Anda di halaman 1dari 75

ILMU FIKIH

Oleh : ZULBAIDAH

Soal UTS
1. Coba anda tuliskan defenisiSyariah, fikih dan Taqnin
secara etimologi dan terminologinya, dan jelaskan
persamaan dan perbedaan Syariah, fikih, hukum syarI
dan qanun secara jelas dan rinci disertai contoh
2. Coba anda tuliskan dua ayat yang menerangkan
syariah dan fikih lengkap dengan artinya, dan garis
bawahi kata syariah dan fikihnya.
Coba anda tuliskan defenisi Iman, Islam dan Ihsan
menurut para ahli.
Apa yang dimaksud dengan kaedah. Tulis 5 kaedah
fikihiyah dan 5 kaidah ushuliyah
Tulis dua ayat al-Quran tentang Muamalah, dengan
artinya, dan jelaskan substansi ayat tersebut.

Pengertian Syariah
Kata Syariah banyak terdapat dalam
al-Quran, diantaranya :
Surat as-Syuara ayat 13 dan 21
Surat al-Maidah ayat : 48
Surat al-Araf ayat : 162
Surat al-Jatsiah ayat 18

QS Al-Jatsiah ayat 18

Kemudian kami jadikan engkau di atas


perkara yang disyariatkan, maka
ikutilah syariah itu dan janganlah
engkau ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui

Kes ayat di atas


Syariah itu dari Allah
Syariah itu harus diikuti
Syariah tidak mengikuti keinginan
hawa nafsu

Pengertian Syariah Menurut Bahasa


Secara bahasa kata Syariah berarti :
Ketetapan dari Allah bagi hambahambanya
Jalan yang ditempuh oleh manusia
Jalan yang menuju ke air
Jelas

Pengertian Syariah
:

,



Syariah Menurut Istilah


Hukum-hukum yang diterapkan oleh
Allah untuk hamba-hamba-Nya yang
dibawa oleh salah seorang Nabi-Nya
Saw, baik hukum-hukum tersebut
berhubungan dengan cara
bertingkah laku, yaitu yang disebut
dengan hukum-hukum cabang
(furu). Untuk hukum-hukum
semacam ini dihimpunlah ilmu Fiqh

Syariah dalam arti luas


Syariah juga mencakup cara-cara
ber-Itikad yang benar, yaitu yang
disebut dengan hukum-hukum pokok
dan Itiqadiyah dan dihimpun dalam
ilmu kalam, demikian pula cara-cara
berakhlak dan perbuatannya yang
dihimpun dalam ilmu tasawuf. Pada
dasarnya pengertian Syariah sama
dengan pengertian agama ( al-millah
wa al-din)

Syariah meliputi :
Iman
Islam
Ihsan

Hukum SyarI Menurut Bahasa


Secara etimologi hukum
( )berarti manu
( mencegah, juga berarti
qadha (putusan), dan berarti
menetapkan sesuatu atas
sesuatu atau meniadakannya
()

Pengertian Hukum Syari


A. Menurut ahli Ushul



perkara allah dan rosul yg berhubungan dengan perbuatan
mukalaf yg berupa tuntunan pilihan dan berupa suatu
ketentuan
B. Menurut ahli Fikih

,

suatu yg dihasilkan/pengaruh yg dikehendaki oleh perkataan
Allah & rosul pada perbuatan seperti wajib & haram, makruh &
sunah

Pengertian fikih

Ilmu tentang sesuatu dan pemahaman tentang sesuatu

sesuatu ilmu tentang hukum-hukum syara yg praktis yg


diambil dari dalil-dalilnya yg terperinci

kumpulan hukum-hukum syara yg praktis tentang manusia


yg diambil dari dalil terperinci

Kata fikih dalam Alquran


Kurang lebih ada 19 ayat yang berkaitan dengan kata fikih, dan
semuanya juga dalam bentuk kata kerja. Diantaranya dalam
surat at-Taubah ayat 122 :

Hendaklah dari tiap-tiap golongan mereka ada serombongan


orang yang pergi untuk memahami agama agar memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
.kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

Kata Fikih dalam Hadits Nabi


Diantaranya Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bikhari :


Barangsiapa yng dikehendaki Allah
menjadi orang yang baik di sisi-Nya
niscaya diberikan kepadanya
pemahaman (yang mendalam) dalam
pengetahuan agama.

Pengertian Ushul Fiqh











.



