BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian limbah adalah air yang telah digunakan manusia dalam berbagai
aktivitasnya. Air buangan tersebut dapat berasal dari rumah tangga, perkantoran,
pertokoan, fasilitas umum, industri, maupun dari tempat-tempat lain. Atau, air buangan
adalah air bekas yang tidak terpakai yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia
dalam memanfaatkan air (Supriyatno, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor P.68 Tahun 2016, air limbah adalah air sisa dari suatu hasil
usaha dan/atau kegiatan.
Karakteristik fisik yang paling penting dari air buangan adalah total kandungan
padatan, yang terdiri dari material yang mengapung, mengendap, koloid, dan terlarut.
Karakteristik fisik penting lain meliputi distribusi ukuran partikel, kekeruhan, warna,
transmitansi, temperatur, konduktivitas, densitas, spesific gravity, dan berat spesifik
(Tchobanoglous, 2003).
KELOMPOK 10 II-1
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
1. Total Solid
Analisa total solid dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-
komponen air secara lengkap, juga untuk pengawasan dan perencanaan proses dalam
bidang air minum maupun air buangan. Total Solid merupakan residu atau sisa dari
penguapan pada suhu 103 sampai 105 oC. Zat yang akan menguap pada temperatur
tersebut tidak dikelompokkan sebagai solid. Settleable solid adalah partikel padat yang
dapat mengendap selama lebih kurang 60 menit di dalam Imhoff-cone. Settleable solid
(ml/L) berbentuk lumpur yang dapat dibuang dengan pengolahan primary
sedimentation. Sementara total solid atau residu dari penguapan lebih jauh
diklasifikasikan sebagai nonfilterable/padatan yang tidak dapat tersaring (suspended)
atau filterable/zat yang tersaring melalui media filter (Metcalf & Eddy, 1991).
2. Kekeruhan
Kekeruhan adalah salah satu tes yang digunakan untuk menentukan kualitas air
buangan dan air di alam yang berhubungan dengan material-material yang bersifat
koloid dan tersuspensi. Pengukuran kekeruhan didasarkan pada perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan oleh sampel dengan cahaya yang dihamburkan oleh larutan
standar pada kondisi yang sama. Hasil dari pengukuran kekeruhan dilaporkan sebagai
nephelometric turbidity units (NTU) (Tchobanoglous, 2003).
KELOMPOK 10 II-2
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Hubungan antara γ, ρ, dan percepatan gravitasi (g) adalah γ = ρ g. Pada temperatur
normal, γ memiliki nilai sekitar 9,81 kN/m3 (Tchobanoglous, 2003).
KELOMPOK 10 II-3
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
COD digunakan untuk mengukur kadar materi air limbah dan air bersih. COD
digunakan juga untuk mengukur materi pada industri dan limbah yang mengandung
senyawa beracun dan biotik. COD biasa digunakan sebagai kontrol treatment plant dan
operasi (Tchobanoglous, 2003).
3. Bahan Anorganik
a. pH
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar
antara 6,5 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya
pH air atau besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air.
b. Klor
Klor merupakan zat kimia yang sering digunakan karena harganya murah dan
memiliki daya desinfeksi hingga beberapa jam setelah pembubuhannya (residu
klor). Klor selain dapat membasmi bakteri juga dapat mengoksidasi ion-ion seperti
Fe dan Mn. Infiltrasi air tanah oleh klor dapat menyebabkan pencemaran seperti
pencemaran oleh sulfat.
c. Nitrogen
Nitrogen erat hubungannya dengan nutrisi/nutrien karena nitrogen merupakan salah
satu komponen utama protein dan tentu saja amat penting untuk proses biologi
(memberi makan bakteri pendegradasi). Nitrogen dapat ditemui dalam berbagai bentuk
seperti : NH3, N2, NO2-, NO3-. Biasanya senyawa nitrogen merupakan senyawa terlarut
(Metcalf & Eddy, 1991).
