Anda di halaman 1dari 19

GEOLOGI PANAS BUMI

Week 8: Geologi
Gunung Api
Oleh: Pak Agung

Outline:

Pembahsan mencakup umur gunung api,


durasi sistem panas bumi,evolusi sistem panas
bumi dan kaitannya dengan gunung api

***

Seperti yang diketahui, magmatisme gunung


api berperan sebagai heat source pada sistem
panas bumi. Panas bumi yang matang/mature
sangat berkaitan dengan sistem magmatisme Selain magma ini, dibutukan konvektif energi
pada gunung api tersebut, maka akan sangat sebagai efisiensi dari pemindahan panas yang
berkaitan dengan umur dari vulkanisme pada dilakukan, sistem konvektif ini akan berkaitan
gunung api. dengan pergerakan fluida, dimana energi panas
tersebut, dibawa oleh fluida dan sistem
Penting untuk diidentifikasi umur dari gunung konveksi ini akan berkaitan dengan siklus
api tersebut, serta evolusi magma yang terjadi hidrologi bawah permukaan.
didalamnya, apakah pada umur gunung api
yang tua, sumber panas akan benar-benar ***
habis, atau malah mengalami diferensiasi
Sistem gunung api yang membentuk sistem
magma. panas bumi bukanlah hanya mendapatkan satu
*** kali injeksi magma, tetapi sebagai sistem
terbuka, dengan injeksi penambahan magma
Distribusi sistem panas bumi dan yang berulang.
vulkanisme
Magma mengalami kehilangan volatil secara
Di daerah vulkanik perambatan energi termal sporadis dan magma berevolusi.
secara konduktif di tingkatkan oleh pergerakan
magma dan sirkulasi hidrotermal. Sistem ini dan anomali panasnya dapat
bertahan mulai dari 105-106 tahun untuk
Target geotermal muncul di daerah dimana andesitic stratocone sampai 106-107 tahun
terdapat injeksi basalt menerus menyebabkan untuk major volcanic field (Hildreth, 1981,
sistem magmatik jangka panjang, dimana Muffler). Maka akan muncul asumsi bahwa
terjadi partial melting dan asimilasi kerak pada Gunung api tua, maturitas panasbuminya
menghasilkan magma intermediate dan silicic. telah lewat.

Pada perkiraan awal, potensi panas bumi suatu


sistem hidrotermal konveksi yang bisa
dieksploitasi bervariasi secara langsung
dengan ukuran dan umur sistem magma di
bawahnya.
GEOLOGI PANAS BUMI

Suatu sistem magma yang besar dan aktif pada


jangka waktu yang lama akan mendukung
sitem hidrotermal yan gbesar juga.

Oleh karena itu, sistem magma yang kecil,


hampir mendingin hanya mendukung
terbentuknya sistem panas bumi yang kecil.

Umur, volume, dan komposisi batuan vulkanik


memberikan piranti untuk menduga sifat dan
potensi sumber panas dan tingkatan potensi
pembentukan sistem geotermal konveksi.

Suatu area dengan batuan vulkanik silisik


muda yang banyak mengisyaratkan
keberadaan sumber panas di kerak yang besar,
sedangkan gunung api tua dengan monoton
basal – basaltik andesit kurang menjanjikan.

Pada gunung api muda, ketidakekonomisan


dilakukannya eksplorasi adalah:

 Belum sampai pada tahap maturitas


 Rekahan atau permeabilitas sekunder
belum berkembang
 Gas masih dominan, bersifat sangat
asam, sehingga bernilai ekonomis Berikut merupakan fase dari pembukaan/
rendah permeabilitas sekunder terbentuk

Beberapa morfologi gunung api kaitannya


dengan morfologinya sendiri, jarak sumber
magmatismenya, fraktura yang ada serta
manifestasi yang dapat hadir
GEOLOGI PANAS BUMI

walaupun yang memuaskan hanya dari


Larderello (Itali)

***

Umur sistem panasbumi

 Umur sistem yang diperkirakan secara


tidak langsung, misalnya di
***
Waimangu (NZ) aktifitasnya dimulai
Seiring dengan perkembangan waktu, pola tahun 1886.
magmatisme yang terbentuk, morfometri
 Kawerau (NZ) umurnya diperkirakan
gunung api, produk dll dapat menjadi penciri
lebih dari 200.000 tahun berdasarkan
untuk tingkat maturitas dari gunung api
hasil penanggalan ignimbrite yang
menumpang diatas endapan breksi
hidrotermal.

