Anda di halaman 1dari 19

TUGAS BESAR

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Limbah

Pengertian limbah adalah air yang telah digunakan manusia dalam berbagai
aktivitasnya. Air buangan tersebut dapat berasal dari rumah tangga, perkantoran,
pertokoan, fasilitas umum, industri, maupun dari tempat-tempat lain. Atau, air buangan
adalah air bekas yang tidak terpakai yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia
dalam memanfaatkan air (Supriyatno, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor P.68 Tahun 2016, air limbah adalah air sisa dari suatu hasil
usaha dan/atau kegiatan.

2.2 Jenis-jenis Air Limbah

Jenis air limbah berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Air limbah domestik
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.68 Tahun 2016, air limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang
berhubungan dengan pemakaian air.
b. Air limbah non domestik
Air limbah domestik adalah air bekas pemakaian yang berasal dari daerah non
pemukiman seperti daerah komersial, laboratorium, rumah sakit, dan industri.

2.3 Karakteristik Air Buangan

Hindarko (2003) menyebutkan bahwa karakteristik air limbah domestik dapat


dibagi menjadi karakteristik fisik, kimia dan biologi.

2.3.1 Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik yang paling penting dari air buangan adalah total kandungan
padatan, yang terdiri dari material yang mengapung, mengendap, koloid, dan terlarut.
Karakteristik fisik penting lain meliputi distribusi ukuran partikel, kekeruhan, warna,
transmitansi, temperatur, konduktivitas, densitas, spesific gravity, dan berat spesifik
(Tchobanoglous, 2003).

KELOMPOK 10 II-1
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

1. Total Solid
Analisa total solid dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-
komponen air secara lengkap, juga untuk pengawasan dan perencanaan proses dalam
bidang air minum maupun air buangan. Total Solid merupakan residu atau sisa dari
penguapan pada suhu 103 sampai 105 oC. Zat yang akan menguap pada temperatur
tersebut tidak dikelompokkan sebagai solid. Settleable solid adalah partikel padat yang
dapat mengendap selama lebih kurang 60 menit di dalam Imhoff-cone. Settleable solid
(ml/L) berbentuk lumpur yang dapat dibuang dengan pengolahan primary
sedimentation. Sementara total solid atau residu dari penguapan lebih jauh
diklasifikasikan sebagai nonfilterable/padatan yang tidak dapat tersaring (suspended)
atau filterable/zat yang tersaring melalui media filter (Metcalf & Eddy, 1991).

2. Kekeruhan
Kekeruhan adalah salah satu tes yang digunakan untuk menentukan kualitas air
buangan dan air di alam yang berhubungan dengan material-material yang bersifat
koloid dan tersuspensi. Pengukuran kekeruhan didasarkan pada perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan oleh sampel dengan cahaya yang dihamburkan oleh larutan
standar pada kondisi yang sama. Hasil dari pengukuran kekeruhan dilaporkan sebagai
nephelometric turbidity units (NTU) (Tchobanoglous, 2003).

3. Densitas, Specific Gravity, Berat Spesifik


Densitas (ρ) air buangan didefinisikan sebagai massa per unit volume yang
dinyatakan sebagai g/L atau kg/m3 pada satuan SI an lb/ft3 pada satuan AS. Densitas
adalah karakteristik fisik yang penting pada air buangan karena potensi pembentukan
arus densitas pada tangki sedimentasi, tangki kontak khlorin, dan unit pengolahan lain
(Tchobanoglous, 2003).
Specific gravity (s) air buangan digunakan untuk menggantikan densitas. Specific
gravity didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas air buangan dengan densitas
air. Densitas dan specific gravity air buangan bergantung pada temperatur dan akan
bervariasi dengan konsentrasi total padatan di air buangan (Tchobanoglous, 2003).
Berat spesifik pada fluida (γ) adalah berat per unit volume. Pada satuan SI, berat
spesifik dinyatakan dalam kN/m3 dan dinyatakan dalam lb/ft3 pada satuan AS.

KELOMPOK 10 II-2
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Hubungan antara γ, ρ, dan percepatan gravitasi (g) adalah γ = ρ g. Pada temperatur
normal, γ memiliki nilai sekitar 9,81 kN/m3 (Tchobanoglous, 2003).

