Anda di halaman 1dari 15

ETIKA DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN

DEMOKRASI

Disusun oleh kelompok 10 :


1. Dimas Arriko Putra 202043501991
2. Yoga Adi Pratama 202043501989
3. Ari Wibowo 202043502746

Program Studi S1 Teknik Informatika


Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Indraprasta PGRI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah Akhlak dan Etika dengan judul “ Etika Dalam Penegakan Hukum dan
Demokrasi ” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari banyak
pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa
mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka
menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya.
Makadari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat
dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat berbagai
permasalahan lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep hukum, HAM, dan demokrasi


B. Sumber hukum islam
C. Fungsi hukum islam dalam kehidupan bermasyarakat
D. Kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan hukum di indonesia

BAB III PENUTUP

I. Kesimpulan

II. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demokrasi dalam pandangan para tokoh Islam ada yang menyatakan bahwa menolak
sama sekali demokrasi, namun ada juga demokrasi bisa diterima dengan syarat tertentu.
Dalam hal ini demokrasi harus di atur oleh agama. Berbeda dengan pandangan sekuler
bahwa agama tidak boleh mengatur keduniaian termasuk masalah politik, seperti
demokrasi dan penegakan hukum dan lain-lainnya.

Demokrasi menjadi salah satu sistem pemerintahan negara terbaik oleh untuk mencapai
cita-cita negara, sehingga banyak negara yang melakukan perubahan sisitem politik dari
negara yang sebelumnya tidak demokrasi, menjadi negara yang demokrasi, salah satu nya
adalah negara Indonesia. Keberadaan sistem demokrasi memberikan kebebasan diberbagai
bidang telah memberikan kesempatakan kepada individu atau kelompok dan bahkan aliran
dalam keagamaan untuk tumbuh dan berkembang. Jika dimaknai sebagai sebuah ideologi
sebuah negara, maka negara tersebut harus menyerahkan kekuasaan tertinggi kepada
rakyat, sehingga rakyatlah yang akan membentuk pemerintah, dan membentuk kebijakan
yanh akan dilaksanakan oleh pemerintah dan rakyat, sebab dalam demokrasi segala sesuatu
nya dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

Demokrasi lahir di Yunani pada abad 5 SM dan di desaign ulang oleh para intelektual
dan kaum gerejawan sebagai bentuk pemberontakan terhadap kekuasaan otoriter gereja
yang kejam sepanjang abad pertengahan. Demokrasi yang dibangun oleh orang-orang
Barat merupakan demokrasi yang dibuat atas dasar sekulerisme yaitu pemisahan antara
agama dan negara, dan kebebasan rakyat yang seluas luasnya dalam beragama,
berpendapat, kepemilikan dan berperilaku.1 Kemudian para imperialis barat demokrasi
ditransfer keseluruh negri jajahan mereka, termasuk kedunia Islam dan terjadilah
sekulerisasi negara-negara umat Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu konsep hukum, HAM, dan demokrasi islam?
2. Apa saja sumber hukum didalam islam ?
3. Bagaimana peran islam didalam kehidupan bermasyarakat?
4. Adakah kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia?

C. TUJUAN MASALAH
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami dan menguasai materi yang telah disajikan dalam bentuk
makalah ini
2. Mahasiswa dapat menjalankan syariat islam berdasarkan sumber hukum islam
3. Mahasiswa dapat memahami peran mahasiswa yang berjiwa islam dan berjiwa
kebangsaan
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan materi dari makalah ini dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI ISLAM


1. Konsep hukum
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.
Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
Oleh sebab itu setiap masyarakat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan hukum.
Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang tertulis
ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi
untuk orang yang melanggar hukum.
Hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu
Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang yang sudah dapat
dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya. Dan
hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Rasul untuk melaksanakannya secara total.
Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan Allah Swt untuk umatNya
yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun
yang berhubungan dengan amaliyah.

2. Konsep HAM
HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam kandungan dan setelah
lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan diakui oleh semua orang.HAM adalah
singkatan dari Hak Asasi Manusia, dimana masing-masing kata tersebut memiliki makna. Kata
“Hak” dalam hal ini berarti sebagai kepunyaan atau kekuasaan atas sesuatu, sedangkan “Asasi”
adalah sesuatu hal yang utama dan mendasar. Jadi, pengertian HAM secara singkat adalah
suatu hal yang mendasar dan utama yang dimiliki oleh manusia.
Pada praktiknya, ada banyak sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di berbagai
penjuru dunia. Pelanggaran HAM tersebut dilakukan semata-mata untuk kekuasaan dan
kepemilikan sumber daya yang ada di suatu tempat.
Ciri-ciri pokok hakikat HAM :
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat
hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
3. Konsep Demokrasi Islam
Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip Islam ke
dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi. Teori politik Islam menyebutkan tiga ciri
dasar demokrasi Islam : pemimpin harus dipilih oleh rakyat, tunduk pada syariah, dan
berkomitmen untuk mempraktekkan "syura", sebuah bentuk konsultasi khusus yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan dalam berbagai hadits dengan komunitas
mereka.

Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga
negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).

B. SUMBER HUKUM ISLAM


1.Al-Qur’an
Secara harfiyah, Al-Quran artinya “bacaan” (qoroa, yaqrou, quranan), sebagaimana
firman Allah dalam Q.S. 75:17-18:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu


pandai)membacanya.”

“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”

Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad Saw, berisi ajaran tentang keimanan (akidah/tauhid/iman), peribadahan (syariat),
dan budi pekerti (akhlak).
Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan
mukjizat para nabi sebelumnya. Al-Quran membenarkan Kitab-Kitab sebelumnya dan
menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

َ‫ْب فِي ِه مِن هربِ ْٱل َٰعَلَمِين‬ ِ َ ‫صي َل ْٱل ِك َٰت‬


َ ‫ب ََل َري‬ ْ َ ‫ٱَّلل َو َٰلَكِن ت‬
ِ ‫صدِيقَ ٱلهذِى بَيْنَ يَدَ ْي ِه َوت َ ْف‬ ِ ‫َو َما َكانَ َٰ َهذَا ْٱلقُ ْر َءانُ أَن يُ ْفت ََر َٰى مِن د‬
ِ ‫ُون ه‬

“Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia membenarkan kitab-
kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang ditetapkannya. Tidak ada
keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta alam” (Q.S. 10:37).

“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Quran itulah yang benar,
membenarkan kitab-kitab sebelumnya...” (Q.S. 35:31).

Al-Quran dalam wujud sekarang merupakan kodifikasi atau pembukuan yang dilakukan para
sahabat. Pertama kali dilakukan oleh shabat Zaid bin Tsabit pada masa Khalifah Abu Bakar,
lalu pada masa Khalifah Utsman bin Affan dibentuk panitia ad hoc penyusunan mushaf Al-
Quran yang diketuai Zaid. Karenanya, mushaf Al-Quran yang sekarang disebut pula Mushaf
Utsmani.

Al Quran merupakan sumber hukum yang pertama dalam Islam sehingga semua penyelesaian
persoalan harus merujuk dan berpedoman kepadanya. Berbagai persoalan yang tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat harus diselesaikandengan berpedoman pada Al
Quran.
2.Hadist
Menurut para ahli, hadis identik dengan sunah, yaitu segala perkataan, perbuatan, takrir
(ketetapan), sifat, keadaan, tabiat atau watak, dan sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad
SAW, baik yang berkaitan dengan masalah hukum maupun tidak, namun menurut bahasa,
hadis berarti ucapan atau perkataan.

Adapun menurut istilah, hadis adalah ucapan, perbuatan, atau takrir Rasulullah SAW
yang diikuti (dicontoh) oleh umatnya dalam menjalani kehidupan.

Diriwayatkan dari segi banyak sedikitnya orang yang meriwayatkan (perawi), hadis
dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Hadis Mutawatir
Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak sahabat. Kemudian, diteruskan
oleh generasi berikutnya yang tidak memungkinkan mereka sepakat untuk berdusta. Hal ini
disebabkan banyaknya orang yang meriwayatkannya.

