PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekosistem Air Tawar, yaitu ekosistem yang terbentuk di permukaan daratan.
Memiliki kondisi air tawar (konsentrasi garam-garam mineral sedikit). Meliputi
danau, sungai, rawa. Ada 2 macam ekosistem air tawar, yaitu : Ekosistem Air
Tawar Lentik dan Ekosistem Air Tawar Lotik.
Pada ekosistem ada factor yang menghambat kelangsungan hidup organism baik
biotic maupun abiotik. Dimana biotic termasuk tumbuhan,hewan sedangkan
abiotik seperti suhu,arus,kecepatan dan ph. Faktor tersebut dikenal dengan istilah
factor penghambat.Jika tidak terjadi keseimbangan akan factor abiotik maka akan
berdampak buruk untuk kehidupan organism yang ada.
Kenyataan yang ada sekarang bahwa factor penghambat tersebut kurang di
pahami dan disadari oleh manusia baik secara biotic maupun abiotik sehingga
dalam ekosistem perairan selalu ada saja factor penghambat. Semoga setelah kita
mempelajari factor pembatas pada ekosistem perairan maka kita dapat
mengerti,memahani,mengimplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari agar
dapat mengurangi factor pembatas atau penghambat pada suatu ekosistem.
A.
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatu ekosistem .
faktor lingkungan menjadi faktor pembatas, baik itu abiotik maupun biotik.
Abiotik diantaranya adalah suhu,kecepatan,arus dan ph.
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian dikenal
sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman, yang
1.
Hukum Minimum
2.
Hukum Toleransi
3.
4.
5.
6.
Pembatas
7.
Indikator Ekologi
1.
Minimum Liebig:
Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas,
tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan
dan reproduksi.
Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada program pengendalian
lingkungan terhadap organisme.
Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat diterapkan pada habitat atau
ekosistem dengan arus energi dan materi yang masuk seimbang dengan yang
keluar.
Fosfor merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan. Meningkatnya
nutrien seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut proses eutropikasi.
2.
3.
Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor
abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga
organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi yang sempit (steno) terhadap
faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi faktor pembatas sehingga
akan hadir dalam jumlah sedikit.Contoh : oksigen
Contohnya Kandungan O2 di udara dalam jumlah banyak dan konstan bukan
merupakan faktor pembatas organisme darat.
Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan, terdapat dalam jumlah sedikit
dan jumlahnya selalu berubah-ubah, menjadi faktor pembatas bagi organisme
yang hidup di perairan.
4.
Faktor lingkungan yang penting dalam setiap ekosistem berbeda beda seperti
a.
b.
c.
Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor pembatas (negatif) tetapi juga
menjadi faktor menguntungkan (positif) bagi organisme yang mampu
menyesuaikan diri.
5.
1. Suhu
Organisme dapat hidup pada suhu sampai 300oC dengan kisaran suhu 200
sampai 100 oC.
Akan tetapi kebanyakan organisme hanya dapat hidup pada kisaran suhu
yang lebih sempit.
Suhu air bepengaruh terhadap kelangsungan hidup,pertumbuhan morfologi,
reproduksi,tingkah laku,laju pergantian kulit dan metobolisme udang.
Indikator Ekologi
C.
Sungai merupakan salah satu sumber air tawar yang sangat penting untuk
kehidupan manusia. Antara sungai, ekosistem lentik, ekosistem lotik, dan
ekosistem lahan basah saling berhubungan. Kualitas dari sungai itu sendiri sangat
ditentukan oleh faktor-faktor pembatasnya seperti suhu, pH, alkalinitas, CO2 ,
DO, kecepatan arus, densitas plankton, dan diversitas plankton.
Kecepatan arus
Karakter utama sungai ditentukan oleh faktor pembatas yaitu kecepatan arus.
Kecepatan arus tersebut dipengaruhi oleh lebar sungai, kedalaman sungai, dan
kemiringan sungai. Kecepatan arus dikatakan sebagai faktor pembatas karena
mempengaruhi kandungan yang ada di sungai. Seperti kuantitas lumpur yang
mengendap, tanah liat, pasir, dan bahan organik yang terkandung dalam sungai.
Kandungan tersebut mempengaruhin jumlah komunitas biotik yang ada di sungai
(Rein and Wood 1976).
Kadar keasaman (ph)
Derajat keasaman mempunyai pengaruh yang besar terhadap tumbuh-tumbuhan
dan hewan-hewan air,sehingga sering dipergunakan sebagai petunjuk untuk
menyatakan baik buruknya keadaan air sebagai lingkungan hidup,walaupun baik
buruknya suatu perairan masih tergantung pada factor-faktor lain.ikan akan hanya
tahan terhadap pergoncangan ph antara 5 sampai 8.jika keadaan ini terpenuhi ikan
ikan dapat hidup dengan normal.walaupun pengoncanggan ph suatu perairan kecil
tetapi jika penggocangan itu terjadi dalam waktu yang singkat(mendadak) ikan
tidak akan hidup normal,bahkan bisa mati.Perairan yang baik untuk kehidupan
organisme misalnya ikan ialah ph 6 samapi 8,7(Elist westfall,1948) berkisar 7-8.
Suhu
Suhu air mempengaruhi terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme
organism misalnya ikan. Mempengaruhi juga kadar oksigen yang larut dalam
air.semakin tinggi suhu suatu perairan semakin cepat pula perairan tersebut
mengalami kejenuhan akan oksigen. suhu 20-25C.
D.
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa factor pembatas merupakan factor yang dapat
menghambat atau menggangu kelangsungan hidup suatu ekosistem. Faktor
pembatas bukan hanya dalam segi minimum akan tetapi maksimum juga
berdampak negative terhadap organism dalam ekosistem perairan.
Agar organism dapat hidup normal tidak mengalami suatu hambatan sebaiknya
semua factor pembatas baik biotic maupun abiotik harus seimbang.
Sumber: