKM dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu PKM Proposal kegiatan yang meliputi PKM-P, PKM-M, PKM-K, PKM-T
dan PKM-KC yang selanjutnya disebut PKM 5 bidang, dan PKM Proposal karya
tulis yang selanjutnya disebut PKM-KT.
Tabel 2.2. Karakteristik Umum setiap Bidang PKM
Jenis PKM Penjelasan Umum
Merupakan program penelitian yang dimaksudkan untuk mampu
menjawab berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan
isu terkini, misalnya mengidentifikasi faktor penentu mutu
produk, pengembangan metode pembelajaran, inventarisasi atau
eksplorasi sumber daya, modifikasi produk, identifikasi dan
PKM-P pengujian khasiat senyawa kimia bahan alam, atau merumuskan
teknik pemasaran. PKM-P juga dapat berbentuk upaya
pemecahan masalah humaniora, misalnya, survei kesehatan anak
jalanan, metode pembelajaran aksara daerah di siswa sekolah
dasar, laju pertumbuhan ekonomi di sentra kerajinan, atau faktor
penyebab tahayul yang mewarnai perilaku masyarakat daerah
dan hal-hal yang berkaitan dengan kearifan lokal.
Merupakan program pengembangan ketrampilan mahasiswa
dalam berwirausaha dan berorientasi pada profit. Komoditas
usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang
PKM-K selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa
berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi pemeran utama
berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan
masyarakat, ataupun mitra lainnya.
Merupakan program penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni dalam upaya peningkatan kinerja, membangun keterampilan
usaha, penataan dan perbaikan lingkungan, penguatan
kelembagaan masyarakat, sosialisasi penggunaan obat secara
PKM-M rasional, pengenalan dan pemahaman aspek hukum adat, upaya
penyembuhan buta aksara dan lain-lain bagi masyarakat baik
formal maupun non-formal, yang sementara ini dinilai kurang
produktif. Disyaratkan dalam Proposal program ini adanya
komitmen bekerjasama secara tertulis dari komponen masyarakat
yang akan dibantu/menjadi khalayak sasaran.
Merupakan program bantuan teknologi (mutu bahan baku,
PKM-T prototipe, model, peralatan atau proses produksi, pengolahan
limbah, sistem jaminan mutu dan lain-lain) atau manajemen

48
(pemasaran, pembukuan, status usaha dan lain-lain) atau lainnya
bagi industri berskala mikro atau kecil (industri rumahan,
pedagang kecil atau koperasi), menengah atau bahkan berskala
besar, yang menyangkut kepentingan masyarakat luas dan sesuai
dengan kebutuhan calon mitra program.
Mitra program yang dimaksud dalam hal ini adalah kelompok
masyarakat yang dinilai produktif, misalnya: pedagang, penjual
jasa dan sebagainya. PKM-T mewajibkan mahasiswa bertukar
pikiran dengan mitra terlebih dahulu, karena produk PKM-T
merupakan solusi atas persoalan prioritas mitra. Dengan
demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra.
Merupakan program penciptaan yang didasari atas karsa dan
nalar mahasiswa, bersifat konstruktif serta menghasilkan suatu
PKM-KC sistem, desain, model/barang atau prototipe dan sejenisnya.
Karya cipta tersebut bisa saja belum memberikan nilai
kemanfaatan langsung bagi pihak lain.
Merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber
PKM-AI dari suatu kegiatan kelompok dalam bidang pendidikan,
penelitian atau pengabdian kepada masyarakat (misalnya studi
kasus, praktik lapang, KKN, PKM, magang).
Merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber
dari ide atau gagasan visioner kelompok mahasiswa. Gagasan
PKM-GT yang dituliskan dapat mengacu kepada isu aktual yang ada di
masyarakat dan memerlukan solusi sistem yang berjangka
panjang berdasarkan hasil karya pikir yang cerdas dan
implementatif.
Catatan : Kesemua program di atas mensyaratkan ide kreatif mahasiswa sebagai
salah satu unsur penilaian utamanya.

~~oo~~

49
BAB 3
MENGGALI IDE DAN GAGASAN

A. Menulis yuk...

Dunia ilmu pengetahuan salah satunya diukur dan dikembangkan melalui


tulisan. Kita dapat mengetahui tingkat kepakaran seseorang melalui tulisan-
tulisannya yang dipublikasikan melalui media (apapun). Dari mana kali pertama
Anda mendengar dan mengenal nama Kwik Kian Gie, misalnya. Atau orang
seperti Nur Cholis Madjid (alm.), Faisal Basri, bahkan Gus Dur (alm.)? Di bidang
Akuntansi, melalui media apa Anda mengetahui nama-nama ‘besar’ seperti
Mulyadi, Mardiasmo, Abdul Halim, Mustofa, Imam Ghozali, dsb.? Atau nama-
nama seperti Andrea Hirata, Habiburrahman El Syirazy, dsb. Nama-nama
tersebut ‘besar’ berangkat dari media tulis, baik media massa maupun buku.
Kesimpulannya, menulis itu penting!

Hal mendasar yang harus kita kuasai kalau kita ingin aktif di dunia
jurnalistik adalah mengenal dan memahami tradisi tulis. Karena itu kita harus
segera beranjak dari tradisi lama – yang menurut Mohammed Arkoun dianggap
sebagai tingkat peradaban terendah umat manusia – yaitu tradisi lisan menuju
tradisi tulis. Tradisi tulis adalah suatu tradisi berkomunikasi yang menempatkan
kebiasaan tulis-menulis atau catat-mencatat sebagai pijakan utama media
komunikasinya. Di sini yang paling penting adalah adanya kebiasaan untuk
menulis. Artinya ada proses merekam semua peristiwa yang penting dan
pergulatan pemikiran dalam bahasa tulis. Dalam hal yang sederhana ia bisa
berwujud kebiasaan menulis buku harian, menulis surat kepada siapapun (bisa
kepada pacar, orang tua, kawan, atau bahkan kepada ‘musuh’ sebagai bentuk
intimidasi!), atau menulis catatan perjalanan. Kalau mau agak serius sedikit bisa
berbentuk menulis laporan ilmiah, artikel, kolom, atau berita. Untuk menulis tidak
harus menjadi wartawan, karena dunia jurnalistik bukan monopoli wartawan!

50
Intinya adalah membiasakan diri untuk melakukan transformasi
komunikasi menuju media tulis. Prosesnya bisa ditempuh dengan belajar
mengungkapkan pengalaman, ide, atau mendeskripsikan suasana (lingkungan
maupun batin) ke dalam bahasa tulis. Pekerjaan ini sepertinya gampang dan
sederhana, namun bagi orang yang tidak biasa menjalaninya tentu hal ini
merupakan kesulitan tersendiri. Jalan satu-satunya untuk bisa terampil hanyalah
berlatih dan berlatih. Perkara tulisan itu nanti akan dituangkan dalam jenis tulisan
kolom, berita, atau artikel, hal itu merupakan perkara sekunder. Karena kalau
seseorang sudah menguasai tradisi tulis amatlah mudah baginya untuk
menyesuaikan diri dengan jenis-jenis tulisan yang dikehendaki.

Menjemput Gagasan

Sebelum kita menulis, biasanya kita akan berurusan dengan dunia ide. Ide
atau gagasan itu yang nanti bakal mendasari tulisan kita. Sebenarnya banyak cara
bagaimana kita bisa menangguk gagasan. Asal kita mau peka ‘lingkungan’ sedikit
dan kaya wawasan, maka dapat dipastikan ide-ide akan bertaburan menari-nari di
sekitar kita.

Ide bisa kita jemput dari masalah-masalah yang mengemuka setelah kita
membaca banyak hal, mulai dari buku teks, jurnal ilmiah, majalah, koran, maupun
selebaran gelap. Membaca menjadi syarat pertama untuk memulai aktivitas
menulis. Mustahil orang akan bisa menulis, sebelum ia menjadi ‘pembaca’. Ide
juga bisa kita tangguk dari fenomena yang menonjol di lingkungan sekitar kita.
Kita bisa menangkap dan mengangkat masalah dari obrolan ringan kita dengan
sopir mikrolet yang kita kendarai. Bisa juga berasal dari keluhan Mbok penjual
wedang kopi langganan kita. Atau juga dari pemilik rumah tempat kita
‘menumpang’. Ide juga sering tiba-tiba muncul setelah kita menyaksikan fim di
televisi atau bioskop. Gagasan bisa muncul dan kita temukan dari mana saja dan
kapan saja. Kuncinya adalah kepintaran kita untuk ‘membaca’ segala sesuatu yang
ada di sekitar kita. Membaca setiap yang tercipta maupun yang terucap dan
tertulis. Dengan rajin membaca dan ‘sedikit’ kemampuan analisis, maka kita akan

51
dapat menjemput gagasan yang berseliweran di sekitar kita. Tinggal, bagaimana
kita memanfaatkannya dengan maksimal.

Menuangkan ide ke dalam tulisan

Banyak orang yang kaya ide, tapi celakanya hanya sedikit yang mampu
mengkomunikasikannnya pada khalayak. Agar ide kita bisa menebar dan sampai
kepada orang lain, maka ide itu harus diberi “kaki” dan “sayap”. Salah satu
“sayap” dari ide kita bisa berbentuk tulisan. Dengan dituangkannya ke dalam
tulisan, ide kita bisa dipahami orang lain. Dalam format sebuah tulisan, ide kita
juga berpeluang untuk awet menmbus lintasan jaman. Berkat media tulis, dasar-
dasar pengetahuan klasik yang penting dari peradaban Yunani dan Romawi bisa
digali dan dilanjutkan oleh peradaban Islam. Sebagai pembanding, kalau ide kita
komunikasikan dalam bahasa lisan, maka selain akan lebih sulit untuk dimengerti
secara utuh oleh orang lain, ide itu juga akan gampang menguap tak membekas.
Itulah salah satu kelebihan tradisi tulis dibandingkan tradisi lisa.

Lantas bagaimana menuangkan ide itu ke dalam tulisan? Kegiatan menulis


pada dasarnya adalah sebuah kegiatan berkomunikasi. Agar kita sukses dalam
melakukan komunikasi, ada baikya kita memahami dasar-dasar komunikasi. Kita
harus paham karakter komunikan, komunikator, media, dan pesan yang akan
disampaikan. Istilah lainnya kita harus paham konteks. Dengan memahami
konteks, akan menghindarkan kita dari adanya miskomunikasi yang menyesatkan.

Teknik menulis sendiri kalau diteoritisasikan akan cenderung rumit dan


membingungkan. Hal itu hanya akan membuat pemula di bidang tulis-menulis
semakin bingung. Analogi yang hampir mirip adalah ketika kita belajar naik
sepeda atau belajar renang. Lebih sulit bagi kita kalau mengawalinya dengan
hanya terpaku pada teori naik sepeda. Seberapa lama pun Anda menghafalkan
teori naik sepeda, Anda tidak akan bisa bersepeda tanpa langsung praktik menaiki
sepeda dan mengayuhnya meski disertai jatuh bangun. Makin sering Anda berlatih
naik sepeda, Anda makin berpeluang untuk terampil bersepeda. Anda akan bisa
standing dengan satu roda belakang atau terbang jumping dengan sepeda Anda,
kalau Anda memang rajin bergelut dengan sepeda. Demikian juga dengan

52
menulis! Anda tidak dapat hanya membaca dan menghafalkan berjuta kaidah
tentang tata-cara menulis, tetapi Anda harus memulai untuk benar-benar menulis.
Menulis, menulis, dan menulis!

Dalam dunia tulis-menulis ada juga cara lain yang efektif kalau kita ingin
belajar menguasainya, yaitu dengan menyimak pengalaman penulis sukses.
Dengan mengenal perjalanan hidup dan perjalanan sukses seseorang, kita dapat
belajar banyak darinya. Ambil contoh pengalaman pemenang Nobel Sastra, John
Steinbeck, yang pernah dipergoki aktor Inggris John Mills di lokasi syuting film
mereka (Nurtanio, 1997). Menurut John Mills, Steinbeck pagi-pagi selalu menulis
memenuhi kertas dan lantas kertas itu dibuangnya ke keranjang sampah. Beberapa
waktu kemudian Steinbeck mulai menulis lagi dan kertas yang terakhir ini
disusunnya secara rapi dalam filenya.

Yang menarik dari cerita ini, ternyata penulis sekaliber Steinbeck masih
sangat hati-hati dalam menulis. Pada kertas pertama yang kemudian dibuangnya
itu ternyata ia hanya melakukan pemanasan. Ia melatih dirinya untuk
menggambarkan secara tepat, jelas dan hidup suasana kamarnya sendiri, cuaca di
luarnya, letak meja, gorden, jendela, dan pintu. Kalau penggambaran hal-hal yang
nyata dan konkret itu saja masih gagal dilakukan, bagaimana dia bisa
menggambarkan hal-hal yang lebih muskil?

Cara yang ditempuh oleh Steinbeck itu bisa kita pertimbangkan.


Pemborosan kata-kata harus diberantas sejak awal. Keterampilan untuk menulis
secara jernih, jelas, dan lugas sehingga dimengerti orang lain, memang perlu
latihan. Bakat memang menentukan, tetapi kita harus meyakini saran banyak
penulis besar, bahwa bakat itu hanyalah unsur sebesar 10%, di luar itu yang 90%
tetap diperlukan kemauan, latihan dan pendidikan. Kalau sudah demikian,
siapapun berpeluang untuk menjadi penulis asalkan ia mau melatih diri. Bahkan
ada kisah, seorang bekas narapidana yang selama hidupnya tidak bisa menulis
seperti Henri Charier, pada suatu kali tergerak untuk menuliskan kisah hidupnya,
dan dia lakukan. Hasilnya sebuah buku best selleri dunia: Papillon.

53
Masalah lain yang harus dipahami dalam dunia tulis adalah aturan main
yang khas dalam media ini. Setiap media komunikasi selalu punya karakter atau
aturan mainnya sendiri yang khas. Aturan main media tulis, dalam beberapa hal
sangat berbeda dengan aturan main komunikasi lisan. Seseorang yang jago dalam
komunikasi lisan, ketika mencoba untuk menulis seringkali terjebak dalam pola
komunikasi lisan. Hal ini tentu saja menyulitkan orang lain untuk memahami isi
tulisannya.

Ungkapan-ungkapan lisan, struktur dan komposisi bercerita, serta pola


persuasi yang biasanya efektif kalau digunakan dalam bahasa lisan tidak dapat
diterapkan secara mentah dalam bahasa tulis. Ketika berkomunikasi dalam bahasa
tulis tak ada lagi yang bisa membantu selain bentuk dan makna tulisan itu sendiri.
Berbeda dengan yang terjadi pada bahasa lisan, dimana kekurangjelasan dalam
komunikasi masiih bisa dibantu oleh faktor lain seperti mimik pembicara, gerakan
tangan, intonasi, atau umpan balik dari pendengar yang langsung bisa ditangkap
pembicara.

Bahasa tulis punya aturan main dan sistem tandanya sendiri. Ia


mempunyai sistem tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, huruf
kapital, dan sebagainya yang amat menentukan makna tulisan itu. Sebagai sebuah
aturan main, sistem tanda baca itu akan sangat membantu kita
mengkomunikasikan pesan yang akan kita sampaikan pada pembaca kalau kita
terampil menggunakannya secara optimal. Tapi sebaliknya, ia justru akan menjadi
bumerang yang mengganggu komunikasi kalau kita tak menguasainya dengan
betul.

Dengan penguasaan pada sistem tanda baca serta diksi yang tepat, kita
akan leluasa memainkan irama dan greget tulisan. Kemampuan kita memainkan
nada dan irama tulisan akan membantu kita mencapai maksud kita dalam
berkomunikasi lewat bahwa tulis. Kita bisa memancing emosi dan empati
pembaca. Kita bisa juga membuka kelopak pemahaman pembaca terhadap apa
yang kita sampaikan dalam media tulis itu.

54
B. Mengapa sulit mencari ide penelitian?

Seringkali ketika akan memulai menyusun skripsi, mahasiswa dihadapkan


pada persoalan klasik: kesulitan mencari ide penelitian! Hal ini sangat wajar,
apalagi skripsi adalah pengalaman pertama bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian ilmiah yang lebih terstruktur (tentu saja kecuali mereka yang ketika
SMU sudah rajin ikut lomba karya ilmiah remaja).

Tahapan paling sulit dalam melakukan penelitian adalah ketika menjawab


pertanyaan: apa yang mau diteliti? Darimana memulainya? Bagaimana
menentukan masalah yang layak untuk diteliti? Bagaimana mempersempit
masalah penelitian supaya dapat diteliti?

Kesulitan dalam mencari ide penelitian ini, bisa jadi karena salah satu dari tiga
hal berikut:

1. Kebingungan karena banyaknya topik yang bisa diteliti

Ada sangat banyak topik yang dapat diteliti oleh mahasiswa untuk keperluan
menyusun skripsi. Saking banyaknya, mahasiswa seringkali justru tidak bisa
menentukan pilihan.

Di bidang ilmu akuntansi misalnya, terdapat rumpun bidang akuntansi


keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya, akuntansi sektor publik,
perpajakan, sistem informasi, dan lain-lain. Belum lagi jika berbicara tentang
sub topik tertentu, misalnya tentang ISO, tanggung jawab sosial perusahaan
(csr), modal intelektual (intellectual capital), sustainability reporting,
akuntansi karbon, dan sebagainya. Bahkan, satu sub topik masih ada sub sub
topik lanjutannya untuk membuat kajian menjadi lebih spesifik. Misalnya,
kajian tentang intellectual capital perlu dipersempit ke sub topik tentang
intellectual capital performance, atau intellectual capital disclosure, atau
intellectual capital reporting, dan sebagainya.

55
Mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang
bidang ilmu yang ditekuninya, tentu tidak akan mengalami kesulitan dalam
jenis ini. Artinya, untuk terhindar dari kebingungan karena banyaknya topik
penelitian, mahasiswa harus memiliki bacaan yang cukup kuat. Jangan
membatasi diri dengan hanya topik-topik yang umum di matakuliah (misalnya:
akuntansi keuangan saja, atau akuntansi manajemen saja, pokokna auditin).

2. Penguasaan bidang ilmu yang masih terbatas

Hal kedua yang sering membuat mahasiswa menemui kesulitan dalam mencari
ide penelitian adalah karena terbatasnya penguasaan atas bidang ilmu yang
akan diteliti. Mahasiswa jurusan akuntansi misalnya, jika tahunya hanya soal
jurnal, soal debet-kredit, atau maksimal sampai soal jenis laporan keuangan,
tentu saja akan mengalami kesulitan.

Terkait dengan hal ini, solusinya adalah dengan meningkatkan kapasitas diri
terkait dengan penguasaan bidang ilmu yang akan diteliti. Semakin mendalam
penguasaan materi, akan semakin memudahkan mahasiswa dalam mencari ide
penelitian.

3. Penguasaan metode penelitian yang masih kurang

Hal lain yang tidak kalah sering terjadi adalah terkait dengan penguasaan
metode penelitian. Tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian merupakan aktivitas
yang harus tertata sedemikian rupa, untuk dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik. Salah satu kaidah akademiknya menyatakan bahwa penelitian untuk
skripsi harus dilakukan secara sistematis, metodologis, dan tidak asal-asalan.

Pemahaman yang mapan tentang metodologi penelitian akan sangat membantu


mahasiswa dalam menemukan ide penelitian. Keterbatasan pemahaman dalam
bidang ini akan meningkatkan potensi kebingungan untuk mencari ide
penelitian.

Solusinya? Tambah alokasi waktu untuk baca buku. Baca materi tentang
metodologi penelitian sebanyak-banyaknya dan sedetil-detilnya.

56
C. Darimana memeroleh ide penelitian?
Sebenarnya terdapat dua syarat utama untuk menjadi peneliti pada
umumnya dan bidang akuntansi pada khususnya. Syarat pertama adalah
menguasai materi yang akan diteliti, dalam hal ini adalah bidang akuntansi, dan
syarat kedua adalah menguasai metodologi. Tanpa menguasai kedua hal tersebut,
maka penelitian atau penyusunan skripsi akan sulit dilakukan. Bagi peneliti
pemula syarat tersebut tidaklah bersifat mutlak, karena penelitian yang dilakukan,
masih dianggap sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, kekhawatiran
yang berlebihan karena belum menguasai bidang akuntansi dan metodologi, justru
akan menghambat peneliti sebagai peneliti pemula untuk berkarya. Oleh karena
itu, bagi peneliti pemula atau penyusun skripsi masih disediakan dosen
pembimbing.

Meskipun demikian, langkah awal yang disarankan bagi peneliti pemula


atau penyusun skripsi adalah menyadari akan kekurangan dua syarat tersebut.
Kesadaran ini penting, karena akan memicu semangat untuk berusaha mencari
dan mengatasi kekurangan tersebut. Salah satunya dengan mengikuti lokakarya
penelitian dan penyusunan skripsi, atau secara mandiri mencari dari berbagai
literatur baik berupa buku-buku teks maupun hasil-hasil penelitian terdahulu
(jurnal, artikel majalah, skripsi dll).

Pada dasarnya, ide penelitian dapat diperoleh dari manapun. Ide penelitian
juga bisa saja muncul begitu saja dalam situasi apapun. Namun secara umum, ide
penelitian setidaknya bisa diperoleh dari salah satu sumber berikut:

1. Dari pengalaman empirik

Ide penelitian bisa muncul dari pengalaman empirik peneliti. Sumber ini lebih
cocok untuk para praktisi karena pengalaman sehari-hari. Untuk kepentingan
skripsi yang disusun oleh mahasiswa S1, mungkin agak langka pengalaman
empirik menjadi sumber munculnya ide penelitian. Namun bisa juga hal ini
diperoleh melalui aktivitas magang yang dilakukan oleh mahasiswa.

2. Dari bahan bacaan

57
Sumber ide penelitian yang paling populer adalah dari bahan bacaan, bisa
arikel jurnal, simpsium, thesis, majalah, koran, buku, dan sebagainya.
Membacalah, maka kau akan kaya akan ide. Dengan membaca bahan bacaan,
mahasiswa dapat menemukan ide penelitian yang pas untuk kapasitas dan
ketertarikan bidangnya.

3. Dari diskusi dan konsultasi

Sumber lainnya adalah berupa saran dari senior atau dosen. Semakin sering
Anda berdiskusi dengan teman, kakak tingkat, atau dengan dosen, akan
semakin memperkaya ide-ide penelitian Anda. Itulah fungsinya punya teman,
dan itulah fungsinya ada dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi. Dosen
pembimbing – sebagaimana namanya – bertugas untuk membimbing,
membantu, dan mengarahkan penelitian mahasiswa. Dosen pembimbing
menjadi tempat pertama bagi mahasiswa untuk bertanya tentang sesuatu yang
ia tidak pahami terkait dengan skripsinya. Maka menjadi aneh jika ada
mahasiswa takut menghadap/bertemu dengan dosen pembimbingnya.
Kesalahan bisa saja bersumber dari mahasiswa, atau bisa juga karena faktor
sang dosen pembimbing.

Kenyamanan mahasiswa dalam melakukan aktivitas konsultasi/diskusi dengan


pembimbing menjadi mutlak diperlukan. Karena jika salah satu (baik
mahasiswa maupun dari sisi dosen pembimbing) ada yang merasa tidak
nyaman, maka pasti tidak akan terjadi diskusi hangat yang bisa melahirkan ide
penelitian.

4. Dari hasil renungan

Poin terakhir ini mungkin tidak populer dalam ranah akademik. Namun harus
diakui bahwa ide bisa juga lahir melalui sebuah perenungan untuk memeroleh
inspirasi. Perenungan dalam konteks ini jelas berbeda dengan semedi atau
bertapa.

Proses perenungan akan dapat melahirkan inspirasi ide penelitian jika


sebelumnya mahasiswa telah memiliki khasanah pengetahuan yang cukup

58
tentang bidang ilmu yang akan diteliti. Misalnya, setelah membaca beberapa
bahan bacaan, mahasiswa bisa melakukan kontemplasi dan perenungan untuk
menghadirkan intisari menarik dari bahan bacaan yang telah dia selesaikan.
Perenungan yang didahului dengan pengayaan diri atas bidang ilmu yang dikaji
tentu berpeluang untuk melahirkan sebuah inspirasi tentang ide penelitian.

~~ooOoo~~

Sumber yang dapat digunakan untuk mencari ide bisa diperoleh dari
berbagai jenis. Antara lain dari pengalaman secara empirik dan dari sumber
bacaan. Pengalaman empirik adalah pengalaman yang diperoleh oleh peneliti
karena terlibat dalam praktik akuntansi atau telah melakukan penelitian
sebelumnya. Bagi peneliti pemula, cara ini sulit dilakukan karena peneliti pemula
masih kurang dalam hal pengalaman empirik tersebut. Namun, pengalaman
empirik tersebut bisa digunakan ketika peneliti pemula melakukan konsultasi
kepada pihak yang dianggap mempunyai pengalaman. Dengan konsultasi dan
komunikasi tersebut, maka bukan tidak mungkin akan diperoleh ide yang menarik
untuk diteliti.
Cara yang lebih sering digunakan adalah memperkaya bahan bacaan
terutama bahan bacaan ilimiah hasil penelitian (jurnal, thesis, dan skripsi). Ide
penelitian akan diperoleh dari sumber tersebut, terutama ketika membaca
kesimpulan dan saran untuk peneliti selanjutnya. Mencari ide melalui cara seperti
ini akan memperoleh hasil yang lebih banyak. Diataranya adalah kekayaan
literatur dan bahan-bahan secara teoritis. Disamping itu kekayaan tentang
penerapan metode peneltian. Ide yang diperoleh bisa berupa replikasi atau
ekstensi.
Pengembangan ide yang bersifat replikasi merupakan ide untuk
melanjutkan peneltian sebelumnya dengan menggunakan teori dan metode yang
sama, namun menggunakan waktu dan tempat yang berbeda. Pengembangan de
seperti ini sah-sah saja dalam penelitian, karena ada kemungkinan teori yang sama
akan diterapkan dengan cara yang berbeda pada waktu sdan tempat yang berbeda.
Sedangkan pengembangan ide yang bersifat ekstensif, merupakan pengembangan

59
ide yang berdasarkan pada penelitian sebelumnya, tapi berusaha mengembangkan
atau memperbaiki apa yang sudah ada. Misalnya mengembangkan variabel,
memodifikasi motode penelitian, memperbanyak data, atau bahkan memodifikasi
landasan teorinya.

Identifikasi problem penelitian


Penetapan problem riset adalah langkah yang paling krusial, karena
merupakan langkah awal yang menetukan langkah berikutnya. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan problem riset adalah, bagaimana seseorang
merumuskan dan mendefinisikan problem riset; bagaimana seseorang menentukan
level problem; signifikansi apa yang seharusnya diberikan pada level
permasalahan penelitian tersebut; apakah problem riset yang menarik tersebut
telah didefinisikan dan diteliti oleh peneliti sebelumnya ?
Langka awal yang penting adalah menentukan level problem. Problem dalam
penelitian bisa berbentuk problem diskriptif, problem comparatif dan problem
asosiatti. Problem diskriptif, adalah problem yang berusah mengangkat masalah
intensitas dan eksistensi suatu hal. Problem comparatif, berusaha membandingkan
antara satu hal dengan hal lainya, yang menghasilkan pola perbandingan lebih
baik atau lebih jelek antara satu dengan lainnya. Sementara problem asosiatif
berusaha menghubungkan antara fenomana satu dengan lainnya.

D. Pertimbangan dalam memilih topik penelitian?


Jika misalnya mahasiswa mempunyai beberapa ide penelitian dari
beberapa topik yang berbeda, maka pertimbangan untuk menentukan salah satu
topik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Personal/subyektif/selera

Pertimbangan paling mendasar dalam memilih topik penelitian adalah


berdasarkan selera, subjektivitas peneliti, dan bisa sangat personal. Dalam hal
ini, jangan ikut-ikutan orang lain. Jika Anda merasa paling cocok dengan
bidang akuntansi manajemen misalnya, jangan ikut pacar Anda untuk memilih

60
topik auditing. Tentukan topik penelitian Anda berdasarkan selera Anda
sendiri!

2. Up to date

Sebaiknya, pilihlah topik yang masih anget. Di beberapa perguruan tinggi,


pengelolanya telah memberikan ketentuan tentang topik-topik jadul yang tidak
boleh lagi diteliti. Lazimnya, dosen pembimbing dan juga dosen penguji akan
memberikan apresiasi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru dalam penelitian.
Topik-topik yang sudah jenuh untuk diteliti tentu tidak membuat pembimbing
dan penguji menjadi respek.

Namun, kadang masalah yang muncul justru dari dosen pembimbing. Di


beberapa kasus, ketika mahasiswa membawa topik yang up-to-date dan dosen
pembimbing tidak mengenal (apalagi memahami) topik tersebut, sang dosen
bukannya berusaha meng-up-grade pengetahuannya malah meminta
mahasiswa untuk ganti topik seperti yang dipahami oleh dosennya.

Sungguh menyedihkan, ketika ada dosen pembimbing yang memberikan


catatan “revisi” di lembar kendali bimbingan, namun tidak memberikan coretan
(apalagi catatan) untuk direvisi di naskah skripsi mahasiswa. Dosen semata-
mata ingin bilang “revisi” tanpa tahu apa yang harus direvisi. Ujung-ujungnya,
dosen yang seperti itu akan meminta mahasiswa untuk ganti topik.

3. Masih kontroversi – unsolvable

Kalaupun tidak sama sekali baru dan hangat, topik penelitian bisa juga dicari
yang masih kontroversi dan belum ada solusinya. Jika penelitian Anda tentang
topik yang masih kontroversi, maka hasil penelitian Anda bisa menjadi
monumental. Apalagi jika hasil penelitian Anda benar-benar dapat menjawab
kontroversi topik tersebut.

Tentu tidak mudah untuk menemukan topik yang seperti ini. Akses dan
pengetahuan mahasiswa harus benar-benar luas. Penelitian dengan pendekatan
studi kasus nampaknya akan sulit untuk memeroleh topik penelitian yang
berdasarkan kriteria ini, karena penelitian studi kasus biasanya digerakkan oleh

61
masalah dari objek penelitian (pembahasan tentang penelitian studi kasus
disajikan pada bab 9 dan 10).

4. Belum pernah diteliti – minimal obyeknya

Jika mungkin, cari topik yang belum pernah diteliti oleh penelitian lain, atau
minimal objeknya. Misalnya Anda mereplikasi hasil penelitian di Australia,
maka upayakan topik yang akan Anda replikasi itu adalah merupakan
penelitian pertama di Indonesia. Dalam hal ini, maka penelitian Anda adalah
sesuatu yang baru untuk konteks Indonesia.

5. Ketersediaan bahan (pustaka, data)

Persoalan ketersediaan bahan, baik bahan pustaka maupun potensi perolehan


data), pun menjadi pertimbangan penting dalam memilih topik penelitian.
Percuma topik Anda bagus, isunya baru, masih kontroversial, namun Anda
tidak mampu untuk memeroleh data pendukung dan juga terbatasnya bahan
pustaka yang akan dikaji.

Namun perlu dicatat, bahwa pustaka yang dimaksud dalam konteks ini tidak
terbatas pada buku-buku atau artikel berbahasa Indonesia. Seringkali
mahasiswa ‘menyerah’ dalam mencari pustaka setelah tidak menemukan
referensi berbahasa Indonesia.

E. Isu-Isu Terkini dalam Penelitian Akuntansi


Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai proses penyajian dan
penggunaan informasi keuangan organisasi dengan menggunakan prinsip, metode,
teknik dan prosedur tertentu. Dari pengertian tersebut dapat dijadikan titik awal
untuk menentukan ruang lingkup penelitian akuntansi. Paling tidak ada tiga level
ruang lingkup, yakni: (1) penelitian tentang proses penyajian informasi; (2)
penelitian tentang pemilihan kebijakan akuntansi (prinsip, metode, teknik dan
prosedur akuntansi); (3) penelitian tentang pemanfaatan informasi akuntansi.
Ketiga penggolongan ruang lingkup ini sudah dapat merepresentasikan bidang
kajian akuntansi yang sudah kita kenal, yakni meliputi akuntansi keuangan,

62
akuntansi manajemen, sistem informasi akuntansi, auditing dan akuntansi sektor
publik.

Penelitian tentang proses penyajian informasi akuntansi

Penelitian ini berkaitan dengan proses penyusunan informasi akuntansi yag


meliputi informasi laporan keuangan maupun informasi lainnya, misalnya
anggaran, laporan perkembangan usaha (progress report), laporan perhitungan
biaya, harga, pendapatan. Proses penyajian informasi akuntansi meliputi proses
identifikasi, measurement, recognation dan valuation.

Proses identifikasi adalah proses memberi nama atau ciri-ciri transaksi yang
terjadi dalam organisasi. Bentuk nyata dari proses tersebut adala nama-nama
rekening. Proses memberi nama rekening beserta atribut kredit dan debit bukanlah
proses yang mudah, karena anyak transaksi-transaksi yang samar dan sulit
diidentifkasikan. Sementara itu, proses measurement adalah proses melekatkan
ukuran rupiah pada saat transaksi terjadi. Seanjutnya proses recognation berkaitan
dengan proses pengakuan kapan seharusnya transaksi tersebut dicatat. Dan
terakhir adalah proses valuasi yang berkaitan dengan pemberian nilai ketika
transaksi dilaporkan.

Ruang lingkup penelitian pada jenis ini lebih menekankan pada proses
akuntansi secara komprehensif dengan menggunakan siklus akuntansi mulai dari
pencatatan dokumen sampai dengan penyajian laporan. Penelitian jenis ini
biasanya digunakan untuk menentukan proses penyusunan laporan pada
organisasi tertentu. Variasi organisasi di dunia nyata sangat beragam atas dasar
jenis usaha maupun jenis badan hukumnya. Variasi tersebut menuntut adanya
proses penyusunan informasi akuntansi yang bervariasi. Misalnya pelaporan
keuangan pada perusahaan kecil, perbankan, rumah sakit, perhotelan,
pemerintahan, perseroan, dagang, jasa dan lain-lain. Dengan demikian, ruang
lingkup penelitian ini lebih menekankan pada spesifikasi organisasi dimana
akuntansi digunakan.

63
Penelitian pada ruang lingkup ini agak sulit dilakukan oleh peeliti pemula,
karena memerlukan waktu lama dan menggunakan pendekatan yang
komprehensif. Disamping itu dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada
metode action reseach (penelitian tindakan). Beberapa penelitian yang termasuk
dalam ruang lingkup ini misalnya, desain sistem informasi, rancangan pelaporan
keuangan manual/komputer dsb.

Penelitian tentang kebijakan akuntansi

Penelitian pada ruang lingkup ini merupakan ruang lingkup yang paling
sering dan paling banyak diteliti. Penekanannya pada pemilihan dan penentuan
prinsip, metode, teknik dan prosedur akuntansi untuk peristiwa atau traksaksi
tertentu. Dalam akuntansi kita mengenal berbagai metode dan tehnik yang dapat
digunakan untuk mencatat dan menyajikan peristiwa yang sama. Ruang lingkup
penelitian ini dapat diterapkan pada seluruh bidang kajian akuntansi. Dengan kata
lain, perlakuan akuntansi (accounting treatment) dapat dikaji dari bidang
akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, sistem
informasi akuntnsi dan auditing.

Dalam akuntansi, perlakuan akutansi (accounting treatment) untuk suatu


transaksi atau peristiwa bisa menggunakan berbagai metode alternatif.
Pertimbangan untuk menentukan dan memilih metode dan teknik ini menjadi
menarik untuk diteliti. Berbagai kebijakan akuntansi yang tersedia mendorong
adanya penelitian yang bersifat diskriptif maupun prediktif. Penelitian yang
bersiifat diskriptif cenderung menggunakan jenis penelitian studi kasus.
Pertanyaan yang sering menucul adalah “bagaimana” penggunaan metode tertentu
untuk memperlakukan peristiwa tertentu. Misalnya, bagaimana penerapan metode
variabel costing” untuk menghitung biaya produksi; bagaimana perlakuan
akuntansi untuk pengeluaran biaya riset dan pengembangan; bagaimana metode
perhitungan harga yang lebih efisien dll. Penelitian yang bersifat prediktif
cenderung menggunakan pendekatan survey untuk mengatahui alasan-alasan “apa
dan mengapa” perusahaan memilih kebijakan tertentu.

64
Termasuk dalam ruang lingkup penelitian ini adalah evaluasi kebijakan
akuntansi yang diterpakan organisasi. Misalnya evaluasi sistem informasi,
evaluasi kebijakan penjualan kredit, evaluasi kebijakan penilaian kinerja berbasis
akuntansi, evaluasi kebijakan ssistem pengedalian dsb.

Penelitian Pemanfaatan Informasi Akuntansi

Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan kebermanfatan informasi


untuk pengambilan keputusan (decision usefulness). Pertanyaan secara umum
yang sering dikemukakan adalah apakah informasi akuntansi bermanfaat bagi
pengambilan keputusan dan bagaimana agar informasi akuntansi tersebut
mempunyai manfaat yang optimal dibanding dengan informasi lainnya. Sama
halnya dengan ruang lingkup penelitian lainnya, penelitian pada ruang lingkup ini
dapat dilakukan dengan menggunakan bidang kajian akuntansi keuangan,
akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, sistem inforamsi akuntansi dan
auditing.

Penelitian tentang pemanfaatan informasi akunatansi memerlukan identifaksi


tentang dua hal. Pertama, siapa pengguna (user) informasi akuntansi. Apakah
pihak eksternal atau internal. Pihak eksternal meliputi investor, analis keuangan,
kreditor, pesaing, pemerintah dan masyarakat. Sedangkan pihak eksternal meliputi
manajemen pada semua tingkat (puncak, lini dan operasional) dan karyawan.
Kedua, identifikasi tentang informasi apa yang relevan bagi user untuk dijadikan
dasar pengambilan keputusan.

Dari ruang lingkup penelitian yang dikemukakan di atas, diharapkan peneliti


akuntansi dapat mangambil manfaat. Paling tidak dapat dijadikan acuan untuk
mencari ide dan topik penelitian, yang pada akhirnya akan menghasilkan
permasalahan penelitian yang baik. Bidang apapun yang ada pada akuntansi
(keuangan, manajemen, sektor publik, SIA dan auditing) semua akan mengacu
pada ruang lingkup penelitian di atas.

~~ooOoo~~

65
Salah satu cara paling ampuh untuk mendeteksi topik-topik terbaru di bidang
ilmu tertentu adalah dengan menelusuri tulisan di jurnal-jurnal dan konferensi
bidang ilmu terkait pada 2-3 tahun terakhir. Di bidang ilmu Akuntansi misalnya,
penelusuran topik-topik hangat bisa dilakukan melalui jurnal-jurnal Akuntansi
nasional, maupun dari prosiding simposium nasional akuntansi (SNA) dan
sejenisnya.

Berikut ini adalah sumber-sumber referensi untuk menelusuri topik-topik


hangat yang berkembang di Indonesia di bidang ilmu Akuntansi:

a) Konferensi/Seminar Nasional, tidak terbatas pada:

1) SNA (Simposium Nasional Akuntansi) yang diselenggarakan oleh IAI


KAPd (Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik) Pusat.
Sampai tahun 2015, SNA telah dihelat secara rutin selama 18 tahun.
Tahun 2016, SNA dihelat untuk kali ke-19 dan diselenggarakan di
Universitas Lampung.

2) KRA (Konferensi Regional Akuntansi) IAI KAPd Jatim

3) KIA (Konferensi Ilmiah Akuntansi) IAI KAPd Jakarta-Banten

Referensi-referensi dari suatu konferensi sebaiknya hanya menjadi rujukan


untuk menelaah topik hangat, tidak untuk benar-benar dikutip. Mengapa?
Karena biasanya artikel yang dimuat di prosiding konferensi/seminar bukanlah
artikel yang sudah direviu dan direvisi setelah presentasi di konferensi
tersebut. Artikel yang sudah direvisi dari konferensi biasanya kemudian
dimuat di jurnal ilmiah.

b) Jurnal-jurnal nasional (terakreditasi), dapat dilihat dari beberapa– namun


tidak terbatas pada – jurnal berikut:

1) JAK (jurnal akuntansi dan keuangan) diterbitkan oleh universitas Petra


Surabaya, dapat diakses di: www.jurnalakuntansi.petra.ac.id

2) JAKI (jurnal akuntansi dan keuangan Indonesia) yang diterbitkan oleh


FEB UI (universitas Indonesia), dapat diakses di: www.jaki.ui.ac.id

66
3) Inferensi, diterbitkan oleh STAIN Salatiga yang memiliki kajian topik
ekonomi Islam dan agama setiap tahunnya, dapat diakses di:
http://inferensi.stainsalatiga.ac.id

4) JRAK (jurnal reviu akuntansi dan keuangan) diterbitkan oleh progra studi
akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah Malang, dapat diakses di:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jrak

5) JAMAL (jurnal akuntansiUB www.jamal.ub.ac.id

Beberapa topik yang berkembang dalam 2-3 tahun terakhir di sejumlah


konferensi dan jurnal akuntansi nasional diantaranya adalah:

1) IFRS adoptions
2) Earning Management – Earning Quality
3) Internal audit – SPI
4) Good (corporate/government) Governance
5) PP 71 (ASP Akrual)
6) Fraud dan Forensic Accounting
7) Akuntabilitas
8) Intellectual Capital (Performance/Disclosure)
9) KAP (independensi, fee audit, disfungsional audit, dll)
10) CSR (disclosure quality)
11) ICR (internet corporate reporting)
12) University (control, governance, performance, etc.)
13) Ethics
14) Tax avoidance

Selain dari sumber nasional, untuk menelusuri topik-topik hangat juga bisa
dilakukan melalui sumber internasional. Misalnya dari jurnal-jurnal dan
konferensi internasional. DOAJ (directory of open access journal) menyediakan
ratusan jurnal internasional yang free access. Namun hati-hati, karena banyak
jurnal yang terdapat di DOAJ masuk dalam kategori jurnal predator versi Jeffry
Beall (lihat daftar lampiran untuk mengetahui daftar lengkapnya).

67
SSRN (social science research network) juga dapat dimanfaatkan untuk
mengakses paper-paper terbaru. Biasanya, paper yang dimuat di SSRN
(www.ssrn.com) adalah paper yang telah dipresentasikan di suatu konferensi dan
atau paper yang sedang dalam proses akan terbit di sebuah jurnal. Gambar 3.1
merupakn tampilan home dari website SSRN.

Gambar 3.1. Tampilan home dari www.ssrn.com

Selain DOAJ dan SSRN, informasi tentang topik-topik hangat juga dapat
diperoleh dengan berlangganan TOC (table of content alert) dari jurnal-jurnal
yang diterbitkan di Emerald dan ScienceDirect misalnya. Dengan berlangganan
TOC, kita akan mendapatkan email secara otomatis setiap kali jurnal-jurnal
internasional yang kita pilih menerbitkan edisi terbarunya.

Untuk berlangganan TOC jurnal-jurnal di Emerald dapat dilakukan dengan


cara mendaftar di www.emeraldinsight.com dengan klik icon ‘Register’ di bagian
atas dari home-nya. Setelah itu tinggal memasukkan identitas diri dan kemudian
memilih jurnal-jurnal yang kita inginkan untuk berlangganan TOCnya.

68
Gambar 3.2. Tampilan home dari www.emeraldinsight.com

Cara yang sama dapat kita lakukan untuk berlangganan TOC dari jurnal-jurnal
yang terdapat di sciencedirect. Yaitu dengan masuk ke www.sciencedirect.com
kemudian pilih (klik) register untuk mendaftar, kemudian isikan identitas diri kita.
Berbeda dengan di emerald yang mengharuskan kita untuk memilih nama-nama
jurnal yang kita inginkan langganan TOCnya, di sciencedirect kita hanya diminta
untuk memilih topik-topik yang kita inginkan. Nantinya, sciencedirect akan
mengirim email kepada kita setiap kali ada jurnal yang memuat artikel tentang
topik yang kita pilih.

69
Gambar 3.3. Tampilan home dari www.sciencedirect.com

Berikut ini adalah topik-topik hangat yang muncul di emerald dan sciendirect
dalam 3-5 tahun terakhir:

1) Earning Management
2) Value relevant of intangible assets
3) Intellectual capital, knowledge management, knowledge sharing
4) Corporate disclosure (quantity and quality of disclosure)
5) Tax planning & CSR
6) R&D investment
7) Online reporting
8) Politically connected firms
9) IFRS across nation, standard setter
10) Audit: audit delay, industry specialization
11) Innovation
12) Risk management committees
13) Conservatism
14) Management control systems

70
BAB 4

MENYUSUN BAGIAN AWAL PROPOSAL

A. Menulis sub bab “Latar Belakang Penelitian”

Secara umum, proses penelitian survei dimulai dari pendefinisian dan


perumusan masalah, kemudian melakukan studi pendahuluan, dan perumusan
hipotesis (optional). Ketiga tahapan tersebut merupakan bagian awal dari sebuah
penelitian yang di dalam laporan penelitian biasanya dimuat di bab 1 dan 2.
Kemudian tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penelitian, mulai dari
penentuan objek penelitian, pembuatan instrumen penelitian, hingga perolehan
data. Aktivitas-aktivitas ini biasanya akan disajikan di dalam bab 3. Selanjutnya
adalah tahapan analisis dan interpretasi hasil analisis data sampai dengan
pembahasan dan penarikan simpulan.

Berikut adalah gambaran proses penelitian ilmiah (seperti halnya skripsi):

Populasi
dan sampel

Analisis Kesim-
Pendefinisi Perum Pengum Data pulan
an dan Studi -pulan
Perumu- Penda- usan Dan dan
Hipote- Data pemba Rekom
san huluan
Masalah sis hasan endasi

Instrumen
Penelitian

Penyusu
-nan
Laporan
Pengujian Hasil
Validitas dan
Reliabilitas
Penelitia
n
71
Gambar 5.1. Proses Penelitian Ilmiah

Langkah pertama setelah menemukan ide penelitian adalah mendefinisikan


dan merumuskannya. Dalam penelitian skripsi, pendefinisian dan perumusan
masalah disajikan di bab 1.

Bagian paling awal dari bab 1 berisi tentang Latar Belakang Masalah (LBM)
yang merupakan ‘pintu’ masuk dari seluruh rangkaian penelitian. Seringkali
dalam proses bimbingan skripsi, bagian LBM inilah yang membutuhkan waktu
paling lama. LBM berisi hal-hal sebagai berikut (secara berurutan dalam tiap
paragraf):

1. Fenomena/isu yang akan dikaji


Pada paragraf awal, peneliti harus menuliskan fenomena/isu dari topik yang
akan diteliti. To the point, langsung ke isu penelitian! Tidak perlu ngelantur
kemana-mana. Narasi untuk menjelaskan isu penelitian ini sebaiknya tidak
lebih dari 2 paragraf. Kesalahan yang sering terjadi, pada paragraf awal di
LBM ini mahasiswa sering menuliskan hal-hal yang sangat umum, yang
kesannya diambil dari artikel lepas. Misalnya, penelitiannya tentang balanced
scorecard sebagai alat ukur kinerja, di paragraf pertama ya tidak usah
menulis tentang globalisasi ekonomi dan persaingan perusahaan. Lha wong
ujung-ujungnya cuma penelitian di Malang Selatan, misalnya.
2. Pandangan teoritis atas fenomena tersebut
Peneliti perlu memberikan ilustrasi teoritis terkait dengan isu yang akan
diteliti. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa isu tersebut ada landasan
teoritisnya, bukan isu jalanan. Pada bagian ini peneliti hanya perlu untuk
mengutip beberapa pendapat ahli terkait dengan isu yang diteliti. Kutipan
tentang pandangan teoritis atas fenomena ini sebaiknya antara 2-3 paragraf.

3. Penelitian/kajian yang telah pernah dilakukan atas fenomena/tema


tersebut
Selanjutnya, sajikan hasil reviu terhadap penelitian/kajian yang terkait dengan
isu penelitian Anda. Dalam hal ini Anda bisa memilih penelitian-penelitian

72
yang sama isunya dengan objek yang berbeda, atau jika studi kasus Anda bisa
memilih penelitian yang objeknya sama meskipun isunya tidak sama persis.
Jumlah penelitian yang direviu pada bagian ini sebaiknya tidak kurang dari
dua judul.

4. Positioning
Pada bagian akhir LBM, uraian tentang apa yang akan dikaji dalam penelitian
Anda, termasuk kelebihan dan pentingnya penelitian ini dilakukan.
Tunjukkan dimana posisi penelitian Anda diantara penelitian-penelitian yang
sudah dilakukan tentang isu terkait. Yakinkan bahwa penelitian Anda
memang penting untuk dilakukan.

Berikut contoh penulisan LBM (tema riset: intellectual capital dan kinerja
keuangan) (Ulum 2015a)

paragraf 1 (fenomena):

Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak


berwujud (intangible assest) telah meningkat secara dramatis (Harrison dan
Sullivan, 2000). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan
pengukuran intangible assest tersebut adalah intellectual capital (IC) yang
telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen,
teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000;
Sullivan dan Sullivan, 2000).

Paragraf 2-3 (pandangan teoritis):

Selama ini, pembedaan antara intangible assets dan IC


telah disamarkan ke dalam pengertian intangible yang
keduanya dirujuk pada istilah goodwill (APB, 1970; Narasi
ASB, 1997; IASB, 2004). Hal ini dapat ditelusuri pada tentang isu
awal tahun 1980-an ketika catatan dan pemahaman utama
umum tentang nilai intangible, biasanya diberi nama
goodwill, mulai tampak dalam praktek bisnis dan
akuntansi (IFA, 1998).

73
Dalam penelusuran praktek pencatatan intangible
tersebut, Guthrie et al. (1999) dan IFA (1998)
menemukan bahwa akuntansi tradisional tidak dapat
menyajikan informasi tentang identifikasi dan
pengukuran intangibles dalam organisasi, khususnya
organisasi yang berbasis pengetahuan. Jenis intangible
baru seperti kompetensi karyawan, hubungan dengan Penjelasan
pelanggan, model-model simulasi, sistem administrasi lebih lanjut
dan komputer tidak diakui dalam model pelaporan tentang isu
manajemen dan keuangan tradisional. Bahkan dalam utama
prakteknya, beberapa intangible tradisional, seperti
pemilikan merek, paten dan goodwill, masih jarang
dilaporkan di dalam laporan keuangan (IFA, 1998;
IASB, 2004). Kenyataannya, IAS 38 tentang Intangibles
assets melarang pengakuan merk yang diciptakan
secara internal, logo (mastheads), judul publikasi, dan
daftar pelanggan (IASB, 2004).

paragraf 4-5 (riset terdahulu):

Hubungan antara VAIC™ dengan kinerja keuangan telah


dibuktikan secara empiris oleh Firer dan Williams (2003) di
Afrika Selatan. Hasilnya mengindikasikan bahwa hubungan
antara efisiensi dari value added IC (VAIC™) dan tiga dasar
Riset tentang ukuran kinerja perusahaan (yaitu profitabilitas ROA,
isu yang produktivitas ATO, dan MB – market to book value) secara
sama umum adalah terbatas dan tidak konsisten. Secara
keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
phisical capital merupakan faktor yang paling signifikan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika
Selatan.

Chen et al. (2005) menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk


menguji hubungan antara IC dengan nilai pasar dan kinerja
keuangan perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan
publik di Taiwan. Hasilnya menunjukkan bahwa IC (VAIC™)
berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan kinerja
Riset lain
keuangan perusahaan. Bahkan, Chen et al. (2005) juga
tentang isu
membuktikan bahwa IC (VAIC™) dapat menjadi salah satu
yang sama
indikator untuk memrediksi kinerja perusahaan di masa
mendatang. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa
investor mungkin memberikan penilaian yang berbeda terhadap
tiga komponen VAIC™ (yaitu physical capital, human capital, dan
structural capital).

74
Paragraf 6 (positioning):

Penelitian ini mengukur pengaruh intellectual capital


(dalam hal ini diproksikan dengan VAIC™) terhadap
kinerja keuangan perusahaan di sektor perbankan di
Indonesia. Pemilihan sektor perbankan sebagai sampel
mengacu pada penelitian Kamath (2006); Mavridis Positioning
(2005); dan Firer dan William (2003). Sektor perbankan terkait
dengan tujuan
dipilih karena menurut Firer dan William (2003)
& objek
industri perbankan adalah salah satu sektor yang
paling intensif IC-nya. Selain itu, dari aspek intelektual,
secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan
lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi
lainnya (Kubo dan Saka, 2002).

Contoh lain untuk positioning:

Model pengukuran kinerja IC untuk perbankan syariah


(iB-VAIC) ini menjadi penting untuk dihasilkan (oleh
karenanya penelitian ini menjadi penting untuk
dilakukan!) setidaknya karena dua alasan. Pertama,
industri perbankan merupakan salah satu dari 4
industri yang merupakan IC intencive industry sector
(Firer dan William, 2003). Selain itu, dari aspek
intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor
perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor
ekonomi lainnya (Kubo dan Saka, 2002). Positioning
terkait urgensi
Kedua,hasil penelitian di berbagai negara (termasuk di
penelitian
Indonesia) menunjukkan bahwa IC memiliki peran
dalam menggerakkan nilai perusahaan (firm’s value).
IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan – yang merupakan ukuran jangka pendek
dan yang paling mudah dilihat, baik pada masa kini
maupun di masa yang akan datang. Artinya, IC dapat
pulan digunakan dalam memrediksi kinerja keuangan
perusahaan (lihat misalnya:Chen et al., 2005; Tan et
al., 2007; dan Ulum, 2010).

Contoh positioning terkait dengan orisinalitas


penelitian (Ulum 2015b)

75
Paper ini menguji pengaruh langsung (direct effect)
kinerja IC (dengan ukuran yang berbeda dari
penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu menggunakan
MVAIC) terhadap kapitalisasi pasar dan pengaruh tidak
langsung (indirect effect) melalui ICD dan profitabilitas
sebagai variabel pemediasi dengan mengambil sampel
dari perusahaan publik sektor perbankan. Selain Positioning
menempatkan ICD dan profitabilitas sebagai variabel terkait
pemediasi dalam hubungan antara ICP dan nilai pasar orisinalitas
(yang dalam penelitian ini menggunakan proksi nilai penelitian
kapitalisasi pasar/MCAP), orisinalitas paper ini adalah
terkait dengan ukuran kinerja IC (ICP) yang digunakan.
Proksi ICP yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Modified VAIC (diberi label “MVAIC”) yang
menambahkan komponen relational capital (RC) dalam
model VAIC™-nya Pulic (2000a).
(2007).

B. Permasalahan yang baik

Permasalahan penelitian yang baik setidaknya memenuhi dua persyaratan


utama, yaitu: (1) bermanfaat, dan (2) dapat dilaksanakan. Kebermanfaatan suatu
penelitian dapat ditinjau dari berbagai perspektif, namun yang pasti hasil
penelitian tersebut harusnya memiliki implikasi positif buat pihak lain.

Kriteria ‘dapat dilaksanakan’ terkait dengan beberapa hal, antara lain:

1. Kemampuan teori dari peneliti


Dapat tidaknya suatu penelitian untuk dilaksanakan sangat tergantung pada
kapasitas/kemampuan teori yang dimiliki oleh peneliti. Jika tingkat
pemahaman peneliti tentang permasalahan yang akan diteliti pas-pasan, maka
potensi untuk penelitian tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik cukup
besar. Sebaliknya, untuk memastikan bahwa suatu penelitian akan dapat
dilaksanakan, maka peneliti harus memiliki kemampuan yang cukup atas
teori dari permasalahan yang akan diteliti.

2. Waktu yang tersedia

76
Ingat baik-baik bahwa skripsi ‘hanyalah’ salah satu dari sekian matakuliah
yang hasil akhirnya akan disajikan di transkrip nilai. Oleh karena itu, maka
waktu untuk menyusun skripsi juga tidak boleh lebih lama dari rata-rata
matakuliah yang lain. Jika matakuliah yang lain selesai dalam satu semester
(dengan asumsi lulus dan tidak mengulang), maka skripsi juga maksimal
harus sudah selesai dalam waktu satu semester (6 bulan), tidak boleh lebih!.
Ketika menentukan permasalahan penelitian, pastikan bahwa Anda memiliki
waktu yang cukup untuk menyelesaikannya. Pastikan bahwa penelitian
skripsi Anda akan selesai dalam kurun waktu maksimal 6 bulan itu. Rugi
besar jika hanya karena faktor skripsi, masa tinggal Anda di kampus menjadi
lebih panjang, karena hal itu bisa berimplikasi pada banyak hal.

3. Tenaga yang tersedia


Ingat, bahwa dalam menyusun skripsi Anda hanya sendirian. Anda tidak
dapat mengandalkan orang lain untuk mendukung penelitian Anda, selain
Anda dan dosen pembimbing tempat berkonsultasi. Tidak ada tenaga lain!
[dalam konteks ini termasuk jangan pernah berpikir untuk memanfaatkan
tenaga orang lain dalam menyusun skripsi – skripsi pesanan!].
Oleh karena itu, maka permasalahan penelitian yang baik dan berpotensi
untuk dapat dilaksanakan adalah penelitian yang relevan dengan kapasitas
dan kapabilitas tenaga yang tersedia.

4. Dana yang tersedia


Sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa skripsi ‘hanyalah’ salah satu dari
sekian matakuliah yang harus Anda selesaikan untuk jenjang S1. Jadi, kalau
satu matakuliah dengan bobot 3 SKS Anda harus ‘bayar’ Rp 400.000,00
misalnya, maka untuk skripsi yang bobotnya maksimal 6 SKS, Anda hanya
perlu mengalokasikan sekitar Rp 800.000,00.
Permasalah penelitian yang baik dan berpotensi untuk dapat dilaksanakan
adalah penelitian yang sesuai dengan plafon dana yang Anda alokasikan.
Sesuaikan permasalahan penelitian skripsi Anda dengan kewajaran

77
pendanaan untuk level skripsi. Jangan sampai gara-gara menyusun skripsi,
Anda harus ‘menyekolahkan’ surat-surat tanah dan rumah orang tua Anda!
Terkait dengan hal ini, kecerdasan dalam menentukan permasalahan
penelitian sangat dibutuhkan. Karena ada permasalahan-permasalahan yang
pada dasarnya memang membutuhkan pendanaan yang besar, namun juga ada
permasalahan penelitian yang hanya membutuhkan dana kecil. Tinggal
bagaimana kecerdasan Anda dalam memilih dan menentukan permasalahan
penelitian Anda untuk skripsi.

5. Tersedianya Data
Sia-sia suatu permasalahan penelitian yang bagus dari sisi kebaruan, masih
kontroversi, unsolvable, namun tidak ada data yang tersedia. Ketersediaan
data menjadi mutlak dibutuhkan untuk memastikan bahwa suatu
permasalahan penelitian dapat dilaksanakan. Karena ide yang baik tanpa ada
dukungan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan akan menjadi
tidak berguna, tidak dapat dilaksanakan.

6. Tersedianya ijin dari pihak yang berwenang


Banyak sekali mahasiswa yang penelitian skripsinya terhambat – bahkan
sampai kemudian gagal – karena tidak adanya ijin dari pihak yang
berwenang. Pihak berwenang dalam hal ini bisa siapa saja, tergantung topik
dan ruang lingkup penelitian Anda.
Masalah ini menjadi semakin penting jika penelitian Anda adalah sebuah
studi kasus. Misalnya Anda bermaksud meneliti efektivitas penggunaan
sistem presensi sidik jari pada sebuah perusahaan, maka Anda mutlak
membutuhkan ijin dari manajemen perusahaan untuk memeroleh data. Jika
ijin tidak diberikan, maka Anda tidak mungkin dapat melakukan penelitian.

C. Ketentuan dalam menulis sub bab “Perumusan Masalah”

Sub bab “Perumusan Masalah” biasanya dicantumkan persis setelah sub


bab ‘Latar Belakang Penelitian’ atau ‘Latar Belakang Masalah’. Berikut adalah

78
beberapa ketentuan yang menurut saya mendasar terkait dengan penulisan sub bab
‘Perumusan Masalah’:

1. Didahului dengan statement tentang pemicu penelitian, misalnya adanya


mixed result dari studi sebelumnya.
2. Tidak harus dalam kalimat pertanyaan, tetapi biasanya dirumuskan dalam
kalimat pertanyaan.
3. Jika dirumuskan dalam kalimat pertanyaan, gunakan kata tanya yang dapat
dijawab dengan jelas, misalnya: “apakah”, “bagaimana”, “mengapa”. Jangan
menggunakan kata-kata yang abstrak, misalnya: “sejauh mana”,
“mungkinkah”.

Contoh 1 (Ulum et al. 2008):

Beberapa riset di berbagai negara telah membuktikan


adanya praktik pelaporan IC dalam laporan keuangan
tahunan perusahaan dalam berbagai format
pengungkapan (lihat misalnya: Bontis et al., 2000; Guthrie
et al., 2006). Riset lainnya membuktikan adanya
hubungan positif antara IC dengan kinerja perusahaan,
baik masa kini maupun masa depan (lihat misalnya: Firer
dan Williams, 2003; dan Chen et al., 2005). Hasil pernyataan
awal pemicu
penelitian Chen et al. (2005) relatif tidak konsisten
penelitian
dengan penelitian Firer dan William (2003). Dalam
penelitian Firer dan William (2003), ditemukan bahwa
hubungan antara IC (VAIC™) dengan kinerja keuangan
perusahaan terbatas dan tidak konsisten. Sedangkan
penelitian Chen et al. (2005) memberikan bukti adanya
pengaruh positif dan signifikan. Penelitian Tan et al.
(2007) yang mengambil sample perusahaan publik di
Singapura mendukung penelitian Chen et al. (2005).
Adanya variasi hasil ini menarik untuk dilakukan
penelitian lanjutan dalam lingkungan industri yang
berbeda dengan menggunakan pendekatan yang sama.

79
- kalimat pertanyaannya:

1. Apakah Intellectual Capital (VAIC™) berpengaruh


Kalimat terhadap kinerja perusahaan?
pertanyaan 2. Apakah Intellectual Capital (VAIC™) berpengaruh
dalam
terhadap kinerja perusahaan masa depan?
perumusan
masalah 3. Apakah rata-rata pertumbuhan intellectual capital
(ROGIC) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa
depan?

Contoh 2 (Fitria dan Hartanti 2010):

Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai


pengungkapan tanggung jawab sosial di perbankan
syariah, saat ini, marak diperbincangkan mengenai Islamic
social reporting index selanjutnya disebut indeks ISR).
Indeks ISR berisi kompilasi item-item standar CSR yang
itetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial nstitutions) yang
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti
mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan pernyataan
oleh suatu entitas islam. Indeks ISR diyakini dapat pemicu
menjadi pijakan awal dalam hal standar pengungkapan penelitian
CSR yang sesuai dengan perspektif Islam.
Sayangnya penelitian mengenai pelaksanaan Indeks ISR
pada bank-bank syariah umumnya dilakukan di negara-
negara luar, dan belum ada penelitian sejenis di
Indonesia. Mengingat industri perbankan syariah di
Indonesia saat ini sedang tumbuh dengan cukup pesat,
ditambah dengan isu praktek dan pengungkapan CSR
yang makin marak, maka penelitian ini mencoba untuk
melihat bagaimana praktek pengungkapan CSR di bank
Kalimat
syariah ditinjau dari dua macam skoring indeks, yaitu perumusan
global reporting Inititive dan Islamic social reporting, masalah
mengingat masing-masing indeks tersebut berangkat dari
dua filosofi yang berbeda.

80
Contoh 3 (Ulum 2015b):

Belum konklusifnya hasil penelitian yang menguji


pengaruh langsung ICP terhadap nilai pasar tersebut
memberi ruang untuk dilakukan kajian lebih lanjut.
Perumusan
Penelitian ini menguji pengaruh langsung (direct effect)
masalah
kinerja IC (dengan ukuran yang berbeda dari penelitian- dalam bentuk
penelitian sebelumnya, yaitu menggunakan MVAIC) pernyataan
terhadap kapitalisasi pasar dan pengaruh tidak langsung
(indirect effect) melalui ICD dan profitabilitas sebagai
variabel pemediasi dengan mengambil sampel dari
perusahaan publik sektor perbankan.

Untuk contoh 3 di atas, sebelum kalimat tersebut tentu saja disajikan penelitian-
penelitian terdahulu yang hasilnya masih bervariasi dan cenderung saling
bertentangan. Baru kemudian kalimat perumusan masalah tersebut disajikan untuk
merespon hasil penelitian terdahulu.

Tipe pertanyaan yang baik

Penelitian itu sendiri, dalam bahasa yang sederhana, dapat diartikan


sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sendiri oleh si
peneliti. Dua aktivitas yang tidak bisa dipisahkan adalah bertanya, yang
diformulasikan dalam rumusan permasalahan dan menjawab, yang diwujudkan
dalam analisis, intepretasi maupun penyimpulan. Dalam bahasa yang lebih
komplek, aktivitas bertanya dan menjawab tersebut, harus dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis yang telah dikenal dengan pendekatan
ilmiah, yang menggabungkan logika berfikir deduktif maupun induktif.

Ada tiga tipe pertanyaan yang biasanya digunakan dalam merumuskan


masalah, yakni : apakah, mengapa dan bagaimana. Pertanyaan “apakah” berkaitan
dengan upaya untuk mencari penegasan (confirmatory) tentang suatu hal.
Sedangkan pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” berkaitan dengan upaya
untuk mencari jawaban tentang intensitas, eksistensi dan frekuensi suatu
fenomena.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan permasalahan


yang akan diangkat dalam penelitian adalah: seberapa besar manfaatnya bagi

81
pihak-pihak yang berkepentingan; apakah masalah tersebut dapat diteliti; kendala
waktu dan dana; serta kemampuan peneliti itu sendiri.

D. Menyusun sub bab “Tujuan Penelitian” dan “Manfaat


Penelitian”
Tujuan penelitian adalah rumusan tentang apa yang ingin dicapai dari
penelitian sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Jika rumusan
masalahnya ada tiga poin, maka tujuan penelitiannya juga ada tiga.

Penelitian dapat bertujuan untuk menjajagi, menguraikan, menerangkan,


membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, atau membuat
suatu prototipe. Hindari penggunaan kata untuk ‘mengetahui’ dalam menuliskan
tujuan penelitian.

Sementara manfaat penelitian dalah menguraikan tentang kontribusi atau


manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari penelitian tersebut, baik manfaat teoritis
maupun manfaat praktis. Biasanya (namun harus selalu), untuk level skripsi,
manfaat penelitian diarahkan kepada dua sisi, yaitu: (1) manfaat teoritis, dan (2)
manfaat praktis. Jangan pernah tulis ‘manfaat untuk penulis’!.

Contoh 1:

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam


kalimat berikut:
1. Bagaimana praktik pengungkapan IC di dalam laporan Perumusan
tahunan perusahaan? masalah
2. Apakah kinerja IC berpengaruh terhadap praktik
pengungkapan IC di dalam laporan tahunan?

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk:


penelitian
1. Mendeskripsikan praktik pengungkapan IC di dalam laporan
yang searah
dengan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
rumusan 2. Membuktikan secara empiris pengaruh kinerja IC terhadap
masalah praktik pengungkapan IC di dalam laporan tahunan.

82
Contoh 2:

Perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian adalah


sebagai berikut:
1. Apakah Intellectual Capital (VAIC™) berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan? Perumusan
2. Apakah Intellectual Capital (VAIC™) berpengaruh terhadap masalah
kinerja perusahaan masa depan?
3. Apakah rata-rata pertumbuhan intellectual capital (ROGIC)
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan?

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara


Tujuan empiris pengaruh:
penelitian
yang searah 1. Intellectual Capital (VAIC™) terhadap kinerja perusahaan.
dengan 2. Intellectual Capital (VAIC™) terhadap kinerja perusahaan
rumusan
masa depan.
masalah
3. Rata-rata pertumbuhan intellectual capital (ROGIC)
terhadap kinerja perusahaan masa depan.

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi banyak


pihak, baik pemegang saham, (calon) investor, regulator,
manajer, maupun akademisi.
1. Sebagai tambahan pengetahuan bagi literatur akuntansi mengenai
pengaruh IC terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Sebagai referensi untuk menilai kinerja IC perusahaan sektor
perbankan di Indonesia sehingga (calon) investor dapat Manfaat
menggunakannya sebagai indikasi perusahaan tersebut memiliki penelitian
competitive advantage yang lebih.
3. Sebagai petunjuk bagi kinerja manajer dalam mengelola IC yang
dimiliki sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan (firm’s
value creation).

Contoh 3: Manfaat Penelitian:


a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi literatur ilmu
Akuntansi, khususnya dalam kajian tentang intellectual
capital, intellectual capital performance, dan intellectual
capital disclosure.

83
Secara khusus, penelitian ini memperkenalkan dan
menawarkan formula baru untuk mengukur kinerja modal
intelektual yang merupakan perluasan dari model VAIC-nya
Pulic (1998). Model pengukuran kinerja IC yang ditawarkan
dalam penelitian ini diberi label MVAIC (Modified VAIC).
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bahwa IC
merupakan pemicu (driver) dan faktor tersembunyi (hidden
factor) yang menghasilkan nilai perusahaan. Oleh karena
itu maka manajemen harus (mulai) memperhatikan faktor
ini dalam mengelola organisasi, dan tidak hanya fokus pada
hasil akhir.
Terkait ICD, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
bukti empiris tentang praktik pengungkapan informasi IC
dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
penegasan kepada manajemen tentang urgensi
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), khususnya
ICD.

Contoh 4
Manfaat utama penelitian ini dapat dirumuskan dalam tiga
hal, yaitu:
Pertama, analisis dalam penelitian ini tidak hanya menguji
area penting dari pengungkapan akuntansi yang diminta oleh
para stakeholders, tetapi lebih jauh akan diinvestigasi hal-hal
substansial lainnya.
Kedua, hasil penelitian terdahulu telah menyajikan bukti
adanya hubungan antara kinerja perusahaan dalam tema
ekonomi, lingkungan, dan masalah sosial dengan tingkat Manfaat
pengungkapan tema yang sama di dalam laporan penelitian
keuangan/tahunan perusahaan. Temuan dari penelitian ini
akan menunjukkan apakah terdapat hubungan antara tingkat
pengungkapan informasi tentang IC (ICD) dengan kinerja
aktual IC suatu perusahaan.
Terakhir, beberapa model pengukuran IC yang diajukan hanya
aplikatif dalam basis yang terbatas. Hasil penelitian ini akan
bermanfaat dalam mendefinisikan akurasi penggunaan Value

84
Added Intellectual Capital (VAIC™) dalam spektrum
perusahaan yang lebih luas dan dari berbagai jenis industri.

~~oo~~

85
BAB 5
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Menyusun sub bab “Landasan Teori”

Pertanyaan yang dinyatakan sebagai sebuah rumusan masalah sangat


tergantung dari ketajaman seorang peneliti dalam mengamati fenomena terhadap
praktek-praktek akuntansi yang terjadi dalam dunia nyata dan penguasaan teori
yang mendasarinya. Rumusan permasalahan yang mendasarkan pada teori akan
mengandung unsur-unsur antara lain konsep, konstruk, dan variabel. Dengan
pemahaman teori yang memadai, peneliti akan lebih mudah menguraikan unsur-
unsur tersebut, sehingga akan diperoleh indikator-indikator pengukuran yang tepat
untuk mengamati fenomena. Demikian juga, ketika peneliti akan menganalisis dan
menyimpulkan hasil pengamatan, yang merupakan jawaban dari peneltian, maka
teori yang telah ada dapat dijadikan sebagai benchmark (tolok ukur) berkaitan
dengan apakah fenomena yang diamati konsisten dengan teori atau tidak.

Atas dasar penjelasan di atas, ada tiga peran yang dimiliki oleh tinjauan
teori dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian: (1) tinjuan teori dapat
membantu untuk mempetajam peneliti dalam merumuskan permasalahan dan
hipotesis penelitian; (2) tinjauan teori dapat membantu untuk memperjelas
pemahaman terhadap variabel-variabel yang diteliti, definisi operasional dan
variabel pengukurannya; (3) tinjauan teori dapat digunakan untuk menjelaskan
dan meramalkan praktek-praktek akuntansi secara spesifik maupun secara umum
jika kondisi yang sama ditemukan di tempat dan waktu yang berbeda.

Berkaitan dengan perannya sebagaimana dijelaskan di atas, peneliti


seharusnya dapat menyusun kerangka teoritis (theoritical framework) yang
mendasari penelitiannya. Kerangka teoritis tersebut dikembangkan dan dijelaskan
berdasarkan variabel-variabel yang dikemukakan peneliti ketika merumuskan
permasalahan. Penyusunan kerangka acuan teoritis dalam penelitian akuntansi

86
yang didasarkan pada rumusan permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui
kajian teori dan kajian beberapa penelitian terdahulu, publikasi jurnal, atau karya
ilmiah yang tidak dipublikasikan (skripsi, thesis, dan disertasi).

Kerangka teoritis yang baik mampu mengidentifikasi variabel-variabel


penting yang telah dikemukakan dalam permasalahan penelitian. Kerangka
tersebut selain mengemukakan dan menggambarkan definisi masing-masing
variabel, juga dapat menunjukkan pola hubungan antara variabel yang diteliti,
sehingga dapat diketahui variabel manakah yang menjadi variabel dependen,
independen, bahkan bila perlu variabel moderating dan variabel intervening.
Dengan kerangka teoritis yang kuat, maka permasalahan dan hipotesis yang
dikemukakan mempunyai landasan teori yang logis.

Teori sebagai landasan penelitian sangat erat hubungannya dengan


perumusan hipotesis. Meskipun tidak semua penelitian harus merumuskan
hipotesis secara eksplisit, cukup hanya dengan perumusan masalah saja. Misalnya,
penelitian yang bersifat exploratory dan deskriptif. Namun demikian, keterkaitan
antara teori dan hipotesis ini akan lebih memperjelas pentingnya teori dalam
penelitian. Derajat keilmiahan dari suatu penelitian adalah ditentukan oleh
konsistensi antara rumusan masalah, teori, hipotesis dan kesimpulannya.

Dengan menggunakan logika deduktif, semua teori yang telah ada harus
mampu diuji secara empiris. Kemungkinan yang terjadi adalah teori yang sedang
berkembang akan diganti oleh teori yang lebih baru karena masalah
kemampuannya dalam menjelaskan dan meramalkan fenomena lebih baik
dibandingkan dengan yang lama. Konsep yang baru tersebut tidak harus
menghilangkan sama sekali teori yang lama, karena mungkin hanya sekedar
menyesuaikan atau memodifikasi teori yang lama. Dengan demikian, setiap saat
teori itu, termasuk teori akuntansi, harus diuji secara empiris, apakah teori-teori
tersebut masih dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena
yang ada dalam dunia nyata.

Riset untuk keperluan skripsi pada dasarnya adalah latihan meneliti


dengan jujur: latihan jujur!. Penelitian pada level ini dimaksudkan untuk menguji

87
sebuah teori yang telah mapan. Dengan demikian, maka pada salah satu bagian di
dalam skripsi (biasanya pada Bab II) mestinya ada sub bagian yang menyatakan
secara eksplisit teori yang akan diuji dalam penelitian tersebut. Hubungan antara
teori dan riset dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Pendapat Pendapat Pendapat Pendapat Pendapat

Diuji Diuji Diuji Diuji Diuji

Benar

Teori

Sebuah teori pada awalnya berasal dari pendapat-pendapat yang setelah


diuji ternyata benar. Pengujian pendapat tersebut salah satunya melalui sebuah
penelitian.

Penyajian teori dalam hal ini adalah sebuah short overview, yang cukup
untuk menjelaskan kepada pembaca tentang teori yang akan dijadikan dasar dalam
melakukan penelitian. Dalam konteks ini, tentu saja peneliti perlu mengkaitkan
teori tersebut dengan topik penelitian yang akan dilakukan.

Contoh penyajian teori dalam penelitian (Ulum et al. 2008)

Stakeholder Theory
Istilah stakeholder dalam definisi klasik (yang paling
sering dikutip) adalah definisi Freeman dan Reed (1983, h.91)
yang menyatakan bahwa stakeholder adalah:
“any identifiable group or individual who can affect the
achievement of an organisation’s objectives, or is affected
by the achievement of an organisation’s objectives”.

88
Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi
diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting
oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas-
aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa Penjelasan
seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang teori
tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka
(sebagai contoh, melalui polusi, sponsorship, inisiatif
pengamanan, dll), bahkan ketika mereka memilih untuk tidak
menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka
tidak dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif
dalam kelangsungan hidup organisasi (Deegan, 2004).
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk
membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder
mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di
antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan
perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih luas
dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer korporasi
dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas mereka,
dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada
kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada
apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder
menjalankan hubungan mereka.
Teori ini dapat diuji dengan berbagai cara dengan
menggunakan content analysis atas laporan keuangan
perusahaan (Guthrie et al., 2006). Menurut Guthrie et al. (2006),
laporan keuangan merupakan cara yang paling efisien bagi
organisasi untuk berkomunikasi dengan kelompok stakeholder
yang dianggap memiliki ketertarikan dalam pengendalian aspek-
aspek strategis tertentu dari organisasi. Content analysis atas
pengungkapan IC dapat digunakan untuk menentukan apakah
benar-benar terjadi komunikasi tersebut. Apakah perusahaan
merespon ekspektasi stakeholder, baik ekspektasi yang
sesungguhnya maupun yang diakui oleh stakeholder, dengan
menawarkan akun IC yang tidak wajib diungkapkan? Pertanyaan
ini telah memperoleh perhatian, namun kajian lebih dalam
diperlukan untuk menghasilkan opini yang konklusif (Guthrie et
al., 2006).

89
Dalam konteks untuk menjelaskan hubungan VAIC™ dengan
kinerja keuangan perusahaan, teori stakeholder harus dipandang
dari kedua bidangnya, baik bidang etika (moral) maupun bidang
manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder
memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan
manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh
stakeholder (Deegan, 2004). Ketika manajer mampu mengelola
Kaitan teori organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan
dengan topik nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi
penelitian aspek etika dari teori ini. Penciptaan nilai (value cretion) dalam
konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang
dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik
(physical capital), maupun structural capital. Pengelolaan yang
baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi
perusahaan (dalam hal ini disebut dengan VAIC™) yang kemudian
dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk
kepentingan stakeholder.

B. Penyajian hasil “Reviu Penelitian Terdahulu”

Reviu atas hasil penelitian terdahulu sangat penting dilakukan oleh


peneliti. Manfaat reviu penelitian terdahulu setidaknya adalah untuk: (a)
mengetahui kekurangan-kekurangan penelitian sebelumnya, (b) mengetahui apa
yang telah dihasilkan dari penelitian sebelumnya, (c) mengetahui perbedaan
dengan penelitian sebelumnya.

Dalam melakukan reviu atas penelitian terdahulu untuk kepentingan


sebuah penelitian, ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan, antara lain:

1) Jumlah penelitian yang direviu minimal 3 judul, bisa untuk topik yang sama
dengan objek yang berbeda, atau objek yang sama dengan topik yang
berdekatan.

2) Tiap satu penelitian dirangkum dalam 1-2 paragraph. Peneliti harus mampu
merangkum sebuah penelitian dan menyajikannya hanya dalam 1-2 paragraph.

3) Hal-hal yang perlu dirangkum dalam reviu sebaiknya memuat antara lain:

a. Nama peneliti;

90
b. Judul (optional – boleh tidak dicantumkan);
c. Tahun dan tempat penelitian;
d. Objek atau sampel penelitian;
e. Teknik analisis data yang digunakan, dan
f. Hasil penelitian.

Penyajian hasil reviu atas penelitian terdahulu bisa dalam bentuk narasi
(paragraph) atau tabel. Contoh penyajian dalam bentuk paragraph adalah sebagai
berikut (Ulum et al. 2008):

Hubungan antara VAIC™ dengan kinerja keuangan telah dibuktikan secara


empiris oleh Firer dan Williams (2003) di Afrika Selatan. Hasilnya
mengindikasikan bahwa hubungan antara efisiensi dari value added IC (VAIC™)
dan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan (yaitu profitabilitas ROA, produktivitas
ATO, dan MB - market to book value) secara umum adalah terbatas dan tidak
konsisten. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa phisical
capital merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan di Afrika Selatan.
Chen et al. (2005) menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk menguji
hubungan antara IC dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Hasilnya menunjukkan
bahwa IC (VAIC™) berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan kinerja
keuangan perusahaan. Bahkan, Chen et al. (2005) juga membuktikan bahwa IC
(VAIC™) dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja
perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan
bahwa investor mungkin memberikan penilaian yang berbeda terhadap tiga
komponen VAIC™ (yaitu physical capital, human capital, dan structural capital).
Mavridis (2004) dan Kamath (2007) memilih khusus sektor
perbankan sebagai sampel penelitian. Hasil kedua penelitian ini
menunjukkan bahwa VAIC™ dapat dijadikan sebagai instrument
2 riset disajikan untuk melakukan pemeringkatan terhadap sektor perbankan di
dalam 1 Jepang dan India berdasarkan kinerja IC-nya. Mavridis (2004)
paragraph dan Kamath (2007) mengelompokkan bank (berdasarkan
kinerja IC) dalam empat kategori, yaitu (1) top performers, (2)
good performers, (3) common performers, dan (4) bad
performers.
Selanjutnya, Tan et al. (2007) menggunakan 150 perusahaan yang terdaftar
di bursa efek Singapore sebagai sampel penelitian. Hasilnya konsisten dengan
penelitian Chen et al. (2005) bahwa IC (VAIC™) berhubungan secara positif
dengan kinerja perusahaan; IC (VAIC™) juga berhubungan positif dengan kinerja

91
perusahaan di masa mendatang. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rata-
rata pertumbuhan IC (VAIC™) suatu perusahaan berhubungan positif dengan
kinerja perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini mengindikasikan
bahwa kontribusi IC (VAIC™) terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan
jenis industrinya.
Hampir seluruh penelitian tersebut menguji
hubungan VAIC™ dengan kinerja keuangan perusahaan.
Hanya Chen et al. (2005) yang menambahkan variabel
R&D (research and development) dan advertising
expenditure dalam penelitiannya. Penelitian-penelitian
tersebut telah membuktikan adanya pengaruh IC
Rangkuman
terhadap kinerja keuangan, baik kinerja saat ini maupun
dari penelitian
kinerja masa depan. Artinya, IC (VAIC™) dapat digunakan
yang direviu
sebagai alat untuk memprediksi kinerja keuangan
perusahaan pada periode ke depan. Selain itu, Tan et al.
(2007) juga telah membuktikan bahwa ketika IC (VAIC™)
dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan, maka secara logika rata-rata pertumbuhan IC
(rate of growth of IC – ROGIC) juga dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja keuangan masa depan.
Sedangkan contoh hasil reviu penelitian terdahulu dalam bentuk tabel
adalah sebagai berikut (Ulum 2015):

Tabel 5.1: Contoh Ringkasan Penelitian: Faktor Pemicu (Driver) ICD


No. Nama Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil
(Tahun)

1 Williams Is a company’s Objek: 75 perusahaan Leverage, listing status, jenis


(2001) intellectual capital publik di Afrika Selatan industri berhubungan positif
performance and tahun 2001 dengan ICD
intellectual capital Variabel: IV = Leverage,
disclosure practices listing status, jenis industri
related?: Evidence from
DV= ICD
publicly listed
companies from the Teknik Analisis: Regresi
FTSE 100. Journal of
Intellectual Capital 2
(3):192-203.

92
2 White et al. Drivers of voluntary Objek: Perusahaan publik Umur perusahaan,
(2007) intellectual capital sektor bioteknologi di leverage, ukuran
disclosure in listed Australia perusahaan, dan
biotechnology Variabel: DV = ICD. IV = keberadaan komisaris
companies". Journal umur perusahaan, independen
of Intellectual Capital. leverage, ukuran berpengaruh terhadap
Vol. 8 (3) pp. 517-537 perusahaan, dan luas pengungkapan IC.
keberadaan komisaris
independen.
Metode: IC disclosure
index, correlation,
multiple-regression

C. Tinjauan Pustaka

Salah kaprah! Sub bab “Tinjauan Pustaka” biasanya menjadi ‘senjata’ bagi
mahasiswa untuk mempertebal jumlah halaman skripsinya. Skripsi yang total
halamannya 60 lembar, 40 halamannya adalah sub bab ‘Tinjauan Pustaka’. Satu
buku penuh dipindah di bagian ini untuk mengesankan ketebalannya….atau ada
juga yang sedikit lebih rapi dengan memindahkan sangat banyak buku di bagian
ini.

Bagian ini sebenarnya adalah ruang untuk menyajikan kajian pustaka


untuk mendukung teori utama. Kajian pustaka biasanya diambil dari buku, jurnal,
peraturan, dan sebagainya yang relevan. Buku yang dirujuk sebaiknya terbit tidak
lebih dari lima tahun…jangan mengutip dari buku-buku yang terlalu tua!

Penyajian kajian pustaka hanya untuk topik-topik yang terkait langsung


dengan isu penelitian dan akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan
pembahasan hasil penelitian. Hal-hal yang tidak terkait dengan topik penelitian
sebaiknya tidak dicantumkan pada bagian ini. Penyajiannya dalam konstruksi
seperti piramida terbalik.

93
Disclosure

Mandatory Disclosure

Voluntary Disclosure

ICD

Misalnya untuk riset tentang intellectual capital disclosure (ICD), maka


pada bagian “Tinjauan Pustaka” yang disajikan adalah kajian-kajian tentang
(secara berurutan):

a. Disclosure (pengungkapan)
b. Mandatory Disclosure (pengungkapan wajib)
c. Voluntary Disclosure (pengungkapan sukarela)
d. intellectual capital disclosure (ICD)

Jika Anda melakukan penelitian tentang kinerja keuangan terhadap harga


saham misalnya, maka di bab ini Anda tidak perlu menjelaskan tentang definisi
laporan keuangan, jenis laporan keuangan, pemakai laporan keuangan, dan
seterusnya. Cukup Anda uraikan kajian yang terkait langsung dengan tema
penelitian tersebut. Misalnya tentang (a) definisi kinerja keuangan, (b) cara
mengukur dan menginterpretasikannya, (c) pengertian saham, dan (d) kaitan
antara kinerja keuangan dengan harga saham.

Catatan:

94
* hati-hati dan hindari menggunakan kalimat yang ‘mubadzir’. misalnya, sudah
menggunakan kata “menurut”, masih juga pakai kata “menyatakan”. contoh:
menurut Ulum (2009) menyatakan….. – kalimat ini tidak efektif. silahkan pilih
salah satu: Ulum (2009) menyatakan …<bla blab la>. ataukah: menurut Ulum
(2009)…… <bla blab la>

D. Pengembangan Hipotesis
Upaya peneliti untuk mengungkapkan beberapa pernyataan (jawaban
sementara) yang mungkin benar dan mungkin salah, karena skeptisme atau
keraguan terhadap teori yang sudah ada disebut dengan proposisi. Adapun
proposisi yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga bisa diuji secara empiris
disebut dengan hipotesis. Dengan demikian, hipotesis adalah pernyataan tentang
variabel yang akan diuji kebenarannya secara empiris.

Berkaitan dengan hipotesis, ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis


deskriptif dan hipotesis relasional. Hipotesis deskriptif adalah hipotesis yang
secara khusus menyatakan eksistensi, ukuran, bentuk atau distribusi satu variabel.
Misalnya, diduga bahwa perputaran persediaan di perusahaan X rendah.
Sedangkan hipotesis relasional adalah hipotesis yang menggambarkan eksistensi,
ukuran, bentuk atau distribusi satu variabel dalam hubungannya dengan variabel
lainnya. Misalnya, (1) rendahnya perputaran persediaan di perusahaan X
dipengaruhi oleh budget persediaan dan hasil penjualan. (2) perputran persediaan
perusahaan dagang lebih tinggi dibandingkan dengan perputran persediaan
industri.

Untuk kepentingan pengembangan konsep berfikir ilmiah bagi mahasiswa


Jurusan Akuntansi, maka sudah saatnya model penyusunannya mulai diupayakan
untuk dilakukan diversifikasi yang mengarahkan pada perumusan hipotesis
tersebut. Sudah barang tentu tidak semua permasalahan harus dihipotesiskan,
khususnya penelitian yang mengarah kepada studi eksploratory, diskriptif dan
studi kasus yang menggunakan teknik problem solving.

95
Sebenarnya, hipotesis bisa juga dirumuskan dalam studi diskriptif, bila
peneliti mempunyai tolok ukur yang ideal yang akan dijadikan bandingan untuk
menilai hasil amatan apakah sesuai dengan tolok ukur yang distandarkan atau
tidak. Perlu dipahami bahwa hipotesis merupakan upaya untuk memperjelas
permasalahan yang dirumuskan dan akan mempermudah dalam melakukan uji
empiris, sehingga peneliti dapat melakukan inferensi (penyimpulan) yang
representatif.

Proses perumusan hipotesis sebaiknya diawali dengan menyajikan kajian-


kajian teori dan pustaka yang mendukung, dapat pula dikembangkan dengan
logika peneliti. Setelah itu, sajikan sejumlah penelitian terdahulu yang relevan,
yang mendukung formulasi hipotesis. Hipotesis biasanya disertai dengan gambar
Model Penelitian Empiris.
Ingat!! Hipotesis tidak turun tiba-tiba!. Anda tidak bisa tiba-tiba menulis
kalimat pernyataan tentang hipotesis tanpa didahului oleh argumentasi
pendukungnya. Argumentasi pendukung dari hipotesis tersebut adalah teori
(termasuk logika) dan penelitian terdahulu.

Contoh gambar Model Penelitian Empiris:

H8

PROFIT

H4 (+) H6 (+) H5 (+)

ICD
H2 (+) H3 (+)
H7
ICP MCAP
H1 (+)
Sumber: Ulum (2015d)

96
Perumusan kalimat hipotesis bisa langsung menjawab rumusan masalah.
Berikut ini sejumlah contoh kalimat rumusan masalah (RM) dan hipotesisnya (H):
1. RM: Apakah Kinerja Modal Intelektual Berpengaruh
terhadap Kapitalisasi Pasar?
H: Kinerja Modal Intelektual Berpengaruh Positif terhadap
Kapitalisasi Pasar
2. RM: Apakah Kinerja Modal Intelektual Berpengaruh Kalimat Hipotesis,
terhadap Pengungkapan Modal Intelektual? langsung
H: Kinerja Modal Intelektual Berpengaruh positif terhadap menjawab
Pengungkapan Modal Intelektual rumusan masalah

3. RM: Apakah Pengungkapan Modal Intelektual


Berpengaruh terhadap Kapitalisasi Pasar?
H: Pengungkapan Modal Intelektual Berpengaruh positif
terhadap Kapitalisasi Pasar

Perumusan kalimat hipotesis bisa juga dalam format ‘semakin’ – ‘semakin’.


Contoh:
1. RM: Apakah Kinerja Modal Intelektual Berpengaruh
terhadap Kapitalisasi Pasar?
H: Semakin baik Kinerja Modal Intelektual, semakin tinggi
nilai Kapitalisasi Pasar
2. RM: Apakah Kinerja Modal Intelektual Berpengaruh Kalimat Hipotesis
terhadap Pengungkapan Modal Intelektual? dengan format
H: Semakin baik Kinerja Modal Intelektual, semakin luas ‘semakin –
Pengungkapan Modal Intelektual ‘semakin’

3. RM: Apakah Pengungkapan Modal Intelektual


Berpengaruh terhadap Kapitalisasi Pasar?
H: Semakin luas Pengungkapan Modal Intelektual,
semakin tinggi nilai Kapitalisasi Pasar

~~oo~~

97
BAB 6
MENYUSUN BAB “METODE PENELITIAN”

Bab tentang Metode (bukan metodologi!) Penelitian merupakan bagian


yang penting dalam penyusunan skripsi. Sebab, jika penyajian bab ini salah, maka
dapat dipastikan pelaksanaan penelitian juga akan berantakan. Bagian inilah yang
akan memandu peneliti dalam melaksanakan seluruh tahapan dalam penelitian.

Dalam penelitian survei, hal-hal yang biasanya disajikan pada bab ini
adalah sebagai berikut (secara berurutan):

A. Jenis Penelitian

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

D. Jenis dan Sumber Data

E. Teknik Perolehan Data

F. Teknik/Tahapan Analisis Data

~~oo~~

A. Jenis Penelitian

Pada sub bagian ini, tentukan jenis penelitian yang Anda lakukan. Ada
banyak ragam pembagian jenis penelitian. Namun untuk memudahkan cara
berpikir, saya menawarkan untuk memilih jenis penelitian berdasarkan tujuannya.
Dalam hal ini, penelitian dibedakan dalam 3 jenis, yaitu (1) penelitian deskriptif,
(2) penelitian asosiatif, dan (3) penelitian komparatif.

a) Jenis Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan


sesuatu melalui sebuah penelitian. Penelitian jenis ini hanya bertujuan untuk

98
mendeskripsikan saja, tidak melihat hubungan atau membandingkan. Berikut
adalah contoh judul penelitian deskriptif:

1) Persepsi akuntan terhadap overload standar akuntansi keuangan (SAK)


bagi usaha kecil dan menengah

2) Analisis praktik pengungkapan informasi intellectual capital pada website


Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia

3) Analisis kinerja RSUD Dr. Suroso dengan pendekatan balanced scorecard

b) Jenis Penelitian Asosiatif

Penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis


hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan ini
dapat berupa hubungan biasa (korelasi), maupun hubungan kausalitas (sebab
akibat). Dalam penelitian jenis ini selalu ada setidaknya 2 variabel penelitian.
Berikut adalah contoh judul penelitian asosiatif:

1) Pengaruh risiko perusahaan dan leverage terhadap relevansi nilai laba


akuntansi

2) Pengaruh karakteristik personal auditor terhadap penerimaan perilaku


disfungsional audit

3) Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan


dengan prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating

4) Pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan


sukarela terhadap kualitas laba

5) Pengaruh konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme


corporate governance terhadap manajemen laba

c) Jenis Penelitian Komparatif

Penelitian jenis ini bertujuan untuk membandingkan antara satu dengan yang
lain. Berikut adalah contoh judul penelitian komparatif:

99
1) Perbandingan keakuratan model arus kas metoda langsung dan tidak
langsung dalam memrediksi arus kas dan deviden masa depan

2) Analisis perbandingan pengungkapan informasi intellectual capital antara


perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi swasta (PTS).

3) Analisis perbandingan kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah


otonomi daerah

4) Perbandingan opini BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah


sebelum dan sesudah penerapan basis akrual

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minta
yang ingin peneliti investigasi (Sekaran 2003). Populasi dapat didefinisikan
sebagai berikut:

1) wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang ditetapkan oleh


peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

2) keseluruhan unsur yang akan diteliti yang ciri-cirinya akan ditaksir


(diestimasi). Ciri-ciri populasi disebut parameter.

3) kumpulan objek penelitian, bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok,


komunitas, masyarakat, dll); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat, dll).

4) Sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau
beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus.

5) Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum


penelitian dilakukan.

Sedangkan sampel adalah:

1) Sampel: bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi

2) Sampel: sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian.

100
3) Sampel: miniatur (mikrokosmos) populasi

4) Sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan
ciri karakteristik populasinya disebut sampel representatif.

Mengapa Sampling?

Ada beberapa argumentasi mengapa dalam penelitian perlu dilakukan sampling,


antara lain (Sekaran 2003):

a. Populasi besar, tidak mungkin seluruh elemen diteliti

b. Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia

c. Penelitian terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi,


misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan
kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak
terjadikekeliruan

d. Populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi


menjadi tidak masuk akal

e. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak

Syarat sampel

Ada dua syarat utama sampel dikatakan baik, yaitu:

1) Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam


sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam
sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya“bias” atau
kekeliruan adalah populasi. Agar sampel dapat memrediksi dengan baik
populasi, sampel harus memunyai selengkap mungkin karakteristik populasi
(Nan-Lin 1976).

2) Presisi, memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan


sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Presisi diukur
oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara

101
simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari
populasi (s), makin tinggi pula tingkat presisinya.

Ukuran sampel

Ukuran sampel harus mewakili populasi karena ukuran sampel


memengaruhi tingkat kesalahan yang terjadi. Semakin banyak ukuran sampel
maka semakin kecil tingkat kesalahan generalisasi yang terjadi, dan sebaliknya.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi ukuran sampel (Singarimbun dan


Effendi 1989):

a. Tingkat presisi yang diinginkan (level of precisions)

b. Derajat keseragaman (degree of homogenity).

c. Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis

d. Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.

Sedangkan dalam penentuan ukuran sampel, terdapat beberapa parameter


(Hair et al. 1992):

1) Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Semakin tinggi


tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh
diambil; semakin rendah tingkat homogenitas populasi semakin besar ukuran
sampel yang harus diambil.

2) Tingkat Presisi yang diinginkan (level of precisions). Semakin tinggi tingkat


pesisi yang diinginkan peneliti, semakin besar sampel yang harus diambil.

3) Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis yang akan


digunakan. Semakin banyak variabel yang akan dianalisis, misalnya dengan
menggunakan rancangan analisis tabulasi silang atau uji chi-square of
independen (uji chi kuadrat), mengingat adanya persyaratan pengujian
hubungan antarvariabel yang tidak membolehkan adanya nilai frekuensi hasil
penelitian < 1, maka ukuran sampelnya harus besar.

4) Alasan-alasan Peneliti (waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain).

102
5) Rasio antara jumlah subjek dan jumlah variabel independen dalam analisis
multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai 20 subjek per variabel independen.

Menurut (Gay dan Diehl 1992), ukuran minimum sampel yang dapat
diterima bedasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu :

a. Metode deskriptif, minimal 10% populasi

b. Untuk populasi yang relatif kecil, minimal 20%

c. Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subyek

d. Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok

e. Metode eksperimental, minimal 15 subyek per kelompok

Sementara (Roscoe 1975) menyatakan bahwa sebaiknya ukuran sampel


berada di antara 30 s/d 500 elemen. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel
(laki/perempuan, SD/SLTP/SMU), jumlah minimum subsampel harus 30. Pada
penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate), ukuran sampel
harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat,
ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.

103
Teknik Sampling
Simple Random
Sampling
Disproportionate Stratified
Random Sampling
Probability
Sampling Proportionate Stratified
Random Sampling

Cluster Sampling

Teknik Sampling
Sampling Purposif

Sampling Kuota

Non Probability
Sampling Aksidental
Sampling

Sampling Jenuh

Snowball Sampling

Simple Random Sampling

Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang


memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel.
Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:

1. Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen

2. Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi


yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

Populasi Sampel

Sistematis Random Sampling

104
Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara
acak sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu

Stratified Random Sampling

Adakalanya populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan
memiliki karakteristik sendiri

Anggota Persentase Sampel


Strata
Populasi (%) Proporsional
1 2 3 4 = (3 x 50)
SD 150 37,5 19
SMP 125 31,25 16
SMU 75 18,75 9
Sarjana 50 12,5 6
Jumlah 400 100 50

Disproporsional Random Sampling


Teknik sampling ini pada dasarnya sama dengan stratified random sampling,
hanya saja dalam pengambilan sampelnya tidak proporsional murni.

Anggota Persentase Sampel Non


Strata Sampel
Populasi (%) Proporsional
1 2 3 4 = (3 x 50) 5
SD 150 37,5 19 18
SMP 125 31,25 16 15
SMU 75 18,75 9 14
Sarjana 50 12,5 6 3
Jumlah 400 100 50 50

Cluster Sampling
Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified.
Hanya yang membedakan adalah jika pada stratified anggota populasi dalam satu

105
strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu
cluster bersifat heterogen

Lamongan
 Paciran
 Brondong Lamongan
 Ngimbang  Paciran
 Sukodadi  Sekaran
 Solokuro
 Sekaran

Double Sampling / Multyphase Sampling


Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential
sampling (sampel berjenjang), multiphase-sampling (sampel multi tahap).

Lamongan Paciran Jetak


 Paciran  Jetak  Rw I
 Brondong  Sumur Gayam  Rw II
 Ngimbang  Penanjan  Rw III
 Sukodadi  Padek  Rw IV
 Solokuro  Legundi
 Sekaran

Convenience Sampling

Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja,


anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden dijadikan
sampel.

Purposive Sampling

Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria


tertentu. Metode ini yang paling populer di kalangan mahasiswa S1, karena relatif
lebih mudah dan dapat disesuaikan dengan kriteria sampel yang diinginkan oleh
peneilti. Dalam teknik ini, kriteria yang dibuat harus disajikan dalam urutan yang
tepat untuk mengurangi populasi. Misalnya: jika populasinya adalah perusahaan

106
pemanufakturan yang terdaftar di BEI, maka cara menyajikan purposive
sampling-nya adalah (angka jumlah perusahaan adalah contoh):

1. Perusahaan pemanufakturan yang terdaftar pada 300 perusahaan


tahun 2009-2010
2. Perusahaan pemanufakturan yang memublikasikan 270 perusahaan
laporan keuangan dan laporan tahunan 2009-2010
secara lengkap
3. Perusahaan pemanufakturan yang memiliki laba 120 perusahaan
positif pada tahun 2009-2010
4. Perusahaan pemanufakturan yang membagikan 75 perusahaan*
deviden pada tahun 2009 dan 2010
* Dalam contoh ini, maka jumlah sampelnya adalah 75 perusahaan

Quota Sampling

Quota sampling merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan kuota


terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum kuota masing-masing
kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.

Snow Ball Sampling

Snow ball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya
jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang
didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon
responden sulit untuk diidentifikasi.

B1 B2 B3

C1 C2 C3 C4 C5 C6

107
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi


pada nilai (Sekaran 2003). Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek
atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang
berbeda. Variabel penelitian adalah gejala yang nilainya bervariasi. Gejala yang
nilainya selalu tetap tidak dapat digunakan sebagai varibel penelitian.
Pembagian Variabel Berdasarkan Sifatnya
1. Variabel Dikotomis
Variabel yang memunyai dua nilai kategori yang saling berlawanan.
Laki-Laki :1
Perempuan :2
2. Variabel Kontinyu
Variabel yang memunyai nilai-nilai dalam satu variabel tertentu.
Berat badan Didi : 50Kg
Berat badan Dodo : 62,75Kg

Pembagian variabel berdasarkan pada hubungan antar variable:


1. Independent variable (variabel bebas): adalah variabel yang tidak terikat oleh
variabel lain. Dalam gambar arah hubungan antar variabel, variabel independen
ditinggalkan oleh anak panah.
2. Dependent variable (variabel terikat): adalah variabel yang terikat oleh variabel
lain. Dalam gambar arah hubungan antar variabel, variabel dependen dituju
oleh anak panah.
3. Moderating variable (variabel pemoderasi): adalah variabel yang memoderasi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini
dapat memerkuat atau memerlemah hubungan kedua variabel tersebut. Dalam

108
gambar arah hubungan antar variabel, variabel pemoderasi menuju anak panah
yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen.
4. Intervening variable (variabel antara): adalah variabel yang menjadi perantara
dalam hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam
gambar arah hubungan antar variabel, variabel intervening berada di tengah-
tengah antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berikut adalah contoh-contoh gambar arah hubungan antar variabel dalam


penelitian yang diadaptasi dari Sekaran (2003):
Contoh 1: hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

Contoh 2: hubungan antara variabel independen, variabel dependen, dan


variabel pemoderasi

Contoh 3: hubungan antara variabel independen, variabel dependen, dan


variabel intervening

109
Contoh 4: hubungan antara variabel independen, variabel dependen,
variabel pemoderasi, dan variabel intervening

Contoh 5: hubungan antara beberapa variabel independen, variabel


dependen, dan variabel intervening

110
Contoh 6: hubungan antara beberapa variabel independen, variabel
dependen, dan variabel pemoderasi

Contoh 7: hubungan antara beberapa variabel independen, variabel


dependen, variabel pemoderasi, dan variabel intervening

111
DESAIN PENGUKURAN
1. Skala Likert
2. Skala Guttman
3. Skala Semantic Deferential
4. Skala Rating
Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang fenomena sosial.
Contoh:
Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan
a. Sangat setuju skor 5
b. Setuju skor 4
c. Tidak ada pendapat skor 3
d. Tidak setuju skor 2
e. Sangat tidak setuju skor 1

Skala Guttman
Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua
alternatif.
Misalnya :
Ya Tidak
Baik Buruk

112
Pernah Belum Pernah
Punya Tidak Punya

Skala Semantic Deferential


Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan
ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai
yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif
terletak disebelah kanan.
Contoh:
Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ?

1. 5.
Sangat Buruk Sangat Baik

Skala Rating
Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian
peneliti baru mentransformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Contoh:
Kenyaman ruang loby Bank CBA:
5 4 3 2 1

Kebersihan ruang parkir Bank CBA:


5 4 3 2 1

DESAIN SKALA
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Rasio

113
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang hanya digunakan untuk memberikan kategori
saja
Contoh:

Wanita 1
Laki-laki 2

Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk
menyatakan peringkat antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar
tingkatan belum jelas.
Contoh:
Berilah peringkat supermarket berdasarkan kualitas pelayanannya !
Sri Ratu 1
Moro 3
Matahari 5
Rita I 2
Rita II 4
Super Ekonomi 6

Skala Interval

Skala interval adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk
menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan
sudah jelas, namun belum memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.
Contoh:
1. Skala Pada Termometer

114
2. Skala Pada Jam
3. Skala Pada Tanggal

Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk
menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan
sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak .
Contoh:
1. Berat Badan
2. Pendapatan
3. Hasil Penjualan

Tabel 7.1. Ringkasan tentang Skala

Skala Tipe Pengukuran

115
Kategori Peringkat Jarak Perbandingan
Nominal Ya Tidak Tidak Tidak
Ordinal Ya Ya Tidak Tidak
Interval Ya Ya Ya Tidak
Rasio Ya Ya Ya Ya

D. Jenis dan Sumber Data

Mahasiswa sering melakukan kesalahan pada bagian ini. Kesalahan yang


sering terjadi adalah dalam penyebutan jenis data. Jenis data yang sering
dituliskan dalam bagian ini adalah jenis data dalam konsep (misalnya: data
primer/sekunder atau data kualitatif/kuantitatif). Padahal, seharusnya dalam sub
bab ini yang harus dituliskan adalah jenis data yang akan diperoleh dalam
penelitian.

Misalnya, jika penelitian tentang kinerja keuangan pemerintah daerah


(pemda), maka jenis data yang harus disebutkan adalah laporan keuangan pemda
(misalnya: laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, catatatan atas
laporan keuangan). Atau jika penelitiannya tentang pengaruh pengungkapan CSR
terhadap reaksi investor, maka jenis datanya adalah (1) laporan tahunan, (2)
komponen-komponen CSR, dan (3) harga saham (sebagai proksi dari reaksi
investor).

Singkatnya, untuk menentukan jenis data, Anda harus berpikir tentang


data apa saja yang Anda butuhkan untuk menjawab rumusan masalah. Asumsikan
bahwa seolah-olah Anda harus datang ke perusahaan untuk mengambil data. Saat
itu, Anda pasti akan ditanya tentang data apa yang Anda butuhkan. Nah, data yang
akan Anda minta dari perusahaan itulah yang harus Anda tuliskan dalam sub bab
‘jenis data’.

Syarat-syarat data yang baik adalah:

116
a. Data harus akurat. Data dibilang akurat jika data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan. Diperoleh dengan cara yang benar dari sumber yang
tepat. Bukan data yang hasil olahan sesuai kebutuhan peneliti.

b. Data harus relevan. Data yang diperoleh harus relevan dengan topik penelitian.
Percuma memeroleh banyak data, jika tidak sesuai dengan tema penelitian.
Misalnya: penelitiannya tentang CSR tetapi data yang diperoleh tentang
perubahan harga sembako. Ini tidak relevan!

c. Data harus up-to-date. Data penelitian juga harus terbaru. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2016 misalnya, jangan hanya menggunakan data tahun
2000-an, kecuali untuk riset-riset tertentu yang memang perlu data masa lalu
yang panjang.

Pembagian data menurut cara memerolehnya:

1. Data Primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama.

2. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengolahnya

Pembagian data menurut sumbernya

1. Data Internal. Data internal adalah data yang berasal dari dalam instansi
mengenai kegiatan lembaga dan untuk kepentingan instansi itu sendiri.

2. Data Ekternal. Data eksternal adalah data yang berasal dari luar instansi.

Pembagian data menurut waktu pengumpulannya


1. Data Time Series. Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu-
ke waktu pada satu obyek dengan tujuan untuk menggambarkan
perkembangan.
2. Data Cross Section. Data cross section adalah data yang di kumpulkan pada
satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan untuk menggambarkan
keadaan.

Pembagian Data menurut sifatnya

117
1. Data Kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat atau
judgment sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.
Contoh:
 Pelayanan Rumah Sakit Enggal Waras sangat baik
 Tingkat kesejahteraan masyarakat Lamongan tinggi

2. Data Kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan.
Contoh:
 Tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Enggal Waras mencapai
92%
 Tingkat pendapatan masyarakat Lamongan mencapai
Rp.1.800.000,00/bulan

Sumber Data
Sumber data merupakan asal darimana Anda memeroleh data-data penelitian.
Misalnya: penelitian tentang efektivitas pengelolaan dana desa. Jenis data yang
dibutuhkan adalah data sekunder berupa catatan dan laporan pengelolaan dana
desa. Sumbernya darimana? Darimana data tersebut diperoleh? Dari Kantor Desa
x misalnya. Contoh lain: penelitian tentang pengaruh pengungkapan modal
intelektual terhadap nilai perusahaan. Sumber data untuk penelitian ini adalah
(website) bursa efek indonesia dan website perusahaan. Intinya, bagian tentang
sumber data menjawab pertanyaan tentang darimana data-data penelitian Anda
akan diperoleh?

E. Teknik Perolehan Data

Teknik perolehan data, sangat terkait dengan jenis dan sumber data
penelitian. Lazimnya, untuk data-data sekunder, teknik perolehan data yang

118
digunakan pasti dokumentasi. Sedangkan untuk data-data primer teknik perolehan
data yang digunakan antara lain: kuesioner, wawancara, dan observasi.

a) Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memeroleh data-data yang sudah jadi dan
sudah diolah oleh orang lain. Peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut.
Dokumentasi bisa dilakukan dengan cara mencatat ulang, memotret, foto copy,
atau membeli. Data-data laporan keuangan dan harga saham adalah contoh data
yang diperoleh dengan cara dokumentasi.
b) Kuesioner
Definisi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membagi daftar
pertanyaan/pernyataan kepada responden.
Kapan bisa menggunakan kuesioner?
a. Pada saat peneliti tahu persis informasi apa yang dia butuhkan
b. Ketika jumlah responden yang akan diteliti berada pada wilayah geografis yang
berbeda
c. Ketika jumlah sampel penelitian sangat banyak
Keuntungan penggunaan kuesioner
a. Membantu peneliti untuk memberoleh data secara benar dan mudah
b. Informasi dari kuesioner sangat mudah untuk dirangkum
c. Dapat menjangkau responden dalam wilayah geografis yang sangat luas
d. Dapat dijawab dimanapun, kapanpun
e. Tidak memerlukan pertemuan langsung antara peneliti dengan responden
f. Seringkali, responden lebih suka menjawab pertanyaan melalui kuesioner
Kerugian penggunaan kuesioner
a. Rendahnya tingkat pengembalian
b. Tidak bisa melakukan klarifikasi secara langsung terhadap isian/jawaban
c. Responden tidak dapat diobservasi secara menyeluruh
d. Komposisi sampel sering tidak representatif ketika tingkat pengembaliannya
rendah
Panduan penyusunan kuesioner untuk meminimalkan bias

119
1. Tetapkan tujuan: apakah untuk mendapatkan fakta yang objektif ataukah
perasaan dan persepsi subjektif dari responden?
2. Perumusan kalimat:
a. Apakah responden memahami kalimat di dalam kuesioner?
b. Apakah terdapat pertanyaan yang ambigu?
c. Apakah terdapat pertanyaan ganda (yang sama)?
d. Apakah terdapat pertanyaan kunci?
e. Apakah terdapat pertanyaan yang terkait dengan pertanyaan lain?
f. Apakah kalimat pertanyaan yang digunakan terlalu panjang?
3. Jenis pertanyaan: pertanyaan terbuka versus tertutup
Pertanyaan terbuka: Dalam kuesioner ini responden diberi kesempatan untuk
menjawab sesuai dengan kalimatnya sendiri. Jenis ini memberikan kebebasan
kepada responden untuk menjawab pertanyaan.
Contoh:
Bagaimanakah pendapat Anda tentang harga barang di supermarket ini ?
……………………………………………………
Pertanyaan tertutup: responden dapat langsung menjawab pertanyaan dari
pilihan jawaban yang disediakan. Lebih mudah untuk
diinterpretasikan dan dirangkum. Dalam kuesioner ini
jawaban sudah disediakan oleh peneliti, sehingga
responden tinggal memilih saja.
Contoh:
Bagaimanakah pendapat anda tentang harga barang di supermarket ini ?
 Sangat mahal  Murah  Cukup
 Mahal  Sangat murah
4. Formulasi pertanyaan: sebaiknya menggunakan baik kalimat positif maupun
negatif untuk untuk mengurangi respon yang bias (respon bias) atau efek halo
(halo effects).
5. Urutan pertanyaan: gunakan pendekatan Funnel (Funnel Approach).
- Dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus

120
- Dari pertanyaan yang mudah ke pertanyaan yang sulit

Langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner


1. Menentukan variabel yang diteliti
2. Menentukan Indikator
3. Menentukan sub indicator
4. Mentransformasi sub indikator menjadi kuesioner
Contoh:

121
48
c) Wawancara/interview
Keuntungan penggunaan wawancara dalam penelitian:
a. Dapat mengubah/mengadaptasi/mengadopsi pertanyaan
b. Dapat menangkap pesan non-verbal dari responden
c. Dapat secara langsung mengklarifikasi jawaban
Kerugian penggunaan wawancara dalam penelitian:
a. Perlu biaya yang mahal
b. Keterbatasan jangkauan geografik
c. Kemungkinan adanya bias dari penanya (interviewer), misalnya perbedaan
interpretasi
d. Potensi adanya perbedaan interpretasi diantara sesame penanya
(interviewer)
e. Kondisi interviewer dan pengalihan suara (misalnya kegaduhan) dapat
menyebab respon bias.
Tips bagi interviewer
1. Proses wawancara dapat direkam dengan ijin dari responden yang
diwawancarai
2. Kamera dapat digunakan untuk menangkap pesan non-verbal selama
wawancara, tentu saja dengan seijin responden. Selain itu, rekaman
tersebut juga dapat dipelajari di waktu yang berbeda dari saat wawancara.

d) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indra
jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata saja. Mendengarkan,
mencium, mengecap, meraba termasuk salah satu bentuk dari observasi.
Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan
lembar pengamatan.
Contoh: jika Anda melakukan penelitian tentang dampak penggunaan
Christiano Ronaldo sebagai bintang iklan shampo Clear terhadap tingkat
penjualan di sebuah mal, Anda dapat memeroleh data dari administratur mal atau
langsung dari konsumen. Jika Anda memeroleh data penjualan dari administratur

103
mal, maka cara Anda memeroleh data tersebut adalah dokumentasi. Namun jika
Anda mendapatkan data penjualan itu dengan cara melakukan pengamatan
langsung di mal tersebut setiap hari dan membuat catatan sendiri setiap ada
transaksi penjualan shampoo Clear, maka cara yang Anda lakukan itu adalah
observasi.
Keuntungan penggunaan observasi
1. Dapat memeroleh informasi secara lebih detil
2. Mendapatkan data dari sumber pertama
3. Bias dari responden dapat dihindari
4. Baik aspek perilaku maupun reaksi non-verbal dapat dipelajari
Kerugian penggunaan observasi
1. Bias dari pengamat (observer bias)
2. Masalah reliabilitas diantara para observer
3. Biaya untuk pelatihan obsevasi bisa saja mahal

F. Teknik Analisis Data

Sub bab ini menjadi titik paling penting dalam bab metode penelitian.
Sebab, sub bab inilah yang akan mengarahkan Anda dalam mengerjakan dan
menyusun bab berikutnya (hasil penelitian dan pembahasan). Salah satu titik
rawan kegagalan penyusunan skripsi adalah sesaat setelah memeroleh data.
Setelah data dimiliki, mahasiswa akan memulai tahapan analisis data. Nah, jika
sub bab teknik/tahapan analisis data tidak bisa menjelaskan bagaimana langkah-
langkah dalam menganalisis data, maka biasanya mahasiswa akan menyerah dan
kemudian berpura-pura istirahat dulu setelah memeroleh data.
PENTING bagi peneliti untuk menuliskan secara detil tahap per tahap
dalam melakukan analisis data. Dalam hal ini, tuliskan segala hal yang akan
dilakukan mulai dari setelah memeroleh data. Jangan hanya ditulis misalnya:
analisis data dilakukan dengan SPSS!!

Pentingnya teknik analisis data


a. Mengarahkan penelitian agar sesuai dengan tujuan

104
b. Menjadi panduan bagi peneliti untuk melakukan analisis data
c. Memudahkan peneliti dalam menyusun laporan penelitian
d. Menjadi pemicu ‘gagalnya’ penelitian – karena kebingungan setelah
memeroleh data
Teknik Analisis
1. Teknik analisis deskriptif: kualitatif dalam bentuk uraian; kuantitatif dalam
bentuk perhitungan, distribusi frekuensi (mean, median, varian, dan standar
deviasi)
2. Teknik analisis komparatif: uji beda, analisis varian, uji t, anova, analisis
selisih
3. Analisis asosiatif: analisis korelasi, regresi, diskriminan, analisis jalur

Contoh 1:
Analisis data dilakukan melalui proses sebagai berikut:
1. Tabulasi Data; data yang terkumpul dilakukan tabulasi menurut tingkatan
posisi pekerjaannya, antara lain; partner, manajer, senior auditor, dan
junior auditor;
2. Distribusi Frekuensi; setelah data ditabulasi kemudian dilakukan proses
distribusi frekuensi dari masing-masing kelompok jawaban responden;
3. Analisis Deskriptif Kualitatif; proses analisis terhadap data yang telah
ditabulasi berdasarkan frekuensi tertentu yang kemudian digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti.
Contoh 2 (Ulum 2006):
Proses analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif. Tahapan dalam analisis ini adalah:
a) Mendeskripsikan jumlah DAU dan Belanja Pembangunan tahun 2001 dan
2002
b) Menganalisis prosentase perubahan jumlah DAU dan Belanja
Pembangunan tahun 2001 dan 2002
2. Analisis Statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik regresi
sederhana (simple regression). Regresi sederhana dipakai untuk melihat
pengaruh jumlah DAU terhadap jumlah Belanja Pembangunan secara cross-
section dengan persamaan Y = a + bX + e; dimana Y adalah jumlah belanja
pembangunan atau perubahan jumlah belanja pembangunan; a adalah
konstanta; b adalah koefisien regresi; X adalah jumlah DAU. Sebelum

105
dilakukan regresi, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi autokorelasi,
multikolinearitas, dan heteroskediasitas.
3. Untuk mengetahui tingkat signifikansi digunakan uji T.
Contoh 3 (Ulum 2005):
Proses analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan gambaran isi dari PSAP No. 1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan;
2. Mendeskripsikan gambaran isi dari IPSAS No. 1 tentang Presentation of
Financial Statements;
3. Menganalisis kesesuaian antara PSAP No. 1 dengan IPSAS No. 1; dan
4. Mengkaji perbedaan-perbedaan substantif antara PSAP No. 1 dengan
IPSAS No. 1.
Contoh 4 (Ulum et al. 2008):
Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS). PLS adalah
metode penyelesaian structural equation modelling (SEM) yang dalam hal ini
(sesuai tujuan penelitian) lebih tepat dibandingkan dengan teknik-teknik SEM
lainnya. Jumlah sample yang kecil, potensi distribusi variabel tidak normal, dan
penggunaan indikator formative dan refleksive membuat PLS lebih sesuai untuk
dipilih dibandingkan dengan misalnya, maximum likelihood SEM (Anderson dan
Gerbing, 1988; Marsh et al., 1988; Chin dan Gopal, 1995; Chin, 1997; Cassel et
al., 2000 sebagaimana dikutip Tan et al., 2007).
Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam
penelitian ini terdapat dua variabel laten yang dibentuk dengan indikator
formative, dan bukan refleksif. Model refleksif mengasumsikan bahwa konstruk
atau variabel laten memengaruhi indikator, dimana arah hubungan kausalitas
dari konstruk ke indikator atau manifes (Ghozali, 2006). Lebih lanjut Ghozali
(2006) menyatakan bahwa model formatif mengasumsikan bahwa indikator-
indikator memengaruhi konstruk, dimana arah hubungan kausalias dari indikator
ke konstruk.
Dalam penelitian ini, baik variabel independen (VAIC™) maupun variabel
dependen (kinerja keuangan), keduanya dibangun dengan indikator formative.
Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan PLS karena program analisis
lainnya (misalnya AMOS, Lisrel, dsb.) tidak mampu melakukan analisis atas laten
variable dengan indikator formative (Ghozali, 2006).
Terdapat dua bagian analisis yang harus dilakukan dalam PLS, yaitu:
1. Menilai outer model atau measurement model
Oleh karena diasumsikan bahwa antar indikator tidak saling berkorelasi, maka
ukuran internal konsistensi reliabilitas (cronbach alpha) tidak diperlukan

106
untuk menguji reliabilitas konstruk formatif (Ghozali 2006). Hal ini berbeda
dengan indikator refleksif yang menggunakan tiga kriteria untuk menilai outer
model, yaitu convergent validity, composite reliability dan discriminant
validity.
Lebih lanjut Ghozali (2006) menyatakan bahwa karena konstruk formatif pada
dasarnya merupakan hubungan regresi dari indikator ke konstruk, maka cara
menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari
koefisien regresi tersebut. Jadi, kita melihat nilai weight masing-masing
indikator dan nilai signifikansinya. Nilai weight yang disarankan adalah di atas
0.50 dan T-statistic di atas 1.645 untuk α = 0.05 (one tailed).
2. Menilai Inner Model atau Structural Model.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk
dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t
serta signifikansi dari koefisien parameter jalur structural (Ghozali, 2006).
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk
setiap variabel laten dependen. Perubahan nilai R-square dapat digunakan
untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel
laten dependen apakah memunyai pengaruh yang substantif. Pengaruh
besarnya f2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Ghozali, 2006):
f2 = R2 included – R2 excluded

1 - R2 included

Dimana R2 included dan R2 excluded adalah R-square dari variabel laten dependen
ketika prediktor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam
persamaan struktural.
Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat
Q-Square predictive relevance untuk model konstruk. Q-Square predictive
relevance mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan
juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square predictive relevance lebih besar
dari 0 menunjukkan bahwa model memunyai nilai predictive relevance,
sedangkan nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0 menunjukkan
bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali, 2006).
Pengambilan keputusan atas penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Melihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai
signifikansinya. Nilai weight yang disarankan adalah di atas 0.50 (positif)
dan T-statistic di atas 1.282 untuk p < 0.10; 1.645 untuk p < 0.05; dan 2.326
untuk p < 0.01 (one tailed). Indikator yang memiliki nilai di bawah

107
ketentuan tersebut harus didrop dari model dan kemudian dilakukan
pengujian ulang.
2. Melihat nilai inner weight dari hubungan antar variabel laten. Nilai weight
dari hubungan tersebut harus menunjukkan arah positif dengan nilai T-
statistic di atas 1.282 untuk p < 0.10; 1.645 untuk p < 0.05; dan 2.326 untuk
p < 0.01 (one tailed).
3. Hipotesis alternatif (Ha) diterima jika nilai weight dari hubungan antar
variabel laten menunjukkan arah positif dengan nilai T-statistic di atas
1.282 untuk p < 0.10; 1.645 untuk p < 0.05; dan 2.326 untuk p < 0.01.
Sebaliknya, H0 gagal untuk ditolak jika nilai weight dari hubungan antar
variabel laten menunjukkan arah negatif dan nilai T-statistic di bawah
1.282 untuk p < 0.10; 1.645 untuk p < 0.05; dan 2.326 untuk p < 0.01.

