Anda di halaman 1dari 20

Makalah Pencemaran Lingkungan

Pengertian Macam macam dan dampaknya


MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA.

PENGERTIAN LINGKUNGAN.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita ( makhluk hidup ).
Contohnya : meja, kursi, cahaya, udara, mamusia, hewan, tumbuhan, dsb.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.


Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim,
kelembaban, cahaya, bunyi, dsb.

Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,
manusia, dan mikroorganisme.

Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah
cabang dari ilmu biologi.

A. PENGERTIAN PENCEMARAN

Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas
lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya


mengganggu kestabilan lingkungan.

B. PERUBAHAN LINGKUNGAN

Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.


1.    Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa bumi,angin topan,
kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.

2.    Faktor Manusia.


Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang limbah
( limbah rumah tangga, industri, pertanian, dsb ) secara sembarangan, menebang hutan
sembarangan, dsb.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.


2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.

Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang
lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

 
C. MACAM MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN

a. Berdasarkan Tempat terjadinya.

Pencemaran Udara, disebabkan oleh :

(1)    CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar
fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan
efek rumah kaca.

(2)    CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada
digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam
mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke
dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan kematian.

(3)    CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak
bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa
(busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan
menyebabkan lubang ozon di atmosfer.

(4)    SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil
(minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang
menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam.

Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot,
besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan
rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.

(5)    Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan perokok pasif
(orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok). Perokok pasif lebih berbahaya
daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain : 

 Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit


pernapasan lainnya.
 Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
 Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
 Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta
dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
 Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.

Pencemaran Air, disebabkan oleh :

(1)    Limbah Pertanian.


Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia,
orang yang memakannya akan mati. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat
terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang
sisa obat ke sungai. Pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air
(eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal
ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena oksigen
dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air terhalang dan tidak dapat masuk ke
dalam air, sehingga kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.
(2)    Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak,
lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik misalnya plastik, aluminium, dan botol yang
hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan
banjir. Pencemar lain bisa berupa pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan, akibatnya
kadar oksigen dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, akan ditemukan cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing
ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya limbah organik dari limbah
pemukiman.

(3)    Limbah Industri


Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan
berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan
panas. Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak
ratusan kilometer. Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut,
dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa
mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.

(4)    Penangkapan Ikan Menggunakan racun


Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas
(racun kimia), atau aliran listrk untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan
tangkapan melainkan juga biota air lainnya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :

 Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.


 Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
 Pendangkalan dasar perairan.
 Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
 Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
 Menjalarnya wabah muntaber.

Pencemaran Tanah, disebabkan oleh :


Sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah
tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :

 Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).


 Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan
tanaman, dan
 Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi

b)    Berdasarkan Macam Bahan Pencemar


Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini :

1. Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif,
pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2. Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli,
Salmonella thyposa.
3. Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4. Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan kejiwaan,
penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress).

c)    Berdasarkan Tingkat Pencemaran


Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut:

1. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan ekosistem


lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
2. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya
pencemaran Minamata di Jepang.
3. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika. Contohnya
pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan
pencemaran radioaktif.

D. PARAMETER PENCEMARAN LINGKUNGAN 


Untuk mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan parameter pencemaran.
Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan
tingkat pencemaran yang telah terjadi.
Paramater Pencemaran, meliputi :
1.    Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas

2.    Parameter Kimia


Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat.

a.    Pengukuran pH air


Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena
pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan
organik organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan
kondisi air menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada bahan
pencemarnya.

b.    Pengukuran Kadar CO2


Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH,
dan banyaknya organisme yang hidup dalam air. Semakin banyak organisme di dalam air,
semakin tinggi kadar karbon dioksida terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air
yang berfotosintesis).  Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.

c.    Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut


Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million atau satu per
sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm).
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :

1. Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.


2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar  perairan.
3. Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.

Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau KOB

Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri air.
Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya kadar
oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada
diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin kecil
kadar oksigen terlarut.

Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasi bahan organik disebut
sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa
disingkat BOD.
Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen
terlarut setelah air sampel disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis
secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.

3.    Parameter Biologi


Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang
tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air
dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput
air dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mangalami pencemaran. Sebaliknya cacing
Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di
lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun species hewan yang lain telah mati. Ini berarti
keberadaan cacing tersebut  dapat dijadikan indikator adanya pencemaran zat organik.
Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.

E. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1.    Punahnya Species


Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan,
kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka,
ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar.
Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang
tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya.
Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.

2.    Peledakan Hama


Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka . serangga
hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat
mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya,
diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin
meningkat.

3.    Gangguan Keseimbangan Lingkungan


Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan
lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.

4.    Kesuburan Tanah Berkurang


Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah
menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini
juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem
penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya
menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.

5.    Keracunan dan Penyakit


Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker,
kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.

6.    Pemekatan Hayati


Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga
tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini
ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).

7.    Terbentuk Lubang Ozon


Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan
pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari
Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat
lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya
ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon,
sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.

8.    Efek Rumah Kaca


Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses
pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-
debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga
tidak dapat menyerap CO2.

F. USAHA-USAHA MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
penduduk.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem. 
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Membuang sampah pada tempatnya.
8. Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.

Gangguan Keseimbangan Alam


Kualitas hidup manusia akan sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola alam dan
memanfaatkan sumber daya. Namun karena sumber daya alam tidak tak terbatas, maka kualitas
hidup generasi sekarang dan generasi berikutnya ditentukan oleh apa yang dilakukan dalam
mengelola potensi sumber daya alam masa lalu dan saat ini. Manusia harus menjaga setiap
tindakannya agar tetap dapat meletakkan keadilan antara hak memanfaatkan lingkungan dan
kewajibannya menjaga kualitas, sehingga tidak mengganggu kesetimbangannya.

Alam memiliki keterbatasan daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Selain terjadi
pengurangan secara terus menerus, kualitas sumber daya yang masih belum dimanfaatkan juga
telah menurun karena harus menerima sisa buangan dari kegiatan manusia. Dampak balik
kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya alam secara tidak terkendali telah menyebabkan
berbagai kejadian bencana alam. Banjir, longsor, hujan asam, kekeringan merupakan sebagian
bencana alam yang terjadi hampir merata di wilayah Indonesia, bersumber dari kesalahan
pengelolaan lingkungan oleh manusia.

Penurunan kualitas lingkungan akan terjadi bila dampak negatif yang timbul melebihi
kemampuan untuk memulihkannya secara alami. Proses manusia untuk menghasilkan produk
yang mendukung kesejahteraan hidupnya, telah menciptakan teknologi dan industri yang
berkembang dinamis, sehingga mampu memproduksi secara massal dan tepat waktu. Pemacuan
ini bertentangan dengan sifat alami, sehingga dampaknya juga tidak mampu dikendalikan atau
terkendali secara alami. Pengalaman menunjukkan bahwa bentuk penyelesaian atau
pengendalian masalah manusia pada zamannya, merupakan  masalah dan bahkan ancaman
terhadap dirinya dan manusia zaman berikutnya.

Secara global, kita tidak bisa lepas dari ancaman bencana yang secara sadar kita ciptakan sendiri.
Terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan global sudah sangat banyak merugikan kita.
Kealpaan memanfaatkan sumber energi terbarukan menyebabkan kita menderita dari sisi
ekonomi, yang akhirnya akan berimbas juga kembali ke lingkungan. Di negara yang tanahnya
subur sehingga tongkat kayu pun bisa jadi tanaman, justru kita sikapi dengan menghabiskan
pohon kayu tanpa usaha menanam.

Pola berfikir singkat dan hanya berkacamata kepentingan sesaat, menyebabkan kita bahkan tidak
mau peduli dengan pesan penyelamatan lingkungan yang menyatakan bahwa bumi adalah titipan
anak cucu dan bukan milik kita. Sikap yang hanya mementingkan diri sendiri sangat terlihat
dengan terbiasa atau tanpa rasa bersalah membiarkan terjadinya perilaku korup. Bila ditelusuri,
akhirnya semua kasus permasalahan lingkungan akan bermuara pada kesalahan menganggap
bahwa alam adalah sesuatu kekayaan alam yang memang diciptakan untuk kita. Dan kita
berlomba menghabiskannya sesuai dengan posisi, kewenangan dan bahkan kesewenangan.

Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya dalam suatu setting lingkungan
hidup, merupakan hubungan yang harus diatur secara setimbang dan saling mendukung.
Pemaksaan kehendak satu individu terhadap individu lainnya dapat menimbulkan pertentangan
atau bahkan perlawanan. Dalam lingkungan yang penuh kesetimbangan, akan terbentuk daya
lenting yang cukup tangguh, sehingga dapat mendukung kehidupan yang lebih berkualitas baik
secara fisik maupun non fisik.
Bencana alam terjadi karena kesetimbangan alam diganggu manusia atau  karena alam mencari
kesetimbangannya dari gangguan yang dialaminya. Keberhasilan pembangunan sebagai usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hanya dapat dicapai bila upaya pembangunan
dilakukan secara terencana, seimbang dan serasi, serta dilaksanakan dengan tetap menjaga
pelestarian dan perlindungan lingkungan.  Konsep pengendalian lingkungan hidup yang paling
ampuh tentu saja dimulai dari pengendalian diri dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan daya
secara bijaksana.

Teknologi yang dimiliki telah membuat manusia merasa mampu menaklukkan isi alam. Rasa
mampu ini dapat menimbulkan kesombongan, sehingga manusia melampaui batas dan
terkalahkan keserakahan untuk memenuhi semua kebutuhan. Sumber daya alam di bumi yang
satu ini, sebenarnya tersedia cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan manusia, namun tidak
cukup untuk memenuhi selera satu orang manusia rakus dan serakah.

Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan


Gangguan keseimbangan alam dapat dibedakan menjadi dua.
1 . Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik, diantaranya
letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan
alga, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan, yang
menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
2 . Faktor manusia
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh
ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi,
manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun
yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu
mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya dengan cara mengeksploitasi sumber
daya alam (SDA) tanpa memikirkan dampaknya. Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan
dampak yang sangat luas yang berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya
sumber air, dan rusaknya tatanan ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi
hewan-hewan buas dari hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah,
babi hutan, dan hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak
hewan-hewan tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman budidaya
manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan keseimbangan
lingkungan adalah pencemaran sampah organik, penebangan hutan, penggunaan pestisida berlebihan,
pembangunan permukiman, dan limbah industri.
Sabtu, 09 Mei 2009
Gangguan Keseimbangan Alam

Apakah anda pernah mendengar cerita atau berita di surat kabar maupun televisi, ratusan
hektar tanaman padi di Provinsi Lampung diserang hama belalang?. Masih dari Lampung ,
sekawanan gajah seringkali merusak kebun dan ladang penduduk sehingga dapat
menimbulkan kerugian puluhan juta rupiah. Begitu juga berita yang berasal dari Kabupaten
Solok, Propinsi Sumatera Barat, bahwa harimau sering muncul memangsa hewan ternak dan
mengancam keselamatan penduduk.

Belalang, gajah, dan harimau merupakan bagian dari komponen penyusun suatu ekosistem.
Dalam keadaan yang seimbang, Kehidupan makhluk hidup tersebut akan berlangsung secara
normal. Artinya, dalam kehidupan demikian tidak akan mungkin seekor gajah atau harimau dari
hutan datang ke pemukiman penduduk untuk merusak tanaman dan memangsa hewan ternak
penduduk. Gajah dan harimau merupakan hewan liar yang biasa hidup di hutan. Kehadiran
hewan-hewan tersebut di lingkungan pemukiman menandakan adanya sesuatu yang terjadi di
lingkungan dan habitatnya.

Suatu ekosistem terdapat produsen dan konsumen, yaitu energi dan makanan melalui proses
makan dan dimakan. Aliran energi dan makanan tersebut dapat berlangsung normal jika semua
komponen yang menyusun rantai makanan tersedia. Akan tetapi, jika salah satu komponen
tersebut hilang, maka dapt menyebabkan terputusnya rantai makanan sehingga keseimbangan
lingkungan menjadi terganggu. Akibatnya, dapat saja suatu makhluk hidup akan mengalami
kekurangan makanan. Makhluk hidup yang kekurangan makanan akan keluar dari
lingkungannya, seperti halnya yang dilakukan oleh gajah dan harimau.