2.3.2 Karakteristik Kimia

Zat-zat kimiawi pada air buangan umumnya diklasifikasikan menjadi anorganik


dan organik. Zat kimia anorganik yang perlu diperhatikan adalah nutrien, zat non
logam, logam, dan gas. Bahan organik dalam air buangan diklasifikasikan sebagai
agregat dan individual. Zat organik agregat tersusun oleh beberapa komponen tunggal
yang tidak dapat dipisahkan. Kedua zat organik, baik agregat maupun individual, sangat
penting pada proses pengolahan, pembuangan, dan penggunaan kembali air buangan
(Tchobanoglous, 2003).

1. Biological Oxygen Demand (BOD)


BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen yang diperlukan oleh
bakteri untuk menguraikan zat organik dalam kondisi aerobic (Sawyer, McCarty,
Parkin, 2003). BOD merupakan suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara
global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD
adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan
(mengoksidasikan) hampir semua zat-zat organik yang tersuspensi (Alaerts dan Santika,
1984). Nilai BOD bermanfaat untuk mengetahui apakah air limbah tersebut mengalami
biodegradasi atau tidak, yakni dengan membuat perbandingan antara nilai BOD dan
COD. Dalam waktu 5 hari (BOD5), oksidasi organik karbon akan mencapai 60-70% dan
dalam waktu 20 hari akan mencapai 95 % (Siregar, 2005).

2. Chemical Oxygen Demand (COD)


COD adalah kebutuhan oksigen dalam proses oksidasi secara kimia. Nilai COD
akan selalu lebih besar daripada BOD karena kebanyakan senyawa lebih mudah
teroksidasi secara kimia daripada secara biologi. Pengukuran COD membutuhkan waktu
yang jauh lebih cepat, yakni dapat dilakukan selama tiga jam, sedangkan pengukuran
BOD paling tidak memerlukan waktu lima hari (Siregar, 2005). COD dapat juga
diartikan sebagai jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oksigen (Alerts dan Santika, 1987).

KELOMPOK 10 II-3
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
COD digunakan untuk mengukur kadar materi air limbah dan air bersih. COD
digunakan juga untuk mengukur materi pada industri dan limbah yang mengandung
senyawa beracun dan biotik. COD biasa digunakan sebagai kontrol treatment plant dan
operasi (Tchobanoglous, 2003).

3. Bahan Anorganik

a. pH
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar
antara 6,5 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya
pH air atau besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air.
b. Klor
Klor merupakan zat kimia yang sering digunakan karena harganya murah dan
memiliki daya desinfeksi hingga beberapa jam setelah pembubuhannya (residu
klor). Klor selain dapat membasmi bakteri juga dapat mengoksidasi ion-ion seperti
Fe dan Mn. Infiltrasi air tanah oleh klor dapat menyebabkan pencemaran seperti
pencemaran oleh sulfat.
c. Nitrogen
Nitrogen erat hubungannya dengan nutrisi/nutrien karena nitrogen merupakan salah
satu komponen utama protein dan tentu saja amat penting untuk proses biologi
(memberi makan bakteri pendegradasi). Nitrogen dapat ditemui dalam berbagai bentuk
seperti : NH3, N2, NO2-, NO3-. Biasanya senyawa nitrogen merupakan senyawa terlarut
(Metcalf & Eddy, 1991).

2.3.3 Karakteristik Biologis

Karaktersitik biologis air buanagn adalah hal yang fundamental untuk


mengontrol penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen yang berasal dari
manusia, dan karena peran fundamental dari bakteri dan mikroorganisme lain dalam
proses dekomposisi dan stabilisasi bahan organik, baik di alam dan di unit pengolahan
air buangan (Tchobanoglous, 2003).
Organisme yang ditemukan pada air permukaan dan air buangan meliputi
bakteria, jamur, algae, protozoa, tanaman dan binatang, serta virus. Bakteria, jamur,
algae, protozoa, dan virus hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

KELOMPOK 10 II-4
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Mikroorganisme bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
berperan dalam proses biologis di pengolahan air buangan (Tchobanoglous, 2003).

Hal penting lain tentang karakteristik air buangan adalah tidak semua bahan
organik biodegradable. Meskipun sebagian besar karbohidrat, lemak, dan protein diubah
menjadi karbon dioksida oleh mikroba, pada pengolahan biologis dihasilkan lumpur
yang setara dengan 20 hingga 40 persen dari BOD yang digunakan (Hammer &
Hammer,Jr., 2004).

2.4 Standar Air Limbah

Air limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran
manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses
industri.Standard yang digunakan untuk memantau karakteristik air limbah sekaligus
kualitas badan air penerima adalah:
1. Stream Standard
Stream standard menggambarkan kualitas badan air pada kondisi saat
dimasukkannya air limbah ke badan air tersebut. Standard ini sangat terpengaruh oleh
kualitas badan air itu sendiri yang selama pengalirannya mengalami perubahan debit
dan kualitas.
2. Effluent standard
Effluent standard merupakan suatu batasan atau baku mutu konsentrasi air limbah
yang boleh dikeluarkan dan dibuang ke badan air penerima tanpa memperhatikan
kondisi badan air penerima. Standard ini lebih baik untuk digunakan karena lebih aman
dari terjadinya pencemaran.

2.5 Air Buangan Domestik


2.5.1 Umum

Air buangan domestik adalah air bekas yang tidak dipergunakan lagi untuk
tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia(tinja) atau dari aktifitas dapur,
kamar mandi, dan cuci (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Air buangan domestik adalah air
yang telah digunakan oleh suatu komunitas yang mengandung semua material yang
dimasukkan ke dalam air pada saat digunakan. Sehingga air bungan domestik terdiri

KELOMPOK 10 II-5
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
dari buagan manusia (feses dan urin) yang bercampur dengan air yang digunakan pada
saat pembersihan toilet, dan sullage, yang merupakan air buangan yang dihasilkan dari
proses pencucian pakaian dan pembersihan peralatan dapur (Mara, 2003).

2.5.2 Besar Aliran Air Buangan Domestik

Volume air buangan dari pemukiman dihitung berdasarkan kebutuhan air bersih
per orang per hari. Air buangan yang dihasilkan diambil dari 80% penggunaan air bersih
per orang per hari. Kebutuhan air bersih per orang per hari dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan Air
Jumlah Penduduk
No Jenis Kota Domestik rata-rata
(jiwa)
(l/j/h)
1 Metropolitan P > 1.000.000 190

2 Kota besar 500.000 < P < 1.000.000 170

3 Kota sedang 100.000 < P < 500.000 150

4 Kota kecil 20.000 < P < 100.000 140

5 Kota kecamatan P < 20.000 100

Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1991

2.6 Unit Pengolahan Air Limbah


2.6.1 Pengolahan Fisik

Dalam pengolahan air limbah domestik, teknologi yang dipergunakan adalah


pengolahan dengan bantuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik.
Biasanya menggunakan sistem pengolahan air limbah secara biologis. (Metcalf & Eddy,
2003 : 607). Unit-unit pengolahannya, meliputi :

1. Penyaringan (Screening)
Penyaringan merupakan unit pengolahan yang paling awal. Tujuan utama dari
penyaringan adalah untuk melindungi pompa, pipa dan peralatan mekanik lainnya agar
tidak terjadi clogging atau penyumbatan. Unit ini akan menyisihkan komponen padat
dengan ukuran yang besar, seperti dahan, ranting, kayu, sampah dan lain-lain.

KELOMPOK 10 II-6
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Penyaringan biasanya diklasifikasikan menjadi dua tipe; saringan kasar dan saringan
halus (Metcalf & Eddy, 1991).
Bar screen umumnya dibuat dari kisian besi atau baja yang dipasang sejajar
membentuk kerangka yang kuat. Kisi-kisi tersebut dipasang melintang pada saluran
sebelum unit pengolahan selanjutnya membentuk sudut 300 sampai 450 terhadap
bidang datar saluran (Shun Dar Lin, 2001).
Kehilangan tekanan pada kisi dapat dihitung berdasarkan persamaan :

W 4/3
hL = β ( ) hv sin θ
d

Keterangan :
hL = kehilangan tekanan pada kisi-kisi (m)
β = faktor bentuk kisi “factor Kirschmer”

W = lebar atau diameter kisi (m)


d = jarak bukaan antar kisi (m)
hv = velocity head (m)
w = 10 mm

Bar Screen
Saluran
Batang y
45 cm 90 cm
y1
w y2

60o

b = 30 mm

Gambar 2.1 Bar Screen


Sumber: Metcalf & Eddy, 1991

Tabel 2.2 Faktor Bentuk Kisi


Bentuk kisi Faktor Bentuk
Persegi panjang dengan sudut tajam 2,42
Persegi panjang dengan pembulatan di depan 1,83
Persegi panjang dengan pembulatan di depan dan belakang 1,67
Lingkaran 1,79
Sumber : Shun Dar Lin, 2001

KELOMPOK 10 II-7
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

 Jumlah kisi
L = n . w + (n + 1). b

Keterangan :
L = Lebar saluran (m)
n = jumlah kisi
w = tebal kisi (m)
b = jarak antar kisi (m)

 Jumlah bukaan antarkisi


s=n+1

 Lebar bukaan total (untuk mencari lebar bukaan yang sebenarnya)


L = n.w + (n+1) b

 Panjang kisi terendam


- Pada saat maksimum ymaks = d maks / sin θ

- pada saat minimum ymin = d min / sin θ

Keterangan :
y = panjang kisi terendam
d = kedalaman saluran (m)

 Kecepatan air melalui bar screen


- pada saat maksimum

Q max Q max
vh max  
A max y1  b

- pada saat maksimum

Q min Q min
vh min  
A min y1  b

Keterangan :
y = tinggi saluran (m)

KELOMPOK 10 II-8
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
b = lebar saluran (m)

 Velocity head ( hv )
v2
hv 
2g

 Headloss (HL)
4
 w 3
hL       hv  sin 
b

Keterangan :
HL = headloss pada kisi-kisi (m)
β = factor bentuk kisi
w = tebal kisi (m)
b = jarak antar kisi (m)
hv = head velocity
θ = sudut kemiringan kisi (o)

 Kedalaman air setelah melewati bar screen


y 2 maks  y1maks  hL

 Kecepatan aliran setelah melewati bar screen


Qmaks
V 
y 2maksxb

2. Grit Chamber
Air limbah perkotaan banyak mengandung senyawa anorganik; seperti koral, pasir,
lumpur, kaca, porselen, potongan logam, kulit telur dan lain-lain. Operasi untuk
menyisihkan senyawa anorganik tersebut juga akan menyisihkan senyawa organik.
Menurut Metcalf & Eddy (1991), penyisihan senyawa anorganik penting dilakukan
dengan maksud sebagai berikut:
 melindungi peralatan mekanik dan pompa dari kinerja yang tidak perlu dan
penggerusan
 mencegah terjadinya clogging pada pipa maupun saluran lainnya

KELOMPOK 10 II-9
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
 mencegah terjadinya efek cementing pada dasar sludge digester dan bak
sedimentasi primer
 mengurangi akumulasi material inert pada sludge digester yang akan mengurangi
volume bak
Tabel 2.3 Kriteria Design dari Grit Chamber Aliran Horizontal
Parameter Satuan Kriteria Desain Typical
Waktu detensi detik 45 – 90 60
Kecepatan horizontal m/s 0,25 – 0,4 0,3
Kecepatan pengendapan
material berukuran 0,21 mm m/menit 1,0 – 1,3 1,15
material berukuran 0,15 mm 0,6 – 0,9 0,75
Headloss sebagai kontrol
% 30 – 40 36
kedalaman
Tambahan panjang yang
diijinkan untuk mengatasi % 25 - 50 30
turbulen di inlet dan outlet
Sumber: Metcalf & Eddy, 2003

Jika kecepatan horizontal aliran terlalu besar, maka pasir yang sudah mengendap
akan terbawa kembali oleh aliran. Hal ini menandakan bahwa kecepatan horizontal telah
melebihi scour velocity partikel pasir. Besarnya overflow rate dan scour velocity
partikel dinyatakan dalam persamaan:

40( s  w)
Vs = g.d
3w
0.8
1 gx0.8  s  w 
So = S = x   x 1.4
10 vx0.6  w 

Keterangan :
So = overflow rate (m/detik)
S = kecepatan mengendap pasir (m/det)
 = viskositas kinematis cairan (m2/detik)
vs = scour velocity (m/detik)

KELOMPOK 10 II-10
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

 s = rapat jenis partikel (kg/m3)


 w = rapat jenis cairan (kg/m3)
g = kecepatan gravitasi
d = diameter partikel (m)

1/ 2
 8k ( s  1) g.d 
Vh =  
 f 
Keterangan :
Vh = kecepatan horizontal (m/detik)
k = konstanta yang tergantung pada bahannya
s = specific grafity partikel
g = kecepatan gravitasi
d = diameter partikel (mm)
f = factor kisi Darcy-Weisbach

Tipikal nilai k adalah 0,04 untuk pasir, dan 0,06 untuk sticky. Tipikal nilai f 0.02 –
0,03 (Metcalf Eddy, 2003). Bila kecepatan horizontal dibawah 0.75 ft/detik (Parker,
1975), maka bahan organik akan terendapkan.

Overflow Rate
OR = 900 x Vs
Keterangan :
OR = overflow rate (m3/m2/detik)
Vs = settling velocity (m/s)

Bilangan Reynolds
Vs.d
NRe = < 2000

Bilangan Fraude
Vh 2
NFr = >10-5
g .R

KELOMPOK 10 II-11
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Keterangan :
Vh = kecepatan horizontal (m/det)
g = kecepatan gravitasi
R = jari-jari hidrolis (m)

Gambar 2.2 Grit Chamber


Sumber: Qosim, 1985

3. Bak Ekualisasi (Equalization Basin)


Debit air limbah dalam pengolahan air limbah tidak selalu konstan, alirannya
bervariasi dari jam ke jam, sesuai dengan pemakaian air. Oleh karena itu, pada suatu
pengolahan air limbah dibutuhkan bak ekualisasi yang fungsinya untuk menyeragamkan
arus sebelum masuk ke pengolahan tingkat pertama.
Bak ekualisasi biasanya berukuran cukup besar, fungsinya mengumpulkan dan
menyimpan masukan air limbah, kemudian mengalirkannya ke pengolahan berikutnya
dalam debit yang sudah konstan. Ukuran yang dibutuhkan untuk sebuah bak ekualisasi
dihitung dari mass balance dari debit yang masuk dengan debit rata-rata desain
pengolahan (Metcalf & Eddy, 1991).

KELOMPOK 10 II-12
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
TAR dapat diletakkan secara in-line (langsung sebagai bagian dari flow diagram)
dan off-line (tidak langsung berada pada sistem pengolahan).

TAR in-line :

Fluktuasi TAR Rata-rata


pompa
aaaaaa

Gambar 2.3 TAR in-line


TAR in-line digunakan untuk mencapai jumlah konsentrasi constituen yang
memadai dan pengaturan peredaman aliran.

TAR off-line :
debit minimum
Fluktuasi
Rata-rata

TAR
pompa

Gambar 2.4 TAR off-line

Cara menghitung volume in (volume masuk)


Vin = Qin x t

Keterangan :
Vin = volume jam ke-i
Qin = debit jam ke-i
t = waktu 1 jam

Cara menghitung volume out (volume keluar)


Vout = Qrata-rata x t

Cara menghitung volume TAR per jam (storage)


Vi = Vin - Vout

KELOMPOK 10 II-13
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Cara menghitung total volume TAR per jam (akumulasi storage)
V = Vi + Vout

Konsentrasi BOD atau SS Air Limbah yang Keluar TAR Tiap Periode
Vi. Xic  Vt. Xtp
Xoc =
Vi  Vt
Dimana:
Xoc = konsentrasi BOD atau SS air limbah yang keluar TAR periode ini
Xic = konsentrasi BOD atau SS air limbah yang masuk TAR periode ini
Xtp = konsentrasi BOD atau SS air limbah di TAR periode sebelum ini
Vi = volume air limbah yang masuk TAR periode ini
Vtp = volume air limbah di TAR periode sebelum ini

BOD Mass Loading Tiap Periode


Moc = Voc . Xoc
Keterangan :
Moc = BOD atau SS mass loading yang keluar TAR
Voc = Volume rata-rata air limbah yang keluar TAR
Xoc = Konsentrasi BOD atau SS air limbah yang keluar TAR
(Metcalf & Eddy, 2003)
Dalam TAR off-line hanya aliran di atas debit aliran rata-rata yang dipisahkan
atau dialihkan ke dalam bak equalisasi, meskipun keperluan pemompaan diminimalkan
dalam pengaturan, jumlah peredaman konsentrasi constituen yang dihasilkan memadai.
Keuntungan pemakaian TAR :
1. Untuk menyediakan aliran limbah yang memenuhi kebutuhan pengolahan biologi,
karena beban yang meningkat secara mendadak dapat dihindari atau dikurangi.
2. Menstabilkan pH dan meminimasi kebutuhan zat kimia untuk netralisasi.
3. Kualitas effluen dan performa thickening dari bak sedimentasi dapat diperbaiki.
4. Dalam pengolahan kimia, gas dari beban masa dapat memperbaiki kontrol makanan
kimia dan proses lebih tahan uji.

KELOMPOK 10 II-14
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

4. Bak Sedimentasi Primer


The objective of treatment by sedimentation is to remove readily settleable solids and
floating material and thus reduce the suspended solids content. Primary sedimentation is
used as a preliminary step in the further processing of wastewater. Efficiently designed
and operated primary sedimentation tanks should remove from 50 to 70 percent of the
suspended solids and from 25 to 40 percent of the BOD.
Tabel 2.4 Kriteria Desain Bak Sedimentasi Primer
Kriteria
Parameter Satuan Typical
Desain
Waktu detensi Jam 1,5 – 2,5 2 jam
Overflow rate
aliran rata-rata m3/m2.d 30 – 50 40
aliran puncak 80 – 120 100
Beban pelimpah (weir loading) m3/m.d 125 - 500 250
Rectangular
kedalaman 3 – 4,9 4,3
m
panjang 15 – 90 24 – 40
lebar 3 – 24 4,9 – 9,8
Sumber : Metcalf & Eddy, 2003
Terdapat dua tipe bak sedimentasi primer, yaitu circular dan rectangular. Pemilihan tipe
unit sedimentasi didasarkan pada ukuran bak, peraturan yang berlaku, kondisi di
lapangan, dan pengalaman dari teknisi. Perlu disediakan minimal dua bak sehingga pada
saat satu bak berhenti beroperasi atau sedang dalam perbaikan, bak yang lain tetap dapat
digunakan.
If all solids in wastewater were discrete particles of uniform size, uniform density,
uniform specific gravity, and uniform shape, the removal efficiency of these solids
would be dependent on the surface area of the tank and time of detention. The depth of
the tank would have little influence, provided that horizontal velocities would be
maintained below the scouring velocity. However, the solids is most wastewaters are
not of such regular character but are heterogeneous in nature, and the conditions under
which they are present range from total dispersion to complete flocculation.

KELOMPOK 10 II-15
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

Gambar 2.5 Bak Sedimentasi Primer


Sumber : Metcalf & Eddy, 2003
Because flow distribution in rectangular tanks is critical, one of the following inlet
designs is used : (1) full-width inlet channels with inlet weirs, (2) inlet channels with
submerged ports or orifices, (3) or inlet channels with wide gates and slotted baffles.
Inlet weirs, while effective in spreading flow across the tank width, introduce a vertical
velocity component into the solids hopper that may resuspend the solids particles. Inlet
port can provide good distribution across the tank width if the velocities are maintained
in the 3 to 9 m/min (10 to 30 ft/min) range. Inlet baffles are effective in reducing the
high initial velocities and distribute flow over the widest possible cross-sectional area.
Where full-width baffles are used, they should extend from 150 mm (6 inch) below the
surface to 300 mm (12 inch) below the entrance opening.
5. Bak Sedimentasi Sekunder

aaa

2.6.2 Pengolahan Biologi

Merupakan operasi yang digunakan dalam pengolahan air limbah untuk


menghilangkan kontaminan dengan memanfaatkan aktifitas biologis. Metode ini
digunakan untuk menguraikan kandungan organik menjadi lumpur biologis dan gas.

1. Rotating Biological Contactor ( RBC )


Rotating Biological Contactor (RBC) terdiri dari beberapa seri (susunan) piringan
(disks) bundar dari polystyrene atau polyvinyl chloride (PVC). Piringan tersebut

KELOMPOK 10 II-16
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
terendam atau terendam sebagian di dalam air limbah dan diputar perlahan (Metcalf &
Eddy, 1991). Didalam operasinya, pertumbuhan biologi terlekat pada permukaan
piringan dan membentuk lapisan lendir di seluruh luas permukaan basah.
aaa

2.6.3 Unit Pengolahan Lumpur


Metcalf & Eddy (1991), menyebutkan lumpur yang dihasilkan dari pengolahan
tingkat satu, dua dan tiga diolah dalam unit pengolahan lumpur, dengan tujuan untuk :
 mereduksi volume lumpur
 mengontrol proses pembusukan
 menstabilkan kondisi lumpur
 memanfaatkan lumpur untuk keperluan lain

1. Pemekatan (Thickening)
Sludge thickening berfungsi untuk mengurangi kadar air pada lumpur sehingga
dapat mengurangi volume lumpur yang akan diolah, maka dalam hal ini proses yang
terjadi merupakan pengentalan.Lumpur kental dikumpulkan di dasar tangki lalu
dipompa ke unit digester atau unit dewatering (Metcalf & Eddy, 1991).
Salah satu jenis pemekatan yaitu gravity thickening secara mekanis. Bentuk unit
gravity thickening yaitu circular. Unit ini memiliki pengaduk mekanis yang digunakan
untuk mengaduk lumpur secara perlahan. Lumpur yang sudah dipekatkan dikumpulkan
dalam ruang lumpur dan kemudian dipompa ke digester untuk reduksi massa.
Supernatan keluar melalui pelimpah dan ditampung melalui aliran penampang,
kemudian dialirkan menuju pengolahan sekunder (Nasrullah dan Oktiawan, 2005).

Gambar 2.8 Gravity Thickening


Sumber : Metcalf & Eddy, 1991

2.6.4 Pompa
Jenis pompa ini umumnya dipakai untuk membawa air buangan yang
mengandung partikel padat. Operasi pompa centrifugal ini pada spesifik speed rendah

KELOMPOK 10 II-17
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN
dan mempunyai efisiensi tinggi. Menurut Qasim (1985 : 188), terdapat tiga jenis pompa
yang mendasar, yaitu :

1. Pompa Axial Flow


2. Mixed Flow
3. Radial Flow Pump

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan pompa, yaitu :


a. Kapasitas pompa direncanakan berdasarkan kapasitas puncak air limbah, demikian
pula dengan perpipaan dan saluran-saluran yang ada dalam rumah pompa tersebut.
b. Jumlah pompa ditetapkan berdasarkan fluktuasi aliran air limbah yang masuk dan
karakteristiknya.
c. Jumlah pompa minimal 3 buah dengan kapasitas yang sama, dimana sebuah pompa
digunakan untuk cadangan dan dua pompa dioperasikan.
d. Pompa harus dapat bekerja secara otomatis bila air pada sumur pengumpul sudah
penuh.

Menurut Qasim (1985 : 182-184), syarat-syarat dalam pompa adalah sebagai


berikut :
a. Head
Total Dynamic Head (TDH) dapat dihitung dengan persamaan :
TDH = hs + hf + hm
Keterangan :
hs = head statis, yaitu perbedaan elevasi antara permukaan air dengan pusat
impeller pompa
hf = head gesekan dalam pipa (mayor losses)
hm = head akibat kontraksi (minor losses)

Kehilangan tinggi tekanan akibat gesekan pipa sepanjang pipa limbah dari bak
penampungan hingga pompa dihitung sebagai kehilangan tinggi tekanan akibat aliran
tidak bertekanan dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach :

L V2
Hf = f x
D 2g

KELOMPOK 10 II-18
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

Sedangkan kehilangan tekanan akibat gesekan sepanjang pipa limbah dari pompa
ke bak /unit dihitung sebagai kehilangan Tinggi tekanan akibat aliran bertekanan
dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams :
1.85
 Q 
hf =  2.63 
x L
 0,2785 xCxD 
Keterangan :
hf = kehilangan tinggi tekanan (m)
Q = debit aliran dalam pipa (m3/det)
C = koefisien kekasaran pipa menurut Hazen Wiliams
= untuk pipa besi tuang baru, C = 130
D = diameter (m)
L = panjang pipa (m)
f = koefisien gesekan pada pipa
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)

Kehilangan tinggi tekanan akibat konstraksi (minor losses) sepanjang pipa dihitung
dengan persamaan :

V2
Hm = k
2g

KELOMPOK 10 II-19

Anda mungkin juga menyukai