~~oo~~

108
BAB 7
MENYAJIKAN HASIL PENELITIAN

A. Menyusun bab “Hasil Penelitian dan Pembahasan”

Setelah data berhasil diperoleh dan dianggap cukup, maka tahapan


selanjutnya adalah mengolah data dan kemudian menyajikan hasil pengolahannya
dalam laporan penelitian. Di dalam skripsi, tempat untuk menyajikan hasil analisis
data biasanya berada di Bab IV (tergantung pendoman penyusunan skripsi di
masing-masing fakultas/universitas).

Secara umum, isi dan urutan Bab IV adalah sebagai berikut (penomoran,
apakah menggunakan A-B-C-D atau menggunakan 1-2-3-4 menyesuaikan dengan
pedoman penyusunan di masing-masing universitas):

1. Gambaran Umum Objek Penelitian


Pada bagian ini, uraikan secara ringkas gambaran umum objek penelitian
(tempat Anda melakukan penelitian). Misalnya tempat penelitian Anda adalah
sebuah UKM, maka ceritakan secara singkat profil UKM tersebut pada
bagian ini. Jika objek penelitian Anda adalah sekelompok perusahaan, maka
uraikan profil kelompok perusahaan tersebut, bukan profil masing-masing
perusahaan.

Contoh 1 [objek penelitian adalah 50 Perusahaan dengan nilai


kapitalisasi pasar terbesar – 50 Biggest Market Capitalization] (Ulum et
al. 2012):
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2005-2007 dan tergabung dalam 50
Perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar –
50 biggest market capitalization. 50 biggest market Gambaran
capitalization adalah pengelompokkan perusahaan di umum
Bursa Efek Indonesia berdasarkan nilai kapitalisai kelompok
pasar terbesar. Selain berdasarkan sektor dan sampel
sifatnya, investor saham juga sering membedakan

109
saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI)
berdasarkan kapitalisasi pasarnya (market
capitalization).

Kapitalisasi pasar atau market capitalization adalah


ukuran sebuah perusahaan berdasarkan perhitungan
harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham
yang beredar. Kepemilikan saham merepresentasikan
kepemilikan perusahaan, termasuk semua aset, Penjelasan
kapitalisasi dapat mewakili opini publik dari nilai tentang
kelompok
perusahaan dan merupakan faktor yang menentukan
sampel
nilai saham. Hal ini mencerminkan bahwa
perusahaan yang tergabung dalam 50 biggest market
capitalization adalah perusahaan yang sudah mapan
dan terdapat kemungkinan kecil untuk mengalami
kebangkrutan.

Contoh 2

Penyajian gambaran umum objek penelitian dapat pula dibuat dengan lebih
detil untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang objek. Contoh
berikut mungkin bisa memberikan ilustrasi [objek penelitian adalah
perusahaan perbankan] (Ulum 2009):

Perbankan Indonesia sebenarnya telah memiliki sejarah yang sangat


panjang. Sebelum kemerdekaan, misalnya, telah terdapat sejumlah bank
yang berasal dari negeri Belanda dan bank-bank pribumi (Suseno dan
Abdullah, 2003). Pada waktu pendudukan Jepang, hampir semua bank
tersebut ditutup (dilikuidasi) dan hanya tiga bank yang diperbolehkan untuk
beroperasi, yaitu Yokohama Speciebank, Shomin Ginko Bank, dan Tyokin
Kyoku Ginko (Prawiroardjo, 1995 dalam Suseno dan Abdullah, 2003).
Dalam perkembangan selanjutnya, industri perbankan mengalami
kemajuan yang pesat terutama dengan adanya deregulasi perbankan yang
dimulai pada tahun 1983. Perkembangan tersebut mencapai puncaknya
setelah dikeluarkannya paket deregulasi perbankan tahun 1988 yang dikenal
dengan Paket Oktober (Pakto) ‘88. Paket kebijakan ini mendorong
munculnya bank-bank baru di Indonesia yang lebih banyak berperan sebagai
‘kasir’ dari sebuah kelompok bisnis, dan tidak banyak menjalankan fungsi
bank sebagai mediator antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak
yang membutuhkan dana pinjaman.

110
Akibatnya, tingkat kesehatan bank-bank di Indonesia sangat rendah dan
tidak kompetitif di tingkat regional. Rasio kecukupan modal atau capital
adequacy ratio (CAR) sejumlah bank pada saat terjadi krisis ekonomi tahun
1997 bahkan ada yang minus 25%. Kondisi inilah yang kemudian mendorong
pemerintah untuk mengamandemen UU yang berlaku sebelumnya dengan
UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Kebijakan lainnya yang
diterapkan pemerintah (atas rekomendasi IMF) pada waktu adalah
melikuidasi beberapa bank yang tidak dapat lagi diselamatkan dan
menetapkan status bank beku operasi (BBO) terhadap sejumlah bank.
Jenis bank di Indonesia sebagaimana disebutkan dalam UU No. 10 tahun
1998 meliputi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank umum
dapat memberikan jasa lalu lintas pembayaran karena bank umum antara
lain diperbolehkan menerima simpanan masyarakat dalam bentuk rekening
giro, yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau alat
pembayaran lalu lintas giral lainnya dan dapat ikut serta dalam kegiatan
kliring. Sementara BPR tidak diperkenankan menerima simpanan
masyarakat dalam bentuk rekening giro dan juga tidak dapat ikut serta
kegiatan kliring, sehingga BPR disebut sebagai bank yang tidak memberikan
jasa lalu lintas pembayaran. Dengan adanya pembedaan ini, maka yang
termasuk dalam sistem moneter di Indonesia hanyalah bank umum.
Selain didasarkan pada jenisnya, pengelompokan bank di Indonesia juga
dapat dilakukan berdasarkan kepemilikan dan ruang lingkup operasinya.
Berdasarkan kepemilikan, bank umum dibedakan menjadi bank milik
pemerintah (bank persero), bank milik pemerintah daerah (BPD), bank
asing, bank campuran, dan bank milik swasta nasional. Sedangkan
berdasarkan ruang lingkup operasinya, bank umum dibedakan menjadi bank
yang dapat melakukan kegiatan transaksi devisa (bank devisa) dan bank
yang tidak dapat melakukan kegiatan transaksi devisa (bank non-devisa).
Penelitian ini menggunakan seluruh bank umum sebagai objek penelitian
(metode sensus). Data Bank Indonesia yang secara resmi dipublikasi pada
Pebruari 2007 menunjukkan bahwa sistem perbankan Indonesia terdiri dari
6 jenis bank umum dengan jumlah total 130 bank (Bank Indonesia, 2007),
yaitu: Bank Persero (5 bank), BUSN Devisa (35 bank), BUSN Non-Devisa (36
bank), BPD (26 bank), Bank Campuran (17 bank), dan Bank Asing (11 bank).
Pada bagian ini dapat pula disajikan gambar atau tabel untuk
memperjelas nasari dalam gambaran umum objek penelitian. Misalnya untuk
contoh di atas adalah sebagai berikut:

Gambar x menunjukkan komposisi jumlah masing-masing jenis bank di


Indonesia.

111
Bank Asing, Bank
Bank 11 Persero, 5
Campuran, BUSN
17 Devisa, 35

BPD, 26
BUSN Non-
Devisa, 36

Gambar x: Jumlah bank di Indonesia berdasarkan kepemilikan

Ditinjau dari segi kepemilikan aset, bank persero memiliki nilai aset
terbesar pada tahun 2004, disusul BUSN Devisa, bank asing dan kemudian
BPD. Namun pada tahun 2005 dan 2006, nilai aset BUSN Devisa sedikit lebih
besar daripada bank persero. Nilai aset BPD juga relatif lebih besar daripada
bank asing pada tahun 2006. Rangking bank berdasarkan jumlah aset pada
tahun 2006 dimulai dari BUSN Devisa dengan total aset mencapai Rp 650
triliun, bank persero dengan aset lebih dari Rp 600 triliun, disusul BPD dan
kemudian bank asing dengan aset sekitar Rp 150 triliun, bank campuran
memiliki aset lebih dari Rp 50 triliun, dan terakhir BUSN Non-Devisa yang
hanya memiliki aset kurang dari Rp 35 triliun.
Gambar xx menjelaskan nilai aset bank umum di Indonesia secara
keseluruhan selama 2004-2006. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terjadi
peningkatan nilai aset yang cukup signifikan pada keseluruhan bank. Tahun
2004, nilai aset keseluruhan bank baru mencapai Rp 1.272.081 miliar.
Namun pada tahun 2006, nilainya telah mencapai Rp 1.693.851 miliar.

2006
2,000,000
2005
2004
1,500,000

1,000,000

500,000

112
Gambar xx: Nilai aset bank umum di Indonesia (dalam miliar rupiah)

Ditinjau dari aspek pendapatan bersihnya (net income), terjadi fluktuasi


yang cukup signifikan dari tahun 2004 sampai 2006. Secara keseluruhan,
pendapatan bank umum tahun 2005 turun menjadi Rp 24.899 miliar dari
sebelumnya (2004) yang mencapai Rp 29.463 miliar. Di tahun 2006
pendapatan tersebut kembali merangkak naik hingga mencapai Rp 28.334
miliar, sedikit masih lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan di tahun
2004.

2004
30,000 2006

28,000
2005
26,000

24,000

22,000

Gambar xxx: Nilai net income bank umum di Indonesia (dalam miliar rupiah)

2. Deskripsi Data Penelitian


Pada bagian ini uraikan data-data yang Anda peroleh, apa adanya data.
Penyajian data dapat didukung dengan tabel atau gambar. Anda hanya
menyajikan data dan memberikan komentar umum tentang data tersebut. Di
bagian ini dapat pula (sebaiknya) disajikan hasil analisis deskriptif.

Berikut adalah contoh 1 penyajian data (Ulum 2005):


KPPOD telah mulai melakukan studi pemeringkatan daya tarik investasi terhadap kabupaten/kota di Indonesia
sejak tahun 2001. Studi pemeringkatan ini dilakukan terhadap daerah-daerah otonom yaitu kabupaten dan kota.
Pemilihan daerah kabupaten dan kota sebagai basis daerah penelitian, dengan pertimbangan bahwa dengan
diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999, daerah Kabupaten/Kota mempunyai peranan strategis dalam
pembangunan perekonomian lokal dan dituntut untuk lebih mandiri dalam hal pendanaan kegiatan pemerintahan
serta pelayanan kepada masyarakat. Dengan berbagai keterbatasan dan pembatasan akhirnya studi ini hanya
dilakukan di 90 daerah (68 Kabupaten, 22 Kota) dari 24 Propinsi di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2001, terdapat tujuh (7) indikator utama/variable yang


digunakan untuk melakukan pemeringkatan daya tarik investasi, yaitu: (1)

113
Keamanan; (2) Potensi ekonomi; (3) Sumber Daya Manusia (SDM); (4)
Budaya daerah; (5) Infrastruktur; (6) Peraturan Daerah (Perda); dan (7)
Keuangan daerah. Penentuan tujuh (7) indikator utama tersebut didasarkan
pada studi literatur dan masukan dari para pengusaha nasional dan
pengamat ekonomi.
Secara global, hasil pemeringkatan daya tarik investasi kabupaten/kota
pada tahun 2001 adalah: Urutan pertama diduduki oleh Kabupaten Badung
yang diperoleh dengan skor tinggi hampir di semua indikator, kecuali untuk
indicator potensi ekonomi, yang ditempati Kab. Kutai di peringkat pertama.
Untuk indikator ini Kab. Badung berada di peringkat 61. Hal ini karena jika
dibandingkan daerah-daerah lain, seperti Kabupaten Kutai, Fak Fak, Kampar,
Indramayu, Pasir, Barito Utara, Muara Enim, Luwu Utara, Musi Rawas, dan
beberapa daerah lainnya yang kaya potensi ekonomi berbasis sumber daya
alam asli maupun buatan (pertambangan, kehutanan, perikanan dan
perkebunan); Kab. Badung jauh dibawah daerah-daerah tersebut.
Untuk indikator SDM, Kab. Badung juga masih kalah bila dibandingkan
dengan Kabupaten Gianyar, Kota Bekasi dan Kota Surabaya yang menempati
peringkat pertama dengan skor sama; sementara Badung menempati urutan
kedua dengan skor sama dengan Kota Denpasar, Kab. Kutai, Kab. Kampar,
Kab. Buol Toli Toli, dan Kota Medan. Hal ini menunjukkan indikasi kuatnya
kesiapan SDM Kabupaten Badung terhadap investasi di daerahnya, baik dari
segi ketersediaan maupun ketrampilan SDM. Semakin besar rasio anggaran
pembangunan dibandingkan anggaran rutin menunjukan bahwa dana yang
dimiliki oleh daerah lebih banyak dibelanjakan untuk kegiatan pembangunan
ekonomi produktif yaitu membangun infrastruktur daripada untuk kegiatan
rutin pemerintahan, seperti gaji pegawai, biaya perjalanan dinas dan
sebagainya.
10 kabupaten/kota yang menempati posisi teratas dalam pemeringkatan
tahun 2001 adalah:
Rangking 1 : Kabupaten Badung
Rangking 2 : Kabupaten Gianyar
Rangking 3 : Kota Denpasar
Rangking 4 : Kota Bekasi
Rangking 5 : Kabupaten Kampar
Rangking 6 : Kabupaten Tabanan
Rangking 7 : Kabupaten Musi Rawas
Rangking 8 : Kabupaten Indramayu
Rangking 9 : Kabupaten Musi Banyuasin
Rangking 10 : Kabupaten Bogor
Pada tahun 2002, KPPOD kembali melakukan pemeringkatan. Kali ini
jumlah kabupaten/kota yang menjadi sample meningkat menjadi 134.
Indikator utama/varibel pemeringkatan dibuat menjadi lima (5), yaitu: (1)

114
Kembagaan; (2) Sosial politik dan budaya; (3) Ekonomi daerah; (4) Tenaga
kerja & produktivitas; dan (5) Infrastuktur fisik.
10 kabupaten/kota yang menempati posisi teratas dalam pemeringkatan
tahun 2002 adalah:
Rangking 1 Kota Semarang
Rangking 2 : Kota Balikpapan dan Kota Sawah Lunto
Rangking 3 : Kota Tegal
Rangking 4 : Kabupaten Dairi
Rangking 5 : Kota Batam
Rangking 6 : Kota Tangerang
Rangking 7 : Kabupaten Bekasi
Rangking 8 : Kota Kediri
Rangking 9 : Kota Pekanbaru
Rangking 10 : Kabupaten Kendal
Daerah-daerah yang menempati peringkat 10 besar teratas bukan
berarti tidak ada kekurangan. Walaupun sebagai peringkat pertama, Kota
Semarang perlu memperhatikan secara khusus dalam hal produktivitas,
karena meskipun lebih unggul dibandingkan banyak daerah lainnya, namun
masih kalah dibandingkan daerah-daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur yang
sektor manufakturnya sudah lebih berkembang.
Sementara itu, Kota Sawahlunto di peringkat ke-2 serta Kota
Semarang harus berupaya keras untuk mendatangkan investasi riil ke
daerahnya, karena dari indikasi pertumbuhan ekonomi kedua daerah ini
menunjukkan pertumbuhan yang rendah dibandingkan dengan rata-rata
daerah lainnya terutama daerah-daerah industri di Jawa Barat, Kota Batam,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Kutai, dll. Bahkan untuk variabel Ekonomi
Daerah kedua daerah tersebut masih kalah dibandingkan Kota Balikpapan.
Artinya pada tahun-tahun mendatang sangat mungkin terjadi Kota
Balikpapan dapat menggeser kedudukan kedua daerah ini. Kedua daerah
tersebut (Semarang dan Sawahlunto) perlu memfokuskan diri pada sektor
yang masih potensial dikembangkan, serta tidak perlu menghabiskan banyak
energi untuk mengejar investasi dari sektor yang sudah jenuh di daerahnya.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi kedua daerah itu, namun juga bagi daerah
lain dalam fokus pengembangan ekonomi daerahnya.
Sedangkan pada tahun 2003, dengan tetap menggunakan lima (5)
indikator utama/variable yang sama dengan tahun 2002, KPPOD melakukan
pemeringkatan terhadap 200 kabupante/kota di Indonesia (156 kabupaten
dan 44 kota) di 29 propinsi dari 416 daerah (328 Kabupaten dan 88 Kota) di
seluruh Indonesia. 10 besar dalam pemeringkatan kali ini adalah sebagai
berikut:

115
Rangking 1 : Kabupaten Purwakarta
Rangking 2 : Kabupaten Magelang
Rangking 3 : Kabupaten Bulungan
Rangking 4 : Kota Batam
Rangking 5 : Kabupaten Jembrana
Rangking 6 : Kabupaten Kuningan
Rangking 7 : Kabupaten Enrekang
Rangking 8 : Kabupaten Barito Utara
Rangking 9 : Kabupaten JenePonto
Rangking 10 : Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Cirebon
Tabel xx: Peringkat Daya Tarik Investasi Kab/Kota yang Menjadi Sample Penelitian

Tahun/ Rangking
Kabupaten/kota
2001 2002 2003
Kabupaten Badung, Bali 1 23 33
Kabupaten Gianyar, Bali 2 16 29
Kota Denpasar, Bali 3 26 21
Kota Bekasi, Jabar 4 22 43
Kabupaten Kampar, Riau 5 74 49
Kabupaten Tabanan, Bali 6 52 20
Kabupaten Musi Rawas, Sumsel 7 88 86
Kabupaten Indramayu, Jabar 8 74 11
Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel 9 70 75
Kabupaten Bogor, Jabar 10 47 99
Sumber: www.kppod.org., diolah.

Tabel xx menggambarkan bahwa terjadi pergeseran posisi yang cukup


signifikan terhadap ke-sepuluh kabupaten/kota yang pada tahun 2001
menempati urutan teratas dalam pemeringkatan daya tarik investasi. Tidak
ada satupun dari 10 kabupaten/kota tersebut yang berhasil bertahan dalam
10 besar pada pemeringkatan tahun 2002 dan 2003. Bahkan hanya satu
kabupaten/kota yang bisa masuk dalam 20 besar pada masing-masing tahun
2002 dan 2003. Tahun 2002 misalnya, hanya Kab. Gianyar, Bali yang masuk
dalam 20 besar dengan menempati urutan ke-16. sedangkan pada tahun
2003, hanya Kab. Indramayu, Jawa Barat yang masuk dalam 20 besar dengan
menempati posisi ke-11.
Contoh 2 [statistik deskriptif] (Ulum 2012):

116
Tabel xx menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif untuk seluruh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa nilai VAIC terendah adalah -55 (PT. Bank Lippo Tbk) dan tertinggi
55.612 (PT. Bumi Resources Tbk). Nilai rata-rata skor VAIC untuk perusahaan
sampel adalah 2.939, artinya masih cukup positif meskipun tergolong
rendah.
Tabel xx. Statistik Deskriptif

ICD TA IT ROA VAIC


N Valid 64 64 64 64 64
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.59 7.5129E7 .59 .11857 2.93975
Median 3.00 1.8434E7 1.00 .06000 3.17170
Std. Deviation .526 2.33173E8 .495 .145537 12.560954
Variance .277 5.437E16 .245 .021 157.778
Minimum 1 126600.00 0 .000 -55.000
Maximum 3 1.83E9 1 .833 55.612

3. Analisis Data
Pada bagian ini, uraikan hasil analisis data yang Anda lakukan. Cata/tahapan
analisis data yang disajikan pada bagian ini harus sama dengan sub bagian
“teknik analisis data” di bab “metode penelitian”. Pada bagian ini Anda hanya
menyajikan hasil analisis data dan menjelaskan apa arti dari output analisis
Anda, tanpa memberikan interpretasi lebih lanjut atas output tersebut.

Contoh Penyajian hasil Analisis Data (Ulum 2015):

Hasil pengujian dengan WarpPLS 3.0 disajikan dalam gambar 4.6, tabel 4.5
dan 4.6. Berdasarkan output ‘model fit indices and P value’ diketahui bahwa
nilai APC=0.281, P<0.001, ARS=0.213, P=0.006, dan AVIF=1.362, Good if < 5
(lihat tabel 4.5). Ketentuan WarpPLS menyatakan bahwa nilai ρ untuk APC
dan ARS harus lebih kecil dari 0.05 (signifikan). Selain itu, AVIF sebagai
indikator multikolinearitas harus lebih kecil dari 5. Mengacu pada ketentuan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini fit.

Gambar xx. Output WarpPLS 3.0 – full model


R2=0,298

PROFIT

117
-0,101
0,546*** 0,310***

ICD
Keterangan: *** p<0.01; ** p<0.05; * p<0.10

Gambar xx dan tabel xx menunjukkan koefisien jalur dan nilai ρ dari setiap
hubungan langsung (direct effect) dalam model penelitian. Jalur ICP-MCAP
menunjukkan nilai koefisien 0,289 signifikan pada ρ 0,05 (**), jalur ICP-ICD
menunjukkan nilai koefisien -0179 signifikan pada ρ 0,10 (*), jalur ICD-
MCAP menunjukkan nilai koefisien 0,262 signifikan pada ρ 0,015 (***),
jalur ICP-PROFIT menunjukkan nilai koefisien 0,546 signifikan pada ρ 0,01
(***), jalur PROFIT-MCAP menunjukkan nilai koefisien 0,310 signifikan
pada ρ 0,01 (***), sementara jalur PROFIT-ICD menunjukkan nilai koefisien
-0,101 dan tidak signifikan.

Tabel xx. Model fit indices, Path coefficients, and P value


Model fit indices and P value APC=0.281, P<0.001
ARS=0.213, P=0.006
AVIF=1.362, Good if < 5
Path coefficients and P value ICP-MCAP 0.289, P=0.044
ICP-ICD -0.170, P=0.114
ICD-MCAP 0.262, P<0.001
ICP-PROFIT 0.546, P<0.001
PROFIT-MCAP o.310, P=0.001
PROFIT-ICD -0.101, P=0.254

Tabel 4.6 menyajikan output nilai koefisien dari indirect effect dan total
effect lengkap dengan nilai signifikansinya (ρ). Ini adalah salah satu
kelebihan WarpPLS 3.0 sehingga peneliti tidak perlu menghitung secara
manual untuk mengetahui nilai koefisien dari hubungan tidak langsung
sebagaimana formula yang diusulkan oleh Sobel (1986), Baron dan Kenny
(1986), maupun Preacher dan Hayes (2004).

Tabel xxx. Indirect effect, total effects, effect size

118
Keterangan Path Coefficients and P value
Indirect effect ICP – MCAP 0.123, P=0.095
PROFIT – MCAP -0.026, P=0.069
ICP – ICD -0.055, P=0.270
ICP-PROFIT-ICD-MCAP -0.014, P=0.282
Total effect ICP-MCAP 0.397, P<0.014
ICP-ICD -0.234, P=0.020
PROFIT-MCAP 0.284, P=0.002
Effect size ICP-MCAP 0.158
ICP-ICD 0.055
ICP-PROFIT 0.298
ICD-MCAP 0.035
PROFIT-MCAP 0.118
PROFIT-ICD 0.020

Tabel xxx menyajikan data R-squared, Q-squared dan Full collinearity VIF. R-
squared menunjukkan berapa persentase variansi konstruk endogen dapat
dijelaskan oleh konstruk eksogen. Q-squared (biasanya disebut Stoner-
Geisse coefficient) analog dengan R-squared namun hanya dapat diperoleh
melalui resampling (Sholihin dan Ratmono 2013). Sedangkan Full
collinearity VIF merupakan hasil pengujian kolinearitas penuh yang meliputi
multikoliearitas vertikal dan lateral. Kriteria untuk full collinearity test
adalah nilainya harus lebih rendah dari 3,3 (Kock 2013).

Tabel 4.7. R-squared, Q-squared, and Full collinearity VIF


R-squared Q-squared Full collinearity VIFs
MCAP = 0.279 MCAP = 0.299 ICP = 1.575
PROFIT = 0.298 PROFIT = 0.297 MCAP = 1.387
ICD = 0.062 ICD = 0.068 ICD = 1.161
PROFIT = 1.569

Hasil pengujian menunjukkan bahwa di dalam model penelitian ini tidak


terdapat multikolinearitas, baik multikolinearitas vertikal maupun lateral.
Hal ini dapat dilihat dari nilai full collinearity VIF yang berada pada angka di
bawah 3,3 untuk semua variabel. Nilai R2 yang ditampilkan untuk masing-
masing variabel endogen berada pada angka 27,9% (MCAP), 29,8% (PROFIT),
dan 6,2% (ICD).

4. Pembahasan

119
Pembahasan adalah ruh dari hasil penelitian. Lakukan pembahasan atas hasil
analisis data (mengacu pada upaya untuk menjawab rumusan masalah). Dalam
menyusun sub bagian pembahasan, Anda perlu mengajukan pertanyaan
“WHY/MENGAPA” terhadap output hasil analisis data. Dalam menjawab
pertanyaan tersebut, Anda sebaiknya mengkaitkan hasil analisis data dengan
minimal salah satu dari empat hal berikut:

1) Hasil penelitian terdahulu.


Contoh (Ulum 2015):
Hipotesis 1 menyatakan bahwa “Kinerja Modal Intelektual (ICP) Berpengaruh
Positif terhadap Kapitalisasi Pasar (MCAP)”. Berdasarkan output WarpPLS
sebagaimana disajikan di tabel xx diketahui bahwa kriteria tentang model fit
telah dipenuhi, di mana nilai APC dan ARS berada <0.001 dan nilai AVIF <5.
Koefisien jalur yang dihasilkan dari pengujian ini adalah sebesar 0,450
dengan nilai p<0,001. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1
diterima, artinya, ICP berpengaruh terhadap MCAP dengan nilai koefisien
determinasi sebesar 0,203.
Hasil penelitian ini mendukung sejumlah penelitian terdahulu (misalnya:
Wang, 2008; Zou dan Huan, 2011; Shiri et al., 2012). Lebih awal, Pulic (2000)
telah mengkaji hubungan ini dengan sampel perusahaan yang masuk dalam
kelompok FTSE 250. Lima tahun kemudian, Chen et al. (2005)
mengkonfimasi hasil yang sama untuk konteks perusahaan publik di Taiwan.
Hasil-hasil penelitian yang sejalan dengan temuan penelitian ini juga
dipaparkan oleh Mosavi et al. (2012), Maditinos et al. (2011), dan Yalama
dan Coskun (2007)

2) Teori/kajian pustaka.
Contoh (Ulum 2015):
Hasil penelitian ini konsisten, searah, dan mendukung perspektif teori
pensinyalan (signaling theory) bahwa kinerja IC yang baik adalah sinyal
positif bagi pasar. Hasil ini juga konsisten mendukung RBT (resources based
theory) yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang
dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu
mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik.
Resources yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan
keunggulan bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan
lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan. Barney dan Arikan
(2001) menyatakan bahwa sumber daya terdiri dari tangible dan intangible
assets yang digunakan oleh perusahaan untuk memahami dan
mengimplementasikan strateginya.

120
Barney (1991) menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, firm resources
meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut-atribut
perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yang dikendalikan oleh
perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan
mengimplementasikan strategi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan. Dalam perspektif IC, aset takberwujud perusahaan
diklasifikasikan dalam tiga kategori utama yaitu human capital, structural
capital, dan customer capital (Bontis 1998).

3) Logika/rasionalisasi/asumsi.
Contoh (Ulum et al. 2012):
Variabel umur perusahaan menyajikan hasil yang cukup menarik. Dalam
konteks Indonesia, age ternyata menjadi pemicu praktik pengungkapan IC
dalam laporan tahunan (sig = 0.025). Temuan ini bertentangan dengan hasil
kajian Bukh et al. (2005) dan White et al. (2007) yang tidak menemukan
adanya hubungan antara age dengan ICD. Namun demikian, mereka
mengemukakan dalam telaah teoritisnya bahwa variabel ini adalah pemicu
ICD. Bukh et al., (2005) misalnya, menyatakan bahwa semakin tua umur
perusahaan, maka nilai reputasi dan aktivitas sosialnya pun akan semakin
tinggi pula.
Menariknya, ternyata perusahaan-perusahaan yang berumur kurang dari
lima tahun di pasar modal (seperti PT. Bakrie Telecom Tbk dan PT. Bank
Rakyat Indonesia) justru mengungkapkan lebih banyak informasi tentang IC
dibandingkan perusahaan yang berumur lebih lama. Hal ini bisa jadi karena
semangat reputation driven, yaitu motivasi untuk mendongkrak citra
perusahaan dan menjadi perusahaan ternama dalam perdagangan pasar
saham meskipun perusahaan mereka baru di kancah pasar modal. Temuan
ini tidak hanya bertentangan dengan hasil penelitian Bukh et al. (2005) dan
White et al. (2007), namun bahkan membantah ekspektasi mereka tentang
umur perusahaan dalam kaitannya dengan voluntary disclosure.

4) Kondisi makro.
Contoh (Ulum et al. 2008)
Jika dilihat dalam perspektif yang pesimis, temuan penelitian ini mendukung
sinyalemen beberapa kelompok buruh (misalnya Serikat Pekerja Nasional -
SPN, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia - SPSI, dsb.) bahwa telah terjadi
eksploitasi terhadap tenaga kerja di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya gaji tenaga kerja Indonesia dibandingkan dengan tenaga kerja di
negara lain. Bahkan, gaji tenaga kerja Indonesia dihargai jauh lebih rendah
dibandingkan dengan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Sebagai
contoh, berdasarkan hasil survei perusahaan konsultan internasional HK

121
Kearney Consulting pada maret 2007, yang mensurvei indeks ranking 50
negara di dunia termasuk Indonesia, dalam hal teknologi informasi (TI)
menunjukkan bahwa penghasilan tenaga kerja TI Indonesia terendah kedua
di dunia, lebih rendah dari Ghana dan Filipina, dan hanya setingkat lebih
tinggi dari Vietnam (detiknet, 26 Juni 2007).
Bukti lainnya menunjukkan bahwa gaji profesional asli Indonesia digaji 30-
50% lebih rendah dibandingkan dengan gaji profesional asing yang bekerja di
perusahaan di Indonesia (Investor Daily, 30 Juni 2007). Untuk level direktur
pada perusahaan minyak dan gas (migas) misalnya, profesional asing bisa
memperoleh gaji sampai dengan Rp 245,8 juta per bulan, sedangkan direktur
lokal ‘hanya’ Rp 104,4 juta.
Berdasarkan data-data empiris, sistem upah yang umumnya diberlakukan di
perusahaan-perusahaan menempatkan pekerja pada posisi yang kurang
menguntungkan (Antoni, 2007). Dalam pembagian keuntungan misalnya,
kelompok kerja menempati posisi yang marginal. Penetapan upah kerja
didasarkan pada prinsip keuntungan yang sebesar-besarnya bagi
perusahaan, dan dinamika upah kerja tidak berkaitan langsung dengan
produktivitas. Artinya tinggi rendahnya upah riil banyak tergantung pada
manajer perusahaan, atau bahkan pada pemilik perusahaan (Hikam, 1996;
Wiranta, 1998). Dalam penetapan upah, pekerja merupakan kelompok yang
tidak perlu dilibatkan dan mereka kurang menikmati keuntungan
perusahaan yang seharusnya mereka peroleh. Kondisi inilah yang antara lain
mendorong pemerintah untuk ikut campur tangan dan memberlakukan
sistem upah minimum regional (UMR) (Masduqi, 1996; Hikam, 1998).

B. Menyusun “simpulan, keterbatasan, dan saran”


Bagian terakhir dari skripsi adalah bab “simpulan, keterbatasan, dan saran”
(biasanya ada di bab 5). Bab ini merupakan bagian yang paling ‘mudah’ diantara
bab-bab di dalam skripsi. Sebab, pada bagian ini hampir seluruh proses penelitian
telah dilaksanakan: masalah sudah diidentifikasi, teori dan pustaka telah dikaji,
hipotesis telah diajukan, data telah diperoleh dan telah dianalisis, temuan
penelitian juga telah dibahas. Bab terakhir ini merupakan ringkasan dari bagian-
bagian sebelumnya.

1. Simpulan.

122
Simpulkan hasil pembahasan Anda (poin per poin mengacu pada upaya
untuk menjawab rumusan masalah). Dalam hal ini, Anda bisa menyajikannya
dalam bentuk numbering atau paragraph.
Contoh 1 – simpulan dalam bentuk numbering (Ulum 2005):

Dari uraian pada bagian-bagian sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan


sebagai berikut:
1. Dari lima (5) item yang menjadi fokus penelitian ini – yaitu (a) Ruang Lingkup; (b) Tujuan
Laporan Keuangan; (c) Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan; (d) Komponen-komponen
Laporan Keuangan; dan (e) Struktur dan Isi – secara umum terdapat kesesuaian yang
membuktikan adanya proses harmonisasi PSAP No. 01 dengan IPSAS No 1. Proses
harmonisasi tersebut dilakukan dengan mengadopsi langsung hampir seluruh kalimat
dalam IPSAS No. 1 dan hanya dilakukan beberapa perubahan kecil di beberapa bagian
pada PSAP No. 01.
2. Beberapa bagian kecil yang dilakukan penyesuaian dengan peruntukan PSAP No. 01
misalnya tentang informasi-informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan dan
penamaan jenis laporan keuangan.
3. Dari lima (5) item yang dikaji dalam penelitian ini, tiga (3) diantaranya disusun dengan
konstruksi bahasa yang sama persis antara PSAP dengan IPSAS, yaitu tentang (1) tujuan,
(2) tanggung jawab pelaporan keuangan, dan (3) struktur dan isi. Hanya saja, pada poin
‘tujuan’ ketika menyebutkan tentang informas-informasi yang harus disajikan dalam
laporan keuangan untuk mencapai tujuan tersebut terdapat sedikit perbedaan. IPSAS
menyebutkan ada enam (6) elemen, yaitu: (1) aset, (2) kewajiban, (3) ekuitas dana, (4)
pendapatan, (5) belanja, dan (6) arus kas. Sedangkan PSAP menyebut delapan (8)
elemen untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan, yaitu dengan menambah elemen
“transfer” dan “pembiayaan”.
4. Pada dua elemen yang lain, yaitu (1) ruang lingkup, dan (2) komponen-komponen
laporan keuangan terdapat sedikit perbedaan yang cukup signifikan. Pada elemen ‘ruang
lingkup’ misalnya, PSAP disetting hanya untuk entitas pemerintahan, baik pusat maupun
daerah. Sedangkan IPSAS dirancang untuk seluruh jenis entitas sektor publik, tidak
hanya pemerintahan. BUMN/D yang merupakan entitas sektor publik dikecualikan
dalam kedua standar tersebut. Artinya, standar penyusunan dan pelaporan keuangan
untuk BUMN/D tidak mengikuti baik IPSAS maupun PSAP.

Contoh 2 – simpulan dalam bentuk paragraph (Ulum 2011):

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa human capital berhubungan


positif dengan customer capital. Artinya, dengan tacit knowledgenya,
human capital mampu menciptakan nilai (value creation) yaitu customer
capital bagi perusahaan. Perusahaan mampu mentransformasi tacit
knowledge ke dalam pengetahuan yang melekat pada hubungan-
hubungan eksternal perusahaan. Human capital juga berhubungan positif
dengan structural capital. Perusahaan-perusahaan di Malang mampu
mentransformasi pengetahuan pegawainya ke pengetahuan non manusia

123
yang lebih konkrit. Dengan demikian maka hipotesis 1 (a, b, c) diterima
dan hipotesis nul ditolak.
Customer capital berhubungan positif dengan business performance.
Artinya, customer capital perusahaan-perusahaan di Malang mampu
meningkatkan atau memperbaiki business performance secara signifikan.
Perusahaan mampu mendayagunakan pengetahuan eksternal untuk
meningkatkan business performance-nya secara signifikan. Dalam hal ini
kajian ini berbeda dengan kajian Astuti (2004) yang menunjukkan bahwa
hubungan CC – BP adalah positif tidak signifikan.

2. Keterbatasan
Tidak ada sesuatu yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Oleh karena itu, dalam setiap penelitian pasti peneliti memahami
keterbatasan dari hasil penelitiannya. Nah, sebagai sebuah kejujuran akademik,
peneliti harus mengungkapkan keterbatan dari penelitiannya. Berikut adalah
contoh penyajian keterbatasan penelitian (Ulum et al. 2008):
Sebagaimana lazimnya suatu penelitian empiris, hasil penelitian ini juga
mengandung beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Bukti yang disajikan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3
ukuran kinerja keuangan yang digunakan, hanya profitabilitas ROA
yang secara statistik signifikan untuk menjelaskan konstruk kinerja
perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran kinerja ATO dan
GR tidak tepat untuk digunakan sebagai proksi atas kinerja keuangan
yang dalam hal ini berposisi sebagai variabel dependen, dimana
variabel independen-nya adalah IC. Terkait dengan hal tersebut,
maka perlu dicari ukuran kinerja lain yang lebih sesuai.
2. Pemilihan objek penelitian yang melibatkan baik perusahaan publik
(listed) maupun perusahaan non-publik (unlisted) telah membatasi
penelitian ini untuk memilih ukuran kinerja keuangan yang berbasis
pada market value. Proksi market to book value ratio (MB), market
capitalization, ataupun earning per share (EPS) membutuhkan data
yang hanya disajikan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
bursa efek, sebab ukuran-ukuran kinerja tersebut merupakan ukuran
yang berbasis pada penilaian pasar atas suatu perusahaan (Firer dan
Williams, 2003; Chen et al., 2005; Abdolmohammadi, 2005; dan Tan
et al., 2007).
3. Penelitian ini hanya melakukan pengujian dengan lag 1 tahun,
artinya, IC tahun 2004 diuji dengan PERF tahun 2005, dan IC tahun
2005 diuji dengan PERF tahun 2006 sebagaimana dilakukan Tan et al.