Suatu ilmu tentang kaidah dan pembahasan2 (analisa) yang
dipergunakan untuk mengeluarkan hukum syara yg praktis dari
.dalil-dalil yg terperinci

kumpualan tentang kaidah dan pembahasan2 (analisa) yang


dipergunakan untuk mengeluarkan hukum syara yg praktis dari
.dalil-dalil yg terperinci

Yang dimaksud dengan kaidah


adalah :
Kaidah ushul fiqh yang berupa
kaidah-kaidah bahasa (linguistik) dan
kaidah ushul fiqh lainnya (kaidah
tasyriiyah).
Seperti dalam ushul fiqh terdapat
kaidah :

Pada asalnya kata perintah itu
(amr) menunjukkan pada hukum
wajib.

Kaidah ini adalah kaidah kulliyah


Yang dapat diterapkan ke dalam
berbagai ayat al-Quran atau hadits
yang memakai kata perintah :
Contoh : Firman Allah

, ,
,

Oleh karena kaidah ini bersifat


umum
Maka harus diperhatikan kekecualiankekecualiannya. Misalnya ayat :



Kata perintah dalam ayat di atas tidak
menunjukkan kepada wajib, tetapi
menunjukkan kepada boleh karena ada
qarinah (tanda-tanda) yang
mengeculikan kata perintah

Kaidah ushul fiqh yang bukan


kaidah
Bahasa, seperti :


Karena merupakan prinsip umum, maka
ada kekeculian dalam kaidah ini, karena
banyak perbuatan yang wajib, haram,
sunat dan makruh .Akhirnya kaidah ini
disempurnakan :

Pengertian Kaidah fiqhiyah


Menurut Abu Zahrah :
Kaidah fikih adalah kumpulan hukumhukum yang serupa yang kembali kepada
satu qiyas yang mengumpulkannya, atau
kembali kepada prinsip fikih yang
mengikatnya.
Menurut TM. Hasbi ash-Shiddieqy :
Kaidah fikih adalah kaidah-kaidah kulliyah
adalah prinsip-prinsip umum yang
melengkapi juziyah-juziyahnya.

Contoh kaidah yang


berbunyi :

Apa yang tidak bisa dilaksanakan
seluruhnya (dengan sempurna) jangan
ditinggalkan seluruhnya
Seperti : Dalam bidang ibadah, Apabila
tidak mampu shalat berdiri maka
shalatlah sambil duduk, kalau tidak
mampu duduk shalatlah sambil
berbaring.

Dalam bidang muamalah :

Apabila tidak ada saksi yang adil


maka pakailah saksi yang ada
sekalipun dinilai kurang keadilannya.
Dalam bidang jinayah :
Apabila terhadap pembunuh tidak
bisa dilakukan hukuman qishah,
maka dilakukan hukuman diat, kalau
diat tidak bisa maka lakukan
hukuman tazir.

Hubungan Syariah, fikih, Ushul fiqh,


kaidah fikih, dan hukum Islam
Kata Syariah
mempunyai konotasi hukum yang
suci, dan mengandung nilai-nilai
uluhiyah.
mengingatkan kita kepada wahyu
dan sunnah Nabi.
Kata Fikih
merupakan ilmu tentang syariah
mengingatkan kita kepada ilmu hasil
ijtihad.

Syariah dan Fikih jelas berbeda tetapi tidak


biasa dipisahkan. Hal ini dengan alasan :
1. Ukuran tingkah laku manusia yang terdapat dalam
fikih dan syariah sama-sama mencari keridhaan
Allah dengan njalan mentaati suatu sistem hukum
yang sempurna.
2. Seorang mujtahid yang berijtihad, berarti
mengarahkan kemampuannya secara maksimal
tentang nilai-nilai Syariah.
3. Usaha pentarjihan terhadap hasil ijtihad, pada
hakikatnya menilai pendapat para mujtahid yang
paling mendekati kepada kebenaran menurut
syariah. Menurut Ibn qayyim adalah adil, membawa
rahmat, mashlahat dan mengandung rahmat.

OBJEK BAHASAN ILMU FIKIH


aspek hukum setiap perbuatn mukallaf
serta dalilnya yang terperinci.
Contoh :
Dalam bidang ibadah, yaitu cara
melaksanakan shalat, puasa, naik haji dll.
Dalam bidang al-ahwal al-syakhshiyah,
yaitu bagaimana melaksanakan kewajiban
dalam rumah ntangga, apa yang harus
dilakukan terhadap harta keluarga yang
meninggalndunia dll.