2.Hadis Mahyur
Hadis Mahyur adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak
mencapai derajat Mutawatir. Namun, setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak
tabi’in yang mencapai derajat Mutawatir sehingga tidak memungkinkan jumlah tersebut akan
sepakat berbohong.

3. Hadis Ahad
Hadis Ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu atau dua orang saja, sehingga tidak
mencapai derajat Mutawatir.

C. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia membutuhkan
pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam memperoleh kemajuan dan
dinamika kehidupannya. Setiap individu dan kelompok sosial memiliki kepentingan. Namun
demikan kepentingan itu tidak selalu sama satu saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal
itu mengandung potensi terjanya benturan daan konflik. Maka hal itu membutuhkan aturan
main. Agar kepentingan individu dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakan aturan
main tersebut. Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam yang dan
menjadi pedoman setiap pemeluknya.

Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga orientasi, yaitu:

1. Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi sumber kebaikan,


2. Menegakkan keadilan (iqamat al-‘adl),
3. Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).

Orientasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka pendek dalam
kehidupan duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan kehidupan di akherat yang kekal
abadi, baik yang berupa hukum-hukum untuk menggapai kebaikan dan kesempurnaan
hidup (jalbu al manafi’), maupun pencegahan kejahatan dan kerusakan dalam kehidupan (dar’u
al-mafasid). Begitu juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan antara Allah dengan
makhluknya maupun kepentingan orientasi hukum itu sendiri.

Sedangkan fungsi hukum islam dirumuskan dalam empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi ibadah

Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepadaKu”. Maka dengan daalil ini fungsi ibadah tampak palilng
menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
2. Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan
kemungkaran).

Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun berorientasi membentuk
mannusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah kemungkaran.

3. Fungsi zawajir (penjeraan)

Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia, tetapi juga
dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat jera dan takut melakukan
kejahatan.

4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)

Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan untuk
menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan pengorganisasian
umat mrnjadi leboh baik. Dalam literatur ilmu hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi
enginering social.

Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang hukum
tertentu tetapi satu dengan yang lain juga saling terkait.

D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERUMUSAN DAN


PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Beberapa kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum indonesia, yaitu :

1. Lahirnya UUD 1945

Peranan Umat Islam dalam Mempersiapkan dan Meletakkan Dasar-dasar Indonesia


Merdeka.Dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, tidak disangsikan lagi peran
kaum muslimin terutama para ulama. Mereka berkiprah dalam BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk tanggal 1 maret 1945. Lebih jelas
lagi ketika Badan ini membentuk panitia kecil yang bertugas merumuskan tujuan dan maksud
didirikannya negara Indonesia. Panitia terdiri dari 9 orang yang semuanya adalah muslim atau
para ulama kecuali satu orang beragama Kristen. Meski dalam persidangan-persidangan
merumuskan dasar negara Indonesia terjadi banyak pertentangan antar (mengutip istilah
Endang Saefudin Ansori dalam bukunya Piagam Jakarta) kelompok nasionalis Islamis dan
kelompok nasionalis sekuler. Kelompok Nasionalis Islamis antara lain KH. Abdul Kahar
Muzakir, H. Agus Salim, KH.Wahid Hasyim, Ki Bagus dan Abi Kusno menginginkan agar
Islam dijadikan dasar negara Indonesia. Sedangkan kelompok nasionalis sekuler dibawah
pimpinan Soekarno menginginkan negara Indonesia yang akan dibentuk itu netral dari agama.
Namun Akhirnya terjadi sebuah kompromi antara kedua kelompok sehingga melahirkan
sebuah rumusan yang dikenal dengan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, yang berbunyi :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Lahirnya UU Perkawinan

Pengaturan perkawinan di Indonesia tidak dapat lepas dari keterlibatan tiga pihak/kepentingan,
yaitu kepentingan agama, kepentingan negara dan kepentingan perempuan.M. Syura’i, S.H.I.
dalam tulisannya tanggal 6 November 2010 yang berjudul “Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan” menjelaskan bahwa Kelahiran Undang-undang perkawinan telah
mengalami rentetan sejarah yang cukup panjang. Bermula dari kesadaran kaum perempuan
Islam akan hak-haknya yang merasa dikebiri oleh dominasi pemahaman fikih klasik atau
konvensional yang telah mendapat pengakuan hukum, mereka merefleksikan hal tersebut
dalam pertemuan-pertemuan yang kelak menjadi embrio lahirnya Undang-Undang
Perkawinan. Arso Sosroatmojo mencatat bahwa pada rentang waktu 1928 kongres perempuan
Indonesia telah mengadakan forum yang membahas tentang keburukan-keburukan yang terjadi
dalam perkawinan di kalangan umat Islam. Hal tersebut juga pernah dibicarakan pada dewan
rakyat (volksraad).

3. Lahirnya Peradilan Agama

Peradilan Islam di Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Peradilan Agama telah ada
dan dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka. Peradilan Agama ada dan seiring dengan
perkembangan kelompok masyarakat di kala itu, yang kemudian memperoleh bentuk-bentuk
ketatanegaraan yang sempurna dalam kerajaan Islam. Hal ini diperoleh karena masyarakat
Islam sebagai salah satu komponen anggota masyarakat adalah orang yang paling taat hukum,
baik secara perorangan maupun secara kelompok.Perjalanan lembaga Peradilan Agama hingga
era satu atap ini mengalami pasang surut dan tantangan yang sangat berat, baik secara
kelembagaan maupun secara konstitusional.

Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memperkokoh


keberadaan pengadilan agama. Di dalam undang-undang ini tidak ada ketentuan yang
bertentangan dengan ajaran Islam. Pasa12 ayat (1) undang-undang ini semakin memperteguh
pelaksanaan ajaran Islam (Hukum Islam).

4. Pengelolaan Zakat

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat menetapkan bahwa tujuan
pengelolaan Zakat adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam pelayanan ibadah Zakat.

2. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagaman dalam upaya mewujudkan


kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

3. Meningkatnya hasil guna dan daya guna Zakat.


Guna untuk tercapainya tujuan yang lebih optimal bagi kesejahteraan umum untuk seluruh
lapisan masyarakat, maka UU tentang Pengelolaan zakat mencakup pula tentang pengelolaan
infaq, sodhaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat. Hanya saja sistem pengadministrasian
keuangannya dilakukan secara terpisah. Terpisah antara zakat dengan Infaq, shodaqah, dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN

A. KONSEP HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI ISLAM

a. Konsep hukum

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.

b. Konsep HAM

HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam kandungan dan setelah
lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan diakui oleh semua orang.

c. Konsep demokrasi islam

Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip Islam ke
dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi.

B. SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM

1. Al-qur’an

2. Hadist

C. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

1. Fungsi ibadah

2. Fungsi amr ma’ruf nahii munkar

3. Fungsi zawajir (penjeraan)

4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah

D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERUMUSAN DAN PENEGAKAN


HUKUM DI INDONESIA

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan” menjelaskan bahwa Kelahiran


Undang-undang perkawinan telah mengalami rentetan sejarah yang cukup panjang

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memperkokoh keberadaan


pengadilan agama.
3. Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah memberikan
landasan untuk mewujudkan peradilan agama yang mandiri, sederajat dan memantapkan serta
mensejajarkan kedudukan peradilan agama dengan lingkungan peradilan lainnya.

4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat

II. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-ham.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Islam
https://astonishing24.wordpress.com/2012/10/17/ciri-ciri-pemerintahan-penganut-demokrasi/
http://www.mohlimo.com/pengertian-hukum-islam-sumber-dan-tujuan/
https://www.risalahislam.com/2013/10/sumber-ajaran-islam-al-quran-hadits.html
https://inspiring.id/sumber-hukum-islam/
https://nuruljazilahaeny.wordpress.com/hukum-islam/fungsi-hukum-islam-dalam-kehidupan-
masyarakat/
https://zyamassyaf.wordpress.com/2015/01/15/47/

Anda mungkin juga menyukai