124
(2007). Padahal, bisa saja pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan
tidak dalam selisih 1 tahun , tetapi 2 atau 3 tahun berikutnya.

3. Saran
Berikan saran-saran untuk penelitian berikutnya dan upaya perbaikan
terkait dengan hasil penelitian Anda. Saran biasanya terkait dengan upaya untuk
menutup keterbatasan penelitian. Jangan membuat saran yang tidak ada
hubungannya dengan hasil penelitian Anda. Berikut adalah contoh saran yang
dapat diberikan untuk contoh keterbatasan penelitian di atas (Ulum et al. 2008):
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah
disebutkan di atas adalah:
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan ukuran kinerja yang berbasis market value. Chen et al.
(2005) menggunakan market to book value ratio (MB),
Abdolmohammadi (2005) memilih market capitalization, sedangkan
Tan et al. (2007) menggunakan earning per share (EPS) sebagai proksi
atas kinerja pasar. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa IC
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
2. Penggunaan ukuran kinerja yang berbasis market value
mengharuskan untuk memilih sampel yang sesuai. Hal ini karena
untuk dapat memperoleh data tentang kinerja pasar, maka
perusahaan yang menjadi objek penelitian harus merupakan
perusahaan publik. Terkait dengan hal tersebut, maka untuk
penelitian selanjutnya disarankan menggunakan perusahaan publik
sebagai sampel. Perusahaan publik tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis industrinya sehingga sekaligus dapat menguji
kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan dilihat dari kelompok
industri yang berbeda sebagaimana telah dilakukan oleh Bontis
(1998), Bontis et al. (2000), Firer dan Williams (2003), dan Tan et al.
(2007).
3. Hasil pengujian tahunan menunjukkan bahwa untuk tahun 2006,
terdapat konsistensi penelitian ini dengan temuan Mavridis (2005)
dan Kamath (2007) yang menyatakan bahwa untuk kasus industri
perbankan, komponen VAIC yang relevan adalah VACA dan VAHU.
Hal ini juga sesuai dengan Pulic (1998). Dengan demikian dapat
diduga bahwa untuk tahun-tahun terakhir, kondisi industri di
Indonesia akan relatif sama dengan industri di Taiwan (Chen et al.,
2005), Singapura (Tan et al., 2007), dan Amerika (Abdolmohammadi,

125
2005) dalam hal pengelolaan IC. Penelitian selanjutnya dapat menguji
masalah yang sama untuk tahun-tahun berikutnya (2007 dst.).
4. Karena ada kemungkinan bahwa pengaruh IC terhadap kinerja
perusahaan tidak dalam selisih 1 tahun , tetapi 2 atau 3 tahun
berikutnya, maka penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji
pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan dengan lag 2-3 tahun.
Artinya, IC tahun ke-n diuji dengan kinerja tahun ke-n+2 atau ke-n+3.
Sehingga dengan demikian periode pengamatannya juga perlu
ditambah, tidak hanya 3 tahun, tetapi setidaknya 4 atau 5 tahun.

~~oo~~

126
BAB 8
“METODE PENELITIAN” DALAM STUDI KASUS

Bagian “metode penelitian” dalam penelitian studi kasus sedikit berbeda.


Urutan penyajian “metode penelitian” dalam penelitian studi kasus biasanya
adalah sebagai berikut (secara berurutan):

A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Unit Analisis
D. Jenis dan Sumber Data
E. Teknik Perolehan Data
F. Tahapan Analisis Data

Beberapa sub bab pada bagian metode penelitian ini sudah dibahas pada bab
penelitian survei, sehingga tidak perlu dijelaskan kembali pada bab ini. Bab ini
membahas tiga hal yang relatif berbeda dengan penelitian survei, yaitu tentang
Objek/Lokasi Penelitian dan Unit Analisis

C. Objek/Lokasi Penelitian
Dalam penelitian studi kasus, Anda harus secara eksplisit menuliskan
siapa yang menjadi objek penelitian Anda. Jika Anda melakukan penelitian pada
suatu organisasi (perusahaan/UKM/desa/sekolah/dsb.), maka Anda harus
menuliskan secara jelas nama organisasi tersebut dan alamat lengkapnya.
Misalnya, Anda melakukan penelitian tentang pengelolaan keuangan desa
di suatu desa. Maka pada bagian metode penelitian, Anda harus sebutkan nama
desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi dari tempat penelitian Anda. Jika
misalnya Anda melakukan penelitian di suatu perusahaan/UKM, maka yang
harus ditulis adalah nama perusahaan/UKM tersebut plus alamat lengkapnya.
Sub bab Objek/Lokasi Penelitian ini berbeda dengan pada penelitian
survei. Pada penelitian survei, bagian ini menggunakan judul Populasi dan Teknik

127
Pengambilan Sampel. Pada penelitian studi kasus kita tuliskan nama dan alamat
objek penelitian secara jelas. Sementara pada penelitian survei kita perlu
memperjelas kelompok populasi dan bagaimana cara kita mengambil sampel dari
populasi tersebut, tanpa menyebutkan alamat dari masing-masing calon sampel.

D. Unit Analisis

Dalam Bahasa Indonesia, kata unit (Inggris) adalah satuan. Istilah satuan
lazimnya tidak berdiri sendiri, terlepas dari sesuatu yang ditunjuk olehnya
(lazimnya akan berbunyi “satuan . . .”). Maka selain kata (sebutan) unit (satuan)
analisis dan unit (satuan) amatan seperti baru disebutkan di atas, kita kenal pula
ada sebutan unit (satuan) organisasi.
Kompleks perumahan, contoh lain, terdiri atas sekian banyak unit rumah.
Oleh karena itu sering kita dengar perkataan semisal “di lahan tersebut akan
dibangun sebanyak tiga ratus unit rumah.” Jadi, jelasnya, dalam “menghitung” isi
kompleks perumahan, maka yang menjadi satuan hitungannya adalah rumah.
Berapa kamar tidur tersedia di dalam setiap rumah? “Satuan hitungannya” adalah
kamar tidur. Berapa titik lampu (listrik) disediakan di setiap rumah, “satuan
hitungannya” titik lampu. Jika analisis data penelitian akan berupa menghitung
juga seperti contoh “menghitung rumah” di atas, maka sesuatu yang dijadikan
“satuan hitungan” itu jadilah sebagai “unit analisis.”
Misal, jika yang dianalisis (dihitung) berapa orang “ibu rumah tangga”
yang bekerja dan tidak bekerja dari penghuni sesuatu kompleks perumahan, maka
yang menjadi unit analisisnya adalah ibu rumah tangga. Jika yang dianalisis
tingkat pendidikan yang sedang atau sudah ditempuh oleh warga perumahan
tersebut, maka yang menjadi unit analisisnya adalah orang per orang (individu)
penghuni perumahan. Objek yang diteliti adalah tingkat pendidikan (dari orang-
orang tersebut).
Ini akan berbeda jika yang dianalisis (masih di kompleks perumahan yang
sama) adalah pemilikan kendaraan bermotor oleh sesuatu rumah tangga
(keluarga). Dalam hal ini yang menjadi unit analisisnya adalah rumah tangga

128
(keluarga), bukan orang per orang lagi, karena kendaraan bermotor itu merupakan
“milik keluarga” (hitungannya berdasarkan sesuatu keluarga). Objek
penelitiannya adalah pemilikan kendaraan bermotor oleh sesuatu keluarga (rumah
tangga).
Anda butuh beberapa butir kristal untuk membuat gelang? Silahkan beli,
per butir kristal sekian rupiah. Satuan hitungan pembeliannya, jadinya, kristal, per
kristal. Anggap tidak dijual kiloan, gitu. Anda suka sebuah gelang? Jangan beli
per kristal, walau gelang ini dibuat dari beberapa butir kristal, tapi beli per gelang.
Satuan hitungan jual-belinya gelang, bukan kristal lagi.
Jika seseorang peneliti akan menganalisis siapa yang lebih berprestasi,
murid-murid Sekolah A ataukah murid-murid Sekolah B, yang menjadi satuan
analisisnya bisa orang per orang murid, bisa kesatuan seluruh murid sesekolah
(disingkat menjadi “sekolah”). Contoh kecil, perbandingkan (analisis) banyaknya
murid yang lulus UAN dari kedua sekolah tersebut. Yang dihitung (satuannya)
adalah (orang) murid. Misal dari Sekolah A lulus 90 orang murid dari 100 orang
murid (lulus 90% murid). Dari Sekolah B lulus 87 orang murid dari 100 orang
murid (87% murid). Jadi, satuan hitungan perbandingannya individu murid
(jumlah orang murid berbanding jumlah orang murid), bukan “sekolah”. Jika yang
diperbandingkan rerata hasil (skor) UAN Sekolah A dan Sekolah B, maka yang
menjadi unit analisisnya sekolah, bukan individu murid, sebab rerata skor UAN
itu bukan lagi “milik” orang per orang murid, melainkan milik “satu kesatuan
murid se (satu) sekolah”.

Unit analisis dalam penelitian itu bisa berupa:


1) individu (wujudnya dapat berupa orang atau satuan-satuan setara lainnya
semisal ternak, kendaraan bermotor, alat peraga, media pendidikan, dan
koleksi perpustakaan); yang menjadi objek penelitiannya misalnya mengenai
umurnya (jika orang atau ternak, lama pemilikan jika kendaraan dan barang
lainnya);

129
2) kelompok (keluarga atau rumah tangga, kelas/murid sekelas, dsb); yang
menjadi objek penelitiannya misalnya mengenai kekerapan terjadinya
kekerasan terhadap anggota/warganya;
3) organisasi (sekolah, perguruan tinggi, pemerintah daerah, organisasi profesi,
dsb); yang menjadi objek penelitiannya misalnya mengenai standar layanan
minimalnya, efektivitasnya, dan sebagainya;
4) satuan geografis (kota, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi,
negara); yang menjadi objek penelitiannya misalnya mengenai rerata
penghasilan warganya, iklim politiknya, dan sebagainya;
5) interaksi sosial (perceraian, komunikasi layanan publik, pertukaran email,
pengasuhan anak, dsb); yang menjadi objek penelitian misalnya polanya,
intensitasnya, dan sebagainya;
6) artifak sosial (program tayangan tv, artikel majalah/koran, blog, dsb); yang
menjadi objek penelitiannya misalnya mutunya, peminatnya, dan sebagainya.

bagian ini kami kutip utuh dari tulisan Amirin (2009)


~~oo~~

130
BAB 9
KAIDAH PENULISAN KARYA ILMIAH

A. Ber-Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Skripsi adalah karya akademik yang formal, maka penulisannya juga harus
mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Salah satu hal penting yang harus dipahami
adalah penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini seringkali
terabaikan, sehingga proses bimbingan menjadi bertele karena (ada) dosen
pembimbing yang begitu peduli dengan bahasa. Kan tidak enak, udah antri lama2
untuk bimbingan, eh….malah cuma bahas tata tulis, tidak bicara konten!

Di banyak perguruan tinggi, jumlah mahasiswa bimbingan skripsi untuk


seorang dosen bisa lebih dari 50 orang per semester. Dengan asumsi bahwa 50%
dari jumlah itu bisa selesai dalam waktu satu semester, maka itu artinya pada
semester berikutnya sang dosen akan mempunyai 50 mahasiswa bimbingan baru
plus 25 sisa bimbingan semester sebelumnya. Ditambah dengan beban mengajar
yang juga cukup padat, maka waktu yang tersisa untuk proses bimbingan skripsi
sangatlah terbatas. Maksimal seorang dosen pembimbing hanya menyisakan
waktu antara 6-8 jam per minggu untuk melayani konsultasi.

Dengan waktu yang sangat terbatas dan dengan jumlah mahasiswa


bimbingan yang sangat banyak, maka proses bimbingan skripsi harus melalui
sebuah antrian panjang. Bisa-bisa Anda butuh waktu lebih dari satu jam untuk
sampai pada giliran berkonsultasi.

Nah, jika setelah antri panjang itu Anda hanya menerima coretan di draft
skripsi terkait dengan salah ketik, salah tata bahasa, salah kutip, dan sebagainya,
maka sungguh rugilah Anda! Jadi, modal penting dalam hal ini adalah
pemahaman yang memadai tentang tata bahasa Indonesia…jangan anggap enteng
matakuliah Bahasa Indonesia.

131
Hal-hal kecil dalam kebahasaan bisa ‘mengganggu’ naskah skripsi Anda.
Misalnya tentang bagaimana membedakan antara awalan dan kata depan.
Bagaimana menulis kata “di” ketika ia berfungsi sebagai awalah dan ketika ia
berfungsi sebagai kata depan. Atau tentang kaidah penggunaan huruf kapital dan
pemenggalan kata.

Kesimpulannya, penting sekali dalam proses ini Anda berpegang secara


taat kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Selalu merujuklah kepada ketentuan baku yang telah ditetapkan oleh lembaga
berwenang, jangan mengandalkan rumus ‘katanya’.

Nah, sebagai ‘bonus’, Anda dapat mengunduh EYD edisi kedua


berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja
ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan
diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991 dalam format pdf di:
http://ihyaul.staff.umm.ac.id/2010/03/skripsitesis-gunakan-ejaan-bahasa-
indonesia-yang-disempurnakan/ Gratisss!!

B. Glosarium
Ada yang beranggapan bahwa sebuah tulisan dianggap semakin tinggi
nilai akademiknya kalau banyak menggunakan istilah asing. Sehingga di dalam
naskah tersebut akan ditemukan banyak sekali tulisan yang dicetak miring (italic).
Anggapan ini sama sekali salah. Nilai akademik dari sebuah naskah tidak diukur
dari banyak tidaknya istilah asing yang digunakan. Justru penggunaan istilah
asing harus diminimalkan.

Dalam rangka meminimalkan penggunaan istilah-istilah asing tersebut,


Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (sekarang Kemdiknas) RI telah
menerbitkan suatu program (software) bernama “Glosarium”. Program ini

132
memuat istilah-istilah baku Bahasa Indonesia yang merupakan hasil penyerapan
dari bahasa/istilah asing.

Untuk memberikan gambaran tentang “Glosarium”, berikut saya kutipkan


secara utuh pengantar dari Kepala Pusat Bahasa yang terdapat di dalam program
tersebut:

Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat memacu


perkembangan bahasa, khususnya mutu daya ungkap bahasa Indonesia.
Peningkatan mutu daya ungkap itu dilakukan melalui pengembangan peristilahan
bahasa Indonesia dalam berbagai bidang ilmu. Untuk itu, Pusat Bahasa telah
mengembangkan istilah bidang ilmu dasar yang meliputi (1) Biologi, Fisika,
Kimia, Matematika; (2) ilmu terapan meliputi: Farmasi, Kedokteran, Kedokteran
Hewan, Perhutanan, Perikanan, Pertanian, Peternakan, Teknik Automotif, Teknik
Dirgantara, Teknik Kapal Terbang, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik
Pertambangan, Teknik Sipil, Teknologi Informasi; (3) ilmu humaniora meliputi:
Agama Islam, Antropologi, Arkeologi, Ekonomi, Filsafat, Fotografi dan Film,
Ilmu Politik, Keuangan, Komunikasi Massa, Linguistik, Pendidikan, Sastra, dan
Sosiologi .

Himpunan istilah ini merupakan hasil pembakuan istilah bersama Brunei


Darussalam, Indonesia, dan Malaysia dalam wadah Majelis Bahasa Brunei
Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim). Pengembangan istilah itu melibatkan
ratusan pakar bidang ilmu dari berbagai lembaga pemerintah ataupun swasta,
bersama pakar bahasa, dalam memadankan istilah asing setiap bidang ilmu ke
dalam bahasa Indonesia. Semua istilah dalam berbagai bidang ilmu tersebut
disatukan dan diselaraskan. Penyelarasan itu dilakukan antarsubbidang ilmu
dalam satu bidang ilmu dan antarilmu. Dari hasil penyelarasan itu terjadi
penyusutan sehingga glosarium pada edisi ini hanya memuat 182.415 istilah.

Glosarium ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mencari


padanan istilah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk keperluan
ekspresi dan komunikasi ilmiah Indonesia. Pengayaan bahasa Indonesia melalui

133
pengembangan istilah ini diharapkan dapat mengangkat bahasa Indonesia sejajar
dengan bahasa utama dunia.

Sebagai ‘bonus’ dan sedekah dari saya, Anda dapat mengunduh master file
program GLOSARIUM ini di: http://ihyaul.staff.umm.ac.id/2010/03/menulis-
wajib-pake-glosarium/ secara gratisss!!

C. Pembuatan ilustrasi (table dan gambar)

Ilustrasi adalah penggambaran akan sesuatu. Dua jenis ilustrasi yang


paling lazim digunakan dalam penyusunan skripsi adalah tabel dan gambar.
Gambar bisa berupa foto, grafik, diagram, denah, bagan, peta, dan sebagainya.
Beragam model tampilan tabel dan gambar dapat Anda temui di berbagai skripsi,
berbeda-beda. Sesuai selera aja kesannya!

Ilustrasi bersifat suplemen atau alat bantu. Ilustrasi jangan dibiarkan


berbicara sendiri tanpa penjelasan atau narasi. Apa yang disajikan dalam ilustrasi
harus dituliskan dan diterjemahkan oleh penulis ke dalam bentuk narasi yang
dapat dipahami oleh pembaca. Aculah ilustrasi sesuai dengan nomornya. Berikut
adalah ketentuan dalam membuat tabel dan gambar:

Tabel
Penulisan judul tabel menggunakan angka arab (1,2,3, dst.) berdasarkan
urutan kemunculannya di dalam naskah dan diletakkan di atas tabel (biasanya
dicetak tebal dan diletakkan di tengah, tetapi hal ini tergantung ketentuan masing-
masing institusi). Garis pada tabel hanya menggunakan tiga (3) garis horisontal
tanpa garis vertikal. Tabel sedapat mungkin tidak dari hasil scan. Informasi
singkat dan penting tentang isi tabel diperkenankan. Setiap tabel harus
mencantumkan sumber dan dicantumkan di bawah tabel. contoh:

134
Tabel xx: Kronologi Kontribusi Signifikan terhadap Pengidentifikasian,
Pengukuran dan Pelaporan IC

Period Progress
Akhir 1980-an Awal usaha para konsultan (praktisi) untuk membangun
laporan/akun yang mengukur intellectual capital (Sveiby, 1988).
Awal 1990-an Prakarsa secara sistematis untuk mengukur dan melaporkan
persediaan perusahaan atas intellectual capital kepada pihak
eksternal (misalnya: Celemi and Skandia; SCSI, 1995)
Kaplan dan Norton memperkenalkan konsep tentang balanced
scorecard (1992).
Pertengahan Nonaka dan Takeuchi (1995) mempresentasikan karya yang sangat
1990-an berpengaruh terhadap “penciptaan pengetahuan perusahaan”.
Meskipun buku ini berkonsentrasi pada ‘knowledge’, pembedaan
antara pengetahuan dan intellectual capital dalam buku ini cukup
menunjukkan bahwa mereka fokus pada intellectual capital.
Pada tahun 1994, suplemen laporan tahunan Skandia dihasilkan.
Suplemen ini fokus pada penyajian dan penilaian Persediaan
perusahaan atas intellectual capital. Visualisasi IC menarik minat
perusahaan lain untuk mengikuti petunjuk Skandia.
Sumber: (Ulum 2015b)

GAMBAR
Setiap gambar harus diberi nomor urut berdasarkan kemunculannya di dalam
naskah dengan menggunakan angka arab (1,2,3, dst.). Judul gambar diletakkan di
bawah gambar dan posisinya di tengah. Informasi singkat dan penting tentang isi
ilustrasi diperkenankan. Setiap ilustrasi harus mencantumkan sumber dan
dicantumkan di bawah gambar. Sebaiknya tidak perlu diberi bingkai (border).
Contoh 1:

135
Companies

Tangible Intellectual Financial


Capital Capital Capital

Human Capital Structural Capital Customer Capital

Implicit Explicit Relational


Skills Attitude Processes Culture Networks Reputation
knowledge knowledge capital

Sumber: (Ulum 2009)

Gambar x: Komponen Intellectual Capital

Contoh 2:
The People

Motivation
Culture
Education & training
Development

The Systems The Market

Patents Customers & suppliers


Methods The money market
Technology The labour market
Organization The knowledge market

Sumber:
Danish Confederation of Trade Unions (1999)
Gambar xx: Three Categories of ‘Knowledge’

D. Pengutipan dan Penulisan Daftar Pustaka

Standar pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang paling populer dan
banyak digunakan dalam penyusunan skripsi dan karya ilmiah yang lain adalah
sistem HARVARD (author-date style). Sistem Harvard menggunakan nama

136
penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis
secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama
ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di
belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi
dalam naskah tulisan).

Pengutipan dapat dilakukan di awal atau di akhir kalimat. Jika sumber


kutipan disebut di awal, maka penulisannya dimulai dari nama (nama) penulis dan
tahun publikasi ditulis di dalam kurung. Sementara kalau sumber kutipan disebut
di akhir kalimat, maka baik nama (nama) penulis maupun tahun publikasi ditulis
di dalam kurung.
Contoh 1:
Edvinsson dan Malone (1997) mengidentifikasikan IC sebagai
nilai yang tersembunyi (hidden value) dari bisnis. Sumber
Terminologi ”tersembunyi” disini digunakan untuk dua hal kutipan di
yang berhubungan. Pertama, IC khususnya asset intelektual awal kalimat.
atau aset pengetahuan, adalah tidak terlihat secara umum Penulis 2
seperti layaknya aset tradisional, dan kedua, aset semacam orang
itu biasanya tidak terlihat pula pada laporan keuangan.

Contoh 2:
Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan Sumber kutipan
dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau teknologi di akhir kalimat.
yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam Penulis lebih dari
proses penciptaan nilai bagi perusahaan (Bukh et al., 2005) 2 orang

Contoh 3:
Kebanyakan definisi IC yang dikemukakan para ahli Sumber kutipan
memandang bahwa kemanfaatan dari IC tidak perlu dengan di akhir kalimat.
segera diidentifikasi, namun cenderung akan diakrualkan Penulis 1 orang
melalui periode long-term (Abeysekera, 2006).

Penulisan daftar pustaka memiliki ketentuan yang berbeda-beda,


tergantung sumbernya. Antara sumber yang dari buku, jurnal, koran, internet, dan
lain-lain memiliki perbedaan cara penulisan. Berikut adalah panduan dan contoh
penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber:

a. Referensi dari buku cetak

137
Urutan penulisannya: nama (nama) penulis, tahun, judul (ditulis
miring/italic), penerbit, kota. Nama penulis ditulis dari nama belakang,
sedangkan nama depannya disingkat (untuk penulis pertama atau sendirian).
Sedangkan untuk penulis kedua dan seterusnya, singkatan dari nama depan
ditulis di depan nama belakang.

Contoh (penulis 1 orang):


Ulum, I. 2009. Intellectual Capital; Konsep dan Kajian Empiris. PT. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Contoh (penulis 2 orang):
Watts, R.L. and J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice-
Hall. Englewood Cliffs. NJ.
Contoh (penulis 3 atau lebih orang):
Roos, J., G. Roos, N.C. Dragonetti, and L. Edvinsson. 1997. Intellectual
Capital: Navigating in the New Business Landscape. Macmillan
Business. Houndsmills.
b. Referensi dari jurnal, majalah, koran, dsb.

Urutan penulisannya: nama (nama) penulis, tahun, judul (dengan tanda petik
dan tidak ditulis miring/italic), nama jurnal (ditulis miring/italic),
edisi/volume/nomor terbitan.
Contoh (sumber kutipan dari jurnal):
Bontis, N. and J. Fitz-enz. 2002. “Intellectual capital ROI: a causal map of
human capital antecedents and consequents”. Journal of Intellectual
Capital. Vol. 3 No. 3. pp. 223-47.
Contoh (sumber kutipan dari majalah):
Abidin. 2000. “Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”. Media
Akuntansi. Edisi 7. Thn. VIII. pp. 46-47.
Contoh (sumber kutipan dari koran):
Ulum, I. 2001. “Superioritas Sekolah”. Malang Pos, edisi tanggal 10 Juli 2001.
c. Referensi dari internet

Urutan penulisannya: nama (nama) penulis, tahun, judul (dengan tanda petik
dan tidak ditulis miring/italic), alamat website (ditulis miring/italic), tanggal
unduh.

138
Contoh:
Pulic, A. 2000. “VAICTM – an accounting tool for IC management”. available
online at: www.measuring-ip.at/Papers/ham99txt.htm (diakses pada 2
November 2006).
d. Referensi dari prosiding, skripsi, thesis, disertasi, laporan penelitian,
makalah seminar, dsb. (unpublished)

Urutan penulisannya: nama (nama) penulis, tahun, judul (dengan tanda petik
dan tidak ditulis miring/italic), nama sumber kutipan (ditulis miring/italic),
penyelenggara/kota.

Contoh (sumber kutipan dari prosiding, makalah seminar):


Ulum, I. 2008. “Intellectual capital and financial return of listed Indonesian
banking sector”. Prosiding international research seminar and
exhibition. Lemlit UMM. Malang.
Contoh (sumber kutipan dari skripsi/thesis/disertasi):
Ulum, I. 2007. “Analisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan perbankan di Indonesia”, Thesis pada Magister
Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang (unpublished).

E. Gunakan EndNote
Secara umum terdapat tiga jenis model penulisan bibliografi yang lazim
digunakan, yaitu Harvard, Vancouver, dan Chicago style. Berdasarkan ketiga
gaya inilah kemudian berkembang ratusan bahkan ribuan gaya penulisan daftar
pustaka yang digunakan di berbagai penjuru dunia.
HARVARD style merupakan gaya pengutipan dan penyusunan daftar pustaka
yang paling populer dan banyak digunakan oleh jurnal-jurnal ilmiah – baik
nasional maupun internasional – dan oleh perguruan tinggi dalam pedoman
penulisan tugas akhir (skripsi, thesis, disertasi). Pada dasarnya Harvard style
memiliki ciri author-date, yaitu bahwa referensi disajikan berdasarkan nama akhir
penulis (diurutkan berdasarkan alfabetik A-Z) dan tahun.
Turunan dari Harvard style sangat luar biasa banyaknya. Ada ratusan jenis
bibliographic style yang sesungguhnya adalah Harvard style. Berikut ini contoh

139
gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka Indonesian Journal Of Banking And
Finance (JBB) yang pada dasarnya adalah Harvard style.

140
Book
Elements of the citation
Author(s) of book – family name and initials Year of publication, Title of book – italicised, Edition, Publisher, Place of publication.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Single author Sophisticated searching techniques are important Berkman, RI 1994, Find It fast: how to uncover expert Book
in finding information (Berkman 1994) information on any subject, HarperPerennial, New York.
OR
Berkman (1994, p. 25) claimed that …
OR
Berkman (1994, pp. 30-35) agrees that …
2 authors … from an engineering perspective (Cengel & Cengel, YA & Boles, MA 1994, Thermodynamics: an Book
Boles 1994) engineering approach, 2nd edn, McGraw Hill, London.
OR
Cengel and Boles (1994) found …
3 authors … as previously demonstrated (Reid, Parsons & Reid, DH, Parsons, MB & Green, CW 1989, Staff management Book
Green) in human services: behavioral research and application,
Charles C. Thomas, Springfield.
4 or more … neck pain caused by whiplash (Jull et al. Jull, G, Sterling, M, Fallah, D, Treleaven, J & O'Leary, S 2008, Book
authors 2008). Whiplash headache and neck pain: research-based directions
OR for physical therapies, Churchill Livingstone, Edinburgh.
Jull et al. (2008) have argued …
No author … already mentioned (Be, know, do: leadership Be, know, do: leadership the Army way 2004, Jossey-Bass, San Book
the Army way 2004). Francisco.
OR Insert alphabetically into the Reference List.
In Be, know, do: leadership the Army way (2004)
there is an interesting example …
Multiple works … geology of Queensland’s national parks Willmott, WF 2004, Rocks and landscapes of the national Book
by the same (Willmott 2004, 2006). parks of southern Queensland, Geological Society of Australia,
author Queensland Division, Brisbane.
Willmott, WF 2006, Rocks and landscapes of the national
parks of central Queensland, Geological Society of Australia,
Queensland Division, Brisbane.
Order chronologically from in the reference list.
Multiple works … geographically speaking (Dawkins 1996a, Dawkins, R 1996a, Climbing Mount Improbable, Viking, Book
by the same 1996b) London.
author, published Dawkins, R 1996b, River out of Eden, Phoenix, London.
in the same year Order alphabetically by title in the reference list.
Two or more … rock formations (Dawkins 1996; Willmott Dawkins, R 1996, Climbing Mount Improbable, Viking, Book
works by 2004) London.
different authors Willmott, WF 2004, Rocks and landscapes of the national
parks of southern Queensland, Geological Society of Australia,
Queensland Division, Brisbane.
Book by an … in the case of an institution (Australian Australian Government Publishing Service 1987, Book
organisation or Government Publishing Service 1987) Commonwealth printing and publishing manual, 2nd edn,
institution A.G.P.S., Canberra.
Different … the meaning of educational research (Pring Pring, R 2004, Philosophy of educational research, 2nd edn, Book
Editions 2004) Continuum, London.
The edition statement is placed after the title of the work.
This is not necessary for a first edition.
Edited book … some findings (ed. Sjostrand 1993) Sjostrand, S (ed.) 1993, Institutional change: theory and Edited book
OR empirical findings, M.E. Sharpe, Armonk, N.Y.

… optics defined (eds Pike & Sarkar 1986) Pike, ER & Sarkar, S (eds) 1986, Frontiers in quantum optics,
Adam Hilger, Bristol.
Book Series In defining permutation groups Bhattacharjee Bhattacharjee, M 1998, Notes of infinite permutation groups, Book
(1998) … Lecture notes in mathematics no.1698, Springer, New York.
Chapter in a book
Elements of the citation
Author(s) of chapter – family name and initials Year of publication, ‘Title of chapter – in single quotation marks’, in Editor(s) of book (eds), Title of book –
italicised, Edition, Publisher, Place of publication, Page numbers.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Chapter in an Bernstein (1995) explained intelligent traffic Bernstein, D 1995, ‘Transportation planning’, in WF Chen Book section
edited book flows. (ed.), The civil engineering handbook, CRC Press, Boca Raton, pp.
231-61.

Conference paper
Elements of the citation
Author(s) of paper – family name and initials Year of publication, ‘Title of paper – in single quotation marks’, Title of published proceedings which may
include place held and date(s) – italicised, Publisher, Place of Publication, Page number(s), (viewed date-in-full, URL – if accessed electronically).

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Published Bourassa (1999) emphasised … Bourassa, S 1999, ‘Effects of child care on young children’, Conference
conference paper Proceedings of the third annual meeting of the International proceeding
Society for Child Psychology, International Society for Child
Psychology, Atlanta, Georgia, pp. 44-6.
Unpublished … estimating partner change (Bowden and Bowden, FJ & Fairley, CK 1996, ‘Endemic STDs in the Conference paper
conference paper Fairley 1996) Northern Territory: estimations of effective rates of partner
change’, paper presented to the scientific meeting of the Royal
Australian College of Physicians, Darwin, 24-25 June.
Journal Article
Elements of the citation
Author(s) of journal article – family name and initials Year of publication, ‘Title of journal article – in single quotation marks’, Title of journal – italicised,
Volume, Issue or number, Page number(s), (viewed date-in-full, URL – if accessed electronically).

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Journal articles Huffman (1996) expanded on the theory … Huffman, LM 1996, ‘Processing whey protein for use as a food Journal article
OR ingredient’, Food Technology, vol. 50, no. 2, pp. 49-52.
… uses for whey protein (Huffman 1996).
Electronic … changes in resource management (Daniel Daniel, TT 2009, 'Learning from simpler times', Risk Electronic article
journal article 2009) Management, vol. 56, no. 1, pp. 40-44, viewed 30 January in EndNote
with page 2009, <http://proquest.umi.com/>. Journal article
numbers For an article retrieved from a database, it is sufficient to with Electronic
give the URL of the database site. type chosen in
Refworks.
Electronic … the discipline of art history (Donahue-Wallace Donahue-Wallace, K & Chanda, J 2005, 'A case study in Electronic article
journal article & Chanda 2005) integrating the best practices of face-to-face art history and in EndNote
without page online teaching', Interactive Multimedia Electronic Journal of Journal article
numbers Computer-Enhanced Learning, vol. 7, no. 1, viewed 30 with Electronic
January 2009, type chosen in
<http://imej.wfu.edu/articles/2005/1/01/index.asp>. Refworks.
Thesis
Elements of the citation
Author of thesis – family name and initials Year of preparation of thesis, ‘Title of thesis – in single quotation marks’, Award, Institution issuing degree,
Location of institution.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Thesis Exelby (1997) described the process … Exelby, HRA 1997, ‘Aspects of gold and mineral liberation’, Thesis
OR PhD thesis, University of Queensland, Brisbane.
… processing gold (Exelby 1997) The title is not italicised and is placed in quotation marks.

Report
Elements of the citation
Author(s) of report – (person or organisation) Year of Publication, Title of report - italicised, Report number (if available), Publisher/ Institution, Place of
publication, (viewed date-in-full, URL - if accessed electronically).

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Print report … in Queensland waterways (Mortimer & Cox Mortimer, M. & Cox, M 1999, Contaminants in mud crabs and Report
1999) sediments from the Maroochy River, Environment technical
report no. 25, Queensland Department of the Environment,
Brisbane.
Electronic report … young children’s schooling (Rathbun, West & Rathbun, AH, West, J & Hausken, EG 2003, Young children's
Hausken 2003) access to computers in the home and at school in 1999 and
2000, NCES-2003-036, National Center for Education
Statistics, Washington, DC, viewed 4 November 2003,
<http://nces.ed.gov/pubs2003/2003036.pdf>.
Newspaper and magazine article
Elements of the citation
Author(s) of article – family name and initials Year of publication, ‘Title of article – in single quotation marks’, Title of newspaper – italicised, Day month,
Page number(s).

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks
(which reference
type?)
Newspaper ... as seen in the move to privatise the railway Simpson, L 1997, ‘Tasmania’s railway goes private’, Newspaper article
article (print) (Simpson 1997) Australian Financial Review, 13 October, p. 10.
Newspaper … government has been blamed for the water Porteous, C 2007, ‘Rudd blamed for drought’, Courier Mail, 15
article (web) shortage (Porteous 2007). August, p. 17, viewed 27 February 2009,
<http://global.factiva.com/>.
For an article retrieved from a database, it is sufficient to
give the URL of the database site.

Web page
Elements of the citation
Author(s) of page – (person or organisation) Year (page created or revised), Title of page - italicised, description of document (if applicable), name of the
sponsor of the page (if applicable), viewed date-in-full, URL.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Web page with … this agreement (Albanese 2009) Albanese, A 2009, Fairer compensation for air travellers, Web page
author media release, 29 January, Minister for Infrastructure,
Transport, Regional Development and Local Government,
viewed 30 January 2009,
<http://www.minister.infrastructure.gov.au/aa/releases/2009
/ January/AA007_2009.htm>.
Web page with … in this subject guide (University of Queensland University of Queensland Library 2009, Mechanical Web page
corporate or Library 2009) engineering subject guide, University of Queensland Library,
organisational viewed 6 February 2009,
author <http://www.library.uq.edu.au/findits/findit.php?title=
Mechanical+Engineering>.
Web page with no … it has been argued that emotional intelligence Bliss, SE n.d., The effect of emotional intelligence on a modern Web page
date of is a combination of competencies (Bliss n.d.) organizational leader’s ability to make effective decisions,
publication viewed 10 February 2008, <http://eqi.org/mgtpaper.htm>.

Patent
Elements of the citation
Author(s) of patent – family name and initials Year of issue, Title of patent- italicised, Number of patent including country of issue.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Patent … gas insulated transmission systems (Cookson Cookson, AH 1985, Particle trap for compressed gas insulated Patent
1985) transmission systems, US Patent 4554399.

Standard
Elements of the citation
Corporate body issuing standard Year of publication, Title of standard- italicised, Number of standard including identifier of issuing country or body,
Publisher of standard, Place of publication.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Standard … steels are classified (International Organization International Organization for Standardization 1982, Steels - Standard
for Standardization 1982) classification - part 1: classification of steels into unalloyed
and alloy steels based on chemical composition, ISO 4948-
1:1982, International Organization for Standardization,
Geneva.
Map
Elements of the citation
Issuing body Year of publication, Title of map – italicised, Series (if available), Publisher, Place of publication.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Map … reading this map (Department of Mines and Department of Mines and Energy, Queensland 1996, Map
Energy, Queensland 1996) Dotswood, Australia 1:100 000 geological series, sheet 8158,
Department of Mines and Energy, Queensland, Brisbane.

Personal communication
Elements of the citation
Information obtained by interview, telephone call, letter or email should be documented in the text, but should NOT be included in the list of
References.

Reference type In-text examples Reference list example EndNote and


RefWorks (which
reference type?)
Personal When interviewed on 15 June 1995, Dr Peter Do not include in the Reference List Personal
communication Jones explained that … communication
OR
This was later verbally confirmed (P Jones 1995,
pers. comm., 15 June).
Daripada pusing dengan bibliographic style, gunakan saja aplikasi
EndNote!! EndNote dapat mengenali berbagai gaya selingkung yang digunakan di
berbagai jurnal internasional. Jadi, dengan EndNote kita tidak perlu galau pada
saat akan melakukan publikasi pada jurnal. Sebab, apapun gaya selingkung untuk
penulisan sitasi dan bibliografi yang digunakan oleh jurnal tersebut, EndNote akan
menyusunkannya buat kita hanya dengan satu kali ‘klik’.
EndNote adalah produk dari Thomson Reuters, software yang sangat
bermanfaat untuk mengelola referensi dalam menulis laporan penelitian dan
publikasi ilmiah. Dengan EndNote, kita dapat melakukan pencarian bibliografi
secara online, dan kemudian langsung dapat kita tambahkan dalam EndNote
library. EndNote merupakan penyusun bibliografi - Cite While You Write™
membuat proses sitasi dan penyusunan referensi menjadi lebih mudah. Tidak ada
alat yang lebih baik daripada EndNote untuk menangani beragam kebutuhan gaya
bibliografi.
Saat menguji skripsi, thesis, ataupun disertasi, beberapa dosen sering
memberikan porsi waktu yang cukup untuk mengecek kesesuaian antara sitasi di
naskah dengan daftar pustaka (bibliografi). Begitu ditemukan adanya sumber
sitasi yang belum dicantumkan di bibliografi, dosen biasanya dengan mudah
‘menuduh’ mahasiswa telah melakukan plagiasi. Padahal, bisa saja hal itu terjadi
karena mahasiswa ‘khilaf’ tidak menuliskan sumber sitasinya di bibliografi. Tentu
saja juga mungkin memang mahasiswa tersebut melakukan plagiasi.
Nah, EndNote akan membantu kita untuk memastikan bahwa referensi yang
kita sitasi di naskah akan otomatis muncul di bibliografi. Dengan EndNote,
aktifitas penyusunan daftar pustaka tidak lagi membuat kita pusing, karena kita
tidak perlu lagi repotrepot menyusun daftar pustaka. Begitu kita menyisipkan
sumber sitasi di dalam naskah, maka EndNote akan ‘bekerja untuk kita’
menyusunkan daftar pustakanya.
Selain EndNote, ada beberapa software lain yang memiliki fungsi sejenis.
Misalnya yang cukup populer adalah Zotero, Mendeley, dan EndNote Web.
Bagaimana cara memilih citation manager yang sesuai? 2 tabel berikut ini mungin
bisa membantu.
Tabel 11.1. Citation
manager comparison
Chart.

Sumber: Ulum (2015a)


Dengan menggunakan aplikasi EndNote kita bisa dengan memudah
berpindah-pindah style untuk menyesuaikan dengan selingkung dari organisasi
(jurnal/universitas). Software (trial 30 hari) EndNote dapat diunduh di:
www.endnote.com. Tambahan jenis output style dapat diunduh di:
http://endnote.com/downloads/styles. Ada lebih dari 6000 yang disiapkan oleh
EndNote. Selain itu, kita juga bisa membuat style kita sendiri di EndNote, dengan
nama jurnal/kampus kita sendiri. Lebih lanjut silahkan baca buku EndNote saya 

~~oo~~
Bab 10
TIPS “HEMAT, CEPAT & SELAMAT”
BER-SKRIPSI

A. Tips di awal memulai skripsi

SKRIPSI….seringkali menjadi ‘sandungan’ bagi mahasiswa untuk meraih


gelar sarjana. Tidak sedikit mahasiswa yang sudah lulus semua teori, tinggal
skripsi saja, tetapi tidak juga lulus hingga bertahun-tahun. Teman saya yang
angkatan ‘95 dan ‘96 pun banyak yang belum tuntas urusan akademiknya, hanya
gara-gara skripsi.

Menurut saya, skripsi sesungguhnya bukan sesuatu yang ‘penting’, tapi


tentu saja tidak dapat dianggap remeh. Sama tidak pentingnya dengan KKN
(kuliah kerja nyata) yang di beberapa perguruan tinggi sudah dihapuskan, namun
juga masih banyak yang memertahankan.

Di banyak perguruan tinggi, jumlah SKS untuk skripsi paling 4 atau


maksimal 6 SKS. Itu artinya bobot akademik skripsi ‘hanya’ sama dengan
matakuliah ISBD dan IAD (untuk yang 4 SKS), atau sama dengan matakuliah
Pengantar Bisnis dan Pengantar Manajemen (untuk yang 6 SKS)! Karena hanya
setara dengan matakuliah-matakuliah ‘pengantar’ tersebut, maka tentu saja skripsi
tidak boleh jadi beban melebihi matakuliah-matakuliah tersebut.

Skripsi itu MUDAH!! Skripsi itu TIDAK SUSAH! Skripsi itu TIDAK
BOLEH LAMA….

Yang membuat skripsi itu lama, atau bahkan gagal menyusun skripsi dan
akhirnya ‘kabur’ dari kampus tanpa dapat gelar apa-apa, seringkali adalah
“kebingungan”. Bingung mencari tema, bingung mencari judul, dan bingung
mencari contoh.
Oleh karena itu, maka (menurut saya), pada saat sudah memrogram untuk
mengambil skripsi....mendaftar dan kemudian dapat jatah dosen pembimbing…
yang pertama harus dilakukan adalah: CARI CONTOH PENELITIAN! baik dari
jurnal, artikel-artikel simposium, atau dari skripsi-skripsi pilihan.

Kemudian, bawa dan tunjukkan contoh itu kepada dosen pembimbing, dan
tentukan di bagian mana Anda akan mereplikasinya…misalnya: “ini Pak/Bu
paper yang akan saya contoh…saya akan menambah/mengubah variabelnya, atau
mengganti objeknya, atau menambah tahun pengamatannya, atau…atau…” tentu
saja harus disertai dengan dasar teori yang jelas, mapan dan argumentatif.

Dengan cara seperti itu, setidaknya ada dua manfaat: Pertama, Anda tidak
akan mengalami kebingungan dalam menyusun skripsi, mulai dari proposal
hingga simpulan…karena sudah punya contohnya…tentu saja jangan plagiat!!
Kedua, potensi untuk ‘ditolak’ oleh dosen pembimbing menjadi minimal, karena
mereka (dosen pembimbing) melihat kesiapan Anda. Tentu saja asal tema yang
Anda contoh tidak jadul-jadul amat!…jadi dalam memilih contoh pun harus
selektif…cari yang masih anget, up-to-date…kontroversial…dan belum banyak
yang menelitinya.

Nah…kalau sudah begitu masih lama juga…mungkin Anda sedang kurang


beruntung…bisa jadi karena Anda dapat dosen pembimbing yang.... [gimana
gitu]. hehehe…. kalo sudah begini…ya…berdo’a saja!!

Berikut ini saya rangkumkan beberapa tips untuk membuat Anda sukses
melewati masa-masa akhir studi itu….

1. Jangan pernah takut dengan skripsi. Kalau ada anggapan/cerita dari senior
bahwa skripsi itu susah, menakutkan, dan sejenisnya… Abaikan!!

Cerita-cerita dari senior/kakak tingkat tentang pengalaman mereka dalam


menyusun skripsi harus dibedakan dalam 2 kelompok. Pertama, kelompok
senior yang sukses dengan skripsinya (sudah lulus). Kedua, kelompok yang
masih terus berkutat dengan skripsinya. Tidak lulus lulus!. Biasanya, cerita-
cerita tentang horornya skripsi datang dari mereka yang belum juga tuntas
urusan skripsinya. Sehingga untuk mencari kawan, mereka membuat cerita
tentang betapa horornya skripsi.

Skripsi tidak untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi, ditulis, dikerjakan, selesaikan.
Semakin Anda termakan dengan ketakutan-ketakutan tidak jelas yang
bersumber dari pengalaman-pengalaman personal kakak tingkat (gagal) tentang
skripsi, maka semakin dalam Anda akan terjerumus dalam kegelapan.
Solusinya? Tinggalkan mereka yang gagal itu. berkawanlah dengan mereka
yang berada pada jalur sukses menyusun skripsi.

2. Jangan percaya cerita senior tentang dosen pembimbing yang jelek-jelek atau
yang mengerikan, karena pada dasarnya tidak ada dosen yang mengerikan itu!!.
Jadi kalalu ada yang bilang: “kamu dapat pembimbing bu A, atau pak S?
waahhh.....siap-siap saja lama skripsimu.... bisa 2 tahun!!”. Jangan percayai
itu!! Itu cuma gosip!

Ingatlah bahwa cerita-cerita ‘mengerikan’ tentang dosen pembimbing itu pada


dasarnya adalah pengalaman pribadi para ‘senior’ yang lama menyusun skripsi.
Meskipun mungkin cerita itu benar, acuhkan!! Karena itu akan mengganggu
konsentrasi Anda dalam melakukan proses bimbingan dengan beliau... ingat!
Bahwa rumus berita itu pada dasarnya dalah ‘Bad news is good news’.

3. Fokuslah pada skripsi. Abaikan yang lain dulu, mulai dari usaha PDKT (baca:
pendekatan), pacaran, kerja sampingan di luar kuliah, bahkan FB-an/twitter-an
bila perlu (kalau dirasa hal itu dapat mengganggu fokus skripsi). Fokus hanya
pada skripsi!

4. Pilihlah tema yang memungkinkan Anda untuk bisa memeroleh data secara
independen. Artinya Anda tidak tergantung pada orang lain terkait dengan data
penelitian itu. Misalnya, cari tema-tema yang datanya sudah ready di internet
(data sekunder)….hindari menggunakan kuesioner yang respondennya tersebar
luas dan tidak dapat “dikendalikan”, karena itu akan menghambat skripsi Anda.
Jikalau memang penelitian Anda harus menggunakan data primer, pastikan
bahwa Anda memiliki kemampuan untuk ‘mengendalikan’ para responden
yang akan mengisi kuesioner atau Anda wawancarai.

5. Jika penelitian Anda studi kasus, pastikan Anda memiliki akses ke objek
penelitian. Karena jika tidak, maka waktu Anda akan habis hanya untuk
menunggu jawaban ijin penelitian…

Bayangkan, bagaimana menjemukan dan menjengkelkannya jika Anda


mengirim surat permohonan ijin untuk melakukan penelitian pada suatu
organisasi (perusahaan/pemda). Setelah surat Anda kirim, Anda harus
menunggu tanpa kepastian kapan surat Anda akan dibalas. Setelah menunggu
berbulan-bulan (katakanlah 3-6 bulan, dan selama itu Anda tidak bisa berbuat
apa-apa!), akhirnya surat balasan yang Anda tunggu benar-benar datang.
Namun.... surat itu bilang bahwa permohonan ijin Anda untuk melakukan
penelitian DITOLAK!

Untuk menghindari hal seperti itu terjadi, maka ketika Anda memutuskan
untuk melakukan penelitian studi kasus, pastikan bahwa Anda memiliki akses
ke objek penelitian. Dengan kata lain, Anda punya ‘orang dalam’ di calon
objek penelitian.

6. Ketika menyusun bab “metode penelitian” (khususnya di teknik analisis data),


tulislah secara rinci, detail, dan sistematis tahapan analisis data yang akan
Anda lakukan, dimulai dari setelah memeroleh data. Hal ini penting untuk
memandu Anda dalam mengerjakan bab selanjutnya. Jika tidak, maka Anda
akan mengalami kebingungan setelah memeroleh data. Bingung mau diapakan
data-data yang diperoleh?

7. Usahakan tetap fokus dan kontinyu…setelah memeroleh data, jangan istirahat


dulu (misalnya pulang kampung dulu…). Karena begitu Anda berhenti, mood
dan atmosfirnya akan hilang, atau setidaknya berkurang. Jadi, begitu dapat
data, langsung analisis, dan langsung dibahas.
8. Gunakan bantuan bahasa yang memadai, misalnya buku EYD (ejaan yang
disempurnakan) dan GLOSARIUM untuk memastikan bahwa kalimat Anda
tepat. Dalam hal ini jangan terlalu percaya dengan dosen pembimbing, karena
mereka belum tentu juga memahami konteks kebahasaan…jadi, bertanyalah
kepada buku EYD dan Glosarium yang jelas-jelas sudah benar dan legal!!

Hal ini penting karena kadang ada dosen pembimbing yang sangat fokus pada
aspek bahasa. Sementara, rujukan kebahasaan yang digunakan kadang juga
berbeda. Contoh paling populer misalnya: dosen pembimbing 1 meminta untuk
menggunakan kata METODE, sementara pembimbing 2 keukeh dengan kata
METODA. Bagaimana menyikapi hal seperti ini? Satu-satunya cara adalah
dengan menunjukkan kata serapat yang sudah dibakukan oleh pusat bahasa
Indonesia, Glosarium!

Contoh lain misalnya: Anda melakukan penelitian dengan rujukan PSAK 19.
Saat menulisnya di naskah, Anda menulis “PSAK 19 tentang Aset
takberwujud”. Tetapi dosen pembimbing bilang bahwa harusnya Anda menulis
“Aset Tidak Berwujud”. Sebenarnya Anda yang benar, karena memang PSAK
19 bilang seperti itu. Namun dosen pembimbing juga bisa benar karena seolah-
olah harusnya demikian. Saat seperti itu, tidak usah berbantah dengan
pembimbing. Besok, bawa dan tunjukkan saja buku PSAK 19 kepada dosen
pembimbing, biar beliau sendiri yang mengoreksi kesalahannya.

Bagaimana? sudah siap skripsi? 2 bulan itu cukup untuk menyelesaikan skripsi!!
tidak percaya?? silahkan dicoba…. Selamat ber-skripsi…..

B. Skripsi bersama (rombongan)

Pada saat menyusun skripsi, ada masa dimana Anda mengalami


kebuntuan. Pada saat itu, Anda butuh orang lain untuk share tentang skripsi Anda,
tentang data, tentang analisisnya, atau mungkin juga tentang dosen pembimbing.
Nah, tidak selalu Anda mendapatkan respon yang baik dari teman Anda, karena
bisa jadi dia juga tengah mengalami hal yang sama.
Untuk meminimalisir hal itu, Anda bisa melakukan penelitian bersama.
Artinya, 1 tema, 1 data, diteliti bersama-sama (rombongan) dengan judul yang
berbeda. Dengan demikian, maka bebannya akan terbagi. Ada teman yang bisa
diajak berdiskusi karena tema dan datanya sama.

Misalnya, tema tentang intellectual capital disclosure (ICD), dapat diteliti


bersama dengan judul:

1. Analisis praktik pengungkapan IC dalam laporan tahunan perusahaan sektor


telekomunikasi di Indonesia

2. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi luas pengungkapan IC dalam


laporan tahunan perusahaan sektor telekomunikasi di Indonesia

3. Analisis pengaruh ICD terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor


telekomunikasi di Indonesia

4. Analisis kinerja IC terhadap luas pengungkapan IC

5. Dan sebagainya

Dengan demikian, satu data (yaitu laporan tahunan perusahaan di sektor


telekomunikasi) dapat menghasilkan setidaknya 4 skripsi!! mudah dan murah
bukan?! Tema-tema/isu-isu yang lain juga dapat diteliti dengan model seperti
ini… 1 data…. 1 isu… berbagai hasil penelitian!!

Jadi…kenapa harus susah…dan kenapa harus berlama-lama dalam ber-


skripsi? Bukankah biasanya mahasiswa memiliki kelompok (untuk tidak
menyebut: genk!) yang selalu bersama-sama ketika ngopi, ke mal, main futsal,
ngrumpi, mengerjakan tugas kuliah, dan sebagainya dan sebagainya. Kenapa tidak
maksimalkan kelompok itu untuk mengerjakan skripsi secara rombongan?! Tentu
akan lebih seru jika genk yang biasanya hanya untuk kluyuran ke mal, bisa
dinaikkan kelasnya untuk kluyuran ke objek penelitian dalam menyusun skripsi!
Ikatan emosional kelompok mahasiswa tersebut juga pasti akan lebih hebat
dengan ber-skripsi bersama.... selamat mencoba!
Berikut ini adalah contoh dari judul-judul skripsi yang dikerjakan secara
rombongan oleh sejumlah mahasiswa bimbingan saya di S1 Akuntansi UMM
tahun 2015/2016. Topik penelitiannya saya arahkan ke kajian tentang intellectual
capital.

Tema besar 1: Intellectual capital performance: evidence from


Indonesian public company
Topik turunan:
1. Analisis kinerja modal intelektual: studi pada perusahaan publik di
Indonesia
2. Analisis kinerja modal intelektual: perbandingan antara model VAIC
dan MVAIC
3. Analisis kinerja modal intelektual: studi komparasi antara industri
keuangan dan non-keuangan
4. Pengaruh kinerja modal intelektual terhadap kinerja keuangan
tradisional

Tema besar 2: a longitudinal examination of Intellectual capital


reporting in Indonesian public company
Topik turunan:
1. Intellectual capital disclosure: analisis pada perusahaan publik di
Indonesia
2. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan modal
intelektual: studi pada perusahaan publik di Indonesia
3. Pengaruh corporate governance terhadap praktik pengungkapan modal
intelektual di Indonesia
4. Perbandingan praktik pengungkapan modal intelektual: studi
terhadap industri keuangan dan non-keuangan

Tema besar 3: intellectual capital in universities: evidence from


Indonesia and everseas
Topik Turunan:
1. Analisis praktik pengungkapan modal intelektual oleh Perguruan
Tinggi Muhammadiyah
2. Praktik Pelaporan Modal Intelektual Perguruan Tinggi: Studi
komparasi antara Indonesia dan Malaysia
3. Analisis Komparasi Pengungkapan Modal Intelektual: studi pada
Perguruan Tinggi di Indonesia dan Singapura
4. Tipologi Konsentrasi Pelaporan Modal Intelektual Perguruan Tinggi:
Perbandingan antara Indonesia dan UK
C. Skripsi plus PKM

Awalnya saat pelaksanaan praktikum riset akuntansi (salah satu praktikum


di Lab. Akuntansi UMM, yang dimaksudkan untuk pemantapan matakuliah
metodologi penelitian), saya memberi tugas kepada mahasiswa untuk membuat
proposal PKMP (Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian). Waktu itu,
hampir semuanya mengeluh… bahkan ada juga yang nyumpah-nyumpahin saya...
dan mengerjakannya sambil ‘ngedumel’

Ketika pengumuman PKM yang lolos pendanaan telah keluar (hasil


evaluasi dari DP2M Dikti), ada beberapa mahasiswa saya yang lolos. Mereka
yang awalnya terpaksa, yang awalnya ngedumel, saat itu senang sekali. Karena itu
artinya, mereka berhak atas dana hibah dari Dikti sebesar Rp 7 juta! Modal yang
lebih dari cukup untuk mengerjakan skripsi.

Mereka tidak hanya dapat dana dari Dikti untuk itu, tapi jauh lebih penting
adalah….. proposal PKMP itu dipake untuk skripsinya sekarang. Dosen
pembimbing PKMP itupun otomatis menjadi dosen pembimbing
skripsinya…merekapun memunyai peluang untuk tidak perlu menghadapi sidang
ujian skripsi jika PKMP nya lolos dan memenangi Pimnas.

Jadi, pada saat temannya yang lain masih sibuk dengan tema, judul, dan
proposal, bahkan juga masih berteka-teki tentang siapa dosen
pembimbingnya…mereka yang lolos PKMP itu sudah punya proposal (lengkap
dengan dosen pembimbing yang mereka pilih sendiri) dan siap mengerjakan bab
4-5. Pas besok teman-temannya baru seminar proposal, mereka akan seminar
hasil penelitian!!

Hasilnya? Masa penyusunan skripsi mereka akan tercatat hanya dua bulan!
Jadi, ayo bikin proposal PKM…pasti beruntung ….tidak hanya berpeluang dapat
dana, tapi juga keuntungan yang lain….
D. Tips menghadapi ujian skripsi

Seringkali ujian skripsi menjadi ‘momok’ bagi mahasiswa…ketakutan


menghadapi sidang skripsi bahkan bisa menjadi penyebab mangkraknya kelulusan
mahasiswa… Padahal, ujian skripsi tidak lebih dari proses konfirmasi dari
penyusunan skripsi yang sudah Anda lakukan. Jadi, kalo memang Anda telah
menyusun skripsi sendiri, maka Anda pasti tahu dari A sampai Z isi skripsi Anda!

Kunci utamanya adalah: JUJURlah waktu menyusun skripsi…kerjakan


sendiri…jangan plagiat…dan jangan skripsi pesanan….!! Berikut ini saya tuliskan
beberapa tips ujian skripsi (pengalaman pribadi, baik sebagai mahasiswa yang
diuji maupun sebagai penguji):

1. Paling penting tentu saja kuasai betul skripsi Anda, mulai dari isunya, teori-
teorinya, metodologinya, dan data-data serta hasilnya.

2. Belajar dan berdo’alah…minta kepada ALLAH keputusan terbaik buat


Anda….karena sunggu DIA yang paling tahu mana yang terbaik. Dengan
begitu, Anda tidak lagi terbebani apapun. Fokus saja pada ujian, dan
pasrahkan hasilnya kepada Tuhan.

3. Jangan grogi! Tentu tidak mudah untuk tidak grogi di hari ujian. Tetapi, ada
cara untuk setidaknya mengurangi bahkan menghilangkan grogi saat ujian
skripsi. Yakinlah bahwa Anda yang paling mengerti dan menguasai isi skripsi
Anda. Dosen pembimbing dan penguji tidak lebih paham skripsi Anda.
Kenapa? Karena Anda yang melakukan penelitian, Anda yang menyusunnya!

4. Istirahat yang cukup pada malam hari sebelum ujian, jangan belajar mpe
terlalu malam, karena itu akan membuat Anda tampak lusuh dan tidak fresh
waktu ujian.

5. Kalau memungkinkan, kenali calon dosen penguji Anda. Pahami keahlian


dasar/utama sang dosen penguji. Hal ini penting, karena kadangkala, kalau
dosen penguji tidak paham dengan skripsi Anda, maka beliau akan
menanyakan hal-hal di luar skripsi… dan itu pasti terkait bidang/konsentrasi
yang beliau kuasai.
6. Pada saat ujian, tampillah dengan tenang….meyakinkan…jangan gagap
(kayak Aziz! )

7. Jangan menjawab pertanyaan dari penguji jika beliau belum selesai bertanya,
karena itu akan membuat beliau tersinggung dan juga Anda belum memahami
betul maksud pertanyaannya.

8. Pastikan Anda paham arah pertanyaan dosen penguji. Jika tidak paham,
konfirmasikan kepada beliau, tetapi jangan bilang: “tolong diulang
pertanyaan Bapak/Ibu”….itu tidak sopan!

9. Jawab pertanyaan “seperlunya” saja dan to the point. Jangan terlalu banyak
ngelantur dan jangan panjang lebar. Karena logikanya: kalau orang paham
atas sesuatu, maka dia akan langsung menjawab ke arah pertanyaan. Jika
muter-muter, itu tanda-tanda bahwa dia tidak paham dan tidak mengerti
jawaban dari pertanyaan.

10. Jika penguji bilang, ada konsep yang salah dengan skripsi Anda,
konfirmasikan dahulu pemahaman Anda atas konsep tersebut kepada beliau.
Jika mentok, jangan pernah bilang: “ini disuruh pembimbing A”, karena hal
itu justru akan memosisikan Anda sebagai pengadu domba antar dosen.

11. Di akhir sesi ujian, jangan lupa bilang terima kasih dan bersalaman dengan
pembimbing dan penguji…ciptakan kesan sopan dan tawadzu’ untuk
memengaruhi emosional penguji sebelum memberikan nilai akhir.

Pada akhirnya, ketika hasil ujian diumumkan…siapkan mental sebaik-


baiknya. Tanamkan keyakinan: bahwa Allah tidak akan memberikan ‘beban’
melebihi kapasitas hamba-NYA. Jadi kalaupun Anda tidak lulus, maka pasti Allah
tahu bahwa Anda akan mampu menghadapinya…dan bisa jadi itu lebih baik bagi
Allah…karena kadangkala kita mencintai/mengharapkan sesuatu, padahal ia tidak
baik bagi kita…dan kadangkala kita membenci sesuatu, padahal ia lebih baik bagi
kita (menurut Allah)…… ‘asaa an tuhibbu syaian wa huwa syarrun lakum…wa
‘asaa an takrohuu syaian wahuwa khoirun laku….

Semoga bermanfaat……
BAB 11
NASKAH (DAN) PUBLIKASI

E. Abstrak
Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak
adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan
bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari
suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan.
Dua konsep utama dalam membuat abstrak adalah (1) Conciseness, dan (2)
Significance. Artinya, abstrak harus ditulis dengan ringkas dan hanya memuat hal-
hal yang penting saja. Singkat, padat, berisi.
Fungsi atau tujuan abstrak diantaranya adalah (a) current awareness:
memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu
bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen; (b) Menghemat
waktu pembaca; (c) Melanjutkan membaca atau tidak? (d) Menghindari terjadi
duplikasi tulisan (e) Keyword: memudahkan dalam penyimpanan secara
elektronis.
Abstrak biasanya berisi:
a. Tujuan (Purpose): Apa alasan penulis?; Apa ide utama (main idea) dari
penulis?
b. Cakupan (Scope): Apa yang menjadi fokus penulis? Dimana yang menjadi
konsentrasi dari penulis?
c. Metode (Method): Jenis-jenis temuan yang ditampilkan penulis?; Bagaimana
penulis meyakinkan pembaca tentang validitas dari ide utamanya?
d. Hasil (result): Apa konsekuensi dari permasalahan atau isu yang didiskusikan
penulis?
e. Rekomendasi (recommendations): Apa solusi yg ditawarkan penulis?; Apakah
penulis merekomendasikan perubahan atau aksi tertentu?
f. Kesimpulan (conclusions): Apakah penulis menggambarkan hubungan “cause
& effect”?; Apa kesimpulan yang dibuat oleh penulis dari studi yang
dilakukannya?
Ada dua tipe abstrak, yaitu (1) deskriptif dan (2) informatif. Descriptive
Abstract berisi informasi yang terdapat pada tulisan. Berisikan tujuan, metode,
dan cakupan dari tulisan. Descriptive Abstract tidak mencakup hasil, kesimpulan
dan rekomendasi. Biasanya sangat pendek dan ingin nemperkenalkan kepada
pembaca tentang subjek dari tulisan.
Contoh descriptive abstract:

Sedangkan informative abstract merupakan substitusi dari dokumen.


Berisi spesifik informasi dari tulisan. Informative abstract merupakan versi
miniature dari dokumen yang mencakup tujuan, metode, cakupan, hasil,
kesimpulan dan rekomendasi dari tulisan. Pendek, biasanya 10 % dari panjang
tulisan, dan biasanya digunakan dalam laporan penelitian.
Contoh informative abstract:
Dari sisi format tampilan, ada dua model abstrak: yaitu abtrak dalam 1
paragraf, dan abstrak dalam format poin per poin. Berikut ini adalah contoh dari
kedua model abstrak tersebut:
Abstrak yang baik memiliki ciri-ciri kualitatif. Diantaranya: menggunakan
satu atau beberapa paragrap yang baik, merupakan satu kesatuan (unified),
koheren, concise dan dapat berdiri sendiri (able to stand alone); mengikuti
kronologis dari tulisan; adanya transisi secara logika diantara informasi yang
diberikan; tidak menambahkan informasi baru, hanya meringkas laporan/tulisan;
dapat dimengerti oleh banyak pembaca.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyusun abstrak yang baik:
1. Tulis Draft Kasar, tanpa melihat tulisan lagi
a) Jangan hanya mengkopi kalimat kunci dari tulisan: Anda akan
mendapatkan informasi yang terlalu banyak atau informasi yang terlalu
sedikit.
b) Buat ringkasan informasi dengan bahasa sendiri
2. Revisi Draft Kasar tersebut dengan:
a) Membetulkan kesalahan strukturnya
b) Tingkatkan transisi dari point satu ke point lainnya
c) Buang informasi yang tidak berguna
d) Tambahkan informasi yang tertinggal
e) Hilangkan kata-kata yang tidak perlu
f) Betulkan kesalahan ejaan, grammar, dsb.
3. Cetak dan baca lagi

Ikuti tips-tips berikut ini dalam membuat abstrak:


1) Buat supaya pekerjaan Anda terkesan menarik
2) Hindari bahasa yang panjang dan kompleks
3) Hindari penggunaan jargon (hyperbolis)
4) Tetapkan batasan kata dalam setiap kalimat
5) Pastikan bahwa abstrak sudah mencakup seluruh point penting dalam tulisan
6) Abstrak pendek (100-300 kata) untuk artikel dan paper biasanya dalam satu
paragraph sedangkan abstrak yang lebih panjang, untuk tesis dan laporan bisa
dalam beberapa paragraf.

F. Menyiapkan Naskah Publikasi

Naskah publikasi merupakan bagian tak terpisahkan dari skripsi. Menurut


hemat saya, naskah publikasi inilah yang nantinya menjadi bahan ujian skripsi.
Naskah publikasi inilah yang dikumpulkan di perpustakaan
jurusan/fakultas/universitas. Naskah publikasi inilah yang diunggah di website
perpustakaan. Dengan demikian, harusnya dosen pembimbing memberikan porsi
yang tidak kalah besar pada proses pembimbingan naskah publikasi. Selama ini,
penyusunan naskah publikasi seringkali lepas dari kontrol dosen pembimbing.
Pedoman penyusunan naskah publikasi mungkin berbeda-beda diantara
fakultas/universitas. Biasanya, naskah publikasi disusun menyesuaikan pada gaya
selingkung dari jurnal yang dimiliki oleh jurusan/fakultas. Namun setidaknya,
format dasar dari naskah publikasi memiliki kesamaan. Berikut ini adalah format
penyusunan naskah publikasi yang disesuaikan dengan gaya selingkung JRAK
(jurnal reviu akuntansi dan keuangan):
FORMAT NASKAH PUBLIKASI
Ketentuan umum: Naskah Publikasi ditulis dengan format 1,5 spasi kecuali Abstract dan
Daftar Pustaka yang ditulis dengan spasi 1, huruf Times New Roman. Margin 4-4-3-3 cm
(kiri-atas-kanan-bawah). Jumlah halaman Naskah Publikasi adalah antara 15-20 halaman
termasuk tabel dan gambar. Tabel dan gambar disajikan langsung di dalam naskah, tidak
disajikan terpisah.

PENELITIAN SURVEI
JUDUL
Judul naskah disusun tidak lebih dari 20 kata. Penggunaan singkatan
tidak diperbolehkan. Judul naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau
bahasa Inggris sesuai dengan ini naskah. Judul naskah ditulis dengan
ukuran huruf 14pt dalam format tebal (bold). Judul naskah diikuti nama
penulis dan nama-nama dosen pembimbing, institusi, dan alamat email
penulis.
ABSTRACT
Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dengan kalimat present tense dan
tidak lebih dari 150 kata dalam satu paragraf dengan spasi 1 (single
space). Abstract dimulai dengan pernyataan tentang tujuan, kemudian
diikuti dengan metode, hasil, dan simpulan penting. Referensi tidak
boleh dikutip di dalam abstract. Singkatan yang digunakan di dalam
abstract harus dijelaskan definisinya ketika singkatan itu pertama kali
digunakan. Di akhir abstract, tulis 3-5 kata-kata kunci (keywords)
dengan urutan sesuai alfabet.
PENDAHULUAN
Pendahuluan harus menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk
memahami naskah yang disajikan. Pendahuluan dimulai dengan
pernyataan tentang isu yang dikaji, kemudian dilanjutkan dengan
ringkasan teori dan simpulan beberapa riset yang pernah dilakukan
tentang isu tersebut (baik oleh penulis maupun peneliti lain). Di akhir
bagian pendahuluan harus dinyatakan dengan jelas tujuan penelitian
yang dilakukan.
TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Uraikan teori yang digunakan dalam penelitian. Tambahkan sejumlah
definisi/pengertian dari istilah-istilah penting yang dirujuk dalam
penelitian. Hipotesis harus dikembangkan berdasarkan teori dan
sejumlah penelitian terdahulu yang relevan dan up-to-date.
METODE
Pada bagian metode, harus dituliskan secara jelas bagaimana penelitian
dilakukan. Penjelasan tentang teknik analisis data harus disusun secara
detil, termasuk diskusi tentang alat analisis statistik jika digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan disajikan dalam satu bagian yang sama dan tidak
dipisahkan. Uraikan seluruh tahapan analisis data. Sajikan output olah
data (jika menggunakan aplikasi statistik), kemudian diskusikan hasil
analisis data. Pembahasan dilakukan dengan merujuk kepada teori,
penelitian terdahulu, data, dan atau logika peneliti untuk menjustifikasi
hasil penelitian.
SIMPULAN
Simpulan harus ditulis tidak lebih dari 150 kata dalam bentuk narasi,
bukan numbering. Setelah bagian simpulan, uraikan “keterbatasan” dan
“saran” yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Semua referensi yang dikutip di dalam naskah harus disajikan di daftar
pustaka dengan urutan sesuai abjad (A-Z) dari nama terakhir, nama
depan disingkat (untuk penulis kedua dan ketiga dimulai dari nama
depan yang disingkat kemudian nama terakhir). Penulisan daftar
pustaka menggunakan metode Harvard (nama, tahun) dengan pemisah
tanda titik.

PENELITIAN STUDI KASUS


JUDUL
Judul naskah disusun tidak lebih dari 20 kata. Penggunaan singkatan
tidak diperbolehkan. Judul naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau
bahasa Inggris sesuai dengan ini naskah. Judul naskah ditulis dengan
ukuran huruf 14pt dalam format tebal (bold). Judul naskah diikuti nama
penulis dan nama-nama dosen pembimbing, institusi, dan alamat email
penulis.
ABSTRACT
Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dengan kalimat present tense dan
tidak lebih dari 150 kata dalam satu paragraf dengan spasi 1 (single
space). Abstract dimulai dengan pernyataan tentang tujuan, kemudian
diikuti dengan metode, hasil, dan simpulan penting. Referensi tidak
boleh dikutip di dalam abstract. Singkatan yang digunakan di dalam
abstract harus dijelaskan definisinya ketika singkatan itu pertama kali
digunakan. Di akhir abstract, tulis 3-5 kata-kata kunci (keywords)
dengan urutan sesuai alfabet.
PENDAHULUAN
Pendahuluan harus menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk
memahami naskah yang disajikan. Pendahuluan dimulai dengan
pernyataan tentang isu yang dikaji, kemudian dilanjutkan dengan
ringkasan teori dan simpulan beberapa riset yang pernah dilakukan
tentang isu tersebut (baik oleh penulis maupun peneliti lain). Di akhir
bagian pendahuluan harus dinyatakan dengan jelas tujuan penelitian
yang dilakukan.
KAJIAN PUSTAKA
Uraikan teori yang digunakan dalam penelitian. Tambahkan sejumlah
definisi/pengertian dari istilah-istilah penting yang dirujuk dalam
penelitian. Kajian pustaka harus disajikan secara cermat dan tepat.
Hanya teori dan atau pustaka yang relevan dengan penelitian saja yang
dikutip.
METODE
Pada bagian metode, harus dituliskan secara jelas bagaimana penelitian
dilakukan. Pada bagian ini, objek penelitian harus ditulis secara jelas;
unit analisis harus diidentifikasi secara tepat; tahapan analisis data harus
disajikan secara rinci.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan disajikan dalam satu bagian yang sama dan tidak
dipisahkan. Uraikan seluruh tahapan analisis data, kemudian diskusikan
hasil analisis data tersebut. Pembahasan dilakukan dengan merujuk
kepada teori, penelitian terdahulu, data, dan atau logika peneliti untuk
menjustifikasi hasil penelitian.
SIMPULAN
Simpulan harus ditulis tidak lebih dari 150 kata dalam bentuk narasi,
bukan numbering. Setelah bagian simpulan, uraikan “keterbatasan” dan
“saran” yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Semua referensi yang dikutip di dalam naskah harus disajikan di daftar
pustaka dengan urutan sesuai abjad (A-Z) dari nama terakhir, nama
depan disingkat (untuk penulis kedua dan ketiga dimulai dari nama
depan yang disingkat kemudian nama terakhir). Pustaka yang tidak
dikutip tidak boleh muncul di daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka
menggunakan metode Harvard (nama, tahun) dengan pemisah tanda
titik.

~~~ooOoo~~~

Contoh penulisan daftar pustaka (perhatikan penggunaan format miring-italic dan


tanda petik!):
e. Referensi dari buku
Ulum, I. 2015. Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan
Kinerja Organisasi. Malang: UMM Press.
Watts, R.L. dan J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice-Hall.
Englewood Cliffs. NJ.
Roos, J., G. Roos, N.C. Dragonetti, dan L. Edvinsson. 1997. Intellectual Capital:
Navigating in the New Business Landscape. Macmillan Business. Houndsmills.
f. Referensi dari jurnal, majalah, koran, dsb.
Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Purwanto. 2014. "Konstruksi Model Pengukuran
Kinerja dan Kerangka Kerja Pengungkapan Modal Intelektual". JAMAL
(Jurnal Akuntansi Multiparadigma), Vol. 5, No. 3, hlm: 380-392.
Ulum, I. 2013. “Perspektif akuntansi dari intellectual capital”. Bestari, Oktober
2013.
Ulum, I. 2013. "Nomor Urut, Pentingkah?". Malang Post, 17 Januari 2013.
g. Referensi dari internet
Pulic, A. 2000. “VAICTM – an accounting tool for IC management”. www.measuring-
ip.at/Papers/ham99txt.htm (diakses pada 2 November 2006).
h. Referensi dari prosiding, thesis, disertasi, paper (unpublished)
Ulum, I. 2015. "Peran pengungkapan modal intelektual dan profitabilitas dalam
hubungan antara kinerja modal intelektual dan kapitalisasi pasar". Artikel
dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 18, di Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Ulum, I. 2008. “Intellectual capital and financial return of listed Indonesian
banking sector”. Prosiding international research seminar and exhibition. Lemlit
UMM. Malang.
i. Undang-undang, PSAK, dan sebagainya
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. PSAK No. 19 (revisi 2010) tentang Aset Takberwujud.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Republik Indonesia. 2002. Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

TABEL
Penulisan judul tabel menggunakan angka Arab (1,2,3 dst) dan diletakkan di
atas tabel. Garis pada tabel hanya menggunakan tiga (3) garis horisontal
tanpa garis vertikal. Tabel sedapat mungkin tidak dari hasil scan. Informasi
singkat dan penting tentang isi tabel diperkenankan. Setiap tabel harus
mencantumkan sumber dan dicantumkan di bagian bawah tabel.

GAMBAR
Judul gambar/grafik/ilustrasi lainnya diletakkan di bawah ilustrasi dan
posisinya di tengah. Informasi singkat dan penting tentang isi ilustrasi
diperkenankan. Setiap ilustrasi harus mencantumkan sumber dan dicantumkan
di bawah.
Contoh penyajian tabel:

Tabel 1. Artikel ICA pada Jurnal Internasional (2000-2009)


Kode Artikel Total % Artikel
Nama Jurnal
Jurnal ICA Artikel ICA
Jurnal ‘Specialist’
Journal of Intellectual Capital JIC 297 313 94,9%
Journal of Human Resource Costing and Accounting JHRCA 48 84 57,1%
Total artikel ICA articles pada jurnal ‘specialist’ 345 397 86,9%
Jurnal ‘Generalist’
Accounting Auditing and Accountability Journal AAAJ 22 337 6,5%
European Accounting Review EAR 17 288 5,9 %
Accounting Organizations and Society AOS 11 345 3,2%
Australian Accounting Review AAR 8 261 3,1%
Management Accounting Research MAR 5 210 2,4%
Accounting Forum AF 5 212 2,4%
British Accounting Review BAR 3 177 1,7%
Critical Perspectives on Accounting CPA 7 435 1,6%
Total ICA articles in generalist Journals 78 2265 3,4%
Total ICA articles in all Journals 423 2662 15,9%
Keterangan: ICA: intellectual capital accounting
Sumber: Guthrie et al. (2012)

Contoh penyajian gambar:

Value Added Efficiency Indicators Overall


Indicator
Human
Capital (HC) HCE

Intellectual Structural
Capital Capital (SC) SCE ICE

Relational MVAIC
Capital (RC) RCE

Capital
Employed (CE) CEE

Sumber: Ulum et al. (2014)

Gambar 1: Formulasi MVAIC ( Modified Value Added Intellectual Coefficient)


G. Google scholar dan Webometrics

Ini kata wikipedia tentang google scholar: Google Cendekia (bahasa


Inggris: Google Scholar) adalah layanan yang memungkinkan pengguna
malakukan pencarian materi-materi pelajaran berupa teks dalam berbagai format
publikasi. Diluncurkan pada tahun 2004, indeks Google Cendekia mencakup
jurnal-jurnal online dari publikasi ilmiah. Google Cendekia menyediakan cara
yang mudah untuk mencari literatur akademis secara luas. Seseorang dapat
mencari di seluruh bidang ilmu dan referensi dari satu tempat: makalah peer-
reviewed, thesis, buku, abstrak, dan artikel, dari penerbit akademis, komunitas
profesional, pusat data pracetak, universitas, dan organisasi akademis lainnya.
Google Cendekia akan membantu seseorang mengidentifikasi penelitian paling
relevan dari seluruh penelitian akademis. Google Cendekia bertujuan menyusun
artikel seperti yang dilakukan peneliti, dengan memperhatikan kelengkapan teks
setiap artikel, penulis, publikasi yang menampilkan artikel, dan frekuensi
penggunaan kutipan artikel dalam literatur akademis lainnya. Hasil paling relevan
akan selalu muncul pada halaman pertama.
Berikut ini tentang google scholar menurut google scholar (Screenshot of
features from: http://scholar.google.com/intl/en/scholar/about.html):
Google scholar dapat kita mantaatkan untuk mencari artikel dari jurnal-
jurnal terkemuka. Bahkan, jika bernasib baik, kita bisa dapatkan file pdf dari
artikel jurnal yang seharusnya berbayar. Caranya mudah sekali, tinggal masukkan
kata kunci di jendela pencarian di google scholar, kemudian klik icon search.
Misalnya kita akan cari artikel dengan kata kunci ‘value relevance’, maka
akan muncul sangat banyak artikel. Nah, jika pada sebelah kanan dari judul artikel
yang muncul tertulis (PDF), tinggal kita klik saja maka kita akan unduh file pdf
dari artikel tersebut.
Selain untuk mencari artikel-artikel orang lain, google scholar juga bisa
kita gunakan untuk menyimpan dan mendeteksi artikel-artikel kita yang dikutip
oleh orang lain. Caranya, kita harus lebih dahulu memiliki akun di google scholar.
Berikut ini tahapan cara untuk membuat akun di google scholar.
1. Masuk ke: www.scholar.google.com
2. Login dengan email gmail Anda, jika belum punya, silahkan bikin dulu email
di gmail.
3. Lengkapi biodata yang diperlukan. Email kampus untuk verifikasi mutlak
diperlukan

4. Pilih artikel Anda yang telah dideteksi oleh google.

5. Update profile
6. Jika semua tahapan telah dilakukan, maka akun baru di google scholar akan
muncul.

Google scholar bisa mendeteksi secara otomatis artikel-artikel online yang


merupakan artikel kita. Namun, kita juga dapat menambahkan artikel secara
manual untuk masuk ke google scholar. Klik icon +Add untuk menambahkan
artikel secara manual.
H. Memanfaatkan Academia.edu

Bagaimana artikel kita bisa dikenal/diindeks oleh google scholar? Ingat!

Bahwa hanya artikel yang di-online-kan saja yang bisa dideteksi oleh google

scholar. Semakin banyak artikel kita yang online, semakin besar kemungkinan

artikel kita untuk “dikenal” oleh google scholar. Paper yang mengutip artikel kita,

juga harus online untuk dideteksi oleh google scholar.

Salah satu cara efektif untuk memerkenalkan artikel-artikel kita pada

publik adalah melalui www.academia.edu. Artikel-artikel kita yang telah

dipublikasi di jurnal, bisa kita taruh di sini. Ini penting, karena kadang jurnal-
jurnal yang memuat artikel kita tidak cukup ‘terkenal’ alamat websitenya. Atau,

lebih parah lagi kalau website jurnal tersebut berbayar sehingga tingkat

keterbacaan artikel kita menjadi rendah. Dengan ditaruh di academia.com, artikel

kita menjadi jauh lebih mudah dideteksi oleh mesin pencari (seperti google,

yahoo, dan sebagainya).

Di www.academia.edu kita bisa mengunggah artikel kita. Kita juga bisa

mendeteksi tingkat keterbacaan artikel kita. www.academia.edu menyediakan fitul

analitik yang cukup keren, yang meliputi analisis overview, document, keywords,

external links, dan countries.


Analisis: Overview

Analisis: Documents
Analisis: Countries

Mirip dengan google scholar, di academia.com kita juga bisa mengunduh


artikel-artikel yang kita inginkan. Bahkan, kita bisa meminta kepada penulis-
penulis populer untuk memberikan/mengunggah artikel tertentu milik mereka
yang belum diunggah ke academia.com.

WEBOMETRICS
Webometrics adalah organisasi yang selama bertahun-tahun melakukan
perangkingan terhadap website universitas di seluruh dunia. Sejak 2014,
webometrics melakukan perangkingan terhadap ilmuan di seluruh dunia yang
didasarkan pada h-index dari sitasi karya-karya mereka di akun google scholar.
Bulan Oktober 2015 webometrics telah memuplikasikan edisi ke-4 dari hasil kerja
mereka.
Berikut ini adalah para ilmuan di Indonesia yang masuk dalam
perangkingan webometrics pada edisi ke-4, Oktober 2015.
~~ooOoo~~
DAFTAR PUSTAKA

Altman, E. I. 1968. "Financial ratios, discriminant analysis and the prediction of


corporate bankruptcy". The journal of Finance, Vol. 23, No. 4 (Sep., 1968),
hlm 589-609.

Amirin, T. M. 2009. Unit analisis (unit of analysis) dan unit amatan (unit of
observation) dalam penelitian. Diunduh tanggal 12 November 2009.
[http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/05/27/unit-analisis-unit-of-analysis-dan-
unit-amatan-unit-of-observation-dalam-penelitian/]

Ball, R., dan P. Brown. 1968. "An empirical evaluation of accounting income
numbers". Journal of Accounting Research, Vol. 6, No., hlm 159-177.

Ball, R., dan G. Foster. 1982. "Corporate financial reporting: A methodological


review of empirical research". Journal of Accounting Research, Vol., No., hlm
161-234.

Baron, R. M., dan D. A. Kenny. 1986. "The moderator-mediator variable


distinction in social psychological research: Conceptual, strategic, and
statistical considerations". Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 51,
No. 6, hlm 1173–1182.

Belkoui, A. 1985. Accounting theory: Harbourt Brace Javanovich, Inc.

Canning, J. B. 1929. "Economics of accountancy". New York.

Chen, M. C., S. J. Cheng, dan Y. Hwang. 2005. "An empirical investigation of the
relationship between intellectual capital and firms’ market value and
financial performance". Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, No. 2, hlm 159-
176.

DPPM-Ditjen Dikti. 2014. Panduan program kreativitas mahasiswa 2014.

Fama, E. F. 1980. "Agency problems and the theory of the firm". The journal of
political economy, Vol., No., hlm 288-307.

Fitria, S., dan D. Hartanti. Year. "Islam dan tanggung jawab sosial: Studi
perbandingan pengungkapan berdasarkan global reporting initiative
indeks dan islamic social reporting indeks". Artikel dipresentasikan pada
Simposium Nasional Akuntansi 13, di Purwokerto.

Gay, L. R., dan P. L. Diehl. 1992. Research method for business and management. New
York: Macmillan Coll Div.

Gilman, S. 1939. Accounting concepts of profit: Ronald Press Company.


Gonedes, N. J., dan N. Dopuch. 1974. "Capital market equilibrium, information
production, and selecting accounting techniques: Theoretical framework
and review of empirical work". Journal of Accounting Research, Vol., No., hlm
48-129.

Hair, J. F., R. L. Tatham, R. E. Anderson, dan W. Black. 1992. Multivariate data


analysis (3rd ed.). New York: MacMillan.

Hatfield, H. R. 1927. "What is the matter with accounting?". Journal of Accountancy


(pre-1986), Vol. 44, No. 000004, hlm 267.

Hendriksen, dan Eldon. 1990. Accounting theory: Richard Irwin Inc

Holthausen, R. W. 1981. "Evidence on the effect of bond covenants and


management compensation contracts on the choice of accounting
techniques: The case of the depreciation switch-back". Journal of Accounting
and Economics, Vol. 3, No. 1, hlm 73-109.

Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976. "Theory of the firm: Managerial


behavior, agency costs and ownership structure". Journal of Financial
Economics, Vol. October, No., hlm 305-360.

Kam, dan Vernon. 1986. Accounting theory. New York: John Wiley & Sons.

Kothari, S. 2001. "Capital markets research in accounting". Journal of Accounting and


Economics, Vol. 31, No. 1, hlm 105-231.

Lev, B., dan J. A. Ohlson. 1982. "Market-based empirical research in accounting: A


review, interpretation, and extension". Journal of Accounting Research, Vol.,
No., hlm 249-322.

MacNeal, K. 1939. Truth in accounting: University of Pennsylvania Press.

Moonitz, M. 1961. The basic postulates of accounting: American Institute of CPAs.

Nan-Lin. 1976. Foundations of social research. New York: McGraw-Hill.

Ou, J. A., dan S. H. Penman. 1989. "Accounting measurement, price-earnings ratio,


and the information content of security prices". Journal of Accounting
Research, Vol., No., hlm 111-144.

Paton, W. A. 1922. Accounting theory, with special reference to the corporate enterprise:
Ronald Press.

Pratt, J. 1988. "A classification sheme for financial accounting research". Juornal For
Accounting Education, Vol. 6, No., hlm 213-223.
Preacher, K. J., dan A. F. Hayes. 2004. "Spss and sas procedures for estimating
indirect effects in simple mediation models". Behavior Research Methods,
Instruments, & Computers, Vol. 36, No. 4, hlm 717-731.

Roscoe, J. T. 1975. Fundamental research statistics for the behavioral sciences. New York.

Sekaran, U. 2003. Research method for business, 4th ed. New York: John Wiley & Sons
Inc.

Singarimbun, M., dan S. Effendi. 1989. Metode penelitian survai. Yogyakarta: LP3ES.

Sobel, M. E. 1986. "Some new results on indirect effects and their standard errors
in covariance structure models". Sociological methodology, Vol. 16, No. 159-
186, hlm 159-186.

Sprouse, R. T., dan M. Moonitz. 1962. A tentative set of broad accounting principles for
business enterprises: American institute of CPAs.

Suwardjono. 1989. Teori akuntansi-perekayasaan akuntansi keuangan. Yogyakarta:


BPFE.

Sweeney, H. W. 1936. Stabilized accounting: Holt, Rinehart and Winston.

Ulum, I. 2005. "Harmonisasi pernyataan standar akuntansi pemerintahan no. 01


tentang penyajian laporan keuangan dengan international public sector
accounting standards no. 1 tentang presentation of financial statement".
Jurnal Akuntansi dan Keuangan “BALANCE”, Vol. 3, No. 5, hlm 45-55.

———. 2006. "Analisis hubungan peringkat daya tarik investasi dengan pad
kabupaten/kota di indonesia". Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik
(JAKSP), Vol. 7, No. 1, hlm 122-135.

———. 2009a. "Intellectual capital performance sektor perbankan di indonesia".


Jurnal Akuntansi dan Keuangan (terakreditasi dikti), Vol. 10, No. 2, hlm 77-84.

———. 2009b. Intellectual capital; konsep dan kajian empiris. Yogyakarta: PT. Graha
Ilmu.

———. 2011. "Analisis praktek pengungkapan informasi intellectual capital


dalam laporan tahunan perusahaan telekomunikasi di indonesia". Jurnal
Reviu Akuntansi dan Keuangan (JRAK), Vol. 1, No. 1, hlm 49-56.

———. 2012. "Investigasi hubungan antara modal intelektual dan praktik


pengungkapannya (ic disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan ".
Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. Tahun 17, Nomor 1, Maret 2012, No., hlm 36-45.
———. 2015a. Enjoy mengelola sitasi dan bibliografi dengan endnote x7, edisi 3.
Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

———. 2015b. Intellectual capital: Model pengukuran, framework pengungkapan, dan kinerja
organisasi. Malang: UMM Press.

———. 2015c. "Peran pengungkapan modal intelektual dan profitabilitas dalam


hubungan antara kinerja modal intelektual dan kapitalisasi pasar". Artikel
dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 18, di Universitas
Sumatera Utara, Medan.

———. 2015d. "Peran pengungkapan modal intelektual dan profitabilitas dalam


hubungan antara kinerja modal intelektual dengan kapitalisasi pasar".
Disertasi Tidak Dipublikasikan, Program Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas
Diponegoro, Semarang.

Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Chariri. 2008. "Intellectual capital dan kinerja
keuangan perusahaan; sebuah analisis dengan pendekatan partial least
squares.". Artikel dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI, di
Universitas Tanjung Pura, Pontianak.

Ulum, I., E. Suprapti, dan Ariestyowati. 2012. "Pengaruh karakteristik perusahaan


terhadap praktik pengungkapan intellectual capital dalam laporan
tahunan perusahaan publik di indonesia". Jurnal Profita, Komunikasi Ilmiah
Akuntansi dan Perpajakan, Vol. V, No. Agustus, hlm 10-16.

Watts, dan Z. Watts. 1978. Toward a positive a theory of the determination of accounting
standards, the accounting review.

———. 1979. The demand for and supply of accounting theori : The market for excuses, the
accounting review.

Watts, dan Z. Watts. 1986. Toward a positive a theory of the determination of accounting
standards, the accounting review.

Watts, R. L., dan J. L. Zimmerman. 1986. Positive accounting theory. Englewood


Cliffs. NJ.: Prentice-Hall.
Lampiran 1:
FORMAT PROPOSAL DAN NASKAH PUBLIKASI

A. FORMAT PROPOSAL SKRIPSI


PENELITIAN SURVEI
Judul:
A. PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang Masalah
A.2. Perumusan Masalah
A.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
B. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
B.1. Reviu Penelitian Terdahulu
B.2. Tinjauan Pustaka
B.3. Pengembangan Hipotesis
C. METODE PENELITIAN
C.1. Jenis Penelitian
C.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
C.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
C.4. Jenis dan Sumber Data
C.5. Teknik Perolehan Data
C.6. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

PENELITIAN STUDI KASUS


Judul:
A. PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang Masalah
A.2. Perumusan Masalah
A.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
B. KAJIAN PUSTAKA
B.1. Reviu Penelitian Terdahulu
B.2. Tinjauan Pustaka
C. METODE PENELITIAN
C.1. Jenis Penelitian
C.2. Lokasi Penelitian
C.3. Unit Analisis
C.4. Jenis dan Sumber Data
C.5. Teknik Perolehan Data
C.6. Tahapan Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

B. FORMAT NASKAH PUBLIKASI


PENELITIAN SURVEI
JUDUL
Judul naskah disusun tidak lebih dari 20 kata. Penggunaan singkatan tidak
diperbolehkan. Judul naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris sesuai dengan ini naskah. Judul naskah ditulis dengan ukuran huruf
14pt dalam format tebal (bold). Judul naskah diikuti nama (nama), asal
institusi, dan alamat email penulis.
ABSTRACT
Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dengan kalimat present tense dan tidak
lebih dari 150 kata dalam satu paragraf dengan spasi 1 (single space).
Abstract dimulai dengan pernyataan tentang tujuan, kemudian diikuti dengan
metode, hasil, dan simpulan penting. Referensi tidak boleh dikutip di dalam
abstract. Singkatan yang digunakan di dalam abstract harus dijelaskan
definisinya ketika singkatan itu pertama kali digunakan. Di akhir abstract,
tulis 3-5 kata-kata kunci (keywords) dengan urutan sesuai alfabet.
PENDAHULUAN
Pendahuluan harus menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk memahami
naskah yang disajikan. Pendahuluan dimulai dengan pernyataan tentang isu
yang dikaji, kemudian dilanjutkan dengan ringkasan teori dan simpulan
beberapa riset yang pernah dilakukan tentang isu tersebut (baik oleh penulis
maupun peneliti lain). Di akhir bagian pendahuluan harus dinyatakan dengan
jelas tujuan penelitian yang dilakukan.
TEORI DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS
Uraikan teori yang digunakan dalam penelitian. Tambahkan sejumlah
definisi/pengertian dari istilah-istilah penting yang dirujuk dalam penelitian.
Hipotesis harus dikembangkan berdasarkan teori dan sejumlah penelitian
terdahulu yang relevan dan up-to-date.
METODE
Pada bagian metode, harus dituliskan secara jelas bagaimana penelitian
dilakukan. Penjelasan tentang teknik analisis data harus disusun secara detil,
termasuk diskusi tentang alat analisis statistik jika digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan disajikan dalam satu bagian yang sama dan tidak
dipisahkan. Uraikan seluruh tahapan analisis data. Sajikan output olah data
(jika menggunakan aplikasi statistik), kemudian diskusikan hasil analisis data.
Pembahasan dilakukan dengan merujuk kepada teori, penelitian terdahulu,
data, dan atau logika peneliti untuk menjustifikasi hasil penelitian.
SIMPULAN
Simpulan harus ditulis tidak lebih dari 150 kata dalam bentuk narasi, bukan
numbering. Setelah bagian simpulan, uraikan “keterbatasan” dan “saran”
yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Semua referensi yang dikutip di dalam naskah harus disajikan di daftar
pustaka dengan urutan sesuai abjad (A-Z) dari nama terakhir, nama depan
disingkat (untuk penulis kedua dan ketiga dimulai dari nama depan yang
disingkat kemudian nama terakhir). Pustaka yang tidak dikutip tidak boleh
muncul di daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka menggunakan metode
Harvard (nama, tahun) dengan pemisah tanda titik.

PENELITIAN STUDI KASUS


JUDUL
Judul naskah disusun tidak lebih dari 20 kata. Penggunaan singkatan tidak
diperbolehkan. Judul naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris sesuai dengan ini naskah. Judul naskah ditulis dengan ukuran huruf
14pt dalam format tebal (bold). Judul naskah diikuti nama (nama), asal
institusi, dan alamat email penulis.
ABSTRACT
Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dengan kalimat present tense dan tidak
lebih dari 150 kata dalam satu paragraf dengan spasi 1 (single space).
Abstract dimulai dengan pernyataan tentang tujuan, kemudian diikuti dengan
metode, hasil, dan simpulan penting. Referensi tidak boleh dikutip di dalam
abstract. Singkatan yang digunakan di dalam abstract harus dijelaskan
definisinya ketika singkatan itu pertama kali digunakan. Di akhir abstract,
tulis 3-5 kata-kata kunci (keywords) dengan urutan sesuai alfabet.
PENDAHULUAN
Pendahuluan harus menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk memahami
naskah yang disajikan. Pendahuluan dimulai dengan pernyataan tentang isu
yang dikaji, kemudian dilanjutkan dengan ringkasan teori dan simpulan
beberapa riset yang pernah dilakukan tentang isu tersebut (baik oleh penulis
maupun peneliti lain). Di akhir bagian pendahuluan harus dinyatakan dengan
jelas tujuan penelitian yang dilakukan.
KAJIAN PUSTAKA
Uraikan teori yang digunakan dalam penelitian. Tambahkan sejumlah
definisi/pengertian dari istilah-istilah penting yang dirujuk dalam penelitian.
Kajian pustaka harus disajikan secara cermat dan tepat. Hanya teori dan atau
pustaka yang relevan dengan penelitian saja yang dikutip.
METODE
Pada bagian metode, harus dituliskan secara jelas bagaimana penelitian
dilakukan. Pada bagian ini, objek penelitian harus ditulis secara jelas; unit
analisis harus diidentifikasi secara tepat; tahapan analisis data harus disajikan
secara rinci.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan disajikan dalam satu bagian yang sama dan tidak
dipisahkan. Uraikan seluruh tahapan analisis data, kemudian diskusikan hasil
analisis data tersebut. Pembahasan dilakukan dengan merujuk kepada teori,
penelitian terdahulu, data, dan atau logika peneliti untuk menjustifikasi hasil
penelitian.
SIMPULAN
Simpulan harus ditulis tidak lebih dari 150 kata dalam bentuk narasi, bukan
numbering. Setelah bagian simpulan, uraikan “keterbatasan” dan “saran”
yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Semua referensi yang dikutip di dalam naskah harus disajikan di daftar
pustaka dengan urutan sesuai abjad (A-Z) dari nama terakhir, nama depan
disingkat (untuk penulis kedua dan ketiga dimulai dari nama depan yang
disingkat kemudian nama terakhir). Pustaka yang tidak dikutip tidak boleh
muncul di daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka menggunakan metode
Harvard (nama, tahun) dengan pemisah tanda titik.

~~oo~~
Lampiran 1:
Daftar Jurnal Nasional Terakreditasi Dikti (Sumber: www.dikti.go.id)

AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE I TAHUN 2014 (Pebruari 2014)


AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE II TAHUN 2013 (Pebruari 2013)
AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE I TAHUN 2013 (Agustus 2013)
AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE II TAHUN 2012 (Pebruari 2013)
AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE I TAHUN 2012 (Agustus 2012)
AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE II TAHUN 2011
AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH PERIODE I TAHUN 2011
Lampiran 6:
Daftar Penerbit Predator (Predatory Publishers) tahun 2015 versi
Jeffrey Beall
(Sumber: http://scholarlyoa.com/publishers/)

Daftar Predatory Publishers dipublikasikan oleh Jeffrey Beall. Jumlah jurnal yang
dikategorikan sebagai predator oleh Jeffrey Beall selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2011, jumlahnya baru 18, meningkat menjadi 23 di tahun
2012, dan kemudian naik drastis ke 225 pada tahun 2013, tahun 2014 jumlahnya
mencapai 477, dan pada awal tahun 2015 naik sangat signifikan menjadi 724.

1. The 5th Publisher


2. A M Publishers
3. Abhinav
4. Academe Research Journals
5. Academia Publishing
6. Academia Research
7. Academia Scholarly Journals (ASJ)
8. Academic and Business Research Institute
9. Academic and Scientific Publishing
10. Academic Journals
11. Academic Journals and Research ACJAR
12. Academic Journals Online (AJO)
13. Academic Journals, Inc.
14. Academic Knowledge and Research Publishing
15. Academic Organization for Advancement of Strategic and International Studies
(Academic OASIS)
16. Academic Publications, Ltd.
17. Academic Research Journals
18. Academic Research Publishers (ARPUB)
19. Academic Research Publishing Agency
20. Academic Scholars Publishing House
21. Academic Sciences
22. Academic Star Publishing Company [also here]
23. Academic World Education & Research Center
24. AcademicDirect
25. Academicians’ Research Center (ARC)
26. Academy Journals
27. Academy of IRMBR International Research in Management and Business
Realities
28. Academy of Knowledge Process
29. Academy of Science and Engineering (ASE)
30. Academy of Science and Social Science (ASSS)
31. Academy of Scientific and Applied Research (ASAAR)
32. Academy Publish
33. Access International Journals
34. Access Journals
35. ACT Publishing
36. Ada Lovelace Publications
37. Advance Educational Institute & Research Centre (AEIRC)
38. Advanced Journals
39. Advance Research Publications
40. Advanced Research Journals
41. Advanced Scholars Journals
42. Advanced Science and Engineering Technology Institute (ASET)
43. Advanced Science Research Journals
44. Advancement and Development in Technology International (Aditi)
45. Advancements in Science
46. AENSI (American-Eurasian Network for Scientific Information)
47. African Research Review (AFRREV)
48. AgiAl Publishing House
49. AIRCC Publishing Corporation
50. Aizeon Publishers
51. Akademik Plus Publication
52. Allied Journals
53. American Academic & Scholarly Research Center (AASRC)
54. American Association for Science and Technology (AASCIT)
55. American Research Institute for Policy Development
56. American Research Journals
57. American Research Publications
58. American Scientific Research Journals
59. American Society for Science and Engineering
60. American Society of Registered Nurses
61. American V-King Scientific Publishing
62. Annex Publishers
63. ANSINetwork
64. Antarctic Journals
65. Aperito Publications
66. Apex Journal
67. Apex Journals — Apex Journal
68. Applied Science Innovations
69. Archers & Elevators Publishing House
70. ARPN Journals
71. ASD Publisher
72. ASDF Journals
73. Ashdin Publishing
74. AshEse Visionary
75. Asia Pacific Institute of Advanced Research
76. Asian Academic Research Associates
77. Asian Economic and Social Society (AESS)
78. Asian Online Journal Publishing Group
79. Asian Online Journals
80. Asian Research Consortium
81. Associated Asia Research Foundation (AARF)
82. Association of Computer Electronics and Electrical Engineers (ACEEE)
83. AstonJournals
84. Athal Press & Media
85. Atharva Scientific Publications
86. Athens Institute for Education and Research (ATINER)
87. Atlas Publishing, LP
88. Austin Publishing Group
89. Australian Academy of Business and Social Sciences
90. Australian International Academic Centre Pty. Ltd.
91. Australian International Research Consortium (Australian International Journals
92. Avanti Publishers.com
93. Avens Publishing Group
94. Avestia Publishing
95. Avicena Publisher
96. Basic Research Journals
97. Bell Press
98. Bentham Open
99. Best Journals
100. Better Advances Press
101. Bio Accent (Bioaccent)
102. Biohelikon
103. BioInfo Publications
104. BioIT international Journals
105. Biological and Chemical Publishing
106. BioMed Research
107. BioMedSciDirect Publications
108. BioPublisher
109. Bioscience Research & Educational Institute [Link dead as of 2012-11-14]
110. Blaze Journals
111. Blue Eyes Intelligence Engineering & Sciences Publication
112. Blue Ocean Research Journals
113. BluePen Journals
114. Bonfring
115. Bowen Publishing
116. Bret Research Journals
117. British Association of Academic Research (BAAR)
118. British Journal
119. Business Journalz (BJ)
120. Business Perspectives
121. Canadian Center of Science and Education
122. Canadian Research & Development Center of Sciences and Cultures see
CSCanada
123. Canadian Science and Technology Press Inc.
124. Cardiology Academic Press
125. Center for Enhancing Knowledge (CEK), UK
126. The Center for Innovations in Business & Management Practice
127. Center for Promoting Ideas
128. Center for the Development and Dissemination of Knowledge
129. Central Research Insight
130. Centre For Info Bio Technology (CIBTech)
131. Centre of Excellence for Scientific & Research Journalism (COES&RJ)
132. Centre of Promoting Research Excellence (CPRE)
133. ClinMed International Library
134. Cloud Journals
135. Cloud Publications
136. The Clute Institute
137. Codon Publications
138. Coltharp Institute
139. Columbia International Publishing
140. Comprehensive Research Journals
141. Computer Science Journals
142. CONFAB Journals
143. Congress Press
144. Contemporary Research Center (CRC), Australia
145. Cosmic Journals
146. Cosmos Scholars Publishing House
147. Council for Innovative Research
148. CREST Journals
149. Crown Journals
150. CSCanada
151. CTR Publications
152. Cyber Journals
153. Darsgah-e-Ahlebait
154. David Publishing
155. Deccan Pharma Journals
156. DeNovo Scientific Publishing
157. Design for Scientific Renaissance
158. Developing Country Think Tank Institute
159. Direct Research Journals
160. DISA Publication Group (DP Group)
161. Discourse Journals
162. Discovery Publishing Group
163. Donnish Journals
164. Dorma Journals
165. DRUNPP Sarajevo (Society for Development of Teaching and Business
Processes in New Net Environment in B&H)
166. E-Cronicon
167. e-journal (shankargargh.org)
168. e-Science Central
169. e3Journals
170. Eagle Publishing Group
171. Earth Journals
172. Ebioscholar
173. eCanadian Journals
174. Econjournals
175. The Economics and Social Development Organization (TESDO)
176. EDUGAIT Press
177. E-International Journals of Academic & Scientific Research (EIJASR)
178. E-International Scientific Research Journal Consortium (E-ISRJC)
179. EISRJC Journals (E-International Scientific Research Journal Consortium
180. eJournals of Academic Research & Reviews
181. eLearning Institute
182. Electronic Center for International Scientific Information
183. Elewa Bio Sciences
184. Elite Hall Publishing House
185. Elite Research Journals
186. ELK Asia Pacific Journals
187. Elmer Press
188. ELVEDIT.COM
189. Elyns Publishing Group
190. Emerging Academy Resources (EAR)
191. Engineering and Technology Publishing
192. Engineering Journals (Engg Journals Publications)
193. Engineering Research Publication
194. Enhanced Research Publications (ER Publications)
195. Enliven Archive
196. Enviro Research Publishers
197. Erudite Journals Limited
198. ESRSA Publication – Engineering and Science Research Support Academy
199. ESci Journals Publishing
200. ETA Maths Journals
201. Ethan Publishing Company
202. Eurasian Publications
203. Euro Asia Research and Development Association
204. EuroJournals
205. European-American Journals
206. ExcelingTech Publishing Company, Ltd.
207. Excellent Publishers
208. Expert Journals
209. Far East Research Centre
210. Ficus Publishers
211. Focus in Research & Education (FIRE, Firepubs)
212. Friends Science Publishers (FSP)
213. Frontiers in Bioscience (FBS)
214. Fundamental Journals
215. Fundamental Research and Development International (FRDI)
216. GBS Publishers & Distributors (India)
217. Genexcellence Publication (G Publications)
218. German Science and Technology Press
219. Global Advanced Research Journals
220. Global Institute for Research and Education
221. Global International Scientific Analytical Project (GISAP) SEE International
Academy of Science and Higher Education
222. The Global Journals
223. Global Journals, Inc. (US) also here
224. Global Open Journals
225. Global Openaccess
226. Global Research Journals
227. Global Research Online
228. Global Research Publishing (GRP)
229. Global Researchers Journals
230. Global Science Research Journals
231. Global Scientific, Inc.
232. Global Technocrats & Intellectual’s Association (GTIA)
233. GlobalSkope Publishing Society
234. Gnosis Open Access Publishers [Link dead; re-branded as Gratis Open Access
Publishers]
235. Gopalax
236. Gratis Open Access Publishers
237. Green Earth Research Network
238. Green Global Foundation (GGF)
239. Greener Journals
240. Greenfield Advanced Research Publishing House
241. Growing Science Publishing Company
242. GS Publishers
243. GSB Life Sciences
244. Hans Publishers, Inc. (HansPub, 汉斯)
245. Herald International Research Journals
246. Herald Scholarly Open Access
247. Herbert Open Access Journals (Herbert Publications)
248. Hikari Ltd.
249. Hilaris
250. Horizon Journals
251. Horizon Research Publishing
252. Human and Sciences Publications (HumanPub)
253. Human Resource Management Academic Research Society (HRMARS)
254. i-Explore International Research Journals Consortium (IIRJC
255. IAMURE Multidisciplinary Research
256. IBIMA Publishing
257. iConcept Press Ltd.
258. IGM Publication
259. IJRCM
260. Impact Journals (Tamil Nadu, India)
261. Imprints Open Access
262. Indian Society for Education and Environment (ISEE)
263. IndianResearchJournals.Com
264. Indus Foundation for Education, Research & Social Welfare
265. Infinity Press
266. Infonomics Society
267. Inforesights Publishing
268. Information Engineering Research Institute (IERI)
269. Ingenious Enterprises International (INGENIN)
270. Innovare Academic Sciences
271. Innovational Publishers
272. Innovative Engineering Publishers
273. Innovative Journal
274. Innovative Publication
275. Innovative Space of Scientific Research (ISSR Journals)
276. INPRESSCO (International Press Corporation)
277. INREWI
278. Insight Knowledge
279. Insight Medical Publishing
280. The Institute for Business and Finance Research (IBFR)
281. Institute for Research and Development India (IRD)
282. Institute of Advanced Scientific Research
283. Institute of Doctors Engineers and Scientists (IDES)
284. Institute of Electronic & Information Technology
285. Institute of Language and Communication Studies
286. Institute of Research and Journals (IRAJ)
287. Institute of Research Engineers and Doctors (IRED)
288. Institute of Strategic and International Studies
289. InTech Open Access Publisher – Mirror site
290. Integrated Academic Journals
291. Integrated Intelligent Research (IIR)
292. Integrated Publishing Association
293. Integrated Science Publications
294. Intellectual Archive
295. Intercontinental Electronic Journals
296. Interdisciplinary Publications
297. Interlink Continental Journals
298. Intermedcentral
299. International Academic Journals
300. International Academy for Advancement of Business Research (IAABR)
301. International Academy for Science & Technology Education and Research
(IASTER)
302. International Academy of Business & Economics
303. International Academy of Ecology and Environmental Sciences (IAEES)
304. International Academy of Science and Higher Education (IASH)
305. International Academy of Science, Engineering and Technology (IASET)
306. International Academy of Science, Engineering and Technology (International
ASET)
307. The International Academy, Research and Industry Association (IARIA)
308. International Advances for Research
309. International Agency for Development of Culture, Education and Science
310. International Association for Academians
311. International Association for Engineering & Technology
312. International Association for Engineering and Management Education (IAEME)
313. International Association of Computer Science and Information Technology
(IACSIT Press)
314. International Association of Advances in Engineering and Technology (IAAET)
315. International Association of Journals & Conferences (IAJC)
316. International Association of Scientific Innovation and Research (IASIR)
317. International Association of Technology Education & Industry
318. International Bauhaus Science Press
319. International Center for Business Research
320. International Centre for Integrated Development Research (ICIDR)
321. International Centre of Culture Inventory
322. International Conference on Computer Science and Engineering
323. International Digital Organization for Scientific Information (IDOSI)
324. International Economics Development and Research Center (IEDRC)
325. International Education Research Foundation (IERF)
326. International Educative Research Foundation And Publisher
327. International Forum of Researchers Students and Academician (IFRSA)
328. International Foundation for Modern Education and Scientific Research
(INFOMESR)
329. International Foundation for Research and Development
330. International House for Academic Scientific Research [Link dead as of 2013-01-
02]
331. International Indexed Refereed Research Journal
332. International Institute for Science, Technology and Education (IISTE)
(International Knowledge Sharing Platform)
333. International Institute of Engineers (IIE)
334. International Institute of Engineers & Researchers
335. International Institute of Informatics and Systemics
336. International Institute of Science & Industry Research (IISIR)
337. International Institute of Social and Economic Sciences (ISES)
338. International Invention Journals
339. International Journal Publishers Group
340. The International Journal Research Publications
341. International Journals.co.in
342. International Journals of Engineering & Sciences
343. International Journals of Medical and Health Research (IJMHR)
344. International Journals of Multi Dimensional Research
345. International Journals of Multidisciplinary Research Academy
346. International Journals of N&N Global Technology (IJNNGT)
347. International Journals of Research (INTJR)
348. International Journals of Research Papers (IJRP)
349. International Journals of Scientific Knowledge (IJSK)
350. International Journals of Scientific Research Publications (IJSRPUB)
351. International Journals of Scientific Research (IJSR)
352. International Knowledge Sharing Platform SEE International Institute for
Science, Technology and Education (IISTE)
353. International Network for Applied Sciences and Technology
354. International Network for Natural Sciences (INNSPUB)
355. International Network for Scientific & Industrial Information
356. International Online Knowledge Services Provider (IOKSP)
357. International Organization of Scientific Invention (IOSI)
358. International Organization of Scientific Research (IOSR Journals)
359. International Publisher & C.O
360. International Publisher for Advanced Scientific Journals (IPASJ)
361. International Recognition Multidisciplinary Research Journals, Monthly Publish
362. International Recognition Research Journals
363. International Research E-Journals
364. International Research Journals (Accra, Ghana)
365. International Research Journals (Lagos, Nigeria)
366. International Research Organization of Computer Science (IROCS)
367. International Scholars Journals
368. International Science & Research Journals (ISRJ)
369. International Science Congress Association
370. International Scientific Academic Corporation
371. International Scientific Engineering and Research Publications
372. International Scientific Publications
373. International Society for Zoological Research (ISZR)
374. International Society of Thesis Publication (ISTP)
375. International Society of Universal Research in Sciences (EyeSource)
376. InternationalJournals.co.in
377. Internet Medical Publishing
378. Internet Scientific Publications
379. Interscience Journals
380. Interscience Open Access Journals
381. Invention Journals
382. IOSR Journals SEE International Organization of Scientific Research
383. iProbe Group
384. IRED International Journals
385. IROSSS (International Research Organization of Sciences and Social Sciences)
386. ISISnet
387. ISPACS (International Scientific Publications and Consulting Services)
388. Ivy Union Publishing
389. Jacobs Publishers
390. JET Publishing
391. Journal Dynamics
392. Journal Issues
393. Journal of Comprehensive Research
394. Journal of Harmonized Research Publication
395. Journal Network
396. Journals Club & Co.
397. JournalsBank
398. JScholar Journals
399. JSciMed Central
400. Jyoti Academic Press
401. Kaleidoscope Journals
402. Kamla Raj Enterprises (KRE Publishers)
403. KEJA Publications
404. Key Research Journals (KRJ)
405. Kindi Publication
406. Knowledge Enterprises Journals
407. Knowledgebase Publishers
408. KnowledgesPublisher
409. Knowledgia Scientific (formerly Knowledgia Review)
410. KSP Journals
411. KY Publications
412. Ladder Publishing House
413. Landmark Research Journals
414. Lecolink Research Journals
415. Leena & Luna International
416. Lifescience Global
417. LifeSciFeed Ventures
418. Lighthouse Journal Publication (Lighthouse Journals)
419. Literati Scientific and Publishers (Literati Publishers)
420. Longbridge Publishing Company
421. Lorem Journals
422. Macrothink Institute
423. MacroWorld
424. Mainspringer
425. Management Journals
426. Marsland Press
427. Mary and Sam Research Academia
428. Maryland Institute of Research
429. MASAUM Network
430. Maxwell Scientific Organization
431. McMed International
432. MDPI (Multidisciplinary Digital Publishing Institute)
433. MedCrave
434. Medical Science Journals [Link dead as of 2012-11-14]
435. Mediterranean Center of Social and Educational Research (MCSER)
436. MEDNANO Publications
437. Medwell Journals
438. Meghana Pubilcations
439. Mehta Press
440. Merit Research Journals
441. MNK Publication
442. Modern Research Publishers
443. Modern Scientific Press
444. Moksha Publishing House
445. Mr. Scholar
446. Muhammadon Centre for Research and Development (MCRD)
447. Multidisciplinary Journals
448. Mustang Journals
449. Narain Publishers Pvt. Ltd (NPPL)
450. Natural Sciences Publishing Corporation
451. Naturepub
452. Nauk Publication
453. Net Journals
454. New Century Science Press
455. New Ground Research Journals
456. New World Sciences Academy
457. Nexus Academic Publishers (NAP)
458. New Science Series Journals (NSSJ)
459. nhsJournal
460. Nobel International Journals
461. NobleResearch Publisher
462. Non Olympic Times
463. North Atlantic University Union
464. North American Research Publishing
465. Noto-are
466. Novel Science
467. Novus Scientia Journals
468. Nuclei Online
469. OA Publishing London
470. Oceanic Journals
471. OMICS Publishing Group
472. Ommega Publishers
473. OneCentral Press
474. Online Journals Management System (OJMS)
475. Online Research Journals
476. Open Academic Press
477. Open Access Library
478. Open Access Science Research Publisher (OASRP)
479. Open Access Text (OAT)
480. Open Research and Science Library (ORSlib)
481. Open Research Network
482. Open Research Society
483. Open Science
484. Open Science Publications
485. OpenAccessPub
486. Openventio Publishsers
487. ORB Academic Publisher
488. ORIC Publications
489. Oxford Academic Studies Press (OASP Journals)
490. Ozean Publications
491. Pacesetter Online Publishers
492. Pacific Group of e-Journals (PaGe)
493. Pak Publishing Group
494. Panacea Research Library
495. PaperSciences Research Publisher
496. PBS Journals
497. Peak Journals
498. Pearl Research Journals
499. Peertechz (Peer Teechz)
500. Pelagia Research Library
501. Pencil Academic Press
502. Pharma Intelligence
503. Pharma Publisher
504. Pharmaceutical Research Foundation
505. Pharmacognosy Network Worldwide
506. PharmaInfo
507. PharmaInterScience Publishers
508. Pharmascope.org (JK Welfare & Pharmascope Foundation)
509. Photon Foundation
510. Pinnacle Journal Publication
511. Pinnacle Research Journals (PRJ)
512. Pioneer Scientific Publisher
513. Platinum Global Journals
514. Premier Publishers
515. Prime Journals
516. Pristine Research Journal Publications (PRJP)
517. Priyanka Research Journal Publication
518. Progress Publishing Company
519. Progressive Academic Publishing, UK
520. Progressive Science Publications
521. Project Innovation also here
522. ProJournals (Professional Journals)
523. Prudence Journals
524. Pubicon International Publications (Pubicon Journals)
525. Public Science Framework
526. Purple Journals [Link dead as of 2013-10-19]
527. Pyrex Journals
528. Quazzy Journals
529. Quest Journals
530. R & S Publications [Link dead as of 2013-07-04]
531. Readers Insight Publishers
532. Recent Science
533. RedFame Publishing
534. Research Academy of Social Sciences (RASS)
535. Research Alert Journals
536. Research and Educational Society
537. Research and Knowledge Publication
538. Research and Reviews (International Journals)
539. Research Institute for Progression of Knowledge (RIPK)
540. ResearchLEAP
541. Research Media Ltd.
542. Research Publish Journals
543. Research Publisher
544. Research Script
545. Research Trend
546. Research WebPub
547. Researchjournali
548. Revistas Academicas
549. RG Education Society (RG Journals of Scientific Research)
550. Rising Vision (RV)
551. Ross Science Publishers
552. RS Publication
553. Sacha International Academic Journals
554. Sai Om Publications
555. Sakun Publishing House (SPH)
556. SAMANM Group of Research Publications (SGRP)
557. Sapient Press
558. SAVAP International
559. Savvy Science Publisher
560. Scholar Journals [Link dead as of 2013-04-20]
561. Scholar People
562. Scholar Science Journals
563. ScholArena
564. Scholarlink Resource Centre Limited
565. Scholarly and Academic Research Journals (SARJ)
566. Scholarly Journals
567. Scholarly Research Journal’s
568. Scholars Academic and Scientific Publishers (SAS Publishers)
569. Scholars Research Library
570. ScholarsHub.net
571. Scholink
572. Scholoxy Publications
573. Sci-Afric Publishers
574. Sci Edit Publications
575. Sci Forschen
576. SciDoc Publishers
577. Sciedu Press
578. Science & Engineering Research Support soCiety (SERSC)
579. Science & Knowledge Publishing Corporation Limited
580. Science Academy Publisher
581. Science Alert
582. Science and Education Centre of North America
583. Science and Education Publishing
584. Science and Engineering Publishing Company
585. Science and Technology Publishing
586. Science Asia Journals
587. Science Education Foundation
588. Science Explorer Publications (explorerpub.com)
589. Science Fair Open Library (SFOL)
590. Science-Fellows ElmCore Journals
591. Science Instinct Publications
592. Science Journal Publication (SJP)
593. Science Park Journals
594. Science Publications
595. Science Publishing Corporation
596. Science Publishing Group
597. Science Q Publishing Group
598. Science Record Journals
599. Science Target
600. Science Web Publishing (Scienceweb Publishing)
601. ScienceDomain International also here.
602. ScienceHuβ
603. Sciences & Engineering Research Publication
604. ScienceScript
605. Scienpress Ltd.
606. Scientia Socialis
607. Scientific & Academic Publishing
608. Scientific Advances Publishers
609. Scientific and Academic Publication
610. The Science and Information Organization (SAI)
611. Scientific Journals
612. Scientific Journals International
613. Scientific Online Publishing
614. Scientific Perspectives Publishing (Scipers)
615. Scientific Planet
616. Scientific Publishing House
617. Scientific Research Publishing (SCIRP)
618. Scientific Viewers
619. Scigmoid
620. Sciknow
621. SciPress Ltd
622. SciTechnol
623. ScottishGroup Education and Testing Services
624. Scribes Guild
625. Segment Journals
626. SETScholars
627. Seventh Sense Research Group Journals
628. Signpost e Journals
629. Silicon Valley Publishers
630. Singaporean Journals
631. SJournals
632. Sky Journals
633. SM Group Open Access Journals
634. Smart Science & Technology
635. SmatPub
636. Smile Nation – Lets Smile Together
637. Smith & Franklin Academic Publishing Corporation
638. Society for Science and Education United Kingdom (SSE-UK) also called Society
for Science and Education
639. Society for Science and Nature
640. Society of Business Research
641. Society of Education
642. Society of Engineering Science and Technology (SEST India)
643. Society of Interdisciplinary Business Research
644. Source Research Journals
645. South Asian Academic Research Journals
646. Southern Cross Publishing Group
647. Sphinx Knowledge House
648. SPIRI The Global Research
649. Spring City Culture International Group Pte Ltd. Also: here.
650. Spring International S&T Publishing Media Co. (Spring Media Publishing)
651. Spring Journals
652. Sprint Journals
653. Standard Global Journals
654. The Standard International Journals
655. Standard Research Journals
656. STM Connect
657. Stringer Open
658. Suryansh Publications
659. SV Publication
660. Swan Open
661. Swiss Journals
662. Symbiosis (Symbiosis Online Publishing)
663. Synergy Publishers
664. T&S Journal PUblications
665. Takshila
666. Taraksh Journals
667. Technical Journals Online
668. Technopark Publications
669. Textroad Journals
670. Thavan E ACT International Journals
671. Thetic Journals
672. TI Journals
673. Time Journals
674. Tomas Publishing
675. Topclass Global Journals
676. Trade Science, Inc
677. Trans Stellar (Transstellar)
678. Transaction Series on Engineering Sciences and Technologies
679. Transcontinental Publishers
680. Transnational Research Journals (formerly Universal Research Journals)
681. TSPublications [Link dead as of 2013-08-23]
682. U.S. Science Press
683. Ulster Press
684. Unique Research Journals
685. United Scientific Group
686. Universal Association of Computer and Electronics Engineers (UACEE)
687. Universal Association of Mechanical and Aeronautical Engineers (UAMAE)
688. Universal Research Group
689. Universal Research Publications
690. UniversityPublications.net
691. Valley International Journals
692. VBRI Press
693. Vernon Innovative Publishers (Vernon, VIPOA, Vernon Open Access)
694. Victorquest Publications [company dissolved]
695. VRJ Publishers
696. VSRD International Journals
697. Watch Plus
698. Webcrawler Journals
699. We-Together to Save Yourself Society
700. Whites Science
701. Wilolud Journals
702. Wireilla Scientific Publications
703. WOAR Journals (World Organization of Academic Research)
704. World Academic Journal of Business & Applied Sciences (WAJBAS Publishing)
[Publisher]
705. World Academic Publishing
706. World Academic Union
707. World Academy of Research and Publication
708. The World Academy of Research in Science and Engineering (WARSE)
709. World Academy of Science, Engineering and Technology (WASET)
710. World Business Institute Also here: http://www.wassco.org/
711. World Journal of Publisher (WJP)
712. World Journals of Academic Advances
713. World Open Access Journals
714. World Research Publications
715. World Scholars
716. World Science and Research Publishing (WSRP)
717. World Science Publisher
718. World Science Research Journals (WSR Journals)
719. World Scientific and Engineering Academy and Society (WSEAS)
720. World Standard Organization
721. Wudpecker Research Journals
722. Wyno Academic Journals
723. Zeal Scienza Realm of Erudition
724. Zia World Press
Lampiran 7:
LIST OF STANDALONE JOURNALS 2015
Potential, possible, or probable predatory scholarly open-access journals
(Sumber: http://scholarlyoa.com/individual-journals/)

Daftar stand alone journal yang dianggap predator oleh Jeffrey Beall dipublikasikan
kali pertama tahun 2013. Saat itu, jumlahnya baru 126. Tahun 2014 jumlah tersebut
naik menjadi 341, dan tahun 2015 naik ke angka 548.
1. Academic Exchange Quarterly
2. Academy of Contemporary Research Journal (AOCRJ)
3. ACME Intellects
4. Acta de Gerencia Ciencia (CAGENA)
5. Acta Advances in Agricultural Sciences (AAAS)
6. Acta Medica International
7. Advances in Forestry Letter
8. Afrasian Journal of Humanities and Social Sciences (AAJHSS)
9. Al Ameen Journal of Medical Sciences (AJMS)
10. Aloy Journal of Soft Computing and Applications (AJSCA)
11. American Based Research Journal (ABRJ)
12. American International Journal of Contemporary Research (AIJCR)
13. American International Journal of Contemporary Scientific Research
14. American Journal of Advanced Agricultural Research (AJAAR)
15. American Journal of Advanced Drug Delivery
16. American Journal of Advances in Medical Science (ARNACA)
17. American Journal of Engineering Research
18. American Journal of Pharmacy and Health Research (AJPHR)
19. American Journal of PharmTech Research (AJPTR)
20. American Journal of Phytomedicine and Clinical Therapeutics
21. American Journal of Scientific Research
22. American Journal of Social issues and Humanities
23. American Research Journal
24. American Research Thoughts
25. Anglisticum: International Journal of Literature, Linguistics & Interdisciplinary
Studies
26. Annals of Medical and Biomedical Sciences (AMBS)
27. Archives Des Sciences Journal
28. ARNACA American Journal of Advances in Medical Science
29. Asia-Pacific Journal of Research
30. Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences
31. Asian Journal of Chemistry
32. Asian Journal of Health and Medical Sciences
33. Asian Journal of Humanities and Social Sciences
34. Asian Journal of Business and Management Sciences (AJBMS)
35. Asian Journal of Multidisciplinary Studies
36. Asian Journal of Pharmaceutical and Health Sciences
37. Asian Journal of Pharmacy and Life Science
38. Asian Journal of Pharmaceutical Research and Health Care (AJPRHC)
39. Australasian Journal of Herpetology
40. Australian Journal of Basic and Applied Sciences
41. Australian Journal of Business and Management Research (AJBMR)
42. Ayupharm: International Journal of Ayurveda and Allied Sciences
43. Ayushdhar
44. Bioinformation
45. The Bioscan
46. Bioresearch Bulletin
47. Bioscience Discovery
48. Biosciences, Biotechnology Research Asia (BBRA)
49. British Biomedical Bulletin
50. British Journal of Economics, Finance and Management Sciences
51. British Journal of Interdisciplinary Studies
52. British Journal of Science
53. Bulletin of Mathematical Sciences & Applications
54. Bulletin of Pharmaceutical Research
55. Bulletin of Society for Mathematical Services and Standards
56. Calodema
57. Canadian Chemical Transactions
58. Canadian Journal of Pure and Applied Sciences
59. Cancer Research Frontiers
60. Case Studies Journals
61. Chemical Science Transactions
62. Computer Science Chronicle
63. Computer Science Journal
64. The Criterion: An International Journal in English
65. Current Biotica
66. Current Discovery
67. Current Trends in Technology and Sciences (CTTS)
68. The Dawn Journal
69. Direct Research Journals
70. E-Library Science Research Journal
71. ExcelingTech Publishing Company, Ltd.
72. Elixir International Journal (formerly Elixir Online Journal)
73. Engineering & IT Journal (EIT Journal)
74. Euro-Afro Journal of Arts and Social Sciences (EAJASS)
75. European Academic Research
76. European Environmental Sciences and Ecology Journal
77. European International Journal of Applied Science and Technology (Centre for
Promoting Knowledge [CPK], UK)
78. European International Journal of Science and Humanities (EIJSH)
79. European Journal of Academic Essays (EJAE)
80. European Journal of Advanced Computer Science (EJACS)
81. European Journal of Advances in Engineering & Technology (EJAET)
82. European Journal of Biotechnology and Bioscience
83. European Journal of Business and Social Sciences (EJBSS)
84. European Journal of Chemistry (EurJChem)
85. European Journal of Contemporary Economics and Management (EJCEM, EJEM)
86. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences (Revue
Européenne d’Economie, Finance et Sciences de l’Administration)
87. European Journal of Educational Research (EUJER)
88. European Journal of Educational Sciences (EJES)
89. European Journal of Natural History (EJNH)
90. European Journal of Scientific Research
91. European Journal of Sustainable Development
92. European Law and Politics Journal (ELPJ)
93. European Online Journal of Natural and Social Sciences
94. European Scientific Journal
95. FLUIDS: International Journal of Medical Fluid Management
96. FOREX Technical Journal Library
97. Frontiers in Aerospace Engineering
98. Galaxy: International Multidisciplinary Research Journal
99. Geodynamics Research International Bulletin (GRIB)
100. Global Journal of Advanced Engineering Technologies and Sciences (GJAETS)
101. Global Journal of Advanced Research (GJAR)
102. Global Journal of Animal Scientific Research (GJASR)
103. Global Journal of Engineering Science and Research Management (GJESRM)
104. Global Journal of Management Science and Technology
105. Global Journal of Medical and Health Sciences (GJM)
106. Global Journal of Medicine and Public Health
107. Global Journal of Multidisciplinary Studies (GJMS)
108. Golden Research Thoughts
109. Hygeia: Journal for Drugs and Medicines
110. Indian Journal of Advanced Nursing (IJAN)
111. Indian Journal of Applied-Basic Medical Sciences
112. Indian Journal of Applied Research
113. Indian Journal of Pharmaceutical and Biological Research (IJPBR)
114. Indian Journal of Research Anvikshiki
115. Indian Journal of Research in Pharmacy and Biotechnology (IJRPB)
116. Indian Journal of Scientific Research (IJSR)
117. Indian Research Journal of Pharmacy and Science
118. Indian Streams Research Journal
119. Indo American Journal of Pharmaceutical Research
120. Indo-Global Journal of Pharmaceutical Sciences
121. Innovations in Pharmaceuticals and Pharmacotherapy (IPP)
122. Integrated Journal of British (IJBRITISH)
123. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business
124. Interdisciplinary Journal of Research in Business (IDJRB)
125. Interdisciplinary Toxicology (interTOX)
126. International Advanced Research Journal in Science, Engineering and
Technology (IARJSET)
127. International Ayurvedic Medical Journal (IAMJ)
128. The International Asian Research Journal (TIARJ)
129. International Bulletin of Business Administration (Bulletin International
d’Administration des Entreprises)
130. International Design Journal
131. International Educational E-Journal
132. The International Interdisciplinary Journal of Education (IIJE)
133. International Interdisciplinary Journal of Scientific Research (IIJSR)
134. International Journal Advances in Social Science and Humanities (IJASSH)
135. International Journal for Innovative Research in Science and Technology (IJIRST)
136. International Journal for Pharmaceutical Research Scholars (IJPRS)
137. International Journal for Research & Development in Technology (IJRDT)
138. International Journal for Research in Emerging Science and Technology (IJREST)
139. International Journal for Scientific Research & Development
140. International Journal of Abdominal Research (IJAR)
141. International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in Technology
(IJARIIT)
142. International Journal of Advance Research in Science and Engineering (IJARSE)
143. International Journal of Advanced Computer Technology (IJACT)
144. An International Journal of Advanced Computer Technology (COMPUSOFT)
145. International Journal of Advanced Engineering and Nano Technology (IJAENT)
146. International Journal of Advanced Engineering Applications
147. International Journal of Advanced Information Science and Technology (IJAIST)
148. International Journal of Advanced Life Sciences
149. International Journal of Advanced Networking and Applications (IJANA)
150. International Journal of Advanced Research
151. International Journal of Advanced Research in Computer and Communication
Engineering (IJARCCE)
152. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Electronics
Engineering (IJARCSEE)
153. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software
Engineering (IJARCSSE)
154. International Journal of Advanced Research in Computer Science & Technology
(IJARCST)
155. International Journal of Advanced Research in Education & Technology (IJARET)
156. International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and
Instrumentation Engineering (IJAREEIE)
157. International Journal of Advanced Research in Mechanical Engineering &
Technology (IJARMET)
158. International Journal of Advanced Technology in Engineering and Science
(IJATES)
159. International Journal of Advanced Technology and Engineering Research
(IJATER)
160. International Journal of Advanced Technology and Science (IJATS)
161. International Journal of Advancement in Engineering Technology, Management
& Applied Science (IJAETMAS)
162. International Journal of Advancements in Mechanical and Aeronautical
Engineering
163. International Journal of Advancements in Research & Technology (IJOART)
164. International Journal of Advances in Engineering & Technology (IJAET)
165. International Journal of Advances in Management and Economics (IJAME)
166. International Journal of Advances in Power Systems (IJAPS)
167. International Journal of Aerospace and Medical Engineering
168. International Journal of Agriculture and Crop Sciences (IJACS)
169. International Journal of Agriculture Innovations and Research (IJAIR)
170. International Journal of Agricultural Management & Development
171. International Journal of Agronomy & Plant Production
172. International Journal of Application or Innovation in Engineering & Management
(IJAIEM)
173. International Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology
(IJABPT)
174. International Journal of Applied Economic Studies
175. International Journal of Applied Linguistics & English Literature
176. International Journal of Applied Research & Studies (iJARS)
177. International Journal of Applied Research & Studies (iJARS)
178. International Journal of Applied Sciences and Biotechnology (IJASBT)
179. International Journal of Artificial Intelligence and Mechatronics
180. International Journal of Art and Humanity Science (IJAHS)
181. International Journal of Arts and Entrepreneurship (IJAE)
182. International Journal of Ayurveda and Pharma Research
183. International Journal of Basic and Applied Science (IBJAS)
184. International Journal of Basic Medical Sciences and Pharmacy (IJBMSP)
185. International Journal of Basic Sciences and Applied Research (IJBSAR)
186. International Journal of Bio (IJOBIO)
187. International Journal of Bioassays
188. International Journal of Biology, Pharmacy and Allied Sciences (IJBPAS)
189. International Journal of Biomedical Science
190. International Journal of Biosciences and Nanosciences (IJBSANS)
191. International Journal of Business and Commerce
192. The International Journal of Business & Management
193. International Journal of Business and Management Invention
194. International Journal of Business and Social Research
195. International Journal of Business Tourism & Applied Sciences
196. International Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences (IJCPS)
197. International Journal of Collaborative Research on Internal Medicine & Public
Health (IJCRIMPH)
198. International Journal of Communication Networks and Information Security
(IJCNIS)
199. International Journal of Comprehensive Research in Biological Sciences (IJCRBS)
200. International Journal of Computational Engineering Research
201. International Journal of Computer & Electronics Research (IJCER)
202. International Journal of Computer and Information Technology (IJCIT)
203. International Journal of Computer Applications
204. International Journal of Computer Application and Engineering Technology
(IJCAET)
205. International Journal of Computer Applications in Engineering Sciences (IJCAES)
206. International Journal of Computer Networks and Communications Security
(IJCNCS)
207. International Journal of Computer Science and Business Informatics
208. International Journal of Computer Science and Information Security
209. International Journal of Computer Science and Information Technologies
210. International Journal of Computer Science and Network (IJCSN)
211. International Journal of Computer Science and Network Security (IJCSNS)
212. International Journal of Computer Science Engineering (IJCSE)
213. International Journal of Computer Science, Information Technology, & Security
(IJCSITS)
214. International Journal of Computer Science Issues
215. International Journal of Computer Systems (IJCS)
216. International Journal of Computing Academic Research (IJCAR)
217. International Journal of Computing Science and Information Technology (IJCSIT)
218. International Journal of Current Business and Social Sciences (IJCBSS)
219. International Journal of Current Innovation Research (IJCIR)
220. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences
221. International Journal of Current Research
222. International Journal of Current Research and Academic Review (IJCRAR)
223. International Journal of Current Research and Review
224. International Journal of Current Science
225. International Journal of Dental and Health Sciences
226. International Journal of Development Research
227. International Journal of Digital Communication and Networks (IJDCN)
228. International Journal of Digital Library Services (IJODLS)
229. International Journal of Drug Development and Research (IJDDR)
230. International Journal of E-Computer Science Evolution
231. International Journal of Economics and Finance (IJEF)
232. International Journal of Economics and Research
233. International Journal of Economics, Commerce and Management (IJECM)
234. International Journal of Education and Social Science (IJESS)
235. The International Journal of Educational and Psychological Assessment
236. International Journal of Electrical and Electronics Engineers (IJEEE)
237. International Journal of Electrochemical Science
238. International Journal of Electronics and Computer Research (IJECR)
239. International Journal of Electronics Communication and Computer Engineering
240. International Journal of Electronics Communication and Computer Technology
(IJECCT)
241. International Journal of Emerging Science and Engineering (IJESE)
242. International Journal of Emerging Sciences (IJES)
243. International Journal of Emerging Technology & Research (IJETZR)
244. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering
245. International Journal of Energy & Technology
246. International Journal of Engineering & Science Research (IJESR)
247. International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT)
248. International Journal of Engineering and Applied Sciences
249. International Journal of Engineering and Computer Science (IJECS)
250. International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT)
251. International Journal of Engineering and Management Research (IJEMR)
252. The IJES: The International Journal of Engineering and Science
253. International Journal of Engineering and Science Invention (IJESI)
254. International Journal of Engineering Development and Research (IJEDR
255. International Journal of Engineering Innovations and Research (IJEIR)
256. International Journal of Engineering Inventions
257. International Journal of Engineering Research
258. International Journal of Engineering Research and Applications
259. International Journal of Engineering Research and Development (IJERD)
260. International Journal of Engineering Research and Science & Technology
(IJERST)
261. International Journal of Engineering Researches and Management Studies
(IJERMS)
262. International Journal of Engineering Science & Advanced Technology
263. International Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT)
264. International Journal of Engineering, Science and Technology
265. International Journal of Engineering Sciences & Research Technology (IJESRT)
266. International Journal of Engineering Sciences & Management (IJESMR)
267. International Journal of Engineering Trends and Technology (IJETT)
268. International Journal of English and Education
269. International Journal of English Language & Translation Studies (IJ-ELTS)
270. International Journal of English Language , Literature & Humanities (IJELLH)
271. International Journal of Farming and Allied Sciences
272. International Journal of Fundamental & Applied Sciences
273. International Journal of Governance
274. International Journal of Health Research
275. International Journal of Health Sciences and Research
276. International Journal of Human Resource and Procurement (IJHRP)
277. International Journal of Human Sciences
278. International Journal of Humanities and Social Science Invention (IJHSSI)\
279. The International Journal of Humanities & Social Studies
280. International Journal of Humanities, Engineering and Pharmaceutical Sciences
281. International Journal of Information and Communication Research
282. International Journal of Information and Communication Technology Research
283. International Journal of Information and Communication Technology Trends
(IJICTT)
284. International Journal of Information Sources and Services: A Research Journal in
Library Science (IJSS)
285. International Journal of Information Technology & Business Management
286. International Journal of Information Technology & Computer Science (IJITCS)
287. International Journal of Innovation and Research in Educational Sciences (IJIRES)
288. International Journal of Information Technology and Electrical Engineering
(ITEE)
289. International Journal of Innovation in Science and Mathematics (ISISM)
290. International Journal of Innovative Ideas
291. International Journal of Innovative Research and Development
292. International Journal of Innovative Research and Studies
293. International Journal of Innovative Research in Advanced Engineering (IJRAE)
294. International Journal of Innovative Research in Engineering & Multidisciplinary
Physical Sciences (IJIRMPS)
295. International Journal of Innovative Research in Science and Engineering (IJIRSE)
296. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and
Technology (IJIRSET)
297. International Journal of Innovative Science and Modern Engineering (IJISME)
298. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering
(IJITEE)
299. International Journal of Innovative Technology and Research
300. International Journal of Integrated Computer Applications & Research (IJICAR)
301. International Journal of Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies (IJIMS)
302. International Journal of Inventions in Pharmaceutical Sciences (IJIPS)
303. International Journal of Inventive Engineering and Sciences (IJIES)
304. The International Journal of Knowledge, Innovation and Entreprenurship
305. International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World
306. International Journal of Latest Research in Engineering and Computing (IJLREC)
307. International Journal of Latest Trends in Engineering, Science and Technology
(IJLTEST)
308. International Journal of Law and Legal Jurisprudence Studies (IJllJS)
309. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research
310. International Journal of Life science and Pharma Research
311. International Journal of Life Sciences Biotechnology and Pharma Research
(IJLBPR)
312. The International Journal of Management
313. International Journal of Management and Business Studies (IJMBS)
314. International Journal of Management and Social Science Research Review
(IJMSRR)
315. International Journal of Management, Economics and Social Sciences (IJMESS)
316. International Journal of Management Research and Business Strategy (IJMRBS)
317. International Journal of Management Research and Review (IJMRR)
318. International Journal of Management Sciences and Business Research (IJMSBR)
319. International Journal of Mathematical Research & Science
320. International Journal of Mathematics and Soft Computing (IJMSC)
321. International Journal of Medical Science and Education (IJMSE)
322. International Journal of Medical Science Research and Practice (IJMSRP)
323. International Journal of Medical Sciences and Health Care (IJMSHC)
324. International Journal of Medical Research & Health Sciences (IJMRHS)
325. International Journal of Medicine and Biomedical Research
326. International Journal of Medicine and Biosciences
327. International Journal of Medicobiologial Research
328. International Journal of Modern Engineering Research (IJMER)
329. International Journal of Modern Sciences and Engineering Technology (IJMSET)
330. International Journal of Mosquito Research
331. International Journal of Multidisciplinary and Current Research (IJMCR)
332. International Journal of Multidisciplinary and Scientific Emerging Research
(IJMSER) also here
333. International Journal of Multidisciplinary Educational Research (IJMER)
334. International Journal of Multidisciplinary Health Sciences
335. International Journal of Multidisciplinary Sciences and Engineering (IJMSE)
336. International Journal of New Trends in Arts, Sports & Science Education (IJTASE)
337. International Journal of Novel Drug Delivery Technology
338. International Journal of Nursing
339. International Journal of Pharma and Bio Sciences (IJPBS)
340. International Journal of Pharmaceutical & Research Science (IJPRS Journal)
341. International Journal of Pharmaceutical and Biomedical Research
342. International Journal of Pharmaceutical and Phytopharmacological Research
(eIJPPR)
343. International Journal of Pharmaceutical Research and Development (IJPRD)
344. International Journal of Pharmaceutical Science Invention (IJPSI)
345. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Business Management
346. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research
347. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research (IJPSR)
348. International Journal of Pharmacognosy (IJP)
349. International Journal of Pharmacy
350. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences (Int J Pharm
Pharm Sci)
351. International Journal of Pharmacy and Technology (IJPT)
352. International Journal of Plant, Animal and Environmental Sciences
353. International Journal of Power Electronics Engineering
354. International Journal of Research GRANTHAALAYAH
355. International Journal of Recent Development in Engineering and Technology
(IJRDET)
356. International Journal of Recent Scientific Research
357. International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE)
358. International Journal of Recent Trends in Electrical & Electronics Engineering
(IJRTE)
359. International Journal of Research and Development in Pharmacy & Life Sciences
(IJRDPL)
360. International Journal of Research and Innovation in Computer Engineering
(IJRICE)
361. International Journal of Research Development (IJORD)
362. International Journal of Research in Aeronautical and Mechanical Engineering
(IJRAME)
363. International Journal of Research in Agricultural Sciences (IJRAS)
364. International Journal of Research in Agriculture and Forestry (IJRAF)
365. International Journal of Research in Ayurveda and Pharmacy
366. International Journal of Research in Business Studies and Management (IJRBSM)
367. International Journal of Research in Computer and Communication Technology
368. International Journal of Research in Computer Science
369. International Journal of Research in Computer Technology
370. International Journal of Research in Electronics & Communication Technology
(IJRECT)
371. International Journal of Emerging Engineering Research and Technology
(IJEERT)
372. International Journal of Research in Engineering and Advanced Technology
(IJREAT)
373. International Journal of Research in Engineering and Science
374. International Journal of Research in Engineering and Science (IJREAS)
375. International Journal of Research in Engineering and Technology (IJRET)
376. International Journal of Research in Humanities and Social Sciences (IJRHSS)
377. International Journal of Research in Management & Business Studies (IJRMBS)
378. International Journal of Research in Medical and Dental Sciences
379. International Journal of Research in Pharmacy and Biosciences (IJRPB)
380. International Journal of Research in Wireless Systems (IJRWS)
381. International Journal of Research Science and Management (IJRSM)
382. International Journal of Reviews in Computing
383. International Journal of Science and Advanced Technology (IJSAT)
384. The International Journal of Science & Technoledge
385. International Journal of Science and Research
386. International Journal of Science and Technology
387. International Journal of Science Commerce and Humanities (IJSCH)
388. International Journal of Science Innovations and Discoveries
389. International Journal of Science Technology and Engineering
390. International Journal of Sciences (IJSciences)
391. International Journal of Scientific & Technology Research
392. International Journal of Scientific and Engineering Research (IJSER)
393. International Journal of Scientific and Research Publications (IJSRP)
394. International Journal of Scientific Engineering and Technology
395. International Journal of Scientific Research (IJScR)
396. International Journal of Scientific Research and Application (IJSRA Publishing)
397. International Journal of Scientific Research in Education
398. The International Journal of Social and Applied Sciences
399. The International Journal of Social Sciences (TIJOSS)
400. International Journal of Social Sciences and Education (IJSSE)
401. International Journal of Social Sciences and Entrepreneurship (IJSSE)
402. International Journal of Soft Computing and Engineering
403. International Journal of Sport Studies (IJSS)
404. International Journal of Sustainable Development SEE OIDA International
Journal of Sustainable Development
405. International Journal of Technical Research and Applications (IJTRA)
406. International Journal of Technical Research and Innovation (IJTRI)
407. International Journal of Trends in Economics Management and Technology
(IJTEMT)
408. International Journal of Universal Pharmacy and Bio Sciences (IJUPBS)
409. International Journal of Wisdom Based Computing
410. International Journal of World Research
411. International Journal on Recent and Innovation Trends in Computing and
Communication (IJRITCC)
412. International Journal on Recent Technologies in Mechanical and Electrical
Engineering (IJRTMEE)
413. International Journal on Recent Trends in Life Science and Mathematics
(IJRTLSM)
414. International Journal on Research Methodologies in Physics and Chemistry
(IJRMPC)
415. International Journal Online of Humanities (IJOHMN)
416. International Letters of Chemistry, Physics and Astronomy
417. International Letters of Natural Sciences
418. International Letters of Social and Humanistic Sciences
419. International Online Journal of Primary Education (IOJPE)
420. International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
421. International Research Journal of Applied and Basic Sciences (IRJABS)
422. International Research Journal of Applied Finance
423. International Research Journal of Finance and Economics
424. International Research Journal of Pharmaceutical and Applied Sciences (IRJPAS)
425. International Researchers
426. International Review of Basic and Applied Sciences (IRBAS)
427. International Review of Management and Business Research (IRMBR)
428. International Review of Social Sciences and Humanities
429. International Technical Sciences Journal (ITSJ)
430. Journal der Pharmazie Forschung (RAPSR)
431. The Journal of Academic Social Science Studies (JASSS)
432. Journal of Advances in Internal Medicine
433. Journal of American Physicians and Surgeons (JPANDS)
434. Journal of Animal and Plant Sciences (Nairobi, Kenya)\
435. Journal of Applicable Chemistry
436. Journal of Applied Pharmacy
437. Journal of Applied Pharmaceutical Science
438. Journal of Ayurveda and Holistic Medicine (JAHM)
439. Journal of Behavioral Sciences in Asia
440. Journal of Bio Innovation
441. Journal of Biomedical and Pharmaceutical Research
442. Journal of Business Management and Applied Economics
443. Journal of Business Research-Turk (İşletme Araştırmaları Dergisi0)
444. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research
445. Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences
446. Journal of Chemical, Biological and Physical Sciences (JCBPSC)
447. Journal of Computing
448. Journal of Contemporary Issues in Business Research
449. Journal of Coastal Life Medicine
450. Journal of Cosmology
451. Journal of Current Pharma Research
452. Journal of Current Trends in Big Data Analytics
453. Journal of Economics and Political Economy
454. Journal of ELT and Applied Linguistics (JELTAL)
455. Journal of Electrical Engineering
456. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences
457. Journal of Environmental Hydrology
458. Journal of Environmental Nanotechnology
459. Journal of Evidence Based Medicine and Healthcare (JEBMH)
460. Journal of Experimental Sciences
461. Journal of Global Research in Computer Science (JGRCS)
462. Journal of Innovations in Pharmaceuticals and Biological Sciences (JIPBS)
463. Journal of International Academic Research for Multidisciplinary (JIARM)
464. Journal of International Environmental Application & Science
465. Journal of International Management Studies
466. Journal of Knowledge Management, Economics and Information Technology
467. Journal of Medical Biomedical and Applied Sciences
468. Journal of Medical Research and Practice (JMRP)
469. Journal of Microbiology and Antimicrobial Agents (JMAA)
470. Journal of Modern Science And Technology
471. Journal of Multidisciplinary Engineering Science and Technology (JMEST)
472. Journal of Pharmaceutical and Bioanalytical Science (JPB Science)
473. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Sciences (JPBMS)
474. Journal of Pharmacy Research (JPR)
475. Journal of Research in Computers and Technology (JRCT)
476. Journal of Science
477. Journal of Science Editing
478. Journal of Scientific and Engineering Research
479. Journal of Scientific Research and Development also here
480. Journal of Scientific Research in Physical & Mathematical Sciences
481. Journal of Scientific Theory and Methods
482. Journal of Telecommunications
483. Journal of Theoretical and Applied Information Technology (JATIT)
484. Kashmir Economic Review
485. Letters in Applied NanoBioScience
486. Lingua: International Journal of Linguistics, Literature and Culture (Lingua- IJLLC)
487. Lokavishkar International E-Journal
488. The Macrotheme Review
489. Mathematical and Computational Applications (MCA)
490. Modern Behavioral Science
491. The Modern Journal of Applied Linguistics (MJAL)
492. Multidisciplinary Scientific Reviewer
493. National Journal of Basic Medical Sciences
494. National Journal of Medical and Dental Research
495. OIDA International Journal of Sustainable Development
496. Online International Interdisciplinary Research Journal
497. Open Access Journal of Science and Technology
498. Oriental Journal of Computer Science and Technology
499. Pattern Recognition in Physics
500. People’s Journal of Scientific Research
501. The Pharma Research (Journal)
502. Pharmacologia
503. PharmacologyOnline (PhOL)
504. PHARMANEST: An International Journal of Advances in Pharmaceutical Sciences
505. Plant Digest
506. Progress in Physics
507. Reef Resources Assessment and Management Technical Paper
508. Research | Research (French version)
509. Research Directions: International Multidisciplinary Research Journal (Research
Directions Journal
510. Research in Biotechnology
511. Research Inventy: International Journal of Engineering and Science
512. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences (RJPBCS)
513. Research Revolution
514. ResearchDesk
515. Researchers World – Journal of Arts Science & Commerce
516. Review of Research
517. Reviews of Progress
518. Revista Iberoamericana de Ciencas
519. Romanian Biotechnological Letters
520. Science International
521. Science International (Lahore)
522. Science Park
523. Science Postprint (SPP)
524. Science Research Reporter
525. Science Reuters
526. Scientific Research Journal (Scirj)
527. Scientific World
528. The Scitech Journal
529. Scottish Journal of Arts, Social Sciences and Scientific Studies (SJASS)
530. Sensors & Transducers Journal
531. Seventh Sense Research Group Journal
532. Smart Nanosystems in Engineering and Medicine
533. South Asian Journal of Mathematics
534. Swiss Journal of Research in Business and Social Science (SJRBSS)
535. Tactful Management Research Journal (TMRJ)
536. Technics Technologies Education Management
537. Translational Medicine and Biotechnology (TMB)
538. Universal Journal of Applied Computer Science and Technology
539. Universal Journal of Computer Science and Engineering Technology (UniCSE)
540. Universal Journal of Pharmacy (UJP Online)
541. Universe of Emerging Technology and Science (UNIETS)
542. Visi Jurnal Akademik
543. Weekly Science International Research Journal
544. World Applied Sciences Journal
545. World Essays Journal (WEJ)
546. World Journal of Pharmaceutical Research (WJPR)
547. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences (WJPPS)
548. World Journal of Science and Technology (WJST)
Lampiran 8: Misleading Metrics versi Jeffrey Beall
Misleading Metrics dibuat oleh Jeffrey Beall untuk mengelompokkan
perusahaan/organisasi/lembaga yang menyusun metrik (atau indeks) terhadap peneliti,
artikel, atau jurnal yang patut dipertanyakan
1. Advanced Science Index
2. African Quality Centre for Journals
3. American Standards for Journals and Research (ASJR)
4. CiteFactor
5. Directory of Indexing and Impact Factor (DIIF)
6. Directory of Journal Quality Factor
7. Einstein Institute for Scientific Information (EISI)
8. General Impact Factor
9. Global Impact Factor
10. IndexCopernicus
11. Institute for Science Information (ISI)
12. International Impact Factor Services
13. International Institute for Research
14. International Scientific Indexing (ISI)
15. International Scientific Institute (ISI) (scijournal.org)
16. International Society for Research Activity (ISRA) Journal Impact Factor (JIF)
17. Journal Impact Factor
18. Journals Impact Factor (JIFACTOR)
19. Journal Influence Factor
20. Journals Consortium. Journal Influence Factor (JIF)
21. JPR Impact Factor
22. Open Academic Journals Index
23. Pubicon Science Index
24. Scientific Indexing Services (SIS)
25. Scientific Jornal Impact Factor
26. SCIJOURNAL.ORG (International Scientific Institute)
27. Universal Impact Factor
Lampiran 9: Hijacked Journals versi Jeffrey Beall
Hijacked Journals adalah daftar beberapa jurnal (abal-abal) yang dibuat dengan nama
yang sama, atau hampir sama dengan jurnal-jurnal ‘asli’. Dalam beberapa kasus,
jurnal-jurnal yang ‘asli’ hanya diproduksi dalam versi cetak dan tidak memiliki website,
kemudian hijacked journals-nya membuat versi online dari jurnal tersebut.
Hijacked Journal Authentic Journal
Afinidad Afinidad
Anais da Academia Brasileira de Ciências Anais da Academia Brasileira de Ciências
Archives des Sciences Archives des Sciences
Baltica Journal Baltica
Bothalia – African Biodiversity &
Bothalia Journal
Conservation
Bradleya Bradleya
CADMO JOURNAL CADMO
CAHIERS DE PAIOLIVE Les Cahiers de Païolive
Chemical and Process Engineering Chemical and Process Engineering
Ciência e técnica Ciência e técnica vitivinícola
Comptes rendus de l’Académie bulgare des Comptes rendus de l’Académie bulgare des
Sciences Sciences
Emergencias Emergencias
Epistemologia Epistemologia
Iheringia Série Botânica Iheringia. Série botânica
Interciencia Association Interciencia
Journal of Technology Journal of Technology
Jokull Journal Jökull
Kasmera Journal (Revista Kasmera) Kasmera
MAGNT Research Report MAGNT Research Report
Martinia: bulletin de liaison des
Martinia
Odonatologues de France
Nationalpark Berchtesgaden Nationalpark Berchtesgaden:
Forschungsbericht Forschungsberichte
Nationalpark-Forschung in der Schweiz Nationalpark-Forschung in der Schweiz
Nautilus Journal The Nautilus
Mitteilungen Klosterneuburg Mitteilungen Klosterneuburg
Odonatological Abstract Service Odonatological abstract service
Pensee La Pensée
Research-Technology Management (Res Tech
Research-Technology Management (RTM)
Manag)
Scientia Guaianae : a series on natural
Scientia Guaianae
sciences of the Guayana region
Scientific Khyber Scientific khyber
Sylwan (English ed.) Sylwan
TERAPEVTICHESKII ARKHIV Terapevticheskiĭ arkhiv
VITAE-REVISTA DE LA FACULTAD DE QUIMICA Vitae, la revista de la Facultad de Química
FARMACEUTICA Farmacéutica
Walia, journal of the Ethiopian Wildlife
Walia Journal
and Natural History Society
Wulfenia, Wulfenia Wulfenia
Tentang Penulis:
Dr. Ihyaul Ulum, SE., M.Si., Ak., CA. Dosen tetap Fakultas
Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Lahir di desa
Paciran, pesisir utara kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengah di Madrasah Ibtida’iyah (MI) hingga
Madrasah ‘Aliyah (MA) Mazro’atul Ulum Paciran, Lamongan. S1
(Akuntansi) di UMM (1996-2000), S2 di Magister Akuntansi Undip (2006
–2007), Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) di Unisbank Semarang
(2014), dan S3 di PDIE Undip (2012- 2015). Fokus pada kajian tentang
Intellectual Capital, Akuntansi Sektor Publik, dan Metodologi Penelitian.
Peraih predikat ‘Dosen Berprestasi’ FEB UMM tahun 2010 & 2015 ini aktif sebagai narasumber
seminar dan pelatihan di sejumlah perguruan tinggi. Buku dan diktat yang telah ditulis antara lain:
Akuntansi Sektor Publik (Diktat-Cahaya Press, 2002); Akuntansi Sektor Publik; Sebuah Pengantar
(UMM-Press, 2004, 2005, 2008), Audit Sektor Publik; Suatu Pengantar (PT. Bumi Aksara Jakarta,
2009), Intellectual Capital; Konsep dan Kajian Empiris (PT. Graha Ilmu Yogyakarta, 2009), Gerakan
Ekonomi Muhammadiyah; Kajian dan Pengalaman Empiris – editor. (UMM Press. 2010), Klinik
Skripsi; Jurus-jurus jitu menyusun skripsi dan PKM (PT. AM Publishing Yogyakarta, 2011), Riset
Akuntansi – coathor (PT. AM Publishing Yogyakarta, 2012), Enjoy Mengelola Sitasi dan Bibliografi
dengan Endnote X7 (PT. AM Publishing Yogyakarta, 2014, 2015), dan INTELLECTUAL CAPITAL:
Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi (UMM Press, 2015).

Dr. Ahmad Juanda, MM., Ak., CA. Dosen di Fakultas Ekonomi


& Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Alumni Program Doktor
Ilmu Akuntansi Universitas Gadjah Mada ini telah mengampu matakuliah
Metodologi Penelitian sejak tahun 1992. Sederet jabatan telah dan
sedang diduduki, mulai dari Sekretaris Jurusan Akuntansi, Pembantu
Dekan I, dan saat ini menjabat Kepala Badan Pengendalian Internal (BPI)
UMM. Buku dan modul yang telah ditulis adalah Pengantar Akuntansi
(UMM Press, 1992), Teori Akuntansi (UMM Press, 1996) dan Riset
Akuntansi (PT. AM Publishing Yogyakarta, 2012, 2014, 2016).
Dosen senior di Akuntansi UMM ini aktif melakukan penelitian dan
memeroleh hibah dari Dikti, antara lain: Penelitian Dasar, Hibah Bersaing,
dan PUPT. Selain itu, pria asli Malang ini juga aktif sebagai narasumber di
berbagai forum ilmiah, termasuk kerjasama dengan USAID.
________________________________________________ooOoo__________________________________________________
_____
Skripsi adalah ‘momok’ bagi sebagian besar mahasiswa S1. Tidak sedikit jumlah mahasiswa
yang tidak mampu memeroleh gelar sarjana gara-gara skripsi. Padahal bobot skripsi hanya
sekitar 6 SKS, yang itu artinya ekuivalen dengan dua matakuliah pengantar di semester 1.
Buku ini menawarkan pendekatan yang berbeda dalam memelajari dan memahami
matakuliah Metodologi Penelitian. Disajikan dengan bahasa tutur yang sangat mudah
dipahami. Step-by-step dalam setiap bagian dari skripsi dibahas secara apik: mulai
bagaimana dan darimana menemukan ide penelitian; menyusun latar belakang; menyajikan
reviu penelitian terdahulu dan kajian pustaka; sampai tentang bagaimana membuat
simpulan, keterbatasan, dan saran. Cara membuat abstrak dan naskah publikasi juga
dibahas secara cukup detil di bagian akhir buku ini. Meskipun buku ini diberi label “Klinik
Skripsi: Metodologi Penelitian Akuntansi”, namun buku ini juga layak dijadikan rujukan bagi
mahasiswa non-Akuntansi dan pedoman dalam menyusun thesis master.

Anda mungkin juga menyukai