Dalam bidang muamalah, yaitu bagaimana cara


berjual beli, sewa menyewa, kerja sama, dll.

Dalam bidang jinayah, yaitu tentang


maksiat yang dilarang berikut
sanksinya apabila melanggar
larangan, atau kewajiban yang tidak
dilaksanakan, dll.
Dalam bidang hukum acara (alqadha), yaitu ke lembaga mana
seorang bisa mengadukan
masalahnya apabila dia merasa
dirugikan atau diperlakukan secara

Dalam bidang siyasah, yaitu bagaimana


perbuatan mukallaf di dalam melakukan
hubungan hukum dengan masyarakatnya,
lembaga-lembaga yang ada di
masyarakat, dengan pemimpinnya, dll.
Objek bahasan ilmu fikih ini dibahas dalam
berbagai kitab fikih kurang lebih ribuan
judul.
Diantaranya, al-Mabsuth oleh Syams al-Din
al-Syarkhasi, al-Um karya Imam al-SyafiI,
Ilamul Muwaqiin karya Ibn al-Qiyyim.

Metodologi Ilmu Fikih


Objek pembahasannya adalah
sesuatu yang berkaitan dengan
metode yang digunakan oleh faqih di
dalam mengerluarkan dari dalilnya.
Maka pembicaraannya tentang
hukum, yaitu : defenisi, macam
hukum, yaitu tklifi dan wadhi.
Hukum taklifi ; ijab, nadab, tahrim,
karahah dan ibahah. Hukum wadhi,;
sabab, syarat, mani, shah dan

cara mengeluarkan hukum dari dalil


yang berkaitan dengan kaidah bahasa
1. Tentang jelas tidak jelasnya suatu kata
2. Cara memahami suatu kata dalam
suatu Nash.
3. Tentang ruang lingkup suatu kata
4. Tentang bentuk katanya
5. Kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
yang penting untuk memecahkan
masalah yang tidak ada nashnya.

6. Tentang Hakim (pembuat hukum)


7. Tentang mahkum fih (perbuatan hukum)

8. Tentang mahkum alaih ( subjek


hukum)
9. Tentang ahliyatul wujub dan
ahliyatul ada

Kitab ushul Fiqh ulama klasik


1. Ar-Risalah, karya Imam Syafii
2. Irsyad al-Fuhul ila Tahqiqi al-Haqq min
Ilm al-Ushul, karya Muhammad bin Ali
bin Muhammad al-Syaukani
3. Al-Mustasfa min Ilm al-Ushul, karya alGhazali
4. Al-Muwafaqat fi Ushul al-Syariah, karya
Abu Ishak al-Syathibi
5. Ushul Fiqh, karya Muhammad Abu Zahrah

Kaidah bahasa dan kaidah ushul


lainnya


Asal dari larangan adalah haram

Kaidah ini bisa diterapkan kepada


ayat atau yang berbentuk larangan

Ada kekecualian karena ada qarinah


Contoh


Kaidah lain :


Contoh ; Seseorsng memberi hibah
kepada anaknya maka yang dimaksud
disini adalah anak kandung meskipun
dia juga punya menentu.

Apabila tidak bisa diartikan dengan arti


sesungguhnya bisa bergeser kearti kiasan,

Seperti kaidah :


Contoh :


Kaidah ushul fiqh :

Tujuan Ilmu Fikih


Untuk mencapai keridhaan Allah Swt,
dengan melaksanakan syariah-Nya
di muka bumi ini, sebagai pedoman
hidup individual, hidup berkeluarga,
maupun hidup bermasyarakat.
Yang terlaksana dengan nilai-nilai
keadilan, kemashlahatan,
mengandung rahmat dan hikmah.

Menurut as-Syathibi Ada 5 tujuan


Hukum Islam
1.
2.
3.
4.
5.

Memelihara
Memelihara
Memelihara
Memelihara
Memelihara

agama
diri
keturunan
harta
akal

Pengertian al-hifdz di dalam


maqashid mempunyai 2 aspek yaitu :
1. Aspek yang menguatkan unsurunsur maqashid dan mengokohkan
prinsip-prinsipnya. Melaksanakan
segala perintah dan meninggalkan
nyang dilarang. Aspek ini disebut
dengan Min Janib al-Wujud , yaitu
segala pengaturandan usaha yang
menguatkan dan mengembangkan
eksistensi maqashid syariah.