 Ohaaki (NZ) diperkirakan dari laju


pengendapan sphalerite (370.000
tahun), tetapi ini banyak mengandung
asumsi yang lemah, atau banyak
kesalahan. Lapangan ini lebih tua dari
10.000 dan kurang dari 1 juta tahun.

***

Durasi aktifitas sistem panasbumi yang


sudah mati

Estimasi umur yang dilakukan tidak langsung  Perkiraan umur sistem panasbumi
umur suatu sistem yang aktif. Analogi yang sudah mati dilakukan pada
waktunya, dilakukan dengan pengukuran atau beberapa endapan mineral spt Tui
estimasi terhadap durasi aktifitas suatu fossil mines (NZ) yang berumur 1.4 m.y.
sistem panasbumi terutama endapan bijih
hidrotermal.  Di USA (Bodie, Goldfield, Creede dan
Silver City) antara 500.000 – 1.8 m.y.
Estimasi umur juga dapat dilakukan dengan
penanggalan langsung dengan menggunakan  DI Iceland 200.000 – 300.000 tahun.
metoda penanggalan radiometri spt K-Ar,
***
Rb/Sr.
Episode aktifitas panasbumi
Contohnya:
Dari pengamatan sistem mineralisasi,
Hasil dating di Larderello(Italia) menunjukkan
menunjukan bahwa aktifitas suatu sistem
umur pembentukan sistem panasbumi 3 juta
hidrotermal adalah berulang – deposition,
tahun dengan penurunan suhu sampai 120C. sealing, fracture –.
menggunakan sampel biotite, muskofit dan
horblende.
GEOLOGI PANAS BUMI

*** dengan cara menghancurkan sampel


dan menampung fluidanya.
Permeabilitas

 Permeabilitas perlu diketahui karena

Week 9: Fasies
sangat berpengaruh terhadap siklus
hidrologi bawah permukaan

 Permeabilitas menjadi salah satu kunci


mengetahu prospek, sebab sulit
Vulkanik
diketahui dimana posisi suatu
lapangan panasbumi pada waktu ini.
Eksplorasi Panas
 Kita dapat memprediksi bahwa Bumi
perubahan permeabilitas reservoir
secara drastis tidak harus dibarengi Oleh: Pak Agung
dengan fluktuasi suhu yang signifikan
Outline:
***
 Pendahuluan
Suhu  Sistem Panas Bumi
 Sangatlah penting untuk mengetahui ***
apakah suatu lapangan panasbumi
mendingin atau memanas. Pendahuluan

 Kita tidak bisa memprediksi suhu Fasies: merupakan pengelompokan jenis


yang akan datang tetapi kita bisa batuan berdasarkan kesamaan yang dimiliki,
memperkirakan suhu yang lalu dengan seperti litologi, struktur, periode pengendapan,
menggunakan mineral hidrotermal. kandungan fosil, dll

 Metoda yang dianggap valid adalah: Peranan geologi dalam eksplorasi panas bumi:
isotop stabil di dalam mineral
 Memberikan informasi batuan yang
hidrotermal, sekuen dalam pengisian
mungkin menjadi reservoir
vug dan inklusi fluida.
 Mengidentifikasi dan menganalisis
*** alterasi hidrotermal
 Mengidentifikasi kontrol permeabilitas
Salinitas dalam reservoir, lokasi zona
permeabel
 Perubahan komposisi fluida yang
bersirkulasi kadang terekam di mineral  Memprediksi kemungkinan sumber
hidrotermal dimana vein yang lebih panas, indikasi vulkanisme aktif,
tua tertutupi dan tidak tertembus vein kemungkinan umur sistem panas bumi
yang lebih muda.  Peniliaian risiko bahaya geologi:
seismik, vulkanik dan stabilitas lereng
 Salinitas bisa diketahui dari inklusi
fluida, baik secara tidak langsung Pada Studi litologi dan stratigrafi area panas
dengan mengukur suhu pelelehan es bumi, beberapa pertanyaan yang harus
atau secara langsung dengan terjawab diantaranya,
menanalisa fluida yang terperangkap
GEOLOGI PANAS BUMI

 Adakah sekuens batuan gunung api  Jarak dari sumber (sentral, proksimal,
yang tebal yang dapat menjadi batuan distal)
reservoir?  Lingkungan pengendapan (subaerial,
 Seberapa dalam batuan dasar kristalin? shallow subaqueous, sub-glacial, dll.)
 Adakah batu gamping atau marmer?  Tipe endapan (fasies aliran piroclastic,
 Adakah lapisan batuan sedimen muda fasies hyalotuff, fasies kubah dome,
yang mengandung lempung sehingga dll.)
bisa menjadi aquiclude?
***
 Adakah batuan vulkanik yang sudah
teralterasi kaya lempung suhu rendah Komposisi utama fasies vulkanik
atau lapuk tinggi yang akan berpotensi
menyebabkan masalah dalam Secara garis besar, penyusun utama dari fasies
pemboran? vulkanik ini dapat berupa: lava, piroklastika
 Adakah satuan batuan rendah dan epiklastika.
resistivitas selain hasil kegiatan
***
geotermal – misalnya lapisan endapan
danau kaya lempung, atau batuan Batas satuan
sedimen laut – yang akan
mengacaukan interpretasi survei Pada gunung api hubungan antar satuan (batas
resistivitas batuan. satuan) sangat penting, dimana macam-macam
batas satuan yang terbentuk umumnya,
***
 Biasanya gradational
Pada studi geologi gunung api, terdapat
 Kontak tajam: kontak ini dapat
beberapa permasalahan dalam studi litologi menyatakan perbedaan sumber
dan stratigrafi yang mencakup:
(overlapping volcanic centers, jeda
 Batuan mirip. erosional, dan jeda struktural)
 Urutan stratigrafi batuan komplek.
***
 Tidak ada fosil.
 Analisis kimia batuan dan Asosiasi gunung api terhadap panas bumi
penanggalan kurang praktis dalam
praktek eksplorasi tahap awal. Tipe utama pusat gunung api berasosiasi
Guna mengatas beberapa permasalahan dengan sistem panas bumi,utamanya berupa:
tersebut, geologist memiliki peran yakni  Gunung api strato andesitan (Andesitic
Melakukan pendekatan dengan studi fasies strato volcano)
vulkanik.
 Kompleks kaldera riolitan (Rhyolitic
Seperti yang sudah dijelaskan, pengertian Caldera Complexes)
fasies lainnya yakni, Perubahan fisik secara
Beberapa model gunung api (lihat lampiran 1)
lateral dan/atau vertikal tubuh batuan yang
diendapkan pada interval waktu geologi ***
tertentu.
SUBAERIAL- STRATOVOLCANOES
Dasar-dasar penamaan dari suatu fasies pada
gunung api, dapat digunakan dengan melihat (fasies sentral)
persamaan berikut:
Merupakan fasies pada cakupan zona dari pipa
konduit gunung api hingga 2 km jauhnya.
GEOLOGI PANAS BUMI