Berbagai jenis gangguan keseimbangan lingkungan yang terjadi sebagian besar disebabkan
oleh kegiatan manusia. Misalnya, pembabatan hutan, pembukaan hutan untuk pemukiman atau
pertanian yang biasa dilakukan manusia dengan cara membakar hutan akan menyebabkan
rusaknya ekosistem hutan terjadinya polusi udara, dan perburuan liar. Semua kejadian tersebut
dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungannya.

Membuka kawasan hutan untuk berbagai keperluan seperti mendirikan pabrik, pemukiman,
pertanian, perkebunan, dan keperluan lainnya ternyata secara tidak langsung akan
menyebabkan gangguan pada keseimbangan alam. Penggundulan hutan dapat menyebabkan
terjadinya gangguan terhadap daur hidrologi, misalnya terjadinya banjir, menurunya sumber air
tanah, dan terjadinya tanah longsor. Air hujan yang jatuh di kawasan hutan yabg gundul
menjadi tidak tertahan dan mengalir di permukaan tanah. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan terjadinya erosi, terutama pada kawasan bekas hutan yang kondisi tanahnya
miring. Erosi akan menyebabkan tanah menjadi tidak tidak subur sebagian besar zat hara
terbawa bersama air. Ketiadaan akar tumbuhan menyebabkan tanah kehilangan kemampuan
untuk menahan air, sehingga persediaan air tanah menjadi berkurang atau tidak ada. Jika
musim panas tiba, maka tanah menjadi merekah dan pada musim hujan meyebabkan tanah
longsor.

Pembukaan hutan dapat juga menyebabkan hilangnya sebagian besar produser dari sebuah
ekosistem. Pengaruh lain dari kerusakan hutan adalah berkurangnya kadar oksigen di udara.
Hal tersebut dapat terjadi karena sedikitnya kegiatan fotosintesis, dan secara tidak langsung
dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup penghuninya (komunitas hewan) dan
menyebabkan hewan-hewan yang meninggalinya sedikit demi sedikit berkurang dan
menimbulkan kelangkaan.

Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1


ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah,
sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang
mengeluarkan debu, gas, dan awan panas.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,energi, dari komponen lain
ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
BAB 3
PEMBAHASAN

PENGERTIAN LINGKUNGAN DAN JENIS-JENISNYA

“Pencemaran” adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen
lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka
diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu
lingkungan.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban
pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk
logam berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:

A.Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan


Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.

a. Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk
minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk
mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah
menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan
detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan
tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan
menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau
blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur
dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar
perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis
sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering
digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap
tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT
atau pestisida, akan terjadi aliran DDT

b. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk
manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir
sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat
disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri
dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti
dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah
industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di
dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan
kualitas tanah.

c. Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara.
Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk
partikel cair atau padat.

1) Pencemar Udara Berbentuk Gas


Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan
udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah
karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan
chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi
meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di
dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S
dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC
dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.

2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat


Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair
berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam
paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal
dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang
telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan
dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya
cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk
partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara
sehingga akan mencemari udara.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN
         Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi,
terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
         Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
         Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
         Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
         Proses-proses dalam pabrik.
Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut  di atas.
            Pencemaran lingkungan ini sudah terjadi sejak jaman dahulu kala, sejak adanya manusia,
tetapi baru abad 20 pencemaran yang diakibatkan karena manusia ini menjadi pokok bahasan
pada semua kalangan masyarakat dan perlu mendapat penanganan dan pengawasan secara serius.
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil sampingan perbuatan
manusia meliputi;
         Faktor Industrialisasi
         Faktor Urbanisasi
         Faktor Kepadatan Penduduk
         Faktor Cara Hidup
         Faktor Perkembangan Ekonomi
            Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor
terjadi, maka faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan
tidak dapat dihindari.
            Contoh-contoh faktor-faktor yang sangat mengganggu lingkungan hidup antara lain:
A.    Faktor Industrialisasi
a.       Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang
yang dapat digunakan.
b.      Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan
energi.
c.       Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan selama proses-proses di atas.
d.      Faktor Urbanisasi
e.       Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan sistem
f.       transportasi.
g.      Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan hasil?samping selama proses-
proses di atas.