KELOMPOK 10 II-4
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Mikroorganisme bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
berperan dalam proses biologis di pengolahan air buangan (Tchobanoglous, 2003).
Hal penting lain tentang karakteristik air buangan adalah tidak semua bahan
organik biodegradable. Meskipun sebagian besar karbohidrat, lemak, dan protein diubah
menjadi karbon dioksida oleh mikroba, pada pengolahan biologis dihasilkan lumpur
yang setara dengan 20 hingga 40 persen dari BOD yang digunakan (Hammer &
Hammer,Jr., 2004).
Air limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran
manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses
industri.Standard yang digunakan untuk memantau karakteristik air limbah sekaligus
kualitas badan air penerima adalah:
1. Stream Standard
Stream standard menggambarkan kualitas badan air pada kondisi saat
dimasukkannya air limbah ke badan air tersebut. Standard ini sangat terpengaruh oleh
kualitas badan air itu sendiri yang selama pengalirannya mengalami perubahan debit
dan kualitas.
2. Effluent standard
Effluent standard merupakan suatu batasan atau baku mutu konsentrasi air limbah
yang boleh dikeluarkan dan dibuang ke badan air penerima tanpa memperhatikan
kondisi badan air penerima. Standard ini lebih baik untuk digunakan karena lebih aman
dari terjadinya pencemaran.
Air buangan domestik adalah air bekas yang tidak dipergunakan lagi untuk
tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia(tinja) atau dari aktifitas dapur,
kamar mandi, dan cuci (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Air buangan domestik adalah air
yang telah digunakan oleh suatu komunitas yang mengandung semua material yang
dimasukkan ke dalam air pada saat digunakan. Sehingga air bungan domestik terdiri
KELOMPOK 10 II-5
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
dari buagan manusia (feses dan urin) yang bercampur dengan air yang digunakan pada
saat pembersihan toilet, dan sullage, yang merupakan air buangan yang dihasilkan dari
proses pencucian pakaian dan pembersihan peralatan dapur (Mara, 2003).
Volume air buangan dari pemukiman dihitung berdasarkan kebutuhan air bersih
per orang per hari. Air buangan yang dihasilkan diambil dari 80% penggunaan air bersih
per orang per hari. Kebutuhan air bersih per orang per hari dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan Air
Jumlah Penduduk
No Jenis Kota Domestik rata-rata
(jiwa)
(l/j/h)
1 Metropolitan P > 1.000.000 190
1. Penyaringan (Screening)
Penyaringan merupakan unit pengolahan yang paling awal. Tujuan utama dari
penyaringan adalah untuk melindungi pompa, pipa dan peralatan mekanik lainnya agar
tidak terjadi clogging atau penyumbatan. Unit ini akan menyisihkan komponen padat
dengan ukuran yang besar, seperti dahan, ranting, kayu, sampah dan lain-lain.
KELOMPOK 10 II-6
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Penyaringan biasanya diklasifikasikan menjadi dua tipe; saringan kasar dan saringan
halus (Metcalf & Eddy, 1991).
Bar screen umumnya dibuat dari kisian besi atau baja yang dipasang sejajar
membentuk kerangka yang kuat. Kisi-kisi tersebut dipasang melintang pada saluran
sebelum unit pengolahan selanjutnya membentuk sudut 300 sampai 450 terhadap
bidang datar saluran (Shun Dar Lin, 2001).
Kehilangan tekanan pada kisi dapat dihitung berdasarkan persamaan :
W 4/3
hL = β ( ) hv sin θ
d
Keterangan :
hL = kehilangan tekanan pada kisi-kisi (m)
β = faktor bentuk kisi “factor Kirschmer”
Bar Screen
Saluran
Batang y
45 cm 90 cm
y1
w y2
60o
b = 30 mm
KELOMPOK 10 II-7
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Jumlah kisi
L = n . w + (n + 1). b
Keterangan :
L = Lebar saluran (m)
n = jumlah kisi
w = tebal kisi (m)
b = jarak antar kisi (m)
Keterangan :
y = panjang kisi terendam
d = kedalaman saluran (m)
Q max Q max
vh max
A max y1 b
Q min Q min
vh min
A min y1 b
Keterangan :
y = tinggi saluran (m)
KELOMPOK 10 II-8
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
b = lebar saluran (m)
Velocity head ( hv )
v2
hv
2g
Headloss (HL)
4
w 3
hL hv sin
b
Keterangan :
HL = headloss pada kisi-kisi (m)
β = factor bentuk kisi
w = tebal kisi (m)
b = jarak antar kisi (m)
hv = head velocity
θ = sudut kemiringan kisi (o)
2. Grit Chamber
Air limbah perkotaan banyak mengandung senyawa anorganik; seperti koral, pasir,
lumpur, kaca, porselen, potongan logam, kulit telur dan lain-lain. Operasi untuk
menyisihkan senyawa anorganik tersebut juga akan menyisihkan senyawa organik.
Menurut Metcalf & Eddy (1991), penyisihan senyawa anorganik penting dilakukan
dengan maksud sebagai berikut:
melindungi peralatan mekanik dan pompa dari kinerja yang tidak perlu dan
penggerusan
mencegah terjadinya clogging pada pipa maupun saluran lainnya
KELOMPOK 10 II-9
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
mencegah terjadinya efek cementing pada dasar sludge digester dan bak
sedimentasi primer
mengurangi akumulasi material inert pada sludge digester yang akan mengurangi
volume bak
Tabel 2.3 Kriteria Design dari Grit Chamber Aliran Horizontal
Parameter Satuan Kriteria Desain Typical
Waktu detensi detik 45 – 90 60
Kecepatan horizontal m/s 0,25 – 0,4 0,3
Kecepatan pengendapan
material berukuran 0,21 mm m/menit 1,0 – 1,3 1,15
material berukuran 0,15 mm 0,6 – 0,9 0,75
Headloss sebagai kontrol
% 30 – 40 36
kedalaman
Tambahan panjang yang
diijinkan untuk mengatasi % 25 - 50 30
turbulen di inlet dan outlet
Sumber: Metcalf & Eddy, 2003
Jika kecepatan horizontal aliran terlalu besar, maka pasir yang sudah mengendap
akan terbawa kembali oleh aliran. Hal ini menandakan bahwa kecepatan horizontal telah
melebihi scour velocity partikel pasir. Besarnya overflow rate dan scour velocity
partikel dinyatakan dalam persamaan:
40( s w)
Vs = g.d
3w
0.8
1 gx0.8 s w
So = S = x x 1.4
10 vx0.6 w
Keterangan :
So = overflow rate (m/detik)
S = kecepatan mengendap pasir (m/det)
= viskositas kinematis cairan (m2/detik)
vs = scour velocity (m/detik)
KELOMPOK 10 II-10
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
1/ 2
8k ( s 1) g.d
Vh =
f
Keterangan :
Vh = kecepatan horizontal (m/detik)
k = konstanta yang tergantung pada bahannya
s = specific grafity partikel
g = kecepatan gravitasi
d = diameter partikel (mm)
f = factor kisi Darcy-Weisbach
Tipikal nilai k adalah 0,04 untuk pasir, dan 0,06 untuk sticky. Tipikal nilai f 0.02 –
0,03 (Metcalf Eddy, 2003). Bila kecepatan horizontal dibawah 0.75 ft/detik (Parker,
1975), maka bahan organik akan terendapkan.
Overflow Rate
OR = 900 x Vs
Keterangan :
OR = overflow rate (m3/m2/detik)
Vs = settling velocity (m/s)
Bilangan Reynolds
Vs.d
NRe = < 2000
Bilangan Fraude
Vh 2
NFr = >10-5
g .R
KELOMPOK 10 II-11
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Keterangan :
Vh = kecepatan horizontal (m/det)
g = kecepatan gravitasi
R = jari-jari hidrolis (m)
KELOMPOK 10 II-12
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
TAR dapat diletakkan secara in-line (langsung sebagai bagian dari flow diagram)
dan off-line (tidak langsung berada pada sistem pengolahan).