Fasies ini, dicirikan oleh, adanya:  Debris avalanche deposits-mounds


(block facies) and more normal laharic
 Kubah Lava dan and lava silika yang material.
sangat tebal  May be cut by dyke
 Intrusi berllimpah baik berupa dike  Moderate to steep initial dip
(berarah radial atau acak) ataupun sills
 Breksi (pipes, circular to elongate (Distal facies)
stocks)
 Deposit fall berukuran kasar, sortasi Merupakan fasies yang terdeposisi pada jarak
buruk (hadir juga beberapa dalam >7-15km dari pusat erupsi.
ukuran bongkah) Fasies distal, dicirikan dengan:
 Batuan teralterasi
 Interlayering dari tephra berbutir kasar  Finely bedded tephra composed
dan lava flow dominantly of fine- coarse ash,
 Breksi piroklastik, aglomerat kasar outward increasing ratio of glass to
 Steep initial dip crystals
 Lahars with blocks that rarely exceed
Perlu diingat, bahwa penentuan fasies, 1 meter in diameter and have rounded
haruslah mengandung asosiasi yang or subrounded particles in the matrix.
ditemukan, bukan hanya satu kehadiran dari Lahars may be interlayered with
batuan tersebut. shallow water sediments.
 Pyroclastic flows will be thinner than
***
in proximal areas, no surge deposits,
(Proximal Facies) ash fall common above flows. May
find distinct layering caused by
Merupakan fasies dengan jarak terhadap pusat concentration of pumice at tops of
erupsi sejauh 2-15km, dengan jarak yang flow units.
semakin jauh, fasies ini mengalami  Interlayered shallow water sediments
peningkatan pada material resedimented  Rare lava flows-restricted to isolated
epiklastik dan pyroclastic debris vents
Fasies Proximal,dicirikan dengan keberadaan:  Debris avalance mounds
***
 Lahars- angular-sub angular blocks,
poorly sorted, massive, gradasi (Medial facies)
terbalik pada bagian bawah Fasies ini dicirikan dengan:
 Lapisan Tephra dengan bedding dan
sortasi yang bagus, ukuran butir dari  Pyroclastic dominate over lava
kasar hingga lapilli.  Lahar with angular or subangular
 Pyroclastic flow units (sebagai tubuh blocks up to 10m in diameter
utama) berbatasan dengan surge  Tephra layer with good sorting and
deposits (melensa) dan overlay dengan grain size mainly in the lapilli to
fine-bedded ash deposits coarse ash range
 Broad, thick (15m) lava flows  Zones of weathering and soil
 Block dan ash flows from dome development (paleosol) between lava
collapse-monolithic, massive, poorly flows
sorted.  Clastic debris reworked by water
 Clastic debris reworked by water  Moderate to shallow dips
GEOLOGI PANAS BUMI

***

KOMPLEKS KALDERA RIOLITAN (Caldera margin)

Tipe fasies, tersusun dari tiga tipe fasies, Fasies ini dicirikan dengan:
yakni:
 Domes, dome breccias, block and ash
 Intra-caldera: dalam kaldera, dekat flows
dengan sumber  Dykes and sills
 Caldera margin: berdekatan dengan  Sediments (moat)
fraktur dan dinding kaldera
 Outflow- diluar kaldera, dan jauh dari ***
sumber
(Outflow)
Model Kaldera dapat dilihat di lampiran 2 Fasies ini dicirikan dengan:
***
 Pyroclastic flows (thin) which may
(Intra caldera dome facies) extend for ten’s of km’s outside
caldera
Fasies ini dicirikan dengan:  Coarse to fine ash fall deposits

 Late stage, consist of rhyolitic lava ***


dome
 Short flow lava with autobreccia Keterdapatan sistem panas bumi dan
carapaces and approns hubungannya dengan fasies vulkanik
 Near vent pyroclastic falls Subaerial Andesitic Stratovolcano
 Limited extend of coarse rhyolitic
pyroclastics  Berasosiasi dengan pusat vulkanisme
 Minor basalt scoria cone may be terkini.  berasosiasi dengan magma
present. yang lebih berevolusi (terdiferensiasi)
 Rhyolite dome may be found on the  dasit mempunyai fenokris
caldera rim and in clusters or lines hornblende.
within the caldera  Zona aliran utama (Up flow zone)
berada di bawah fasies proksimal
*** sedangkan aliran luar (out flow) bisa
muncul di distal pada suhu yang tidak
(Intracaldera)
menarik.
Fasies ini dicirikan dengan:  Fasies sentral dari gunung api muda
mungkin mempunyai sistem panas
 Plinian air fall (popcorn pumice) bumi tapi berkarakter vulkanik 
overlain by pyroclastic flows that may kemungkinan besar tidak bisa
be 100’s of meters thick. dieksploitasi
 Welded pyroclastic flows
 Meso- and mega breccias Rhyolitic caldera complexes
 With resurgence may get cap of lava
 Menurut geophysicist, keterdapatan
flows, cinder or pumice cones,
bersama antara kaldera dan sistem
sediments, debris flow material
panas bumi adalah kebetulan.
***
GEOLOGI PANAS BUMI

 Pendapat lain mengatakan bahwa  Distribusi dan umur dari batuan


keterdapatan sistem panas bumi sangat vulkaniknya
terkait dengan kaldera, namun kadang  Lokasi dan suhu alamiah dari
tanda kaldera tidak terlihat lagi. manifestasi
 Analisis batuan alterasi
 Sistem panas bumi berada di fasies
intra caldera atau fasies proksimal ***
ekstrakaldera.
Tectonic and volcanism survey

Tektonik dan vulkanisme akan memiliki

Week 10:
hubungan yang sangat erat, terutama dalam
persebarannya. Analisis keduanya ini akan

Geological Survey
sangat penting, mengingat asosiasi panas bumi
akan sangat berkaitan dengan tektonik yang

for Geothermal
mengontrol adanya permeabilitas dan
vulkanisme yang mengontrol adanya heat
sources.
Exploration ***

Oleh: Pak Agung Volcano – stratigraphic mapping

Dalam eksplorasi panas bumi, akan melewati Sejarah erupsi, meliput waktu pada saat erupsi,
beberapa tahapan dari analisis sederhana, volume material yang ada, luasan area dan
observasi lapangan, analisis hingga berakhir lain-lain dapat ditentukan dengan survey
pada keputusan eksplorasi, berupa keputusan, berikut. Pada dasarnya, agak susah untuk
apakah lapangan tersebut dilanjutkan tahap melakukan identifikasi stratigrafi gunung api,
produksinya, atau ditinggalkan. Skema dari selain karena stratigrafinya yang terbilang
proses ini, ditampilkan pada diagram di acak, juga tingkat pelapukan yang tinggi,
lampiran 3. vegetasi dan keseragaman dalam batuan pada
area kerja.
Survey geologi sebagai salah satu tahapan
sebelum eksplorasi sangatlah penting, ***
mengingat biaya eksplorasi sangatlah besar, Studying geothermal manifestation
sehingga survey ini akan berperan sebagai
pencegahan terjadinya kegagalan produksi. Survey mengenai manifestasi geothermal akan
berguna unuk
Survey geologi meliputi
 Menyediakan informasi mengenai tipe
 Survey pra-drilling dan struktur dari sistem geothermal
 Sub-surface survey (berkaitan dengan dan setting hidrologinya
pengeboran)  Informasi dasar bagi geologist
Survey geologi pra drilling, guna  Informasi guna manajemen
mengumpulkan data diantaranya berupa: pembangunan lapangan panas bumi
ataupun kebutuhan lain seperti
 Tectonik dan setting stratigrafi geowisata
 Struktur yang ada sekarang  Pengetahuan dasar untuk sistem
geotermal
GEOLOGI PANAS BUMI

*** Fitur penting manifestasi fluida panas


(dominasi liquid) pada sistem panas bumi
med-high terrain
Discharge feature classification  Fitur diagnostik
Beberapa jenis manifestasi secara umum, Berupa outflowfluida para arah lateral
dapat berupa: yang keluar secara tiba-tiba, umumnya
netral-alkali, steaming ground dan
1. Difusi (warm ground, steaming presipitasi travertine
ground, evaporation of water surface).  Fitur non-diagnostik
Berupa shallow boiling di bawah
2. Pelepasan langsung (hot spring, warm permukaan
spring, steam vent, fumaroles etc.)

3. Discharge/keluaran menengah
(geyser)

4. Discharge/keluaran Catastro- phic


discharge (hydrothermal eruption)

5. Discharge/keluaran tersembunyi
(seepage, concealed outflow)

*penjelasannya ada di catatan UTS

***
***
Fitur penting manifestasi fluida panas
Fitur penting manifestasi fluida panas (dua
(dominasi liquid) pada sistem panas bumi
fase) pada sistem panas bumi
low terrain
Pada umumnya, tidak memiliki ciri khas, akan
 Fitur diagnostik
sama dengan komponen pada manifestasi
Berupa mata air panas (pH Netral-
untuk dominasi fluida
alkaline-neutral chloride, geyser dan
semburan mata air panas
 Fitur non-diagnostik
Berupa shallow boiling di bawah
permukaan

***

***
GEOLOGI PANAS BUMI

Fitur penting manifestasi fluida panas Pendahuluan:


(dominasi uap) pada sistem panas bumi
Logging merupakan suatu metode atau teknik
 Lapisan kondensat tebal dengan untuk mengkarakterisai formasi dibawah
bagian atasnya berupa kondensat asam permukaan dengan pengukuran paramter fisis
 Mata air asam (dengan tidak ada batuan dalam lubang bor. Data yang dihasilkan
kandungan Cl) dari rekaman terhadap fungsi kedalaman
 Mata air bikarbonat sebagai outflo disebut log.

Well logging merupakanrekaman selama


drilling sumur, perekaman yang dilakukan
terutama berupa rekaman stratigrafi.

Pada bidang geothermal, logging berguna


untuk analisis:

 Formasi geologi dan struktur


 Parameter reservoir berupasuhu dan
tekanan

***

Data Geological Logging


***
Log geologi dapat dibagi menjadi dua data
Fitur penting manifestasi fluida panas pada
sistem panas bumi vulkanik aktif-dorman  Data primer: berupa core atau cutting
 Data sekunder: berupa geological
 Sublimasi sulfur masig wireline logging dan borehole imaging
 Kadang kadang mengeluarkan steam (televisial borehole)
dan SO2
 Discharge kondensat asam *televisial borehole dilakukan dengan 3d
resistivity

Data sekunder merupakan data pelengkap,


tidak dapat dijadikan data utama dalam survey.

Identifikasi data logging yang dilakukan


pertama kali adalah deskripsi litologi core dan
cutting, pada deskripsi ini, untuk membuat
korelasi pada luasan lapanganpanas bumi,
diperlukan data sumur yang banyak, karena
korelasi antar sumur ini agak susah untuk
dilakukan, terlebih untuk analisis struktur.

Week 11: Logging Terlebih panas bumi Indonesia, dominan


berasosiasi dengan vulkanik, sehingga

Panas Bumi
stratigrafinya akan semakin rumit, dilihat dari
stratigrafinya acak, beberapa batuan telah
mengalami alterasi, variasi suhu dantekanan
dan fluida reaktif seringkali dijumpai.
Oleh: Bu Palupi
GEOLOGI PANAS BUMI

*** Dll...

Logging Hal yang harus diwaspadai lainnya dalam


sampel cutting, yakni adanya fragmental besi
Pada data logging, sering sekali terjadi lost atau metal yang menjadi kontaminan pada
circulation cutting, umumnya berasal dari potongan mata
bor.(LIHAT LAMPIRAN 4)

Kontaminasi dapat berupa:

 Mineral
 Organik dan sistesis
 Metal

***

Deskripsi pada data core, tidak harus


dideskripsikan semua parameter, hanya yang
menjadi penting saja. Sebelum dilakukan
Yang merupakan masalah yang sangat umum deskripsi, ditentukan terlebih dahulu
untuk terjadi akibat adanya permeabilitas konsistensi parameter yang digunakan, seperti
tinggi, sehingga fluida pemboran masuk ukuran, kelimpahan, intensitas alterasi, dan
kedalam air formasi. berikut, contoh deskripsi:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Sample 001, small bit chips ukuran berkisar 2
identifikasi cutting: mm, intensitas alterasi (IA) 0.2, terdiri dari,
andesit alterasi (A), tuff (R), alterasi (M)
 Kontaminasi batuan yang lebih
dangkal Dimana:
 Determinasi kontak antar litologi
 A : Abundant
sangat riskan
 Adanya kemungkinan LCM (Lost  M : Medium
Circulation Material)  R : Rare
 Kondisi sampel yang belum ***
dibersihkan sehingga masih ada
lumpur pemboran Penentuan Struktur (Fault and Fracture
Recognation)
***
Dengan metode langsug:
Cutting
 Dengan kehadiran slickenside
Pada data cutting, diambil sampel untuk
 Alterasi intensitas tinggi: karena pada
interval 2-3 meter, analisis yang
umumnya pada celah struktur fluida
biasanyadilakukan untuk sampel cutting,
dominan akan lewat dan mejadi zonasi
diantaranya:
yang terjadi alterasi paling intens.
 Mikroskop Binokuler  Anomali ukuran cutting: pada anomali
 XRD ini, anomali terjadi karena rekahan
 Petrografi akan berusaha memberikan tekanan
guna mempertahankan posisinya
 SEM/BSE-EDS
sehingga akan tercipta potongan yang
GEOLOGI PANAS BUMI

lebih besar dari yg lainnya, (lihat besaran suhu yang terukur, data suhu tersebut
lampiran 5) digunakan untuk menggambarkan peta
temperatur untuk
Dengan metode tidak langsung:
 Sebelum eksplorasi dengan suhu
 Dapat menggunakan analisis zona lost terukur berupa suhu alami (natural
circulation, dimana diasumsikan thermal state of reservoir)
adanya lost circulation disebabkan  Setelah eksplorasi dengan suhu
oleh adanya permeabilitas yang terukur telah mengalami perubahan
sangat tinggi akibat struktur akibat pengaruh eksplorasi
Data pendukung interpretasi lainnya: ***
 Kaliper: Borehole anlargement Contoh temperature logging yang umum
 Acoustic velocity : Decrease digunakan:
disrupted rock
 Resistivity: decrease in open fault or  Water injection
fracture rock  Flowing well
 Borehole imaging  Closed well

*** ***

Geological Wireline Logging Pressure Logging

Merupakan survey geofisika guna membantu Logging ini bertujuan untuk melakukan
data data primer dalam interpretasi bawah pengukuran tekanan pada sistem panas bumi,
permukaan pada sistem panas bumi. yang akan berkorelasi terhadap aliran fluida
Kedalaman hasil wireline logging ini biasanya panas bumi, perubahan tekanan menimbulkan
baru bisa tergambarkan pada kedalaman 300 perubahan pola aliran hidrologi panas bumi.
meter karena pada kedalaman kurang dari
tersebut, masih berupa komponen bor,
sehingga tidak didapatkan data. Week 12:
Hasil dari wireline: Geological


Capiler 2 dimensi
Grafik neutron-neutron
Modelling for


Gamma ray
Log resistivitas
Geothermal
 Drilling rate
Oleh: Bu Palupi
***
Model merupakan bentuk penyederhanaan dari
Temperature Logging suatu sistem yang lebih kompleks di alam.
Pada model panas bumi, dapat dilakukan
Berguna untuk melihat zonasi persebaran
dengan dua pemodelan, yakni:
suhu, guna evaluasi perubahan suhu selama
eksplorasi, suhu diukur setelah drilling, dalam  Model konseptual (kualitatif)
analisis temperatur ini, perlu diperhatikan suhu  Model numerik (kuantitatif)
terukur, karena akan sangat berkaitan fluida
permukaan yang masuk dan mengganggu nilai
GEOLOGI PANAS BUMI

Seorang ahli geologi akan berperan untuk Pada tahapannya, sebelum dilakukannya
membuat model konseptual (kualitatif), eksplorasi pada lapangan panas bumi, banyak
sedangkan kuantitatif dibuat oleh ahlli tahapan yang harus dilewati, dimulai dari studi
pertambangan, diawali dengan melakukan data geologi permukaan berupa:
analisis/deskripsi core dan cutting, struktur
yang ada, persebaran temperatur dan alur  Stratigrafi gunung api
fluida, kemudian dimasukkan kedalam  Pemetaan struktur geologi
software yang akan membentuk model baik  Studi manifestas
2D atau 3D dari sistem panas buminya, berikut
Yang kemudian dilanjutkan dengan survey
adalah contoh pemodelan konseptual yang
lanjutan, sebelum masuk ke tahap pengeboran.
dapat dilakukan:
Akhir dari setiap tahapan adalah membuat
model konseptual hidrologi air panas bawah
permukaan, model berupa konseptual yang
disusun pada tahap awal eksplorasi dan tahap
lanjut eksplorasi.