2. Aspek yang menghalangi hilangnya


maqashid.
Seperti dalam fikih jinayah yang
memberikan sanksi kepada setiap
orang yang melakukan jarimah, dan
disini pula letaknya amar maruf nahi
munkar. Aspek ini disebut dengan
Min Janib al-Adam , yaitu segala
pengaturan dan usaha agar
maqashid as-syariah tidak sirna di
mika bumi.

Ada 3 aturanuntuk maqashid asSyariah


1. Aturan yang bersifat dharuriyat
2. Aturan yang bersifat Hajiyat
3. Aturan yang bersifat Tahsiniyat

Kegunaan Mempelajari Ilmu


Fikih

Pembidangan Ilmu Fikih


1. Bidang
2. Bidang
3. Bidang
Sempit
4. Bidang
5. Bidang
6. Bidang

Fikih Ibadah
Muamalah dalam Arti Luas
Fikih Muamalah dalam Arti
Fikih Jinayah
Qadha
Fikih Siyasah

Bidang Fikih Ibadah


QS Al-Dzariyat ayat 56 :

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia


dalam hidupnya mengemban
amanah ibadah, baik dalam
hubungannya dengan Allah, sesama
manusia, maupun alam, dan
lingkungannya.

Bidang Fikih Ibadah


1. thaharah, (dari najis dan hadas), yaitu :
wudhuk, mandi, dan tayamum.
2. Shalat, menyangkut rukun dan tata
caranya, dan hal-hal yang berkaitan
dengan shalat termasuk shalat jenazah.
3. Zakat, tentang wajib zakat, harta yang wa
jib dizakati, nisab, haul, musytahik, zakat
fitrah.

4. Shiyam, puasa wajib dan sunat, dan hal-hal


lain sekitar puasa.

5. Iktikaf, cara, dan adab susila


beriktikaf
6. Haji, hukum, rukun dan syaratsyarat haji, wajib haji dan hal-hal lain
tentang haji dan umrah.
7. Jihad, hukumnya, cara-caranya,
syarat-syaratnya, perdamaian, harta
ghanimah, fay, dan jizyah.

8. Sumpah, macam-macam sumpah, kafarah


sumpah, dan lain-loain sekitar sumpah.

9. Nazar, macam-macam nazar, dan


akibat huku nazar.
10. jumlah Kurban, hukumnya, macam
binatang untuk kurban, dan jumlah
serta hukum tentang daging kurban.
11. Semblihan, binatang yan
disembelih, syarat-syarat, serta cara
menyembelih binatang.

12. Berburu, hukum berburu, dan hal-hal yang


berkaitan dengan binatang yang diburu.

13. Aqiqah, hukumnya, umur


binatangnya, aqiqah untuk siapa,
waktu aqiqah dan hukum dagingnya.
14. Makanan dan minuman, halal dan
haram.

Bidang Muamalah dalam Arti Luas


Al-Ahwal al-Syakhshiyah (hukum
keluarga), yaitu hukum yang
mengatur tentang suami isteri,
anak, dan keluarganya. Meliputi,
fikih munakahat, fikih mawaris,
washiat, wakaf.

Bidang Muamalah dalam Arti


Sempit
Jual beli (murabahah, salam, istishna),

(hiwalah), jaminan utang (ad-dhaman alKafalah), Perseroan dagang ( syarikah), Perwa-

Kilan ( wikalah), titipan (al-wadiah),


pinjam meminjam (al-Ariyah),
merampas atau merusak harta
orang lain ( al-ghasb), hak membeli
paksa (syufah), memberi modal
dengan membagi untung (qiradh),
penggarapan tanah (muzaraah dan
mukhabarah, musyaqqah), ijarah,
jialah, ihya al-mawat, luqathah.

Bidang fikih Jinayah


Pengertian
Fikih yang mengatur cara-cara
menjaga dan melindungi hak Allah,
hak masyarakat dan hak individual
dari tindakan-tindakan yang tidak
dibenarkan menurut hukum

Bidang Fikih Jinayah


1. Pengertian tindak pidana (jarimah)
2. Macam Jarimah
3. Unsur-unsur Jarimah
4. Pelaku Pidana
5. sumber-sumber aturan Pidana Islam
6. Kaidah-kaidah dalam Penafsiran Hukum
7. Asas Legalitas
8. Masa Berlakumya Aturan Pidana
9. Percobaan Melakukan Tindak Pidana
10.Turut Berbuat dalam Tindak Pidana
11.Pertanggung Jawaban Pidana Hukuman
12.Sebab-Sebab Hapusnya Hukuman

Materi Fikih Jinayah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pembunuhan
Penganiayaan
Perzinahan
Qazaf (Menuduh Zina)
Minuman Keras
Pencurian
Pembegalan (al-Hirabah)
Al-Baghyu (Pemberontakan)
Murtad

Materi Fikih Jinayah

1. Pembunuhan Sengaja
2. Pembunuhan Semi Sengaja
3. Kesalahan Disertai dengan rukun dan Syaratnya.
4. Sanksi Pembunuhan
5. Penganiayaan Sengaja
6 Penganiayaan tidak Sengaja
7. Pembuktiannya
8. Sanksinya
9. Perzinahan
10 Unsurnya
11. Sanksinya
12. Pembuktiannya
13. Pelaksanaan Hukuman
14. Hapusnya Hukuman Zina

Qazaf (Menuduh Zina)

Unsur-unsurnya
Gugatannya
Pembuktiaannya
Sanksinya
Hapusnya Hukuman Qazaf
Minuman Keras
Unsur-unsurnya
Hukumannya
Cara Melaksanakan Hukumannya

Pencurian

Unsur-unsurnya
Pembuktiannya
Hukumannya
Percobaan Pencurian
Pelaksanaan Hukuman
Hapusnya Hukuman

Pembegalan (al-Hirabah)

Pengertiannya
Bukti-Buktinya
Sanksinya
Pelaksanaan Hukumannya
Hapusnya Hukumannya
Tanggung Jawab Pidana
Tanggung Jawab Perdata si Perampok

Al-Baghyu (Pemberontakan)
Pengertiannya
Unsur-Unsurnya
Pertanggungjawaban Pemberontak

Murtad

Pengertiannya
Unsur-unsurnya
Sanksinya
Hukuman Pokok, Pengganti dan Tambahan
Kesempatan untuk Bertaubat.

KAIDAH KAIDAH FIKIH


Manfaat Kaidah Fikih :
1. Mengetahui Prinsip-prinsip Umum Fikih.
2. Memudahkan penetapan hukum terhadap
masalah masalah yang dihadapi.
3. Lebih arif dalam menerapkan materi fikih
dalam waktu, tempat dan adat yang berbeda.
4. Kaidah fikih adalah teori-teori fikih yang dari
segi penggunaannya kaidah fikih sudah
mapan mengikuti al-Quran dan sunnah
meskipun tidak langsung.

PEMBENTUKAN KAIDAH FIKIH


1. Bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah, dan
dengan menempuh prosedur ushul fiqh,
maka akan lahir fikih. Melalui penalaran
deduktif, maka lahirlah berbagai bidang dan
cabang fikih yang banyak dan beragam.
Produk penalaran ini melahirkan kaidahkaidah fikih, kemudian dikonfirmasikan
dengan semangat dalil kulli, dan maqashid
al-syariah yang termaktub di dalam alquran
dan as-sunnah sebagai sumber hukum Islam
yang pokok.

2. Para ulama mengkretisi kaidah melalui


pengujian atas keshahihahn rasional dan empiris

Kaidah-kaidah fikih. Hasil pengujian


tersebut melahirkan kaidah-kaidah
fikih karena jangkauannya
menyentuh semua prilaku manusia
dimanapun secara global dan
keseluruhan wakatu.

3. Dalam kapasitas sebagai kaidah yang telah


mapan, kaidah-kaidah inklusif tersebut bersama-

Sama dengan ushul fiqh menjadi


metodologi hukum Islam.
Berdasarkan proses pembentukan
dan cakupannya kaidah fikih
merupakan grand teory yang
meliputi bebepa gteory lainnya
dalam ilmu sisial. Dikalangan
orientalis kaidah fikih dikenal dengan
legal maxim yang menempatkan
ushul fiqh sebagai legal teory.

Kaidah fikih yang sudah mapan dan inklusif


seperti hukum besi (iron low) dalam bidang fikih

Karena memiliki cakupan yang luas


dari sudut ruang dan waktu. Dalam
posisi ini, tentu saja terdapat kaidahkaidah yang memiliki jenjang yang
lebih rendah darinya. Penjenjangan
kaidah-kaidah fikih, mulai dari yang
sangat luas hingga yang sangat
sempit cakupannya, telah dilakukan
oleh para ulama.

Izzuddin ibn Abd Salam menyatakan bahwa


salah satu kaidah yang memiliki tingkat kaidah

Yang paling tinggi dari segi cakupan


dan kemapanan adalah kaidah :

Kemudian kaidah ini diturunkan lagi
ke dalam lima kaidah yang memiliki
jenjang lebih rendah yang dikenal
sebagai kaidah yang lima (al-Qawaid
al-Khamsah).

Lima Kaidah Fikih


1. Setiap perkara tergantung
.1
kepada niatnya
2. Keyakinan tidak dapat
digugurkan oleh keraguan
.2
3. Kesulitan ( kesempitan ) dapat

menarik kemudahan
4. Kemudaratan harus

.
3
dihilangkan

5. Adat kebiasaan dapat


dipertimbangkan menjadi
.4
hukum

. 5

Contoh dalam masalah Muamalah


Setiap akad yang diucapkan dengan katakata kiasan, maka keabsahannya
dikembalikan kepada niat. Seperti Saya
pinjamkan barang ini kepadamu selama
sebulan dengan bayaran sekian, maka yang
dimaksud disini adalah sewa menyewa
karena ada bayaran. Maka muncul kaidah :

Dasarnya :

Contoh kaidah kedua dalam Muamalah


Apabila ada bukti kuitansi seorang
yang berhutang, kemudian ada
persilisihan antara sudah dibayar
atau belum antara yang berhutang
dengan yang mengutangkan, maka
yang dipegang adalah perkataan
yang mengutangkan karena yang
dipegang adalah bukti kuitansi.

Contoh kaidah ketiga dalam Muamalah


Boleh melakukan jual beli untuk barangbarang yang enteng tanpa melakukan
ijab dan qabul.
Boleh memakai saksi yang kurang adil
apabila tidak ada saksi yang adil.
Cabang kaidah ini adalah :

Dasarnya adalah :

Contoh
kaidah
Muamalah

keempat

dalam

Adanya aturan Khiyar dalam Muamalah


Kaidah ini dibatasi dengan kaidah :

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan
kaidah ini :
1. Kemudharatan itu benar-benar terjadi
2. Kebolehan dalam keadaan dharurat hanya
sekedarnya saja
3. Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan
kemudhatan lain yang sama tingkatannya.
Dasarnya :

Contoh
kaidah
muamalah

kelima

dalam

Menentukan cacatnya barang yang


diperjual belikan dalam kasus khiyar
aib.
Hakim tidak boleh menerima hadiah,
kecuali dari orang yang telah biasa
memberikan hadiah kepadanya, dan
tidak boleh lebih dari hadiah yang
biasa diberikan. Kaidah ini
berdasarkan :

Dari masing-masing kaidah, kemudian


diturunkan lagi menjadi kaidah-kaidah yang

Mempunyai jenjang lebih rendah,


karena mencakup bidang-bidang
hukum tertentu. Dalam bidang
jinayah, seperti kaidah :

Dan kaidah :

Dalam bidang siyasah terdapat kaidah



Dalam bidang muamalah terdapat kaidah :

Adapun tentang perubahan waktu, tempat,


dan adat kebiasaan masyarakat dapat
mengakibatkan munculnya kaidah baru,
seperti kaidah :

.

Perkembangan Ilmu Fikih


1.
2.
3.
4.

Masa Rasulullah
Masa Sahabat Besar
Masa Sahabat Kecil
Masa fikih Jadi satu Disiplin Ilmu
Tersendiri
5. Masa Masalah-masalah Fikih Menjadi
Perdebatan.
6. Masa Taklid.

Perkembangan fikih di Indonesia


Menurut A.Hanafi :
1. Fase Permulaan Hukum Islam
2. Fase Persiapan Hukum Islam
3. Fase Pembinaan dan Pembukuan
Hukum Islam
4. Fase Kemunduran Hukum Islam
5. Fase Pembangunan.

Fikih dan Legislasi (Taqnin)


A. Arah dan Perkembangan
Pentaqninan.
1. Islam dan Kolonialisme
2. Fase Pentaqninan
a. Tahap Pembentukan Mazhab
b. Adanya Mazhab Resmi
c. Pentaqninan dengan beberapa
mazhab
d. Mengadopsi dari Hukum Barat.

Bidang-bidang Pentaqninan
1.
2.
3.
4.
5.

Al-Ahwal al-Syakhshiyah
Muamalah
Pendidikan
Qadha
Jinayah.

Anda mungkin juga menyukai