Anda di halaman 1dari 7

Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada pada suatu penelitian diperlukan penyelidikan
yang hati-hati, teratur dan terus-menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana
seharusnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan maka digunakan metode penelitian.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix methode dengan
menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap kajian untuk memahami
bagaimana sistem pengelolaan sampah di TPS Cibeunying Kidul. Metodologi yang
digunakan terbagi menjadi tiga yaitu jenis data, tahapan pengumpulan data dan analisis
penelitian.

1.6.1 Analisis Penelitian

Analisis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan


interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam
masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam
metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga
merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta
penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma
tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif
(normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status)
fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor yang lain.
Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar,


sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif
dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus
membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara
umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam
penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang
masih terjangkau dalam ingatan responden.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tujuan untuk memberikan


gamban secara jelas mengenai bagaimana kondisi fisik TPS-TPS yang berada di Kecamatan
Cibeunying Kidul. Selain itu juga membahas mengenai sistem pengelolaan sampah yang ada
di Kecamatan Cibeunying Kidul sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana system
pengelolaan sampah yang ada saat ini. Sistem yang diterapkan saat ini apakah sudah sesuai
dengan peraturan dan SNI yang berlaku mengenai TPS.

1.6.2 Jenis Data

Berdasarkan jenisnya, data dibagi benjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah
ada (seperti pemerintahan).

1. Data Primer
Sugiyono (2013) menjelaskan mengenai data primer. Data Primer adalah data yang
diperoleh secara langsung meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah
perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan
penelitian. Data primer merupakan data sendiri didapat dari survey lapangan langsung serta
wawancara dengan pihak yang terkait serta masyarakat sekitar. Data primer yang dibutuhkan
dalam penelitian ini berupa kondisi tempat pembuangan sampah sementara di Kecamatan
Cibeunying Kidul, dan bentuk pengelolaan dan bentuk perhatian pemeritah terhadap TPS-
TPS di Kecamatan Cibeunying Kidul.
2. Data Sekunder
Sugiyono (2013) menjelaskan mengenai data sekunder Data sekunder adalah data
yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel dan berbagai
sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder juga bisa didapat dari
instansi yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini membutuhkan data sekunder yakni data
mengenai gambaran umum Kecamatan Cibeunying Kidul, pengertian sampah, materi dan
pengertian tentang Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan materi pengelolaan sampah.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan untuk
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik pengumpulan data yang paling tepat,
sehingga benar-benar didapat data yang valid. Penelitian ini menggunakan metode mix
method yaitu metode yang menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif.

1. Metode Pengumpulan data Kuantatif


Sugiyono (2012) menjelaskan pengumpulan data menggunakan metode kuantitatif
adalah dengan cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi. Penelitian ini menggunakan
teknik wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh, oleh
karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan ditanyakan kepada responden.
Wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dan pengumpul data mencatatnya.
Ketika melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
berjalan lancar. Penlitian ini memilih metode pengumpulan data kuantitatif menggunakan
wawancara terstruktur karena dalam proses pengumpulan data lebih mudah dan tepat sasaran,
karena data yang dibutuhkan hanya diketahui secara detail oleh responden. Wawancara
terstruktur digunakan untuk memperoleh data mengenai frekuensi pengangkutan sampah di
TPS Kecamatan Cibeunying Kidul, volume sampah, fasilitas, dan sistem pengelolaan sampah
di TPS di Kecamatan Cibeunying Kidul.

2. Metode Pengumpulan Data Kualitatif


Sugiyono (2012) menjelaskan pengumpulan data menggunakan metode kualitatif
teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam
(indent interview), dan studi kasus (case study). Penelitian ini menggunakan teknik observasi,
dan studi pustaka (Library Research)
1) Observasi
Pengertian observasi menurut Jonathan Sarwono (2009:224) adalah sebagai
berikut: “kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik
kejadian-kejadian, prilaku, obyek-obyek yamg dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan”.
Pengertian Observasi menurut Sugiyono (2009:144) adalah sebagai berikut:
“Teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila di bandingkan dengan
teknik yang lain. Observasi tidak terbatas pada orang,tetapi juga obyek-obyek alam
yang lain.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Observasi adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan
pengamatan secara langsung kedalam untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat
mendukung dan melengkapi hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan observasi
untuk mendapatkan data mengenai sistempengelolaan sampah dan kondisi fisik TPS
di Cibeunying Kidul sehingga dapat membandingkan dengan SNI yang ada untuk
mengetahui apakah TPS sudah sesuai atau belum.
2) Studi Pustaka (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data dari berbagai bahan
pustaka yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan di
bahas. Data yang diperoleh melalui studi pustaka adalah sumber informasi yang telah
ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya, dalam melakukan studi
kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi. Studi
pustaka dalam peneitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai seperti
apa kondisi demografi Kecamatan Cibeunying Kidul, acuan normatif mengenai TPS
dan Sistem pengelolaan sampah berdasarkan SNI 3242-2008.
Penelitian Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Evaluasi dan Penentuan Lokasi
TPA Sampah Di Kabupaten Bangkalan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan atau
melukiskan fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual, dan akurat. Melalui metode ini
peneliti menganalisis objek penelitian dalam bentuk uraian, pengertian, ataupun penjelasan.
Analisa data secara deskriptif kualitatif tersebut diperoleh dari data primer maupun data
sekunder.Objek dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bangkalan, provinsi Jawa Timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan lokasi rujukan untuk TPA baru di
Kabupaten Bangkalan.

Untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan penelitian maka digunakan data primer
yang meliputi observasi lapangan pada lokasi penelitian dan data sekunder yang berupa: peta
administrasi Kabupaten Bangkalan, peta hidrogeologi Kabupaten Bangkalan, peta jenis tanah
Kabupaten Bangkalan, peta topografi Kabupaten Bangkalan, dan peta penggunaan lahan
Kabupaten Bangkalan.

Pemilihan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah mengikuti persyaratan dan


ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Tata cara ini memuat tentang
persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan perencana untuk
menentukan lokasi TPA sampah. Terdapat tiga tahapan analisis penentuan lokasi TPA, yaitu
tahap regional, tahap penyisih dan tahap penetapan.

Aplikasi SIG dipakai pada tahap regional yaitu menggunakan metode scoring dan
aplikasi SIG yang dianggap sebagai alat screening dalam proses seleksi lokasi untuk
mempersempit jumlah calon lokasi kemudian mengarah ke satu atau lebih lokasi TPA di
Kabupaten Bangkalan. Sehingga yang semula objek penelitian adalah seluruh kabupaten
Bangkalan, dapat diseleksi mana yang mendapat nilai paling baik untuk kemudian didapat
calon lokasi yang akan diteruskan melalui tahap penyisih.

1. Analisis Tahapan Regional


Analisis tahapan regional merupakan analisis fisik lahan yang dilakukan untuk
mengetahui karakteritik lahan yang ada di wilayah studi berdasarkan enam variabel
dari analisis tahapan regional. Enam variabel tersebut adalah geologi, hidrologi, jenis
tanah, topografi, daerah lindung/cagar alam/cagar budaya, serta jarak terhadap
pemukiman. Proses analisisnya menggunakan scoring berdasarkan hasil penilaian dan
pembobotan dari tiap-tiap variable. 4 Analisis tahapan ini menggunakan bantuan
Sistem Informasi Geografis pada teknik overlay. Alat yang disiapkan dalam
melakukan analisis SIG: laptop, perangkat lunak arc gis, gps dan kamera. Sedangkan
bahan yang disiapkan yaitu Peta Administrasi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000
Tahun 2009, Peta Geologi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta
Hidrologi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Jenis Tanah
kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Kemiringan Lereng
Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Potensi Bencana Kabupaten
Bangkalan skala 1:210.000 2009, Peta Penggunaan lahan kabupaten Bangkalan skala
1:210.000 2009, Peta RTRW Kabupaten Bangkalan skala 1:200.000 Tahun 2009-
2029.
Secara garis besar konsep analisis ini menerapkan teknik overlay dengan enam
variabel analisis tahapan regional tersebut. Langkah-langkah analisis menggunakan
SIG ini yaitu:
a. Layer peta Membuat layer peta enam variabel analisis tahapan regional dengan
Project Coordinat System - WGS 1984 UTM Zone 49S.
b. Rektifikasi/Georeferensing Memasukkan koordinat dan arah pada peta enam
variabel analisis tahapan regional agar koordinatnya sama dan benar.
c. Digitasi On Screen Mengkonversi peta enam variabel analisis tahapan regional
(data analog) ke dalam format digital.
d. Mengolah Data Atribut Pemberian keterangan nama dan nilai pada tiap-tiap layer
peta enam variabel analisis tahapan regional.
e. Overlay Menggabungkan layer peta enam variabel analisis tahapan regional untuk
memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan. Tool yang digunakan :
ArcToolbox – Analisis Tools – Overlay – Intersect
f. Buffer Membuat jarak minimal pada layer mata air, pemukiman, cagar alam, dan
cagar budaya. Tool yang digunakan : ArcToolbox – Analisis Tools – Proximity –
Buffer.
g. Layout Peta Tatanan hasil akhir pada peta sehingga peta menjadi menarik dan
mudah dibaca.

2. Analisis Tahapan Penyisih Analisis tahapan penyisih merupakan kelanjutan dari analisis
tahapan regional. Analisis tahapan penyisih ini dilakukan berdasarkan 8 (delapan) variabel
kemudian dilakukan analisis secara menyeluruh yaitu dengan menggunakan metode scoring
berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan dengan menggunakan data wawancara,
observasi maupun data sekunder yang didapat. Dasar seleksi calon lokasi TPA pada tahap
penyisih dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Dasar Seleksi Calon lokasi TPA Tahap Penyisih

Dasar Menentukan Calon Lokasi TPA

 Daerah yang gersang cocok sebagai calon lokasi TPA

 Lahan yang tidak produktif

 Kapasitas lahan yang luas

 Tanah berstatus milik negara

 Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap lokasi TPA

 TPA memerlukan lokasi yang mudah dalam hal pembebasan dan pengelolaan

 Jumlah pohon yang cukup

 Zona penyangga yang cukup

 Tersembunyi dari pandangan langsung Sumber: Puspitasari

3. Analisis Tahapan Penetapan Lokasi terpilih ditentukan dengan penjumlahan dari hasil
mengalikan masing-masing nilai dengan bobot variable regional dan penyisih. Setelah hasil
perhitungan tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan didapat lokasi dengan bobot nilai
tertinggi. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah yang menjadi lokasi rekomendasi untuk
perencanaan pembangunan lokasi TPA.

Anda mungkin juga menyukai