TAR in-line :
TAR off-line :
debit minimum
Fluktuasi
Rata-rata
TAR
pompa
Keterangan :
Vin = volume jam ke-i
Qin = debit jam ke-i
t = waktu 1 jam
KELOMPOK 10 II-13
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Cara menghitung total volume TAR per jam (akumulasi storage)
V = Vi + Vout
Konsentrasi BOD atau SS Air Limbah yang Keluar TAR Tiap Periode
Vi. Xic Vt. Xtp
Xoc =
Vi Vt
Dimana:
Xoc = konsentrasi BOD atau SS air limbah yang keluar TAR periode ini
Xic = konsentrasi BOD atau SS air limbah yang masuk TAR periode ini
Xtp = konsentrasi BOD atau SS air limbah di TAR periode sebelum ini
Vi = volume air limbah yang masuk TAR periode ini
Vtp = volume air limbah di TAR periode sebelum ini
KELOMPOK 10 II-14
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
KELOMPOK 10 II-15
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
aaa
KELOMPOK 10 II-16
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
terendam atau terendam sebagian di dalam air limbah dan diputar perlahan (Metcalf &
Eddy, 1991). Didalam operasinya, pertumbuhan biologi terlekat pada permukaan
piringan dan membentuk lapisan lendir di seluruh luas permukaan basah.
aaa
1. Pemekatan (Thickening)
Sludge thickening berfungsi untuk mengurangi kadar air pada lumpur sehingga
dapat mengurangi volume lumpur yang akan diolah, maka dalam hal ini proses yang
terjadi merupakan pengentalan.Lumpur kental dikumpulkan di dasar tangki lalu
dipompa ke unit digester atau unit dewatering (Metcalf & Eddy, 1991).
Salah satu jenis pemekatan yaitu gravity thickening secara mekanis. Bentuk unit
gravity thickening yaitu circular. Unit ini memiliki pengaduk mekanis yang digunakan
untuk mengaduk lumpur secara perlahan. Lumpur yang sudah dipekatkan dikumpulkan
dalam ruang lumpur dan kemudian dipompa ke digester untuk reduksi massa.
Supernatan keluar melalui pelimpah dan ditampung melalui aliran penampang,
kemudian dialirkan menuju pengolahan sekunder (Nasrullah dan Oktiawan, 2005).
2.6.4 Pompa
Jenis pompa ini umumnya dipakai untuk membawa air buangan yang
mengandung partikel padat. Operasi pompa centrifugal ini pada spesifik speed rendah
KELOMPOK 10 II-17
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
dan mempunyai efisiensi tinggi. Menurut Qasim (1985 : 188), terdapat tiga jenis pompa
yang mendasar, yaitu :
Kehilangan tinggi tekanan akibat gesekan pipa sepanjang pipa limbah dari bak
penampungan hingga pompa dihitung sebagai kehilangan tinggi tekanan akibat aliran
tidak bertekanan dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach :
L V2
Hf = f x
D 2g
KELOMPOK 10 II-18
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Sedangkan kehilangan tekanan akibat gesekan sepanjang pipa limbah dari pompa
ke bak /unit dihitung sebagai kehilangan Tinggi tekanan akibat aliran bertekanan
dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams :
1.85
Q
hf = 2.63
x L
0,2785 xCxD
Keterangan :
hf = kehilangan tinggi tekanan (m)
Q = debit aliran dalam pipa (m3/det)
C = koefisien kekasaran pipa menurut Hazen Wiliams
= untuk pipa besi tuang baru, C = 130
D = diameter (m)
L = panjang pipa (m)
f = koefisien gesekan pada pipa
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)
Kehilangan tinggi tekanan akibat konstraksi (minor losses) sepanjang pipa dihitung
dengan persamaan :
V2
Hm = k
2g
KELOMPOK 10 II-19