Model tersebut akan menggambarkan struktur


fisika dan kimia sistem panas bumi. Model
konseptual ini, tidak serinci model numerik
karena nilai parameter yang dimasukkan,
berupa suhu, tekanan,ukuran, kapasitas
Beberapa model yang dapat dibuat untuk reservoir bukan merupakan nilai pasti.
eksplorasi lanjutan
Model haruslah terus dikembangkan, karena
 Subsurface boiling pada jangka waktu tertentu, sistem dapat
 Heat source berubah, ataupun dengan bertambahnya data.
 Hydrogeological structure
 Subsurface distribution of Pada survey awal, model konseptual dibuat
hydrothermal (mineral alterasi) dengan menggunakan analogi dengan model
 Measured well temperature lapangan lain.

*) pada model dengan menggunakan mineral Contoh model dengan menggunakan data
alterasi, dapat dilihat dari kedalaman dimana permukaan
mineral tersebut pertama kali ditemukan,
kemudian dikorelasikan dengan suhu
pembentukannya.

Week 13: Pola


Hidrologi Air
Panas
Untuk pembuatan model ini, digunakan data
Oleh: Pak Agung berupa:

Pendahuluan:
GEOLOGI PANAS BUMI

 Peta geologi berupa stratigrafi dan


geologi struktur
 Peta sebaran manifestasi
 Data kimia dan isotop air panas

***

Pada data geologi, mencakup potensi batuan


yang akan berperan sebagai akuifer,
batas/barier dan zona permeable, serta
menentukan zona recharge sistem panas bumi.

***

Analisis Manifestasi dan Geokimia Air

Analisis ini dilakukan guna:

 Mengetahui daerah tepi dan potensi


daerah aliran utama (up-flow zone)
 Estimasi suhu reservoir
 Estimasi kedalaman reservoir
GEOLOGI PANAS BUMI

Lampiran 1

Model fasies gunung api strato

Model Fasies vulkanik (Cas and Wright, 1988)


GEOLOGI PANAS BUMI

Model fasies vulkanik (Bogie and MacKenzie, 1998)

Lampiran 2

Model Kaldera (Lipman, 2000)


GEOLOGI PANAS BUMI

Model Kaldera (Lipman, 2000)

Lampiran 3
Akar and Young

Figure 1: A Typical geothermal exploration program having different phases, with typical field activities, analyses and the
decision options.
1.2 Subjectivity in Exploration
In exploration decision making there is subjectivity and uncertainty. We typically talk about uncertainty in terms of quality of data –
how uncertain are the data based on the type of technique employed and the quality of the information? Subjectivity refers to how
someone's judgment is shaped by personal opinions and feelings instead of outside influences. Subjectivity negatively affects
reproducibility. Two experts could reproduce the same estimate (e.g., for temperature) with the same level of uncertainty. Both
uncertainty and subjectivity contribute to project risk. We investigate methods that could be employed to reduce subjectivity and
increase reproducibility.
Prior to drilling, the character and structure of the subsurface cannot be directly observed, but the exploration techniques described
above have been developed to help get a sense of what the subsurface might look like prior to drilling. Interpretation of these data
requires reliance on previous experience and analogs, but is highly subjective to an individual’s background and experience – even
among highly trained geologists. As an example, in a recent study, 412 different geoscientists (with different backgrounds and
experience) were asked to interpret a seismic image. The results were surprisingly significant that only 21% of the participants
interpreted the correct tectonic setting and only 23% highlighted the three main fault strands in the image (Bond et al., 2007). The
results showed that the differences in interpretations were often related to an individual’s previous experience – in other words,
they “saw” in the image what they were used to seeing in their previous work.
GEOLOGI PANAS BUMI

Lampiran 4
GEOLOGI PANAS BUMI

Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai