Anda di halaman 1dari 25

Pembiayaan infrastruktur

Dasar hukum
• PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009
TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN
• PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100 /PMK.010/2009
TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN
2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
66 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK
INDONESIA UNTUK PENDIRIAN PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
DI BIDANG PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Competitiveness Infrastruktur di Indonesia Perlu Ditingkatkan

Quality of Quality of Quality of


Overall Infrastructure Ranking Roads Ranking Railroad Infrastructure Ranking

Singapore 5 Singapore 6 Malaysia 12


USA 16 USA 16 USA 15
Malaysia 20 Malaysia 19 China 17
China 64 China 49 Russia 26
72 Thailand 50 India 27
Indonesia 74 Indonesia 72 Indonesia 41
Russia 76 India 76
Vietnam 52
Thailand 90 104
Thailand 74
India 112 Vietnam 122
Brazil 95
120 Brazil 124
Vietnam
Br Quality of Russia Quality of
azil
Quality of
Port Infrastructure Ranking Air Transport Infrastructure Ranking Electricity Supply Ranking

Singapore 2 Singapore 6
Singapore 1
USA 12 9 USA 24
USA
Malaysia 19 19 Malaysia 39
Malaysia
China 53 37 China 56
Thailand
Thailand 54 58 Thailand 58
China
India 76 64 Russia 73
77 71 Indonesia 84
Indonesia
Indonesia 81 79 Vietnam 88
India
Russia 88 87 Brazil 89
Russia
Vietnam 122 Vietnam 113 103
Brazil India
Brazil

Indonesia perlu meningkatkan daya saing Negara


melalui pembangunan infrastruktur

Source: World Economic Forum: Global Competitiveness Report 2014-2015 3


Sumber Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
Indikasi kebutuhan investasi
APBN/
APBD

Pasar Hibah &


Infrastruktur
Transfer
Modal
Tahun Rp 5.519 T (DAK)

2015 - 2019
Pinjaman
Sumber: RPJMN 2015-2019 Bi/ Multila-
teral
Bank Sumber Pemerin-
tah
Pendanaan
Indikasi sumber pembiayaan Infrastruktur
APBN + APBD 52%

Pinjaman, Obligasi, Envi-


dll 20% Pinjaman
ronmental
Fund
Skema Komersil
KPS 20%
pembiayaan
alternatif
BUMN 6% (Peluang bagi
investor)
KPBU

Off Balance Sheet 2%

Sumber SMI 4
Latar belakang
• Selama ini proyek infrastruktur seperti pelabuhan laut, bandara udara, jaringan
listrik dan prasarana kereta api yang dibangun oleh BUMN dibiayai melalui
pinjaman komersial BUMN dan APBN melalui pinjaman Subsidiary Loan
Agreement (SLA).
• Pinjaman SLA yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No 10 tahun 2011
melibatkan Pemerintah dalam hal ini pihak Bappenas dan Kementerian Keuangan
dalam proses penilaian teknis dan pendanaan serta lembaga legislatif dalam
proses persetujuan penganggaran dan pencairannya
• Proyek-proyek infrastruktur yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi
prioritas Pemerintah biasanya diarahkan untuk didanai oleh pinjaman bank
pembangunan baik multilateral maupun bilateral seperti Bank Dunia,IMF, ADB,
JICA dan KfW dengan skema SLA.
Macam lembaga pembiayaan
• Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
membentuk perusahaan patungan bernama PT Bandha Investasi Indonesia (BII).
Perusahaan ini nantinya akan mengelola dana investasi sejumlah BUMN untuk
pembiayaan proyek infrastruktur
• PT BII terbentuk dari delapan BUMN bidang jasa keuangan yakni PT Bahana
Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Danareksa (Persero), PT Asuransi Jasa
Raharja (Persero), PT Askrindo (Persero), PT Asuransi Jasindo (Persero), PT Asabri
(Persero), Perum Jamkrindo, dan PT Taspen (Persero)
• PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) adalah perusahaan pembiayaan
infrastruktur yang didirikan pada 26 Februari 2009 sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dengan 100% kepemilikan saham oleh Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Lembaga pembiayaan infra swasta
• PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)
Pengertian
• Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana pada proyek infrastruktur. (Pasal 1 angka 4 Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 )
• Infrastruktur adalah prasarana yang dapat memperlancar mobilitas arus barang
dan jasa.
Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur meliputi:
1. Pemberian pinjaman langsung (direct lending) untuk Pembiayaan
Infrastruktur
2. Refinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai pihak lain;
dan/atau
3. Pemberian pinjaman subordinasi (subordinated loans) yang
berkaitan dengan Pembiayaan Infrastruktur
a. Pemberian dukungan kredit (credit enhancement), termasuk
penjaminan untuk Pembiayaan Infrastruktur;
b. Pemberian jasa konsultasi (advisory services);
c. Penyertaan modal (equity investment);
d. Upaya mencarikan swap market yang berkaitan dengan Pembiayaan
Infrastruktur; dan/atau
e. Kegiatan atau pemberian fasilitas lain yang terkait dengan
Pembiayaan Infrastruktur setelah memperoleh persetujuan
Menteri.
Objek pembiayaan infrastruktur
a. infrastruktur transportasi, meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau, bandar udara, jaringan rel, dan
stasiun kereta api;
b. infrastruktur jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol;
c. infrastruktur pengairan, meliputi saluran pembawa air baku;
d. infrastruktur air minum, meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi,
instalasi pengolahan air minum;
e. infrastruktur air limbah, meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama,
dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;
f. infrastruktur telekomunikasi, meliputi jaringan telekomunikasi;
g. infrastruktur ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, transmisi atau distribusi tenaga listrik;
h. infrastruktur minyak dan gas bumi, meliputi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi, atau
distribusi minyak dan gas bumi; dan/atau

