Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TUTORIAL KE-2

Nama mata kuliah : Pendidikan Agama Islam


Kode Mata Kuliah : MKDU4221
Nama Mahasiswa : Rezky Nur Syahri Ramadhani
NIM : 045273923
Program Studi : S1 Manajemen
UPBJJ : Makassar

Assalamu’’alaikum wr wb
Yth. Ibu/Bapak Tutor

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-


’Ankabut/29:45!
b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!
c. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!
d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan
An-Nisaa’/4:59!

JAWAB
a. Q.S. Al-’Ankabut/29: 45 !

!َّ
‫م لع ي‬ ‫ةول لا مقاو بتكلا نم كيلا يحوا ام لتا‬
َ‫ٰللّاو‬
‫ۗربكا ٰللّا‬
َ‫ركذ َّل!و‬ َّ
‫ۗركنملاو ءاشحفلا نع ىهنت ةول لا‬ ‫ص ن ۗا َ! ص‬

‫نوعنصت ام‬
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Yang dimaksud dengan hukum syariat menurut para ulama adalah seperangkat aturan
yang berasal dari pembuat syaria (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan
manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditingalkan suatu larangan
atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan. Ayat tersebut
berisi tuntunan dari Allah agar shalat itu di kerjakan, maka hal tersebut kemudian disebut
dengan hukum syariat. Melalui ayat tersebut, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk
membaca Alquran dan mendirikan shalat. Disebutkan dalam buku Risalah Khotbah:
Wasiat Taqwa Sepanjang Masa karya Amin Farih, shalat dapat mencegah perbuatan keji
dan munkar.
Shalat juga merupakan tiang agama. Umat Muslim yang mendirikan shalat akan diberikan
ganjaran pahala dan derajat mulia di sisi Allah Swt. Dalam sebuah hadits, Rasulullah
SAW bersabda:
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah
shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tidak hanya berupa amalan lahiriyah, shalat juga menjadi ibadah yang menyangkut
perkara batiniyah seseorang. Apabila dilakukan secara benar, shalat bisa menjauhkan
seorang Muslim dari hal-hal yang dilarang dalam Islam.
Umat Muslim yang memahami hakikat kedudukan shalat seharusnya tidak melakukan
perbuatan keji dan mungkar lagi. Ia akan menghindari dosa zina, judi, meminum khamr,
dan lain sebagainya.
Karena sejatinya, Allah Swt telah menjadikan shalat sebagai obat dari segala penyakit
hati. Umat Muslim yang mendirikannya akan mendapat ketenangan, sebagaimana
disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW berikut:
"Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa wanita dan minyak wangi. Dan
dijadikanlah penyejuk hatiku melalui ibadah sholat." (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

b. lima macam hukum Islam!

Hukum dalam Islam dan contohnya :

1. Wajib
Merupakan suatu perintah yang harus dikerjakan, di mana orang yang
meninggalkannya akan mendapat dosa.
Hukum wajib terbagi menjadi empat jenis berdasarkan bentuk kewajibannya, yakni
kewajiban waktu pelaksanaannya, kewajiban bagi orang melaksanakannya, kewajiban
bagi ukuran atau kadar pelaksanaannya, dan kandungan kewajiban perintahnya.
Waktu pelaksanaannya

• Wajib muthlaq, wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Seperti,


meng-qadha puasa Ramadan yang tertinggal atau membayar kafarah
sumpah.
• Wajib muaqqad, wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu
tertentu dan tidak sah dilakukan di luar waktu yang ditentukan.
Orang yang melaksanakannya
• Wajib aini, kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin dilakukan atau
diwakilkan orang lain. Misalnya, puasa dan salat.
• Wajib kafa'i atau kifayah, kewajiban bersifat kelompok apabila tidak
seorang pun melakukannya maka berdosa semuanya dan jika beberapa
melakukannya maka gugur kewajibannya. Contohnya, sholat jenazah.
Ukuran atau kadar pelaksanaannya
• Wajib muhaddad, kewajiban yang harus sesuai dengan kadar yang sesuai
ketentuan, contohnya zakat.
• Wajib ghairu muhaddad, kewajiban yang tidak ditentukan kadarnya,
misalnya menafkahi kerabat.
Kewajiban perintahnya
• Wajib mu'ayyan, kewajiban yang telah ditentukan dan tidak ada pilihan
lain. Contohnya, membayar zakat dan salat lima waktu.
• Wajib mukhayyar, kewajiban yang objeknya boleh dipilih antara beberapa
alternatif. Seperti, kafarat pelanggaran sumpah.

2. Sunah
Orang yang melaksanakan berhak mendapat ganjaran (pahala), namun tidak akan
dosa bila ditinggalkan. Pembagian hukum sunnah berdasarkan tuntutan untuk
melakukannya di antaranya,

• Sunah muakkad adalah perbuatan yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping
ada keterangan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang
fardhu. Contohnya, sholat witir.
• Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi, tetapi tidak
tidak dilazimkan untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4 rakat sebelum
dzuhur dan sebelum ashar.

3. Makruh
Makruh secara bahasa artinya mubghadh (yang dibenci). Jumhur ulama
mendefinisikan makruh sebagai larangan terhadap suatu perbuatan. Namun, larangan
tidak bersifat pasti, lantaran tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan
tersebut.
Artinya, orang yang meninggalkan larangan tersebut akan mendapat ganjaran berupa
pahala. Sebaliknya, orang tersebut tidak akan mendapat apa-apa bila tidak
meninggalkannya.

Para ulama membagi makruh ke dalam dua bagian, yakni:

• Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti.
Contohnya larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
• Makruh tanzih adalah sesuatu yang diajurkan oleh syariat untuk
meninggalkannya, tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan
daging kuda saat sangat butuh waktu perang.

4. Mubah
Hukum mubah memberikan pilihan bagi seseorang untuk mengerjakan atau
meninggalkannya. Bila dikerjakan, orang tersebut tidak dijanjikan ganjaran pahala.
Tetapi, tidak pula dilarang dalam mengerjakannya. Artinya jika sesuatu bersifat
mubah, maka tidak ada pahala atau dosa jika dilakukan.

Ulama ushul fiqih membagi mubah dalam tiga jenis, di antaranya:

• Tidak mengandung mudharat (bahaya) apabila dilakukan atau tidak.


Contohnya, makan, minum, dan berpakaian
• Tidak ada mudharat bila dilakukan, sementara perbuatan itu pada dasarnya
diharamkan. Misalnya, makan daging babi saat keadaan darurat.
• Sesuatu yang pada dasarnya bersifat mudharat, tetapi Allah SWT memaafkan
pelakunya. Contoh, mengerjakan pekerjaan haram sebelum Islam.

5. Haram
Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan rasulNya.
Orang yang melanggar mendapat dosa, sementara orang yang meninggalkannya
dijanjikan pahala. Menurut madzhab hanafi, hukum haram harus didasarkan dalil
qathi yang tidak mengandung keraguan sedikitpun. Sehingga kita tidak
mempermudah dalam menetapkan hukum haram.

Ada beberapa jenis haram yang dikelompokkan oleh jumhur ulama, yaitu:

• Al Muharram li dzatihi, sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena


esensinya mengandung kemadharatan bagi kehidupan manusia. Contoh makan
bangkai, minum khamr, berzina.
• Al Muharram li ghairihi, sesuatu yang dilarang bukan karena kandungannya,
tetapi karena faktor eksternal. Misalnya, jual beli barang secara riba

c. tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!

Dalam hukum Islam memuat prinsip-prinsip sebagai titik tolak pelaksanaan


ketetapan-ketetapan Allah yang berkaitan dengan mukallaf, baik yang berbentuk
perintah, larangan maupun pilihan-pilihan.

Diantara prinsip-prinsip hukum Islam menurut Juhaya S. Praja sebagai berikut :

1. Prinsip Tauhid
Tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan bahwa semua
manusia ada dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang
dinyatakan dalam kalimat La’ilaha Illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Prinsip
ini ditarik dari firman Allah SWT QS. Ali Imran Ayat 64.
َّ َّ
‫انضعب ذخ الوَّ اـيش هب كرشن الو ٰللّا الا دبعن الا مكنيبو اننيب ءاوس ةملك ىلا اولاعتت بتكلا لهاي لق‬
َّ
‫نوملسم اناب او َّدهشا اولوقف اولوت ناف‬
َ
‫ۗ ٰللّا نود نم ابابرا اضعب‬

Artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, marilah (kita) menuju pada satu
kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, (yakni) kita tidak menyembah selain
Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan tidak (pula) sebagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling,
katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang
muslim.”

Berdasarkan atas prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan hukum Islam merupakan
ibadah. Dalam arti perhambaan manusia dan penyerahan dirinya kepada Allah sebagai
maniprestasi kesyukuran kepada-Nya. Dengan demikian tidak boleh terjadi setiap
mentuhankan sesama manusia dan atau sesama makhluk lainnya. Pelaksanaan hukum
Islam adalah ibadah dan penyerahan diri manusia kepada keseluruhan kehendak-Nya.

Berdasarkan prinsip tauhid ini melahirkan azas hukum Ibadah, yaitu Azas kemudahan
atau meniadakan kesulitan. Dari azas hukum tersebut terumuskan kaidah-kaidah
hukum ibadah sebagai berikut: Al-ashlu fii al-ibadati tuqifu wal ittiba’: yaitu pada
pokoknya ibadah itu tidak wajib dilaksanakan, dan pelaksanaan ibadah itu hanya
mengikuti apa saja yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

2. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar


Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan
yang baik dan benar yang dikehendaki dan ridho Allah dan menjauhi hal yang
dibenci Allah.

Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam
memang menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita
yang meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa
siksa yang sangat pedih dan menyakitkan.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:

"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-
orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di
antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).

Hadits tentang Akhlak dan Kejujuran serta Keutamaannya


Selain itu, amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip dasar agama Islam
yang harus dilakukan oleh setiap muslim.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur'an:

‫نوحلفملا مه كىلوا و‬
َ
َّ
‫ۗركنملا نع نوهنيو فورعملاب نورمأيو ريخلا ىلا نوعدي‬
ّ
‫ةم‬
َ
‫ا مكنم نكتلو‬
Artinya : Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.111) Mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
Makruf adalah segala kebaikan yang diperintahkan oleh agama serta bermanfaat untuk
kebaikan individu dan masyarakat. Mungkar adalah setiap keburukan yang dilarang oleh
agama serta merusak kehidupan individu dan masyarakat.

Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf nahi mungkar, karena
perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan bagi
pelakunya. Allah SWT berfirman:

َّ ََّّ
ّ‫ذلا ي‬ ‫مهىهنيو فورعملاب مهرمأي ليجنالاو ةىرو ا ىف مهدنع ابوتكم هنودجي ي‬
!َّ َّ
ّ‫َمالا َّليبوسار‬
‫َلا نوعب نيذلا‬ ‫تل‬ ‫تي‬ ‫نل‬
َّ
!َ ‫نيذلاف‬ ‫طل‬
َّ
‫ۗمهيلع تناك يتلا للغالاو مهرصا مهنع عضيو ثىبخلا مهيلع مرحيو تبي ا مهل لحيو ركنملا نع‬
!َّ َّ
‫نو تاحلفملا مه كىلواۙهعم لزنا يذلا رونلا اوعب و هورصنو‬
ّ
‫هورز‬
َ
‫عو هب اونما‬

Artinya : (Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak
pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang mungkar,
menghalalkan segala yang baik bagi mereka, mengharamkan segala yang buruk bagi
mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada
mereka.288) Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya,
dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan bersamanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-
orang beruntung.
288) Dalam syariat Nabi Muhammad saw. tidak ada lagi beban berat yang dipikulkan kepada
Bani Israil, seperti ketentuan membunuh diri untuk bertobat, kewajiban kisas pada
pembunuhan yang disengaja dan tidak tanpa adanya alternatif membayar diat (ganti rugi),
memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, dan membuang atau menggunting
kain yang terkena najis.

Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah
satunya adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:
"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu
maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).
3. Prinsip Keadilan
Keadilan dalam bahasa Salaf adalah sinonim al-mizan atau keseimbangan. Kata
keadilan dalam al-Qur’an kadang samakan dengan al-qist. Pembahasan keadilan pada
umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijaksanaan raja. Akan tetapi,
keadilan dalam hukum Islam meliputi berbagai aspek. Prinsip keadilan ketika
dimaknai sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah
Allah ditujukan bukan karena esensinya, sebab Allah tidak mendapat keuntungan dari
ketaatan dan tidak pula mendapatkan kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia.
Namun ketaatan tersebut hanyalah sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara
pendidikan yang dapat membawa kebaikan bagi individu dan masyarakat.

Ayat yang menjelaskan prinsip keadilan adalah QS Al-Ma’idah : 8


َّ
‫وه‬ ‫نم‬
َ
‫ۗاولدعَا‬
َّ
‫ۗاولدعت الا ىلع موق نانش مك رجي الو‬
ِ
‫ۖطسقلاب ءادهش ل ٰ ّل‬
ّ
‫نيماو‬
َ
‫ق اونوك اونما نيذلا اهياي‬
َّ
‫نولمعت امب ريبخ للّٰا‬
َ
‫ۗ ٰللّا اوق‬
!ِ ‫و‬
‫ۖىوق ل برقا‬
‫تل‬ ‫تا‬ ‫نا‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah
(dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada
takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.

4. Prinsip Kebebasan
Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menghendaki agar agama atau hukum Islam
disiarkan tidak berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, demontrasi,
argumentasi. Kebebasan yang menjadi prinsip hukum Islam adalah kebebasan dalam
arti luas yang mencakup berbagai macamnya, baik kebebasan individu maupun
kebebasan komunal. Keberagama dalam Islam dijamin berdasarkan prinsip tidak ada
paksaan dalam beragama.

Ayat yang menjelaskan prinsip kebebasan adalah QS Al-Kafirun : 6


‫نل‬
‫ني د يلو مكنيد مكل‬

Artinya : Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

5..Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan yang paling nyata terdapat dalam Konstitusi Madinah (al-
Shahifah), yakni prinsip Islam menentang perbudakan dan penghisapan darah
manusia atas manusia. Prinsip persamaan ini merupakan bagian penting dalam
pembinaan dan pengembangan hukum Islam dalam menggerakkan dan mengontrol
sosial, tapi bukan berarti tidak pula mengenal stratifikasi sosial seperti komunis.

Ayat yang menjelaskan prinsip persamaan adalah QS Al-Hujarat : 13


َّ َََّّّ !َّ
‫ٰللّا دنع مكمركا‬ !‫نا ۚا!وفراعتل لىابقو ابوعش مكنلعجو ىثناو ركذ نم مكنقلخ ناا‬ ‫سا ا اهياي‬
َّ
‫ريبخ ميلع ٰللّا‬
‫نَا‬
‫ۗمكىقتا‬
Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

6..Prinsip Saling Tolong Menolong


Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesama manusia yang diarahkan
sesuai prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

Ayat yang menjelaskan tentang prinsip tolong menolong adalah QS Al-Ma’idah : 2

َّ
ِۖ ‫ناودعلاو مثالا ىلع اونواعت‬
!ِ ‫الو‬
‫ۖىوق تلاو ربلا ىلع اونواعتو‬

Artinya : ‘’... dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ...’’

7. Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak
terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya , tegasnya toleransi hanya dapat diterima
apabila tidak merugikan agama Islam.

Ayat yang menjelaskan prinsip toleransi adalah QS Al-Muntahanah : 8

ََّّ
‫نا‬
َ
‫ۗمهيلا اوطسقتو مهوربت نا مكرايد نم مكوجرخي ملو نيدلا ىف مكولتاقي مل نيذلا نع ٰللّا مكىهني ال‬

‫نيطسقملا بحي ٰللّا‬


Artinya : Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

Dari prinsip-prinsip tersebut, perlu kita pahami bahwa hukum Islam dapat
menciptakan masyarakat Rabbani

d. An-Nisaa’/4:59!
َّ
‫ٰللّا ىلا هودرف ءيش يف متعزانت ناف!ۚمكنم رمالا ىلواو‬
ّ‫لوسر‬
‫َلا اوعيطاو ٰللّا اوعيطا اونما نيذلا اهياي‬

‫اليوأت نسحاوَّ ريخ‬


!َ ‫كلذ‬
‫ۗرخالا مويلاو ٰللّاب نونمؤت متنك نا‬
‫ر‬ ّ ‫لوس‬
‫َلاو‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa: 59)
Dari isi kandungan surah An nisaa ayat 59 dapat disimpulkan bahwa pengertiaan taat
kepada Alah SWT adalah sebagai berikut:
• Setiap umat muslim taat dan patuh kepada Allah SWT, rasul dan ulil amri
(pemimpin).
• Terhadap ulil amri dalam ayat ini bersifat mutlak apabila selama ulil amri
tidak memerintahkan kepada yang dilarangkan oleh ALLAH SWT .
• Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan dalam suatu urusan maka harus
kembali kepada Allah dan rasul-nya
• Masyarakat harus menerima pemerintahan islam dan mendukung para
pemimpinnya yang adil.

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan
dan pembinaan akhlak manusia.

A. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125

B . Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!

JAWAB

a. Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125 adalah
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Jadi perilaku, akhlak, dan moral yang kita
tunjukkan harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kitab Al-Quran dan apa yang
diajarkan oleh Rasulullah dalam Al-Hadits. Contohnya dalam Surah An-Nahl ayat
125 kita diperintahkan untuk bersikap, berperilaku, dan berbicara kepada orang lain
dengan cara yang baik, santun, lemah lembut. Kita harus mengetahui cara
berkomunikasi sesuai dengan karakteristik orang yang kita ajak bicara namun tetap
dengan cara santun dan baik. Apabila kita tidak setuju dengan pendapat orang
tersebut, kita tetap diperintahkan untuk menyampaikan ketidaksetujuan kita dengan
cara yang baik. Termasuk ketika kita ingin memberikan nasihat, maka sampaikan juga
nasihat-nasihat yang baik, positif, memotivasi, serta dengan penyampaian dan
perkataan yang baik.

Al-Quran Surah An-Nahl (16) ayat 125 berbunyi:


َّ َّ
‫نع نمب ملعا وه‬ ‫نسحا يه يت مهلداجو ةنسحلا ةظعوملاو ةمكحلاب كبر ليبس ىلا عدا‬
ّ
‫َّ كب‬
َ
‫نۗا َ! ر‬ ‫لض‬ ‫لا ب‬

‫ني دتهملاب ملع ا وهو هليبس‬


Artinya : Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan pengajaran yang baik
serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang
mendapat petunjuk.
424) Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
hak dengan yang batil.

b. QS. Al- Ahzab:21

َۗ‫اريثك ٰللّا ركذو رخالا مويلاو ٰللّا اوجري ناك نمل ةنسح ةوسا ٰللّا لوسر يف مكل ناك دقل‬

Artinya : Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang
banyak mengingat Allah.

Dalam Surat Al Ahzab ayat 21 ini dijelaskan bahwa Rasulullah adalah teladan bagi
manusia dalam segala hal, termasuk di medan perang. Sungguh, telah ada pada diri
rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu dalam semua ucapan dan perilakunya,
baik pada masa damai maupun perang. Namun, keteladan itu hanya berlaku bagi
orang yang hanya mengharap rahmat Allah, tidak berharap dunia, dan berharap hari
kiamat sebagai hari pembalasan dan berlaku pula bagi orang yang banyak
mengingat Allah karena dengan begitu seseorang bisa kuat meneladani beliau. Salah
satu keteladanan rasulullah adalah tidak gentar berhadapan dengan musuh. Inilah
yang seharusnya diteladani oleh orang-orang mukmin pada perang khandak. Dan
ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yahudi bani quraizah dan
kafir mekah yang bersekutu itu, mereka berkata, 'inilah yang dijanjikan Allah dan
rasul-Nya kepada kita. Kita akan memperoleh kemenangan setelah kekalahan kita
pada perang uhud. ' dan benarlah janji Allah dan rasul-Nya. Dan keadaan yang
demikian sulit dan berat itu justru menambah keimanan dan keislaman mereka.

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya,
dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya.
QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan
Allah untuk manusia.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13


b. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

JAWAB

a. QS. Al-Jaatsiyah 45:13


َّ َّ
‫نوركفتيَّموقل تيال كلذ يف‬
َ
‫ۗهنم اعيمج ضرالا ىف امو‬
ّ‫تومس‬
َّ !َّ
‫َلا ىف ام مكل ر و‬ ‫خس‬ ‫نا‬

Artinya : Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

b. Menurut QS. Al-Jaatsiyah 45: 13

Allah SWT dalam QS Al-Jaatsiyah 45:13 telah memberikan keleluasaan bagi manusia
untuk mengembangkan berbagai hal yang ada di langit dan di bumi sesuai dengan
kebutuhan manusia, hal ini menjadi penanda tentang kekuasaan yang dimiliki dan
rahmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia.

Potensi pengembangan teknologi adalah ilmuwan yang mengembangkannya dan itu


berasal dari apa yang ada di bumi. Semua itu diciptakan Allah untuk manfaat dan
maslahat manusia. Hal ini tentunya mengharuskan mereka banyak bersyukur kepada
Allah.

Selain itu, jika manusia peka terhadap ayat tersebut, maka manusia bisa
memanfaatkan segala pengetahuan dan upaya untuk mengembangkan teknologi
bahkan sampai teknologi yang paling sulit sekalipun (selama tidak bertentangan
dengan ajaran islam), maka allah akan tetap membantu manusia karena Allah SWT
telah menjamin bahwa Allah akan menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT
bagi orang-orang yang berfikir.

Sumber
https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-202668091/isi-kandungan-surat-al-
ahzab-ayat-21-suri-tauladan-yang-baik-ada-pada-diri-rasul?page=2
https://ilhamaswaja.wordpress.com/2016/11/17/isi-kandungan-surah-an-nahl-ayat-125-
kandungan-surah-an-nahl-ayat-125/
MKDU4221 – Pendidikan Agama Islam (Edisi 2)
Ali Nurdin, Syaeful Mikdar, Wawan Suharmawan
Edisi 2 / 3 SKS / 9 Modul
466 Halaman: ilustrasi; 27 cm
ISBN 9786233126731 | E-ISBN 9786233126748
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2021

Anda mungkin juga menyukai