Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ridho Dwi Pamungkas

Nim : 041906453
Prodi : Manajemen

Ijin menjawab bapak Ahmad Baedowi selaku dosen pendidikan agama islam.
1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

A. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29:45!


Jawab:
Pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Al-Quran Surah Al-Ankabut ayat 45 bahwa
hukum syariat yang berisi hukum dan aturan dalam menjalani kehidupan di dunia ini, merupakan
panduan yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang ada harus mengikuti aturan yang
ada dalam kitab Al-Quran dan aturan islam.

B. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!


Jawab :
1. Wajib
 Merupakan suatu perintah yang harus dikerjakan, di mana orang yang meninggalkannya
akan mendapat dosa.
 Hukum wajib terbagi menjadi empat jenis berdasarkan bentuk kewajibannya, yakni
kewajiban waktu pelaksanaannya, kewajiban bagi orang melaksanakannya, kewajiban
bagi ukuran atau kadar pelaksanaannya, dan kandungan kewajiban perintahnya.

 Waktu pelaksanaannya

 Wajib muthlaq, wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Seperti, meng-qadha
puasa Ramadan yang tertinggal atau membayar kafarah sumpah.
 Wajib muaqqad, wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu dan tidak
sah dilakukan di luar waktu yang ditentukan.

 Orang yang melaksanakannya

 Wajib aini, kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin dilakukan atau diwakilkan
orang lain. Misalnya, puasa dan salat.
 Wajib kafa'i atau kifayah, kewajiban bersifat kelompok apabila tidak seorang pun
melakukannya maka berdosa semuanya dan jika beberapa melakukannya maka gugur
kewajibannya. Contohnya, sholat jenazah.

 Ukuran atau kadar pelaksanaannya

 Wajib muhaddad, kewajiban yang harus sesuai dengan kadar yang sesuai ketentuan,
contohnya zakat.
 Wajib ghairu muhaddad, kewajiban yang tidak ditentukan kadarnya, misalnya menafkahi
kerabat.

 Kewajiban perintahnya

 Wajib mu'ayyan, kewajiban yang telah ditentukan dan tidak ada pilihan lain. Contohnya,
membayar zakat dan salat lima waktu.
 Wajib mukhayyar, kewajiban yang objeknya boleh dipilih antara beberapa alternatif.
Seperti, kafarat pelanggaran sumpah.

2. Sunah
 Orang yang melaksanakan berhak mendapat ganjaran (pahala), namun tidak akan dosa
bila ditinggalkan. Pembagian hukum sunnah berdasarkan tuntutan untuk melakukannya
di antaranya,

 Sunah muakkad adalah perbuatan yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping
ada keterangan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang
fardhu. Contohnya, sholat witir.

 Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi, tetapi tidak tidak
dilazimkan untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4 rakat sebelum dzuhur
dan sebelum ashar.

3. Makruh
 Makruh secara bahasa artinya mubghadh (yang dibenci). Jumhur ulama mendefinisikan
makruh sebagai larangan terhadap suatu perbuatan. Namun, larangan tidak bersifat pasti,
lantaran tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan tersebut.
Artinya, orang yang meninggalkan larangan tersebut akan mendapat ganjaran berupa
pahala. Sebaliknya, orang tersebut tidak akan mendapat apa-apa bila tidak
meninggalkannya.

Para ulama membagi makruh ke dalam dua bagian, yakni:

 Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti. Contohnya
larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.

 Makruh tanzih adalah sesuatu yang diajurkan oleh syariat untuk


meninggalkannya, tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan
daging kuda saat sangat butuh waktu perang.

4. Mubah
 Hukum mubah memberikan pilihan bagi seseorang untuk mengerjakan atau
meninggalkannya. Bila dikerjakan, orang tersebut tidak dijanjikan ganjaran pahala.
Tetapi, tidak pula dilarang dalam mengerjakannya.

Artinya jika sesuatu bersifat mubah, maka tidak ada pahala atau dosa jika dilakukan.

 Ulama ushul fiqih membagi mubah dalam tiga jenis, di antaranya:


 Tidak mengandung mudharat (bahaya) apabila dilakukan atau tidak.
Contohnya, makan, minum, dan berpakaian.
 Tidak ada mudharat bila dilakukan, sementara perbuatan itu pada
dasarnya diharamkan. Misalnya, makan daging babi saat keadaan
darurat.
 Sesuatu yang pada dasarnya bersifat mudharat, tetapi Allah SWT
memaafkan pelakunya. Contoh, mengerjakan pekerjaan haram sebelum
Islam.
5. Haram
 Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan rasulNya. Orang
yang melanggar mendapat dosa, sementara orang yang meninggalkannya dijanjikan
pahala.

Menurut madzhab hanafi, hukum haram harus didasarkan dalil qathi yang tidak
mengandung keraguan sedikitpun. Sehingga kita tidak mempermudah dalam menetapkan
hukum haram.

 Ada beberapa jenis haram yang dikelompokkan oleh jumhur ulama, yaitu:

 Al Muharram li dzatihi, sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena esensinya


mengandung kemadharatan bagi kehidupan manusia. Contoh makan bangkai,
minum khamr, berzina.

 Al Muharram li ghairihi, sesuatu yang dilarang bukan karena kandungannya,


tetapi karena faktor eksternal. Misalnya, jual beli barang secara riba.

C. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!

 Prinsip Tauhid

Prinsip hukum Islam yang pertama adalah tauhid. Di mana tauhid sendiri adalah fondasi dari
ajaran Islam. Dalam artian bahwa manusia itu berada dalam satu ketetapan yang sama, yakni
tauhid melalui kalimat La illaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah).

Allah SWT menciptakan segala sesuatunya di bumi ini pasti memiliki tujuan yang jelas.
Salah satu tujuan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini karena
kehidupan di dunia ini tidaklah abadi. Sehingga ketika sudah tiba waktunya dipanggil oleh
Sang Pemilik Kehidupan, maka ibadah kitalah yang akan membantu perjalanan menuju
akhirat.

Prinsip tauhid ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 64 berikut
ini:
ٰ ‫ضنَاب ْعضًااَرْ بابًام ْن ُدوْ ن‬ ٰ
‫اللّ ۗ ِهفَاِ ْنتَ َولَّوْ افَقُوْ لُواا ْشهَ ُدوْ ابِاَنَّا‬ِ ِّ َ َ ُ ‫قُ ْل ٰيٓاَهْاَل ْل ِك ٰتبِتَ َعالَوْ ااِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍءبَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْماَاَّل نَ ْعبُ َداِاَّل اللّهَ َواَل نُ ْش ِر َكبِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخ َذبَ ْع‬
َ‫ُم ْسلِ ُموْ ن‬

Artinya: “ Katakanlah (Muhammad), “ Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu
kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain
Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak
menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah
(kepada mereka), “ Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.” (QS. Ali Imran: 64).
 Prinsip Keadilan

Prinsip hukum Islam yang kedua adalah prinsip keadilan. Dari beberapa ayat, Allah SWT
memerintahkan kepada umat-Nya untuk bersikap adil. Salah satunya dalam surat Al-
Maidah ayat 8 berikut ini:
ٰ ُ‫ٰيٓاَيُّهاالَّذ ْين َٰامنُوْ ا ُكوْ نُوْ اقَوَّام ْينَل ٰلّه ُشهد َۤاءب ْالق ْس ۖطواَل يجْ رمنَّ ُكم َشن َٰانُقَوْ ٍمع ٰلٓىاَاَّل تَ ْعدلُوْ ۗاا ْعدلُوْ ۗاهُواَ ْقربُللتَّ ْق ٰو ۖىواتَّق‬
ٰ َّ‫وااللّ ۗهان‬
ْ‫اللّهَ َخبِ ْي ۢ ٌربِ َماتَ ْع َملُو‬ َِ َ ِ َ َ ِ ِ ِ َ ْ َِ َ َ ِ ِ َِ َ ِ ِ ِ َ ِ َ
َ‫ن‬

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8).

Prinsip keadilan dalam hukum Islam ini ada beberapa aspek, diantaranya adalah
hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, antara individu dengan masyarakat,
antara individu dengan hakim, dan sebagainya. Di mana selama prinsip hukum Islam
keadilan ini dimaknai sebagai prinsip moderasi.

 Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar

Prinsip hukum Islam yang ketiga adalah prinsip amar makruf nahi munkar. Keberadaan
hukum Islam adalah untuk menggerakkan manusia mencapai tujuan yang baik dan benar
sesuai dengan yang diridai Allah SWT. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy, prinsip amar
makruf nahi munkar diihat dari peran suatu negara dalam Islam.

Di mana negara tidak memperbolehkan masyarakat untuk berbuat sesuatu sesuai


kemauannya sendiri dan bertindak secara semena-mena. Terlebih jika tindakan tersebut
sudah melanggar hukum Islam.

 Prinsip Kemerdekaan

Prinsip hukum Islam keempat adalah prinsip kemerdekaan atau kebebasan. Dalam hukum
Islam, prinsip kemerdekaan menginginkan supaya agama atau hukum Islam
disebarluaskan tidak dengan dasar paksaan, namun dengan dasar penjelasan, demonstrasi,
dan argumentasi. Kebebasan untuk beragama dalam Islam pun dijamin dengan tidak
adanya pemaksaan. Sedangkan hak setiap manusia yang paling asasi adalah kebebasan
dalam bertindak, berekspresi, dan berimajinasi.

 Prinsip Persamaan

Prinsip hukum Islam yang kelima adalah prinsip kesamaan. Prinsip kebebasan ini
memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan hukum Islam utnuk
menggerakkan dan mengontrol sosial. Prinsip kebebasan ini ditunjukkan dari dihapusnya
perbudakan dan penindasan manusia kepada manusia.
Dalam hukum Islam, setiap manusia mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan
hukum. Tidak ada yang akan didholimi atau pun mendapat keuntungan dengan alasan
apapun. Firman Allah SWT yang menjelaskan tentang prinsip kesamaan ini ada dalam
surat Al-Hujurat ayat 13 yang bunyinya sebagai berikut:
ٰ َّ‫َاللّها َ ْت ٰقى ُك ۗمان‬
ٰ
‫اللّهَ َعلِ ْي ٌمخَ بِ ْي ٌر‬ ِْ ِ ‫ىو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕىلَلِتَ َعا َرفُوْ ۚااِنَّا َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬
َ ‫َر َّواُ ْن ٰث‬
ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَاالنَّا ُساِنَّاخَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذك‬

Artinya: “ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat: 13).

 Prinsip Ta’awun

Prinsip hukum Islam yang keenam adalah prinsip ta’awun. Di mana prinsip ini adalah
saling menolong dengan sesama manusia dengan prinsip tauhid. Prinsip ta’awun ini
menginginkan supaya umat Islam saling tolong-menolong dalam hal kebaikan dan
ketakwaan.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadalah ayat 9 yang bunyinya
sebagai berikut:
ٰ ُ‫ٰيٓاَيُّهاالَّذ ْين َٰامنُ ْٓواا َذاتَنَاج ْيتُمفَاَل تَتَنَاجوْ ابااْل ْثمو ْال ُع ْدوانومعْصيتال َّرسُوْ لوتَنَاجوْ اب ْالبرِّ والتَّ ْق ٰو ۗىواتَّق‬
َ‫وااللّهَالَّ ِذ ْٓياِلَ ْي ِهتُحْ َشرُوْ ن‬ َ َ ِ ِ َ َِ َِ ِ َ َِ َ َ ِ ِ ِ َ ْ َ ِ َ ِ َ

 Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan


rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka
kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali.” (QS. Al-
Mujadalah: 9)

 Prinsip Toleransi

Prinsip hukum Islam yang ketujuh atau yang terakhir adalah prinsip toleransi. Di mana
dalam hal ini sesuai dengan kehendak Islam adalah toleransi yang menjamin tidak adanya
pelanggaran akan hak-hak Islam dan umatnya. Lebih jelasnya, toleransi ini hanya bisa
diterima jika tidak mendatangkan kerugian pada agama Islam.

Toleransi atau disebut juga tasamuh dalam hukum Islam memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada rukun dan damai. Toleransi dalam Islam berarti tidak memberikan paksaan atau
pun tidak merugikan orang lain.

D. jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-Nisaa’/4:59!

 Isi kandungan suran An Nisa ayat 59 adalah sebagai berikut:


 Setiap umat muslim taat dan patuh kepada Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri (pemimpin)
 Terhadap Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak apabila selama Ulil Amri tidak
memerintahkan kepada yang dilarangkan oleh Allah SWT.
 Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan dalam suatu urusan maka harus kembali
kepada Allah dan Rasul-Nya.
 Masyarakat harus menerima pemerintahan Islam dan mendukung para pimpinannya yang
adil.

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan pelaksanaannya
ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan akhlak manusia.

 Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
Jawab :
Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125 adalah berdasarkan Al-Quran
dan Al-Hadits. Jadi perilaku, akhlak, dan moral yang kita tunjukkan harus sesuai dengan apa yang
diajarkan dalam kitab Al-Quran dan apa yang diajarkan oleh Rasulullah dalam Al-Hadits. Contohnya
dalam Surah An-Nahl ayat 125 kita diperintahkan untuk bersikap, berperilaku, dan berbicara kepada
orang lain dengan cara yang baik, santun, lemah lembut. Kita harus mengetahui cara berkomunikasi
sesuai dengan karakteristik orang yang kita ajak bicara namun tetap dengan cara santun dan baik. Apabila
kita tidak setuju dengan pendapat orang tersebut, kita tetap diperintahkan untuk menyampaikan
ketidaksetujuan kita dengan cara yang baik. Termasuk ketika kita ingin memberikan nasihat, maka
sampaikan juga nasihat-nasihat yang baik, positif, memotivasi, serta dengan penyampaian dan perkataan
yang baik.

 Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS.
Al-Ahzab/33:21!

Jawab:

Agama sebagai sumber akhlak berarti ajaran agama mendorong manusia dalam bertindak dan bertingkah
laku agar sesuai dengan ajaran agama. Isi kandungan surah al ahzab ayat 21 adalah penegasan bahwa
Rasulullah Muhammad adalah teladan terbaik yang harus diikuti oleh orang-orang beriman, sebagaimana
orang-orang beriman meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk selamat dunia dan akhirat hanya dengan
mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tidak ada yang lain

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya, dan yang
memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. QS. Al-Jaatsiyah 45:13
menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.

 Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Jawab:

َ ِ‫ض َج ِميعًا ِّم ْنهُ ۚ ِإ َّن فِى ٰ َذل‬


ٍ َ‫ك َل َءا ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ْ‫ت َو َما فِى ٱَأْلر‬
ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُكم َّما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Terjemahan :
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

 Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Jawab :

Allah SWT dalam QS Al-Jaatsiyah 45:13 telah memberikan keleluasaan bagi manusia
untuk mengembangkan berbagai hal yang ada di langit dan di bumi sesuai dengan
kebutuhan manusia, hal ini menjadi penanda tentang kekuasaan yang dimiliki dan rahmat
yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia.

Selain itu, jika manusia peka terhadap ayat tersebut, maka manusia bisa memanfaatkan
segala pengetahuan dan upaya untuk mengembangkan teknologi bahkan sampai
teknologi yang paling sulit sekalipun (selama tidak bertentangan dengan ajaran islam),
maka allah akan tetap membantu manusia karena Allah SWT telah menjamin bahwa
Allah akan menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang
berfikir.

Anda mungkin juga menyukai