infrastruktur lain yang tidak termasuk dalam huruf a sampai dengan huruf h atas persetujuan Menteri
Bentuk badan hukum
• PT atau koperasi
• Didirikan oleh
a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia; atau
b. badan usaha asing dan warga negara Indonesia dan/atau badan
hukum Indonesia (usaha patungan).
penjaminan
• Penjaminan ditetapkan paling banyak sebesar modal sendiri dikurangi
penyertaan modal
• Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur yang melampaui batas
maksimum penjaminan wajib menyampaikan rencana kerja (action
plan) untuk memenuhi ketentuan batas maksimum penjaminan
kepada Menteri paling lama 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan
triwulanan yang bersangkutan berakhir
• rencana kerja (action plan) persetujuan dewan komisaris atau
pengawas.
• Penyertaan modal dihitung berdasarkan harga perolehan.
• Modal sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi pemegang
saham yang berbentuk badan hukum:
a. Perseroan Terbatas merupakan penjumlahan dari modal disetor, agio
saham, cadangan, dan saldo laba/rugi.
b. Koperasi merupakan penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan, dan hibah.
Agio saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham diatas nilai
nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominal.
Modal disetor
• Modal disetor dalam rangka pendirian Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur ditetapkan paling sedikit sebesar Rp100.000.000.000,00
(seratus milyar rupiah).
• Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur wajib meningkatkan modal
disetor menjadi paling sedikit Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun
rupiah) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal
diterbitkannya izin usaha.
• Rencana peningkatan disampaikan pada saat pengajuan izin usaha
• Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur wajib memiliki modal sendiri
paling sedikit sebesar 50 % (lima puluh per seratus) dari modal
disetor.
• Bagi pemegang saham yang berbentuk badan hukum, jumlah
penyertaan modal pada Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus)
dari modal sendiri badan hukum yang bersangkutan.
Join venture
• Kepemilikan saham pada Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur oleh
badan usaha asing ditetapkan paling tinggi sebesar 85% (delapan
puluh lima per seratus) dari modal disetor
Sumber dana Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur
• membiayai kegiatannya, Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dapat
memperoleh dana antara lain dari:
a. penerbitan surat-surat berharga;
• pinjaman jangka menengah dan atau jangka panjang yang bersumber dari:
1. Pemerintah Republik Indonesia;
2. pemerintah asing;
3. organisasi multilateral
bank dan/atau lembaga keuangan baik dalam maupun luar negeri; dan 4.
hibah (grant)
• Jumlah pinjaman bagi setiap Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
ditetapkan paling tinggi 10 (sepuluh) kali dari jumlah modal sendiri dan
pinjaman subordinasi.
• Pinjaman subordinasi merupakan pinjaman yang diterima Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur dengan persyaratan sebagai berikut:
a. paling singkat berjangka waktu 5 (lima) tahun;
b. dalam hal terjadi likuidasi, hak tagih berlaku paling akhir dari segala
pinjaman yang ada; dan
c. dituangkan dalam perjanjian tertulis antara Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur dengan pemberi pinjaman.
• Pinjaman subordinasi yang dapat diperhitungkan dalam perhitungan
jumlah pinjaman paling banyak sebesar 50 % (lima puluh per seratus)
dari modal disetor
Penyertaan
• Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur hanya dapat melakukan
penyertaan modal pada Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur lain
dan/atau perusahaan yang bergerak dalam proyek Infrastruktur .
• Penyertaan modal ditetapkan paling banyak 45% (empat puluh lima
per seratus) dari modal disetor perusahaan yang menerima
penyertaan.
• Jumlah seluruh penyertaan modal Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur ditetapkan paling banyak 75% (tujuh puluh lima per
seratus) dari jumlah modal sendiri Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur yang bersangkutan.
batasan
• Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dilarang menarik dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk:
• a. Giro;
• b. Deposito; dan/atau
• c. Tabungan.
Kewajiban laporan
a. laporan keuangan triwulanan untuk periode yang berakhir 31
Maret, 30 Juni, 30 September, dan 31 Desember;
b. laporan kegiatan usaha semesteran untuk periode yang berakhir 30
Juni dan 31 Desember; dan
c. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik
• Direksi atau pengurus Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur wajib
menetap di Indonesia dan dilarang melakukan perangkapan jabatan
sebagai direksi atau pengurus pada Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur lain.

Anda mungkin juga menyukai