PENGEMBANGAN
COMMUNITY BASED TOURISM
DAN KERJASAMA ANTAR
KOMUNITAS PADA DESA
WISATA KEMBANG KUNING
DAN TETE BATU
01.
Latar
Belakang
02.
Tujuan &
Sasaran
03.
Metodelogi
Penelitian
Pendahuluan
Latar Belakang
Desa Tetebatu dan Kembang Kuning merupakan dua desa wisata yang berdekatan dan secara historis memiliki aglomerasi
wilayah yang sama, kedua desa tersebut menjalin kerjasama dalam bidang wisata. Kerjasama tersebut meliputi penyediaan daya
tarik wisata, akomodasi, dan kuliner.
Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism) sangat perlu sekali diterapkan di kedua desa ini
agar masyarakat merasakan dan mendapatkan manfaat dari adanya desa wisata.
Metodelogi Penelitian
Metode desktiptif kualitatif
Metode pengumpulan data
Observasi dan wawancara
Desa Tetebatu Kembang Kuning
Batas Desa
Utara Tinjauaan Pusataka Hutan TNGR Desa Jeruk Manis
Assess community needs - Mata pencaharian utama sebagai petani, namun membutuhkan pendapatan tambahan
& readiness for Tourism - Antusias dalam mengembangkan desa wisata
- Masyarakat memiliki sikap ramah
Educate&prepare the - memiliki potensi kolam alam, hutan, - daya tarik utama berupa air terjun dan berbagai
community for tourism persawahan dan kerajinan tangan aktifitas masyarakat
- pelatihan manajemen destinasi dan homestay - pelatihan manajemen destinasi, hospitality, dan
serta guiding guiding
Identify&establish Local Bapak Sabli (Kepala Desa) Bapak Sujian (Kepala Desa)
Champion
Prepare & develop Diinisiasi Pokdarwis Green Rinjani, kemudian Pokdarwis Kembang Kuning
community organization terbentuk juga Pokdarwis Kampung Wisata
Tahap Mempertahankan Desa Wisata Berbasis CBT
Sustaining CBT Stages Tetebatu Kembang Kuning
Develop Partnership BUMDes dan Pokdarwis sekitar, Travel agent, Bekerja sama dengan travel agent dan OTA serta
TNGR, NGO, OTA, ASITA kerjasama dengan BUMDes sekitar
Adopt an Integrated NGO asal New Zealand yang fokus pada
Approach sustainable tourism –
Plan & design quality product - Potensi wisata alam (hutan, kolam, sawah) - Wisata Alam (Air Terjun, persawahan)
- aktifitas (trekking, bersepeda, kegiatan - Menjadikan aktifitas masyarakat menjadi produk
masyarakat) wisata
- kerajinan bambu - pengolahan minyak kelapa
Identify market demand & - How to see, do, learn, buy - segmen pasar wisman
Develop marketing strategy - kerjasama dengan ASITA dan travel agent - digital marketing
- Segmen pasar wisman - pengelolaan desa wisata dibawah BUMDes
- digital marketing
Implement & Monitor - masyarakat terlibat aktif dalam - masyarakat terlibat aktif dalam pengembangan
performance pengembangan desa desa
- evaluasi 2 kali/tahun - evaluasi 1 kali/tahun
Bentuk Kerjasama
DESA KEMBANG KUNING TETEBATU
Bentuk Kerjasama Terkait atraksi wisata, akomodasi, kuliner Atraki Wisata dan akomodasi
Letak wilayah yang berdekatan dan Memiliki daya tarik wisata air terjun yang
Latar Belakang kesatuan wilayah secara historis berlokasi di kedua desa
Inisiator Pokdarwis Pokdarwis pemuda pecinta alam
Pengembangan wisata di kedua desa Pengembangan yang di tekuni desa tetebatu akan
dapat bangkit secara bersamaan, dtw sangat sinergis sehingga tidak saling rebutan
memberikan rasa aman dan tertib sehingga pasar malah saling bantu satu sama lain agar tetap
Efek Terhadap Kegiatan Wisata tidak saling mengganggu menghidupkan desa wisata
Pokdarwis
Dengan muncul nya kelompok sadar wisata atau Pokdarwis disetiap desa wisata
sangat membantu pemerintah daerah dan desa dalam melakukan pengembangan
pariwisata, karena adanya kelompok yang akan menjamin nantinya
pengembangan atau rencana yang diberikan kepada objek wisata akan dibantu
dan dirawat oleh Pokdarwis.
Pokdarwis di desa Tete Batu dan Kembang Kuning memiliki jumlah pokdarwis
yang berbeda, seperti contohnya desa Tete Batu sendiri terdapat 3 pokdarwis
dengan maksud dan tujuan yang sama sedangkan di Kembang Kuning hanya
memiliki 1 pokdarwis.
Disparprov
Nusa Tenggara Barat dari terpilihnya kepala daerah dalam hal ini adalah Gubernur
langsung menargetkan target untuk pengembangan pariwisata yang ada di NTB, khsusus
nya Mandalika sebagai Kawasan Prioritas pengembangan pariwisata, dari hadirnya
Mandalika ini membuat daerah lain atau objek wisata lain di sekitarnya khsusu nya desa
wisata sebagai Kawasan penyangga Mandalika yang harus siap dalam menerima
kunjungan wisatawan.
Khsusnya dalam pengembangan desa wisata tete batu dan kembang kuning dinas
pariwisata sudah memberikan solusi untuk pengembangan paket wisata dengan menarik
sumber daya manusia dari mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Politeknik
Pariwisata Lombok untuk memberikan solusi yang berbeda dalam menjual potensi masing
masing desa.
Kesimpulan
Desa Wisata Tete Batu dan Kembang
Kuning berhasil untuk terintegrasi
secara mandiri dan tidak di sengaja
karena lokasi kedua desa yang
berdekatan dan adanya nya bentuk
kerja sama antar komunitas dalam
menjalankan peran sebagai penyedia
jasa layanan wisata bagi wisatawan
yang berkunjung ke salah satu desa.
Dengan demikian masyarakat sekitar di
kedua desa tersebut juga menjadi actor
yang ikut bergerak dalam memberikan
pelayanan bagi wisatatwan yang
berkunjung.
Terima Kasih
Lalu Syafril Rahmadio / 28821004
Annisa Lazuardina / 28821005
Shabrina Amalia Ghassani / 28821013
Zaki Alif Ramadhani / 28821017