B.     Faktor Kepadatan Penduduk


a.       Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
b.      Meningkatnya kebutuhan pangan dan kebutuhan energi.
c.       Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan untuk hidup.
d.      Faktor Cara Hidup
e.       Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang percuma.
f.       Tuntutan akan kemewahan.
g.      Pemborosan energi.
h.      Faktor Perkembangan Ekonomi
i.        Meningkatnya penggunaan bahan sumber, misal BBM, hasil hutan.
j.        Meningkatnya sisa-sisa buangan sebagai hasil sampingan produksi barang-barang kepentingan
dalam pabrik dan meningkatnya bahan pencemaran
Tabel 1 AKTIVITAS MANUSIA DAN HASIL SAMPING YANG DITIMBULKAN
Jenis Aktivitas Hasil Samping yang ditimbulkan
Pembuangan kotoran, air kotoran Sampah Pencemaran udara
1 Rumah Tangga Kebutuhan tempat tinggal, dan lain-lain
Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran Suara
2 Transportasi Kecelakaan Kebutuhan tanah untuk jalan, dan lain-lain
Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran tanah
Industri dan Sampah/sisa-sisa sebagai buangan Pencemaran panas
3 Pabrik Suara/kebisingan Kebutuhan tanah, dan lain-lain.
Pencemaran udara karena demu Pencemaran air
Sampah/sisa-sisa sebagai buangan Kebutuhan tanah, dan
4 Pertambangan lain-lain.
Pencemaran Air Pencemaran tanah Buagan kotoran
5 Pertanian Kebutuhan tanah, dan lain-lain.
Tabel 2 SUMBER ENERGI DAN PENGARUHNYA
No Sumber Energi Pengaruh pada lingkungan
Pertambangan bahan-bahan galian Pemanfaatan tempat
1 Energi Matahari tinggal
Pertambangan Pencemaran udara karena pembakaran
2 Batubara Pencemaran panas

3 Minyak Bumi Pencemaran udara karena pembakaran Pencemaran air

4 Gas Alam Pencemaran udara karena pembakaran


Pencemaran udara karena radiasi Pemcemaran panas
5 Nuklir Penumpukan sisa buangan

6 Biomass Penggunaan tanah Pencemaran udara


AKIBAT YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN

1.     Punahnya Spesies

Bahan pencemar lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis hewan
mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak
sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka
terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat
adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.

2.     Peledakan Hama


Penggunaan pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah,
maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.

3.  Gangguan Keseimbangan Lingkungan


Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan
lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.

4. Kesuburan Tanah Berkurang


Penggunaan pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat
menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah
menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya
hujan asam.

5.    Keracunan dan Penyakit


Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita
kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada
keturunanketurunannya.

6.    Pemekatan Hayati


Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan
hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.

7.    Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca


Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global
yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat
tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.

CARA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Peranan Manusia Mengatasi Pencemaran Lingkungan

1.     Manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang
terjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan manusia untuk mengatasi
pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:
2.      Melakukan Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran tanah adalah penghijauan
kembali dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.
3.      Rotasi Tanaman Rotasi tanaman adalah  salah satu upaya yang dilakukan untuk 
mempertahankan kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis tanaman
yang berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.
4.      Penggunaan Pupuk Seperlunya
5.      Penggunaan pu puk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang berlebihan sangat merusak
lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan dapat meningkatkan keasaman
tanah.Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang
untuk mengurangi pencemaran tanah.
6.      Pembuatan Sengkedan
7.      Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah dengan pembuatan
sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan pegunungan. Mengapa sengkedan
ini dapat mengurangi erosi? Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
8.      Reboisasi adalah  penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan untuk
mengatasi erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan menahan tanah agar tidak
terbawa air hujan.
9.      Daur Ulang Saat ini banyak sekali produk daur ulang yang bisa dipakai kembali.Pendaur-
ulangan sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari pasar menjadi pupuk yang dapat
dimanfaatkan petani. Biasanya sampah pasar berupa sayur-sayuran yang telah membusuk. Jika
diolah kembali dan ditambah kotoran hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik untuk
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai