Anda di halaman 1dari 82

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-1

4.1 Pengertian kualitas karakteris air bersih dan air minum

Menurut Sudarmadji (2007), Air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari
2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen (H2O), ia dapat berbentuk gas cair
maupun padat. Air sering dianggap murni hanya terdiri dari H2O, tetapi
pada kenyataannya di alam tidak pernah dijumpai air yang sedemikian
murni, meskipun air hujan.

Menurut Slamet (2004) komposisi air di dalam tubuh manusia, berkisar


antara 50-70% dari seluruh berat badan. Sedangkan tingkat konsumsi air
bersih berbeda antara pedesaan dan perkotaan. Menurut Manual Teknis
Upaya Penyehatan Air, Ditjen P2PLP Depkes RI (1996.5), kebutuhan air
bersih masyarakat perkotaan berkisar 150 lt/org/ hari dan untuk masyarakat
pedesaan 80 lt/org/hr. Air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan keperluan pendukung lainnya termasuk yang mendukung kebutuhan-
kebutuhan sekunder.

Sementara yang dimaksud dengan air bersih adalah, semua air yang
terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
di darat.

Air Bersih menurut beberapa literature diantaranya adalah air sehat yang
dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman
penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yangdapat mencemari
air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup
dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan
(Dwijosaputro,1981). Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41
6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air

1
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak

4.1.1 Karasteristik air bersih

A. Air harus jernih atau tidak keruh


B. Air tidak berwarna
C. Rasanya tawar dan tidak berbau. Apabila air rasanya asin atau
asam maka air itu memiliki kualitas yang rendah.
D. Kesadahannya rendah.
E. Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 dan tidak
mengandung zat kimia beracun.
F. Tidak mengandung bakteri patogen seperti Escheria coli atau
sering dikenal E coli. Bakteri ini sering menyerang alat
pencernaan manusia.

4.2 Pengertian sumber karasteristik limbah cair


Sugiharto (1987) mengemukakan Air Limbah (waste water) adalah
kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari
industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian
air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Okun & Ponghis ( Nurhasanah, 2009) menyatakan “... the word
‘wastewater’ should be taken to mean all liguid domestic wastes (including
sewage) and all industrial wastes discharged to public sewerage system, but
not rain water or surface drainage”. yang artinya “... kata limbah cair ...
seharusnya dipakai untuk mengartikan semua limbah industri yang dibuang
ke sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase permukaan”.
Menurut Environmental protectian Agensi (Nurhasanah, 2009)
”Wastewater is Water carrying discoived or suspended solids from homes,
farms, businesses, and industries” yang artinya : “Limbah cair adalah air
yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensus dari tempat tinggal,
kebun, bangunan perdagangan dan industri”.

2
Dari beberapa defenisi limbah air tersebut, dapat disimpulkan bahwa
limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan
pencemaran yangterbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun
tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan
dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan.
Air limbah rumah sakit adalah buangan hasil proses kegiatan yg
berbentuk cair yang sebagian merupakan limbah bahan beracun dan
berbahaya (B3), yang mengandung microorganisme phatogen, bersifat
infeksius dan radioaktif.
sumber Limbah cair Secara umum, limbah cair dihasilkan berdasarkan
kegiatan-kegiatan berikut:
 Kegiatan rumah tangga seperti air cucian, deterjen, air bekas mandi, dll
 Kegiatan industri seperti air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, dll
 Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang kesehatan
 Kegiatan pertanian, peternakan
 Kegiatan pertambangan
 Kegiatan transportasi
 Kegiatan Perkotaan Limbah cair secara umum dikategorikan menjadi 2
macam yaitu:
 Point Sources ialah limbah cair yang sudah diketahui
sumbernya. Seperti limbah cair kegiatan industry baik tekstil,
tinta, maupun baja.
 Not Point Sources ialah limbah cair yang tidak diketahui di mana
sumbernya. Seperti limbah cair hasil kegiatan pertanian, dan
peternakan. Berdasarkan sumber-sumbernya, Sugiharto (1987)
menjelaskan bahawa limbah cair dapat berasal dari limbah
infiltrasi, limbah industri, limbah domestik (rumah tangga).
Limbah infiltrasi adalah limbah yang meresap kedalam tanah
dan mengandung bahan-bahan pencemar. Pada areal
perkebunan limbah hujan mencuci daun-daunan yang terkena
pestisida masuk kedalam tanah yang disebut juga sebagai
limbah infiltrasi.

3
4.2.1 Karasteristik limbah cair
Karakteristik air limbah cair dapat diketahui
menurut sifat-sifat dan karaktersitik fisika, kimia dan
biologis.Dalam menentukan karakteristik limbah cair, ada tiga
(3) sifat yang harus diketahui, yaitu :

A. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter,
diantaranya:
1. Total Solid (TS)
Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari
bahan organik maupun anorganik yang larut,
mengendap, atau tersuspensi dalam air.
a. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering
lumpur yang ada di dalam air limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron (Sugiharto, 1987).Total Suspended Solid
atau Padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak
dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-
partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
sedimen.
b. Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna,
tetapi seiring dengan waktu dan meningkatnya
kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang
abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air
disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan
buangan industri.Warna air dibedakan atas dua
macam, yaitu :

4
 Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh
bahan-bahan terlarut.
 Warna semu (apparent collor) yang selain
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, juga
karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk
diantaranya yang bersifat koloid.
c. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat
tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun
anorganik yang mengapung dan terurai dalam air.
Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang
mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air.
Kekeruhan membatasi masuknya cahaya dalam air.
d. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting
dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju
reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air
untuk berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya suhu
atau temperatur air akan menimbulkan akibat
berikut :
 Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
 Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
 Mengganggu kehidupan organisme air.
e. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan
pada proses dekomposisi materi atau penambahan
substansi pada limbah. Sifat bau limbah disebabkan
karena zat-zat organik yang telah berurai dalam
limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide
atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak
enak. Hal ini disebabkan adanya pencampuran dari
nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah.

5
Pengendalian bau sangat penting karena terkait
dengan masalah estetika.

4.2.2 Karateristik Kimia


Biological Oxygen Demand (BOD Menunjukkan
jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan
di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan
organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relativ
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang
ditunjukan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut
didalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang
membutuhkan oksigen adalah tinggi.
Chemical Oxygen Demand (COD)Merupakan jumlah
kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia
guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan
dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan
Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan COD
adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen dalam air
limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan
kimia dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-
bahan yang tidak dapat dipecah secara biokimia.
Dissolved Oxygen (DO)adalah kadar oksigen terlarut
yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di
dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
Keadaan DO berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi
BOD semakin rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat
menunjukan tanda-tanda kehidupan organisme dalam perairan.
Angka DO yang tinggi menunjukan keadaan air yang semakin
baik.
Derajat keasaman (pH)Keasaman air diukur dengan pH
meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi- rendahnya
6
konsentrasi ion  hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi
kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu
tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph normal
untuk kehidupan air 6 – 8.
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsenik (As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan
Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di
dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh
dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
terakumulasi.
Tembaga (Cu)Tembaga dengan nama kimia cupprum
dilambangkan dengan Cu. Unsur logam ini berbentuk kristal
dengan warna kemerahan.Unsur tembaga    di alam, dapat
ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak
ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau senyawa padat
dalam bentuk mineral, seperti  dari peristiwa pengikisan (erosi)
dari batuan mineral.
Sesuai dengan sifat kelogamannya, Cu dapat
membentuk alloy dengan bermacam-macam logam. Dalam
bidang industri, senyawa Cu banyak digunakan, pada industri
cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida, dan
lain-lain.
Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan
akibat terpapar oleh debu atau uap logam Cu adalah terjadinya
gangguan pada jalur penafasan sebelah atas.
Cadmium (Cd)Logam Cd mempunyai penyebaran yang
sangat luas di alam, namun hanya satu jenis mineral Cd di
alam, yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan
bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Logam ini bersifat
lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak.Keracunan
yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut dan
kronis.Keracunan akut oleh logam Cd menimbulkan penyakit
paru-paru. Sedangkan keracunan kronik yang diakibatkan
7
logam Cd adalah kerusakan pada banyak sistem fisiologis
tubuh.

1.1 Pengertian limbah cair

Cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste
water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.

Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah


berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah
tangga (permukiman),instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan
air tanah, air permukaan, dan air hujan

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga,
peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair
adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang
bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998).

1.2 Sumber limbah cair

Sumber - sumber Limbah cairSecara umum, limbah cair dihasilkan


berdasarkan kegiatan-kegiatan berikut:

1.2.1 Kegiatan rumah tangga seperti air cucian, deterjen, air bekeas mandi,
dll
1.2.2 Kegiatan industri seperti air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, dll
1.2.3 Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang
kesehatan
1.2.4 Kegiatan pertanian, peternakan
1.2.5 Kegiatan pertambangan
1.2.6 Kegiatan transportasi

8
1.2.7 Kegiatan PerkotaanLimbah cair secara umum dikategorikan
menjadi 2 macam yaitu:

A. Point Sources ialah limbah cair yang sudah diketahui


sumbernya. Seperti limbah cairkegiatan industry baik tekstil, tinta,
maupun baja.

B. Not Point Sources ialah limbah cair yang tidak diketahui di mana
sumbernya. Seperti limbah cair hasilkegiatan pertanian, dan
peternakan

1.3 Karakteriskit limbah cair

Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan


karaktersitik fisika, kimia dan biologis.Dalam menentukan karakteristik
limbah cair, ada tiga (3) sifat yang harus diketahui, yaitu

1.3.1 Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :

A. Total Solid (TS)


Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan
organik maupun anorganik yang larut, mengendap, atau
tersuspensi dalam air.
B. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang
ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan
membran berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987).Total
Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah padatan
yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat
langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen.
C. Warna

9
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring
dengan waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah
berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air
disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan (secara
alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan
industri.Warna air dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan
terlarut.
2. Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh
bahan-bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi,
termasuk diantaranya yang bersifat koloid.
D. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik
yang bersifat organik maupun anorganik yang mengapung dan
terurai dalam air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang
mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan
membatasi masuknya cahaya dalam air
E. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan
efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme
air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
Naiknya suhu atau temperatur air akan menimbulkan akibat
berikut :
1. Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
2. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
3. Mengganggu kehidupan organisme air.
F. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses
dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah.
Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah
berurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide
atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini
disebabkan adanya pencampuran dari nitrogen, sulfur dan
fosfor yang berasal dari pembusukan protein yang dikandung
10
limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan
masalah estetika.
G. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan
ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di
atas permukaan air. Minyak dan lemak merupakan bahan
organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri.  Karena
berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut
membentuk lapisan tipis di permukaan air dan menutup
permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk ke
dalam air.

1.3.2 Karateristik Kimia


A. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi
bahan–bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak
menunjukan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi
hanya mengukur secara relativ jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika
konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukan dengan semakin
kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka berarti
kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah
tinggi.
BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan
dihabiskan dalam waktu lima hari oleh organisme pengurai
aerobik dalam suatu volume limbah pada suhu 20 0C. Hasilnya
dinyatakan dengan ppm.
B. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air
untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur
pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per
milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain
11
pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. Pengukuran
ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana
senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak
dapat dipecah secara biokimia.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh
zat anorganik. Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan
sesaat dengan membuat pengoksidasi K 2Cr2O7 yang digunakan
sebagi sumber oksigen.
C. Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk
respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat
tergantung pada temperatur dan salinitas. Keadaan DO
berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi BOD
semakin rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat menunjukan
tanda-tanda kehidupan organisme dalam perairan. Angka DO
yang tinggi menunjukan keadaan air yang semakin baik.
D. Derajat keasaman (pH)
Keasaman air diukur dengan pH meter.Keasaman
ditetapkan berdasarkan tinggi- rendahnya konsentrasi ion 
hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi
dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan
kehidupan mikroorganisme. Ph normal untuk kehidupan air 6 –
8.
E. Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponan anorganik,
diantaranya berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam
berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga
diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang
mengandung logam berat.
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsenik (As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan
Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di
dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh
12
dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
terakumulasi.
F. Tembaga (Cu)
Tembaga dengan nama kimia cupprum dilambangkan
dengan Cu. Unsur logam ini berbentuk kristal dengan warna
kemerahan.Unsur tembaga    di alam, dapat ditemukan dalam
bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam
bentuk persenyawaan atau senyawa padat dalam bentuk
mineral, seperti  dari peristiwa pengikisan (erosi) dari batuan
mineral.
Sesuai dengan sifat kelogamannya, Cu dapat
membentuk alloy dengan bermacam-macam logam. Dalam
bidang industri, senyawa Cu banyak digunakan, seperti pada
industri cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida,
dan lain-lain.
Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan
akibat terpapar oleh debu atau uap logam Cu adalah terjadinya
gangguan pada jalur penafasan sebelah atas.
G. Cadmium (Cd)
Logam Cd mempunyai penyebaran yang sangat luas di
alam, namun hanya satu jenis mineral Cd di alam, yaitu
greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan dengan
mineral spalerite (ZnS). Logam ini bersifat lunak, ductile,
berwarna putih seperti putih perak.
Prinsip utama dalam penggunaan cadmium adalah
sebagai bahan ”stabilisasi”sebagai bahan pewarna dalam
industri plastik dan pada elektroplating. Namun sebagian besar
dari substansi logam cadmium ini juga digunakan pada baterai.
Keracunan yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut
dan kronis.Keracunan akut oleh logam Cd menimbulkan
penyakit paru-paru. Sedangkan keracunan kronik yang
diakibatkan logam Cd adalah kerusakan pada banyak sistem
fisiologis tubuh.

13
1.3.3 Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air
terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme
yang terkandung dalam air limbah.

1.4 Kualitas limbah cair


Perubahan sifat-sifat pada limbah cair (sifat biologis,fisika dan kimia),
sangat berpengaruh terhadap kualitas dari suatu limbah. Dalam prekteknya,
kualitas limbah cair diukur berdasarkan parameter-parameter yang telah
ditentukan di berbagai Negara termasuk Negara Indonesia. Parameter-
parameter yang akan dipelajari pada penilitian in adalah Ph(derajat
keasaman), kekeruhan, COD dan BOD yang mengacuh pada standar baku
mutu limbah cair dalam Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung
Nomor G/624/B/VII/Hk.1999 mengenai baku mutu

1.5 Prosedur pengambilan, pengiriman sampel air limbah dan interpretasi


hasil pemeriksaan

Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu


material. Maksud pengambilan sample air limbah adalah mengumpulkan
volume air limbah dari suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah
yang sesedikit mungkin tapi masih mewakili, yaitu sesuai dengan tujuan
pengambilan sampel kualitas limbah cair tersebut

1.5.1 Persyaratan alat pengambil sampel :

A. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel.


B. Mudah di cuci
C. Mudah dipindahkan ke dalam botol penampung
D. Mudah dan aman dibawa
E. Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.

14
1.5.2 Jenis alat pengambil sampel :
A. Alat pengambil sampel sederhana
Dapat berupa ember plastik yang dilengkapi dengan tali
atau gayung plastik yang bertangkai panjang.
B. Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada
kedalaman tertentu.

1.5.3 Alat pengukur parameter lapangan


A. DO meter atau peralatan untuk metode Winkler.
B. pH Meter
C. Turbidimeter
D. Konduktimeter
E. Termometer, dan
F. Alat pengukur debit
G. Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus
memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak
mengubah kadar zat yang akan diuji.
H. Pendingin
Alat ini dapat menyimpan sampel pada 4oC ±2oC,
digunakan untuk menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika
dan kimia.
Pemilihan lokasi pengambilan sampel :
1) Lokasi pengambilan sampel air limbah industri harus
mempertimbangkan ada arau tidak adanya IPAL.
2) Sampel harus diambil pada lokasi yang telah mengalami
pencampuran secara sempurna

1.5.4 Penentuan lokasi pengambilan sampel :


A. Untuk keperluan evaluasi efisiensi IPAL :
Sampel diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL
dengan memperhatikan waktu tinggal.
15
Pengambilan sampel pada inlet :
 Pada aliran bertubulensi tinggi agar terjadi pencampuran
dengan baik.
 Bila tidak memungkinkan ditentukan lokasi lain yang dapat
mewakili karateristik air limbah
B. Untuk keperluan pengendalian pencemaran air :
 Pada penerima sebelum tercampur limbah
 Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan
penerima.
 Pada perairan penerima setelah tercampur dengan air limbah,
namun belum tercampur limbah lainnya.

1.5.5 Pengambilan sampel air limbah secara kimia


A. Gunakan sarung tangan dan masker untuk mengambil sample
limbah cair.
B. Buka saluran air limbah dengan hati-hati.
C. Bilas jerigen yang akan dipakai dengan air limbah yang akan
diperiksa.
D. Masukkan air limbah kedalam jerigen sebanyak 2 liter dan tutup
kembali.
E. Jerigen dilap dan diberi label dengan tulisan :
1. Tanggal pengambilan sample
2. Nama pengambil sample
3. Waktu pengambilan sample
4. Lokasi pengambilan sample.
F. Segera bawa sample air ke laboratorium kesehatan

1.5.6 Pengambilan sampel air limbah secara mikrobiologi :


A. Siapkan botol steril untuk pemeriksaan air limbah.
B. Siapkan lampu spirtus dan nyalakan lampu spirtus.
C. Mulut botol dilidah apikan.
D. Masukkan mulut botol kedalam badan air dan diisi sampai ¾
bagian.

16
E. Mulut botol dilidah apikan dan ditutup.
F. Botol dilap dan diberi label dengan tulisan :
1) Tanggal pengambilan sample
2) Nama pengambil sample
3) Waktu pengambilan sample
4) Lokasi pengambilan sample.
G. Sample air segera dibawa ke Laboratorium Kesehatan.
1) Aerator gaya berat, misalnya cascade air terjun atau bidang-
bidang miring.
2) Penyebar suntik, dimana udara dalam bentuk gelembung-
gelembung kecil disuntikkan kedalam zat cair.
3) Aerator mekanis yang mengikat pencampuran zat cair dan
membuat air terbuka ke atmosfir dalam bentuk butiran-
butiran tetesan.

17
RANGKUMAN
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-3

KUALITAS UDARA
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-3 ini, mahasiswa dapat mengetahui pengertian, sumber, jenis
udara, dan kualitas udara.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-3 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui Pengertian udara
2.2 Mengetahui Sumber udara
2.3 Mengetahui Jenis udara

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah:
3.1 Menjelaskan apa yang di maksud pengertian udara
3.2 Menjelaskan tentang sumber udara
3.3 Menjelaskan tentang jenis udara

4. Uraian
4.1 Pengertian udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan
yangmengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu
konstan.Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam
bentuk uapH2O dan karbon diokside (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di
udara bervariasitergantung dari cuaca dan suhu. Konsentrasi CO2 di udara
selalu rendah, yaitusekitar 0.03%. konsentrasi CO2 mungkin naik, tetapi
18
masih dalam kisaranbeberapa per seratus persen, misalnya di sekitar
proses-proses yang menghasilkanCO2 seperti pembusukan sampah
tanaman, pembakaran, atau di sekitar kumpulanmassa manusia di dalam
ruangan terbatas yaitu karena pernafasan. KonsentrasiCO2 yang relatif
rendah dijumpai di atas kebun atau lading tanaman yang sedangtumbuh
atau di udara yang baru melalui lautan. Konsentrasi yang relatif rendah
inidisebabkan oleh absorsi CO2 oleh tanaman selama fotosintesis dan
karena kelarutan CO2 di dalam air. Tetapi pengaruh proses-proses tersebut
terhadap konsentrasi total CO2 di udara sangat kecil karena rendahnya
konsentrasi CO2.

4.2 Sumber udara

Sumber pencemaran udara yang utama adalah berasal dari


transportasi terutama kendaraan bermotor. Pencemaran yang dihasilkan
terdiri dari karbonmonoksida 60 % dan sekitar 15 % terdiri dari hidrokarbon,
timbal (Fardiaz, 1992).Daerah perkotaan, kendaraan bermotor
menghasilkan 85 % dari seluruh pencemaran udara yang terjadi.
Pencemaran udara yang lazim dijumpai dalam jumlah yang dapat diamati
pada berbagai tempat khususnya di kota-kota besar menurutHasketh dan
Ahmad dalam Purnomohadi (1995) antara lain adalah :
4.2.1 Nitrogen Oksida (NOX) yaitu senyawa jenis gas yang terdapat di
udara bebas,bebagai jenis NOx dapat dihasilkan dari proses
pembakaran Bahan BakarMinyak (BBM) dan bahan bakar fosil
lainnya yang dibuang ke lingkungan.Gas NOx berbahaya bagi
kesehatan dan ternak, dan dikawasan pertanian dapatmerusak hasil
panen.
4.2.2 Belerang Oksida (SOx), khususnya belerang oksida (SO2) dan
belerang trioksida(SO3) adalah senyawa gas berbau tak sedap, yang
banyak dijumpai dikawasan industri yang menggunakan batubara
sebagai bahan bakar sumbeenergi utamanya. Belerang oksida juga
merupakan salah satu bentuk gas hasilkegiatan vulkanik, erupsi
gunung berapi, sumber air panas dan uap. Belerangoksida juga
mengganggu kesehatan khususnya penglihatan dan selaput

19
lendirsekitar saluran pernapasan (hidung, kerongkongan dan
lambung). Di kawasanpertanian, gas-gas belerang oksiada ini dapat
merusak hasil panen
4.2.3 Partikel-partikel, berasal dari asap (terutama pembakaran kayu,
sampah,batubara) erupa partikel-partikel debu halus dan agak kasar
yang berasal darikegiatan manusia. Sifat terpenting dari partikel ini
adalah ukurannya, yangberkisar 0,0002-500 mikron yang disebut
partikel tersangga (suspendedparticulate) yang keberadaanya di
udara berkisar antara beberapa detik hinggabeberapa bulan,
tergantung keadaan dinamika atmosfer. Hasketh dan Ahmad dalam
Purnomohadi (1995)

4.3 Jenis Udara

4.3.1 Oksigen

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia  yang merupakan


unsur golongan kalkogen dan dapat mudah bereaksi dengan hampir
semua unsur lainnya. Karakteristik dari oksigen ini ialah lebih larut
dalam air daripada nitrogen.

A. Keberadaan Oksigen

Larutan di sekitar kutub bumi dapat menyokong


kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen
yang lebih tinggi.

Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2


dalam air tersebut, namun para ilmuwan menaksir kualitas air
dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis yang diperlukan
untuk mengembalikan kosentrasi O2 dalam air itu seperti semula.

B. Manfaat Oksigen :

1. Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak


2. Menstabilkan tekanan darah

20
3. Mencegah stress
4. Memperkuat jantung dan sistem imun
5. Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini
6. Menstabilkan metabolism

C. Dampak Buruk O2

1. Kejang-kejang dan tidak sadar


2. Buta permanen (pada balita)
3. Sesak napas dan sakit dada
4. Menyebabkan gangguan 3 organ yang amat vital akibat
keracunan oksigen yang karena kelebihan oksigen
5. Kerusakan pada otak karena kekurangan oksigen
6. Menyebabkan karat pada besi, seng, dan logam lainnya yang
bisa berkarat
7. Bersifat mudah terbakar apabila O2 bertemu dengan
gas/panas yang mudah terbakar

4.3.2 Nitrogen

 Nitrogen ialah unsur kimia yang karakteristiknya sulit bereaksi


dengan unsur atau senyawa lainnya dan disebut sebagai zat lemas.
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif
bereaksi dengan unsur lainnya.
 Mengisi 78,08% atmosfer bumi.
A. Manfaat nitrogen

1. Nitrogen meningkatkan produksi bibit dan buah serta


memperbaiki kualitas daun dan akar.
2. Nitrogen merupakan bagian dari klorofil, pewarna hijau dari
tanaman bertanggung jawab terhadap fotosintesis.
3. Membantu tanaman mempercepat pertumbuhannya.

B. Dampak buruk nitrogen

1. Menyebabkan kematian karena kurangnya oksigen

21
2. Kandungan oksigen di atmosfer akan menurun

4.3.3 Karbondioksida

 Karbondioksida adalah hasil dari pembakaran  senyawa organik


jika cukup jumlah oksigen yang ada
 Karbon dioksida berasal dari gas rumah kaca yang penting
karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat
 Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-
tumbuhan, fungi (jenis jamur-jamuran) , dan mikroorganisme.
A. Manfaat karbondioksida

1. Sebagai bahan untuk fotosintesis


2. Karbon dioksida padat (es kering) dapat mendinginkan es krim
3. Karbon dioksida pada alat pemadam kebakaran yang dapat
memadamkan api

B. Dampak buruk karbondioksida

1. Gangguan pernapasan
2. Global warming yang disebabkan oleh :

 Efek rumah kaca


 Polusi udara
 Kurangnya daerah lapang hijau

22
4.1.1Parameter kualitas fisik air Limbah
A. Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam an organik dan
gas terlarut bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik,
selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan
tergantung dari spesies kimia penyebab masalah tersebut. Syarat
TDS yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 1500 mg/L.  
B. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat anorganik maupun yang bersifat organik, syarat
kekeruhan pada air bersih adalah 25 NTU.
C. Rasa
Air biasanya tidak memberi rasa/tawar, air yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti rasa logam/amis, rasa pahit,
asin dan sebagainya. Syarat kesehatannya tidak berasa.
D. Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak disukai oleh
masyarakat, bau air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air,
syarat air bersih dari sisi bau adalah tidak berbau.
E.   Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme. Warna air dapat disebabkan adanya tanin dan
asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna
kuning muda, menyerupai urine, syarat keberadaan warna pada air
bersih adalah 50 TCU. 

4.1.2Metode Pemeriksaan
A.  Alat untuk pemeriksaan Bau dan Rasa Air limbah
1. botol contoh dengan tutup asah dari gelas
2. penangas air yang dapat diatur suhunya;
3. erlenmeyer 500 mL yang bertutup asah;
4. gelas ukur 25, 50, 100 dan 200 mL;
23
5. pipet ukur 10 mL;
6. termometer yang berskala (0-100)°C.
B. Bahan Untuk Pemeriksaan Bau dan Rasa Air
Bahan pengencer yang digunakan adalah air suling atau air
demineralisasi yang tidak berbau.
C. Alat Untuk Pemeriksaan Warna Air
1. Tabung nessler 50 mL
2. Neraca analitik
3. Labu ukur 100 mL
D. Bahan Untuk Pemeriksaan Warna Air Limbah
1. Air Limbah
2. Larutan induk warna 500 unit Pt-Co
3. Larutan 1,246 g kalium kloro platina, K2PtCl6 yang ekivalen
dengan 500 mg logam platina, dan 1,0 g kobal klorida,
CoCl2.6H2O yang ekivalen dengan 250 g logam kobal
4. Larutan baku dengan unit warna
5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,60,70. Ambil secara kuantitatif
larutan induk 500 unit PT-Co, masing-masing sebanyak 0,5 mL,
1,0 mL, 1,5 mL, 2,0 mL, 2,5 mL, 3,0 mL, 3,5ml, 4,0mL, 4,5mL,
5,0 mL, 6,0mL dan 7,0 mL kemudian diencerkan dengan air
suling menjadi 50 mL di dalam tabung nessler. 

4.1.3Cara Kerja Pemeriksaan Kualitas Fisik Air dan Limbah Cair


A. Cara Kerja Pemeriksaan Bau dan Rasa Air
1. Uji Pendahuluan 
a. ukur benda uji sebanyak 200 mL, 50 mL, 12 mL,. 2,8 ml dan
masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer 500 mL;
b. tambahkan air suling ke dalam erlenmeyer tersebut masing-
masing sebanyak : 0 mL, 150 mL, 188 mL dan 197,2 mL
sehingga total volume campuran menjadi 200 mL;
c. tutup erlenmeyer dan masukkan ke dalam penangas air;
d. masukkan juga erlenmeyer berisi 200 mL air suling atau air
demineralisasi ke dalam penangas air tersebut sebagai
pembanding;

24
e. panaskan penangas air sampai mencapai suhu 60 0 C;
f. setelah suhu air dalam penangas mencapai 60 0C, angkat
erlenmeyer tersebut dari penangas air
g. goyang-goyangkan erlenmeyer dan buka tutupnya serta
cium baunya satu persatu, mulai dari yang paling encer dan
diselang-seling dengan air pengencer;
h. apabila tercium bau, catat volume benda uji yang mulai
dapat tercium baunya;
i. apabila tidak tercium bau sama sekali, artinya contoh
memang tidak berbau, catat hasilnya.
2. Uji Penentuan
a. ulangi langkah pada butirsampai butir menegencer, seperti
tersebut di atas dengan pengenceran sesuai ketentuan tabel
dibawah ini

        ( Tabel.1.9: Pengenceran Untuk Beberapa Angka)


Volume Awal yang dicatat Volume benda uji yang akan di
pertama kali (mL) encerkan menjadi 200 (mL)

200 200,  140,  100,  70,  50


50 50,    35,    25,    17,  12
12 12,    8,3    5,7,   4,0, 2,8
2,8 2,8,   2,0,   1,4,  1,0

b. Catat pada pengenceran berapa bau mulai tercium;


c. Tentukan angka bau seperti tercantum pada tabel dibawah
ini
 atau hitung dengan menggunakan rumus dibawah ini.

25
(Tabel.1.10: Angka Bau yang Sesuai dengan Variasi Pengenceran)
Volume benda uji yang encerkan Volume benda uji yang akan di
encerkan menjadi 200 (mL)
200 1
140 1,4
100 2
70 3
50 4
35 6
25 8
17 12
12 17
8,3 24
5,7 35
4,0 50
2,8 70
2,0 100
1,4 140
1,0 200

Rumus Menghitung Angka dan Bau


Angka Bau = A+B/A
Keterangan :
A : Volume benda dalam mL untuk membuat 200 mL campuran yang
masih
tercium baunya
B : Volume air pengencer untuk membuat 200 mL campuran.
 
B. Cara Kerja Pemeriksaan Warna Air
1. Penetapan Sampel Uji
2. Masukkan sampel ke dalam tabung nessler 50 mL
3. Tempatkan tabung nessler ditempatkan pada alas yang
berwarna putih

26
4. Bandingkan warna sampel secara visual dengan larutan baku di
mulai dari larutan baku yang paling encer
5. Tetapkan warna sampel sesuai dengan skala warna larutan
baku yang paling mendekati atau berada diantara dua skala
larutan baku
6. Apabila warna lebih dari 70 unit Pt-Co, dilakukan pengenceran
langsung pada tabung nessler.
C. Perhitungan
Warna Sampel (unit PtCo) = A x 50/B
A : adalah perkiraan unit warna sampel yang diencerkan
B : adalah mL contoh yang diencerkan 
(Tabel 1.11)
Unit Warna Pembulatan Contoh Pembulatan
(Satuan unit
PtCo)
1 – 50 2,5 5;7;5,..........47,5
51- 100 5 50,55,.............95
101-250 10 100; 110;.........210
251-500 20 250;270;........480

4.2 Parameter Fisika Pemeriksaan Sampel Udara


Menurut Environmental Protection Agency (EPA), indoor air pollution
adalah hasil interaksi antara tempat, suhu, sistem gedung (baik desain asli
maupun modifikasi terhadap struktur dari sistem mekanik), teknik konstruksi,
sumber kontaminan (material, peralatan gedung) serta sumber dari luar)
dan pekerja (Joviana, 2009). Udara dalam ruangan adalah media perantara
yang mana manusia, bangunan dan iklim saling mempengaruhi. Kesehatan
dan kesejahteraan manusia ditentukan oleh faktor fisik, kimia dan biologis
yang terkandung dalam udara dalam ruangan.
4.2.1Parameter Fisik
A. Particulate Matter 
Debu partikulat merupakan salah satu polutan  yang sering
disebut sebagai partikel yang melayang di udara ( suspended

27
particulate matter/spm) dengan ukuran satu micron samapai
dengan 500 mikron. Dalam kasus pecemaran udara baik dalam
maupun di ruang gedung (indor  dan outdoor pollutan) debu sering
dijadikan salah satu indicator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Partikel debu akan ada
di udara dalam waktu yang relative lama dengan keadaan
melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan.
B. Suhu
Definisi suhu  yang nyaman (thermal comfort) menurut ASHRAE
adalah suatu kondisi yang dirasakan dan menunjukkan kepuasam
terhadap suhu yang ada di lingkungan Untuk pekerja kantor
dimana  pekerjaan yang berulang-ulang selama beberapa jam,
aktivitas personal, pakaian, tingkat kebugaran, dan pergerakan
udara merupakan factor yang cukup berpengaruh terhadap
persepsi seseorang terhadap kenyamanan suhu
    Sedangkan kelembapan aktif juga turut  berpengaruh terhadap s
uhu dimana kelembaban yang rendah akan membuat suhu
semakin dingin dan begitu juga sebaliknya. (BiNardi 2003)
C. Kelembaban Relatif (Relative Humadity /RH)
Kelembaban udara yang ekstrim dapat berkaitan dengan burukn
ya kualitas udara. RH yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya
gejala SBS seperti iritasi mata, iritasi tenggorokan dan batuk-batuk .
Menurut SK Gubernur No.54 tahun 2008 tahun 2002, agar
ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan, bila kelembaban
udara ruang. 60 %  perlu menggunakan alat dehumidifier, dan bila
< 40 %  perlu menggunakan humidifier
misalnya mesin pembentikan aerasol.
D. Pencahayaan
Cahaya merupakan pencaran gelombang elektromagnetik yang
melayang melewati udara, iluminasi merupakan jumlah atau
kualitas cahaya yang jatuh kesuatu permukaan. Apabila suatu

28
gedung tingkat ilmunasinya tidak memenuhi syarat maka dapat
menyebabkan kelelahan mata. ( Spengler et al.2000)
E. Kecepatan Aliran Udara
Pergerakan udara yang tinggi akan mengakibatkan menurunnya
suhu tubuh dan menyebabkan tubuh mersakan suhu yang lebih
rendah. Namun apabila kecepatan aliran udara stagnan
( minimal air movement) dapat membuat
terasasesak dan buruknya kualiatas udara ( BiNardi 2003)
F. Bau
Bau merupakana salah satu permsalahan buruknya kualitas
udara yang dapat dirasakan dengan jelas. Jenis  bau dapat berasal
dari tubuh manusia, bau asap rokok,bau masakan,dan sebagainya.
G. Kebisingan 
Menurut Kepmen No.48 tahun 1996, kebisingan adalah bunyi
yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulkan ganguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.

4.2.2 Pemeriksaan Sampel


A. Kebisingan
Merupakan bunyi yang tidak digunakan dari usaha atau
kegiatan yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

1. Persiapan alat dan bahan


a. Alat
b. Sound level meter
c. Stop watch
d. Bahan
e. Formulir bis -1
f. Formulir bis -2
g. Alat tulis

29
2. Prosedur kerja
a. Hidupkan lux meter
b. Bawa alat pada titik pengukuran yang telah ditentukan
c. Posisikan alat pada ketinggian 1-1,5 meter,tunggu hingga
angka menunjukkan stabil
d. Baca hasil pengukuran pada layar monitor
e. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan
f. Matikan lux meter.

B. Pencahayaan
1. Alat : lux meter
2. Satuan : lux
3. Pencahayaan setempat : pencahayaan setempat objek
kerja,baik berupa meja kerja maupun peralatan.
4. Pencahayaan umum : pencahayaan di seluruh area tempat
kerja
a. Jarak Tertentu Tersebut Dibedakan Berdasarkan Luas
Ruangan
1) Luas kurang dari 10 m2, titk potong garis horizontal
panjang dan lebar ruang adalah jarak setiap 1 meter.
2) Luas ruangan 10 m2, -100 m2 titik potongan garis
horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak
setiap 3 meter.
3) Luas ruangan lebih dari 100 m, titik potongan panjang
dan lebar ruangan adalah jarak 6 meter.
b. Penentuan Titik Pengukuran
1) Pencahayaan setempat
Bila merupakan meja kerja,pengukuran dapat
dilakukan diatas mekja yang ada

2) Pencahayaan umum
Pada titik potong garis horizontal panjang dan
lebarruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1 meter
dari lantai.
30
C. Debu
Debu merupaka partikel padat yang terbentuk karna adanya
kekuatan alami atau mekanik seperti penghalusan,penghancuran,p
eledakan, pengayakan atau pengoboran.

1. Alat : High Volume Air Sampler


2. Menentukan Titik Pantau
a. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan titik pantau
adalah jarak dari sumber emisi arah angin dan kondisi
geografi.
b. Jika sumber berupa titik idealnya pemantauan dilakukan
pada 17 titik di radius sumber, jika tidak memungkinkan
minimal pada 3 titik yaitu sebelum titik dan sesudah titik
menurut arah angin.
c. Alat ditempatkan pada daerah yang datar dan aman dari
gangguan di
d. lapangan.
e. Berjarak minimal 3 m dari bangunan dan kurang lebih 85 cm
dari tanah 4.
f. Pengukuran tidak dapat dilakukan pada kondisi hujan atau di
bawah pohon atau tempat dengan pepohonan lebat.

3. Titik Penguran Debu Di Ruangan


Dilakukan pada satu titik diruangan dengan memaparkan
alat sesuai dengan prosedur kerja.

4. Alat Dan Bahan


a. Filter filter
b. Low volume air sampler/portable personal air sampler
c. Oven
d. Pinset
e. Desikator
f. Timbangan analitik

31
5. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan filter
b. Panaskan filter pada oven dengan suhu 105 c selama 2 jam.
Kemudian dinginkan dengan desikator selama 30 menit.
c. Timbang dengan timbangan analitik (berat A)
d. Pasang filter pada alat dan lakukan sampling selama 30
menit
e. Posisikan alat dengan ketinggian 1-2 meter dari lantai
f. Kemudian panaskan kembali dalam oven selama 2 jam.
Kemudian dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
g. Timbang (B)
h. Hitung kadar debu dengan memasukkan pada rumus.

D. Suhu Dan Kelembaban


1. Alat ukur termohigrometer
2. Satuan suhu C
3. Satuan kelembaban %
a. Alat Dan Bahan
1) Termohigrometer
2) Alat tulis

b. Prosedur Kerja
1) Letakkan alat ditengah ruang
2) Biarkan 10-15
3) Catat suhu dan kelembaban yang tertera pada alat
4) Ulangi 2-3 kali dan hitung rata rata hasil pengukuran.

4.1 Sumber Air, Parameter Fisika Persyaratan Kualitas Air


Indonesia yang berada di wilayah iklim tropis hanya memiliki dua
musim, yaitu penghujan dan kemarau. Perubahan musim secara langsung
berdampak pada jumlah air di perairan. Pada musim penghujan, jumlah air
sangat berlimpah. Pada musim kemarau jumlah air terbatas. Tak jarang,
beberapa daerah di wilayah Indonesia mengalami bencana kekeringan saat

32
kemarau melanda. Aliran air dipengaruhi juga oleh tata guna lahan di
permukaan bumi.

Penggunaan resapan dan penahan air, seperti sumur resapan, waduk,


dan danau yang mampu menahan dan menampung hujan menjadi sangat
bermanfaat kala kemarau datang. Dengan begitu, sumur resapan, waduk,
dan danau menjadi sasaran utama mendapatkan air di kala kemarau.
Keberadaan air dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas resapan dan
penampung air pada musim penghujan. Dengan membuat dan
mendayagunakan sumur resapan secara baik dan benar, kebutuhan akan air
saat kemarau dan kekeringan melanda bukan menjadi sebuah masalah yang
berarti.
Secara keseluruhan, air yang terdapat di permukaan bumi membentuk
sebuah Iingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau, dan waduk
akan menguap menjadi uap air karena panas. Titik uap air akan bergerombol
membentuk awan. Kandungan uap air di awan akan terkondensasi menjadi
butiran-butiran air hujan. Selanjutnya, hujan membasahi permukaan bumi dan
meresap menjadi air tanah dan membentuk mata air, sumur, danau ataupun
mengalir melewati sungai menuju lautan. Sikius air tersebut akan berputar
terus-menerus.
Berikut ini berbagai sumber air yang ada di permukaan bumi. Yaitu:
A. Air laut
Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni
(NaCI) yang cukup tinggi. Menurut beberapa sumber penelitian, kadar
garam murni air laut berkisar 3% jumlah total keseluruhan air laut. Karena
rasanya yang asin, untuk menjadikan air laut sebagai air minum
diperlukan sebuah teknologi terapan untuk memfilter sekaligus destilasi
(penyulingan) air untuk menghilangkan kadar garam yang tinggi. Untuk
saat ini, beberapa negara di Timur Tengah (misaInya, Iran) telah
mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi yang mampu mengubah
air laut menjadi air minum. Untuk mengembangkan teknologi filterisasi dan
destilasi air laut dibutuhkan dana yang cukup besar. Di samping itu,
filterisasi dan destilasi air laut membutuhkan pasokan energi listrik yang
besar. Penggunaan destilasi air laut merupakan langkah tepat dan efisien
33
untuk mengatasi suplai air minum di negara-negara kering, seperti di
Timur Tengah dan Afrika. 

B. Air Hujan
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di
permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan
ideal (tanpa pencemaran air), air hujan merupakan air bersih dan dapat
langsung dikonsumsi oleh manusia.
Namun, pada saat evaporasi berlangsung, air yang menguap
sudah tercemar. Selain itu, air hujan yang turun juga ‘tercemar’ oleh polusi
udara. Akibatnya, air hujan tidak bersifat netral (pH = 7) lagi, melainkan
bersifat asam. Hujan yang bersifat asam dapat menyebabkan korosi
(karat) pada benda yang berbahan logam. Selain bersifat asam, air hujan
cenderung bersifat sadah karena kandungan kalsium dan magnesiumnya
cukup tinggi.
Indikasi air sadah (kesadahan) adalah sabun atau deterjen tidak
dapat beraksi dengan air. Akibatnya, sabun atau deterjen tidak berbusa
walaupun dilarutkan dengan air. Dengan demikian, air sadah dapat
memboros penggunaan sabun mandi atau sabun cuci. Selain kalsium dan
magnesium, air hujan juga mengandung beberapa senyawa dan unsur
(mineral), antara lain SO4, CI, NH3, N2, C, dan O2.

C. Air Permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah,
antara lain sumur, sungai, rawa, dan danau. Air permukaan berasal dan
air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan,
kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau
mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun
rawa. Pada umumnya, air permukaan tampak kotor dan berwarna (tidak
bening). Hal itu terjadi akibat kotoran, pasir, dan lumpur yang ikut terbawa
(hanyut) oleh aliran air.
Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, antara
lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi, pembangkit listrik,
industri, dan sebagainya. Agar dapat diminum, air permukaan harus diolah
34
terlebih dahulu, meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. Air
permukaan dibagi menjadi dua, yaitu air sungai dan air danau atau rawa.
D. Air Sungai
Air sungai berasal dan mata air dan air hujan yang mengalir pada
permukaan tanah. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna cokelat
dengan tingkat kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir,
lumpur, kayu, dan kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga dipengaruhi
oleh lingkungan di sekitar aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai
di daerah hulir (muara) lebih rendah dibandingkan di daerah hulu (mata
air). Hal ini terjadi akibat limbah industri dan rumah tangga yang dibuang
langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu
terkumpul di muara sungai. Akibatnya, secara kualitas fisika, kimia,
maupun biologi, air di daerah muara sungai sangat rendah dan tidak layak
dijadikan bahan baku air minum.
E. Air Danau atau Rawa
Air danau atau rawa merupakan air permukaan yang mengumpul pada
cekungan permukaan tanah. Permukaan air danau biasanya berwarna
hijau kebiruan. Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut yang tumbuh
di permukaan air maupun di dasar danau atau rawa. 
Selain lumut, warna pada air danau juga dipengaruhi oleh bahan
organik (kayu, daun, dan bahan organik lainnya) yang membusuk akibat
proses dekomposisi oleh mikroorganisme di dalam air. 
Akibat proses pembusukan tersebut, air danau memiliki kadar besi (Fe)
dan mangan (Mn) yang relatif tinggi. Kebanyakan, air danau memiliki
kualitas yang lebih baik daripada air sungai. Hal tersebut disebabkan
tingkat pencemaran di danau relatif lebih kecil dibandingkan di aliran
sungai.
F. Air Tanah
Menurut definisi Undang-undang Sumber Daya Air, air tanah
merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap
ke dalam tanah. Dalam proses peresapan tersebut, air tanah mengalami
penya ringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah. Air tanah lebih jernih

35
dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki kandungan mineral yang
cukup tinggi. 
Sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan
tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg,
Ca, Fe, dan O2.Kondisi tanah yang berkapur menyebabkan tingkat
kesadahan air tanahnya relatif tinggi (keras). Air tanah di daerah
berkapur mengandung ion-ion Ca2 dan Mg2 dalam jumlah yang cukup
besar. Kondisi tanah yang mengandung batu granit, air tanahnya
memiliki derajat kesadahan yang rendah (lunak) karena mengandung
unsur (mineral) CO2 dan Mn(HCO3).
Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air tanah
dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan kualitas,
kuantitas, dan mineral yang terkandung di air tanah.
1. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman kurang lebih 15
meter di bawah permukaan tanah. Jumlah air yang terkandung pada
kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya hanya digunakan untuk
keperluan rumah tangga, seperti minum, mandi, dan mencuci.
Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur berdinding semen
maupun sumur bor. 
Secara fisik, air tanah terlihat jernih dan tidak berwarna (bening)
karena telah mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kualitas air
tanah dangkal cukup baik dan layak digunakan sebagai bahan baku
air minum. Kuantitas air tanah dangkal dipengaruhi oleh musim. Pada
saat musim hujan, jumlah air tanah dangkal berlimpah, tetapi
jumlahnya terbatas saat musim kemarau.
2. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter di
bawah permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan
sangat baik digunakan sebagai air minum karena telah mengalami
proses penyaringan berulang-ulang oleh lapisan tanah. Air tanah
dalam memiliki kualitas yang Iebih baik daripada air tanah dangkal.
Hal ini disebabkan proses filtrasi air tanah dalam lebih panjang, lama,
dan sempurna dibandingkan air tanah dangkal. 
36
Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu
dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan
untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang cukup lama.

G. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dan permukaan
tanah. Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa
rembesan (mata air rembesan) dan ada juga yang keluar di daerah
dataran rendah (mata air ‘umbul’).Mata air memiliki kualitas air hampir
sama dengan kualitas air tanah dalam dan sangat baik untuk air minum.
Selain untuk air minum, mata air dapat digunakan untuk keperluan
lainnya, seperti mandi dan mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan oleh
mata air cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat
digunakan untuk kepentingan umum dalam jangka waktu lama.
Beberapa parameter fisik yang digunakan untuk menentukan
kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya hantar listrik, jumlah
zat padat terlarut, rasa, bau.
1. Bau
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai
oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas
air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam
air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang
dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau. (Sumber Effendi,
2003)

2. Jumlah Zat Padat Terlarut

Zat padat merupakan materi residu setelah pemanasan dan


pengeringan pada suhu 103 oC – 105 oC. Residu atau zat padat yang
tertinggal selama proses pemanasan pada temperatur tersebut
adalah materi yang ada dalam contoh air dan tidak hilang atau
menguap pada 105 oC. Dimensi zat padat dinyatakan dalam mg/l

37
atau g/l, % berat (kg zat padat/kg larutan), atau % volume (dm 3 zat
padat/liter larutan). (Sumber Effedi,2003)
Dalam air alam, ditemui dua kelompok zat yaitu zat terlarut
(seperti garam dan molekul organis) serta zat padat tersuspensi dan
koloidal (seperti tanah liat dan kwarts). Perbedaan pokok antara
kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-
partikelnya. Analisa zat padat dalam air digunakan untuk menentukan
komponen-komponen air secara lengkap, proses perencanaan, serta
pengawasan terhadap proses pengolahan air minum maupun air
buangan. Karena bervariasinya materi organik dan anorganik dalam
analisa zat padat, tes yang dilakukan secara empiris tergantung pada
karakteristik materi tersebut. Metode Gravimetry digunakan hampir
pada semua kasus. (Sumber Effendi,2003)
Jumlah dan sumber materi terlarut dan tidak terlarut yang
terdapat dalam air sangat bervariasi. Pada air minum, kebanyakan
merupakan materi terlarut yang terdiri dari garam anorganik, sedikit
materi organik, dan gas terlarut. Total zat padat terlarut dalam air
minum berada pada kisaran 20 – 1000 mg/L.Padatan terlarut total
(Total Dissolved Solid atau TDS) merupakan bahan-bahan terlarut
(diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10 -6 mm – 10-3 mm) yang
berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak
tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm (Rao, 1992 dalam
Effendi, 2003). Materi ini merupakan residu zat padat setelah
penguapan pada suhu 105 oC. TDS terdapat di dalam air sebagai
hasil reaksi dari zat padat, cair, dan gas di dalam air yang dapat
berupa senyawa organik maupun anorganik. Substansi anorganik
berasal dari mineral, logam, dan gas yang terbawa masuk ke dalam
air setelah kontak dengan materi pada permukaan dan tanah. Materi
organik dapat berasal dari hasil penguraian vegetasi, senyawa
organik, dan gas-gas anorganik yang terlarut. TDS biasanya
disebabkan oleh bahan anorganik berupa ion-ion yang terdapat di
perairan. Ion-ion yang biasa terdapat di perairan ditunjukkan dalam
Tabel 1.14

38
(Tabel 1.14 Ion-Ion Yang Terdapat Di Perairan)

Ion Utama (Major Ion) Ion Sekunder (Secondary Ion)


(1,0 – 1000 mg/liter) (0,01 – 10 mg/liter)

1. Sodium (Na) 1. Besi

2. Kalsium (Ca) 2. Strontium (Sr)

Magnesium (Mg) 3. Kalium (K)

4. Bikarbonat (HCO3) 4. Karbonat (CO3)

5. Sulfat (SO4) 5. Nitrat (NO3)

6. Klorida (Cl) 6. Fluorida (F)

7. Boron (B)

8. Silika (SiO2)

Sumber : Todd, 1970 dalam Effendi, 2003.

TDS tidak diinginkan dalam badan air karena dapat menimbulkan warna,
rasa, dan bau yang tidak sedap. Beberapa senyawa kimia pembentuk TDS bersifat
racun dan merupakan senyawa organik bersifat karsinogenik. Akan tetapi,
beberapa zat dapat memberi rasa segar pada air minum. (Sumber Effendi, 2003)

Kesadahan dan kekeruhan akan bertambah seiring dengan semakin


banyaknya TDS. Analisis TDS biasanya dilakukan dengan penentuan Daya Hantar
Listrik (DHL) air. TDS terdiri dari ion-ion sehingga kadar TDS sebanding dengan
kadar DHL air. Penentuan jumlah materi terlarut dan tidak terlarut juga dapat
dilakukan dengan membandingkan jumlah yang terfiltrasi dengan yang tidak.
Analisa TDS dapat digunakan untuk menentukan derajat keasinan dan faktor
koreksi, misal untuk diagram kesadahan.(Sumber Effendi, 2003)

39
3. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan


berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh
bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan
adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan
organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain (APHA, 1976;
Davis dan Cornwell, 1991dalam Effendi 2003). Zat anorganik yang
menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan
logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan
tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik
tersuspensi yang menambah kekeruhan air. (Sumber Effendi,2003)

Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan.


Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai
kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti
dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas
desinfeksi pada proses penjernihan air. (Sumber Effendi,2003)

4. Rasa
Air minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang
berasa menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan. Efek yang dapat ditimbulkan terhadap
kesehatan manusia tergantung pada penyebab timbulnya rasa.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang
dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berasa. (Sumber
Effendi,2003)
5. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia pada saluran/pipa yang dapat membahayakan
kesehatan, menghambat reaksireaksi biokimia di dalam saluran/pipa,

40
mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan bila
diminum dapat menghilangkan dahaga. (Sumber Effendi,2003)
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude),
ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu, sirkulasi udara,
penutupan awan, aliran, serta kedalaman. Perubahan suhu
mempengaruhi proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu
berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. (Sumber
Effendi,2003)
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas,
reaksi kimia, evaporasi, volatilisasi, serta menyebabkan penurunan
kelarutan gas dalam air (gas O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya)
(Haslam, 1995 dalam Effendi, 2003). Peningkatan suhu juga
menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik
oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton
di perairan adalah 20 oC – 30 oC. (Sumber Effendi,2003)
Pada umumnya, suhu dinyatakan dengan satuan derajat
Celcius (oC) atau derajat Fahrenheit (oF). Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui
bahwa temperatur maksimum yang diperbolehkan dalam air minum
sebesar ± 3 oC. Pengukuran suhu pada contoh air air dapat dilakukan
menggunakan termometer. (Sumber Effendi,2003)
6. Warna

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan


untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat menghambat penetrasi
cahaya ke dalam air. Warna pada air disebabkan oleh adanya
partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi
dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air.
Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,
sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan
atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan
sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada
perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Kalsium karbonat

41
yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan
pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan
asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah
mati menimbulkan warna kecoklatan. (Sumber Effendi,2003)

Dalam penyediaan air minum, warna sangat dikaitkan dengan


segi estetika. Warna air dapat dijadikan sebagai petunjuk jenis
pengolahan yang sesuai. Berdasarkan zat penyebabnya, warna air
dapat dibedakan menjadi :

a. Warna Sejati (true color)


Warna sejati disebabkan adanya zat-zat organik dalam
bentuk koloid. Warna ini tidak akan berubah walaupun mengalami
penyaringan dan sentrifugasi. Pada penentuan warna sejati,
bahan-bahan tersuspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan
dipisahkan terlebih dahulu. Filtrasi (penyaringan) bertujuan
menghilangkan materi tersuspensi dalam air tanpa mengurangi
keaslian warna air. Sentrifugasi mencegah interaksi warna
dengan material penyaring. Warna sejati tidak dipengaruhi oleh
kekeruhan. Contoh dari warna sejati antara lain : warna air teh,
warna air buangan industri tekstil, serta warna akibat adanya
asam humus, plankton, atau akibat tanaman air yang mati.
(Sumber Effendi,2003)

b. Warna Semu (apparent color)


Warna semu disebabkan oleh adanya partikel-partikel
tersuspensi dalam air. Warna ini akan mengalami perubahan
setelah disaring atau disentrifugasi serta dapat mengalami
pengendapan. Warna semu akan semakin pekat bila kekeruhan
air meningkat. Warna dapat diamati secara visual (langsung)
ataupun diukur berdasarkan skala platinum kobalt (dinyatakan
dengan satuan PtCo) dengan cara membandingkan warna contoh
air dengan warna standar. Air yang memiliki nilai kekeruhan

42
rendah biasanya memiliki warna yang sama dengan warna
standar (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991 dalam Effendi,
2003). Intensitas warna cenderung meningkat dengan
meningkatnya nilai pH (Sawyer dan McCarty, 1978).

Visual Comparison Method dapat diaplikasikan hampir


pada seluruh contoh air yang dapat diminum. Prinsip dari metode
ini adalah membandingkan warna contoh air dengan warna
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Larutan
standar diletakkan dalam tabung Nessler dan harus terlindung
dari debu serta penguapan. Tabung Nessler yang digunakan
harus memiliki warna, ketebalan, ketinggian cairan, dan diameter
tabung yang sama. (Sumber Effendi,2003)

Untuk segi estetika, warna air sebaiknya tidak melebihi


15 PtCo. Sumber air untuk kepentingan air minum sebaiknya
memiliki nilai warna antara 5 – 50 PtCo. Contoh air dengan warna
kurang dari 70 unit diteliti dengan cara perbandingan langsung
menggunakan larutan standard. Bila kandungan warna contoh air
lebih tinggi daripada warna standar yang tersedia, dilakukan
pengenceran terhadap contoh air menggunakan aquadest. Batas
waktu maksimum pengukuran adalah 48 jam dengan cara
didinginkan pada suhu 4 oC untuk pengawetan. (Sumber
Effendi,2003)

7. Daya Hantar Listrik (DHL)

Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan


untuk menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas). DHL
pada air merupakan ekspresi numerik yang menunjukkan
kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Oleh
karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL

43
bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta
konsentrasi total maupun relatifnya. (Sumber Effendi,2003)

Pengukuran daya hantar listrik bertujuan mengukur


kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta
memprediksi kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang
dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk
menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat
dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik
yang ditunjukkan pada konduktivitimeter berarti semakin besar
kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam contoh air untuk
menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
banyak mineral yang terkandung dalam air. (Sumber Effendi,2003)

Konduktivitas dinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p


Siemens/cm. Dalam analisa air, satuan yang biasa digunakan adalah
µmhos/cm. Air suling (aquades) memiliki nilai DHL sekitar 1
µmhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 – 1500 µmhos/cm
(Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Besarnya daya hantar listrik bergantung pada kandungan ion


anorganik (TDS) yang disebut juga materi tersuspensi. Hubungan
antara TDS dan DHL dinyatakan dalam persamaan (1.2) (Metcalf &
Eddy : 1991 dalam Effendi, 2003).

(Tabel 1.15)

TDS (mg/L) = DHL (mmhos/cm atau ds/m) x 640 (4.1.2)

Nilai TDS biasanya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada


penentuan nilai TDS, bahan-bahan yang mudah menguap (volatile)
tidak terukur karena melibatkan proses pemanasan. (Sumber
Effendi,2003)

44
Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter
dengan satuan µmhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion
yang terlarut dalam contoh air berbanding lurus dengan daya hantar
listrik. Batas waktu maksimum pengukuran yang direkomendasikan
adalah 28 hari. (Sumber Effendi,2003)

Menurut APHA, AWWA (1992) dalam Effendi (2003) diketahui


bahwa pengukuran DHL berguna dalam hal sebagai berikut :

a. Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air destilasi.


b. Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.
c. Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air.
d. Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.
e. Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.

4.2 Parameter Fisika Kualitas Limbah Cair

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga,
peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair
adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang
bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998)
Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan
karaktersitik fisika, kimia dan biologis. Tapi yang kali ini akan di bahas
adalah mengenai parameter fisiknya yang terdiri dari :

4.2.1Total Solid (TS)


Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik
maupun anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
4.2.2Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di
dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran
berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987).Total Suspended Solid atau

45
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen.
4.2.3Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan
waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari
yang abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya
ion-ion logam besi dan mangan (secara alami), humus, plankton,
tanaman air dan buangan industri.Warna air dibedakan atas dua
macam, yaitu :
A. Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan
terlarut.
B. Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-
bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk
diantaranya yang bersifat koloid.

4.2.4Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang
bersifat organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam
air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan
pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan membatasi masuknya
cahaya dalam air
4.2.5Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan
efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air
dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya
suhu atau temperatur air akan menimbulkan akibat berikut :
A. Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
B. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
C. Mengganggu kehidupan organisme air.
4.2.6Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses
dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Sifat
bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah berurai
46
dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide atau amoniak
yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini disebabkan adanya
pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau sangat
penting karena terkait dengan masalah estetika.
4.2.7Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke
dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas
permukaan air. Minyak dan lemak merupakan bahan organis bersifat
tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri.  Karena berat jenisnya lebih
kecil dari pada air maka minyak tersebut membentuk lapisan tipis di
permukaan air dan menutup permukaan yang mengakibatkan
terbatasnya oksigen masuk ke dalam air.

4.3 Parameter Fisika Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat
menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen yang paling penting
bagi kelangsungan kehidupan bagi mahluk hidup baik itu pada
manusia,hewan maupun tumbuhan karena tampa makanan atau pun
minuman manusia dan mahluk hidup lainnya dapat bertahan hidup berhari-
hari sedangkan tampa udara yang hanya sekita beberapa menit maka
mahluk hidup yang ada di muka bumi ini akan mati (Fardiaz 1992) .

Dalam udara terdapat penentuan kualitas udara salah satunya adalah


kualitas fisik udara yang terdiri dari :
 Suhu
 Kelembaban
 Kebisingan
 Pencahayaan

47
 Partikel debu
Parameter ini harus diperhatikan dan dipantau secara berkala agar
tidak berdampak negative terhadap kesehatan manusia. Parameter yang
tidak memenuhi standar harus segera dikendalikan sehingga dapat
meminimalkan dampak bahaya kesehatan yang ditimbulkan. Menurut
Peraturan Pemerintah RI No 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara. Dan perlu dilakukan adanya suatu perlindungan mutu
udara sesuai dengan apa yang telah diamanatka dalam Peraturan
Pemerintah RI No 41 Tahun 1999

4.3.1Suhu
Suhu dan kelembaban dapat mempegaruhi konsentrasi
pencemar udara. Suhu udara yang tinggi menyebabkan udara makin
renggang sehingga konsentrasi pencemar udara makin rendah.
Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat
sehigga konsetrasi pencemar di udara tampaknya makin tinggi.
Suhu udara adalah besaran yang menyatakan derajat panas
dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah thermometer. Persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri
standar suhu adalah 18o C – 28o C .
Menurut SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas iklim
kerja (panas),kebisingan,getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra
ungu di tempat kerja, NAB Iklim kerja (panas) di tempat kerja dengan
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak di perkenakan melebihi :

A. Untuk Beban kerja ringan : 30,0oC


B. Untuk Beban kerja sedang : 26,7oC
C. Untuk Beban kerja berat : 25,0oC

4.3.2Pencahayaan

48
Nilai pencahayaan (lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan.
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang di perlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Industri
Standar Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux
Prinsip penerangan yang baik adalah jumlah dan intensitas
penerangan yang diperlukan hendaknya disesuaikan dengan jenis
pekerjaan,daya lihat seseorang dan lingkungannya.
Alat yang di gunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan
adalah lux meter. Alat ini akan di arahkan ke sumber datangnya
cahaya kemudian alat ini akanl bekerja berdasarkan pengubahan
energy cahaya menjadi tenaga listrik oleh photo electric cell.

4.3.3Kelembaban
Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan
udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Kelembaban
relative berpengaruh terhadap suhu di mana kelembaban yang rendah
akan membuat suhu semakin dingin dan begitu juga sebaliknya
(Binardi 2003). Pada kelembaban yang tinggi maka uap air di udara
dapat bereaksi dengan pencemar udara sehingga menjadi zat lain
yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder.
Kelembaban udara adalah jumlah uap air di udara (atmosfer).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Kelembaban adalah
tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung
dalam bentuk uap air. Alat yang di gunakan untuk mengukur
kelembaban adalah hygrometer.
Persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan

49
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri standart kelembaban
adalah 40% - 60% .

4.3.4Kebisingan

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak di kehendaki


sehingga menganggu atau membahayakan kesehatan.
Sumber kebisingan yang tinggi memberikan pengaruh sehingga
dapat mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Mengganggu
komunikasi atau percakapan antar pekerja,mengurangi
konsentrasi,menurunkan daya dengar baik yag bersifat sementara
maupun permanen.
Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan
dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :
A. Bising Interior
B. Bising Eksterior
Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan adalah
kerusakan pada indera pendengar yang menyebabkan ketulian
progesif, Gangguan kebisingan dapat dikelompokan sebagai berikut :
A. Gangguan Fisiologis
B. Gangguan Psikologis
C. Gangguan Patologis Organis
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri standart tingkat kebisingan
di ruangkerja tanpa pelindung maksimal 85 dB.
Pengukuran kebisingan di lakukan dengan menggunakan alat
sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur
tingkat tekanan bunyi dan alat ini di arahkan ke sumber datangnya
bumi dan di lakukan perhitungan setiap 5 detik sekali lalu di masukkan
ke dalama kolom BIS 1 yang berisi seanyak 120 kolom.

50
4.3.5Partikulat Debu

Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai


partikel yang melayang di udara (suspended particulate matter/SPM).
Dengan ukuran 1 mikron sampai dengn 500 mikron. Partikula debu
akan berada di udara dalam waktu relati lama dalam keadaan
melayang-layang di udara keudia masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernapasan.

Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat


menganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan
berbagai reaksi kimia sehinga komposisi debu di udara menjadi
partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai
bahan dengan ukuran dan bentuk yng relatif berbeda-beda. Ukuran
debu sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran
pernapasan.

Partikulat debu merupakan partikel padat yangterbentuk karena


adanya kegiatan alami atau mekanik seperti penghalusan,
penghancuran, peledakan, pengayaan atau pengeboran.

Menurut Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1405/MEKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri standart kandungan debu
maksimal di dalam udara ruangan dalam pengkuran rata-rata 8 jam
adalah debu total 0,15 mg/m.

51
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR-9

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-1 ini, mahasiswa dapat Mengetahui komponen ekosistem dan
prinsip teknik pengukuran kecepatan dan debit air.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-9 ini, secara khusus Anda dapat:
1.1 Mengetahui Pengertian habitat dan populasi
1.2 Mengetahui Macam-macam bioma
1.3 Mengetahui Air mengalir pada badan air
1.4 Mengetahui Saluran terbuka
1.5 Mengetahui Resapan air tanah
1.6 Mengetahui Pencemaran udara

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-9 Ini adalah:
1.1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan habitat dan populasi
1.2 Menjelaskan Macam-macam bioma
1.3 Menjelaskan Air mengalir pada badan air
1.4 Menjelaskan Saluran terbuka
1.5 Menjelaskan Resapan air tanah
1.6 Menjelaskan Pencemaran udara

52
4.1 Pengertian Air

Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan


kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu
meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan
dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.

Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat


makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang
diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki
pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli.

4.2 Unsur Air

Air merupakan substansi kimia dengan rumus H2O. Satu molekul air
terdiri dari dua atom hidrogen yang terikat pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi normal.
Kondisi yang dimaksud adalah pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu
273,15 Kelvin. Air merupakan suatu zat pelarut yang penting yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia seperti asam, garam,
beberapa jenis gas, dan molekul-molekul organic tertentu.

4.3 Jenis – Jenis Air

4.3.1 Air Permukaan

Air permukaan adalah jenis air yang merupakan tampungan air


hujan yang mengalir di atas bumi dan tidak terserap ke dalam tanah
karena tanah di bawahnya bersifat rapat sehingga air tersebut akan
tergenang dan adakalanya mengalir ke bagian yang lebih rendah. Air
permukaan terbagi menjadi air sungai, air danau, dan air laut.

4.3.2 Air Angkasa

Air angkasa adalah air yang berasal dari udara dan jatuh ke
permukaan bumi. Komposisi air yang terdapat di lapisan udara bumi

53
berjumlah sekitar 0,001 % dari total air di permukaan bumi. Air
angkasa terbagi menjadi air hujan, air salju, dan air es.

4.3.3 Air Tanah

Air tanah merupakan seluruh air yang terkandung di dalam


lapisan tanah. Air di lapisan tanah menyumbang 0,6 % dari total air
keseluruhan di bumi. Umumnya kedalaman air tanah berkisar 9
sampai 15 meter di bawah permukaan tanah.

A. Air tanah freatik, merupakan air tanah dangkal yang berada tidak
jauh dari permukaan tanah.
B. Air tanah dalam, merupakan air yang terletak di bawah lapisan
tanah kedap air pertama.
C. Air tanah meteorit (vados), merupakan air tanah yang berasal dari
air hujan dan sebelumnya terjadi penguapan air di atmosfer yang
membuat air ini bercampur debu meteor.
D. Air tanah magma (juvenil), merupakan air yang terbentuk secara
kimiawi di dalam tanah karena pengaruh magma.
E. Air konat, merupakan air tanah yang terjebak di batuan selama
beribu-ribu tahun sehingga sering juga disebut dengan istilah air
purba.

4.4 Dampak pencemaran Air terhadap kesehatan

4.4.1 Dampak Pencemaran Air terhadap kesehatan manusia


Gangguan KesehatanMenyebabkan penyakit atau kerusakan
pada kulit→ disebabkan oleh air yang telah tercemar bahan kimia
dan mikroorganisme. Mis : H2SO4, bakteri, Virus dan jamur.Penyakit
perut→ disebabkan oleh air yang telah tercemar bakteri atau
organisme lainnya.Penyakit kanker→ disebabkan karena
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi merkury dan
timbal.Retardasi mental→ karena mengkonsumsi makanan yangtelah
terkontaminasi oleh merkuri.

54
4.4.2 Dampak Pencemaran Air terhadap kesehatan manusia
Tekanan darah tinggi, gagal jantung,kerusakan hati & ginjal→
disebabkan oleh air yang telah terkontaminasi oleh kadmium
(Cd)Merusak kelenjar tiroid, gagal jantung & edema→ disebabkan
karena mengkonsumsi ikan atau pun air yang telah terkontaminasi oleh
Cobalt (Co)Cacat mental, Hipertensi, kelahiran prematur→ karena
mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang terkontaminasi oleh
timbal.Kerusakan hati & ginjal→ karena mengkonsumsi makanan
ataupun minuman yang terkontaminasi oleh senyawa organik berklorin
(DDT, aldrin, heptaklor & klordan).
4.5 Sumber Pencemaran Air

Sumber Pencemaran Air Paling tidak terdapat 9 sumber pencemar air


yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

4.5.1 Kegiatan Rumah Tangga
Kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandai, kakus atau
sampah rumah tangga lainnya dapat mencemari air. Septic tank yang
bocor juga dapat mencemari air tanah.
4.5.2 Kegiatan Industri
Kegiatan industri kecil atau besar banyak menghasilkan limbah
dalam berbagai bentuk seperti asap, cairan maupun bentuk padat. 
4.5.3 Kegiatan Pertanian dan Peternakan
Penggunaan pestisida, kotoran hewan dan penggunaan pupuk
dapat menimbulkan pencemaran air. Pada rumah pemotongan
hewan, sisa cucian ternak atau darah hasil penyembelihan dapat
mengotori air. 
4.5.4 Kegiatan Transportasi
Kegiatan transportasi dapat menjadi sumber pencemar
perairanan seperti sisa oli, atau sisa mobil bekas yang dibuang ke
laut dapat mencemari air.  
4.5.5 Kegiatan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
Berbagai fasilitas umum banyak menghasilkan limbah seperti
rumah sakit menghasilkan limbah cair dari lab, kamar operasi, dapur.

55
Toilet di terminal banyak membuat saluran limbah langsung ke
selokan atau tanah. 
4.5.6 Kegiatan Perdagangan
Kegiatan perdagangan baik dari sektor formal maupun informal
seringkali menghasilkan limbah cair seperti oli pada bengkel motor,
limbah warung kaki lima, limbah air loundry dan lainnya. 
4.5.7 Kegiatan Pengolahan Akhir Sampah
Kegiatan pengolahan sampah dapat menghasilkan limbah cair
yang berasal dari proses leaching sampah sehingga akan mencemari
air tanah. 
4.5.8 Kegiatan Kehutanan
Kegiatan penebangan di hutan dapat menghasilkan limbah cari
yang berasal dari erosi tanah kemudian hanyut ke sungai dan
mencemari air. 
4.5.9 Kegiatan Pertambangan
Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan limbah cair yang
berasal dari proses produksi seperti lumpur bor, emulsi minyak atau
logam berat (merkuri).
4.6 Cara Mengetahui Jalur Pajanan

4.6.1 Pengertian Pajanan

Pajanan merupakan konsep yang penting dalam epidemiologi,


karena pajanan itu sendiri adalah syarat bagi determinan penyakit
untuk bisa menyebabkan penyakit atau memulai terjadinya infeksi.
Pengetahuan tentang pajanan adalah suatu faktor sebagai kausa
penyakit berguna untuk mencegah dan mengendalikan penyakit
pada populasi, dengan cara mengeliminasi, menghindari atau
mengubah kausa. Pemajanan merupakan kontak antara manusia
dengan komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya,
sehingga dapat dikatakan bahwa pemajanan sama dengan
keterpaparan. Dalam mempelajari angka kejadian dengan
menggunakan pendekatan epidemiologi dikenal istilah pemajanan
atau disebut juga keterpaparan. Pemajanan atau yang biasa disebut

56
keterpaparan adalah suatu keadaan ketika pejamu atau host berada
pada pengaruh ataupun berinteraksi dengan unsur  penyebab, baik
penyebab primer maupun sekunder atau dengan unsur  lingkungan
yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit.

Penyebab primer pemajanan meliputi unsur penyebab biologis,


unsur penyebab nutrisi, unsur penyebab kimiawi, dan unsur
penyebab fisika serta unsur penyebab psikis. Sedangkan penyebab
sekunder pemajanan terdiri atas unsur pembantu atau penambah
lain dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab
akibat terjadinya suatu penyakit. Dengan demikian untuk menilai
tingkat pemajanan atau keterpaparan harus selalu dihubungkan
degan sumber dan sifat unsur  penyebab, keadaan pejamu yang
mengalami pemajanan atau keterpaparan tersebut serta cara
berlangsungnya proses pemajanan atau keterpaparan.

Pengukuran pajanan dan penyakit yang berskala dikotomi atau


dengan cara melihat ada tidaknya pajanan dan penyakit dapat
digunakan dalam penelitian epidemiologi yang mempelajari tentang
hubungan antara pajanan dengan terjadinya penyakit

Tabel 1. gambar pajanan dan penyakit yang berskala dikotomi dalam studi
epidemiologi

(Tabel 16)

Pajanan
Penyakit  
Ada Tidak Ada
Ada A B a+b
Tidak Ada C D c+d
  a+c b+d N

57
Pajanan dapat berasal dari luar diri subjek yang dipelajari
seperti kebisingan lingkungan, zat toksik dalam makanan dan
sebagainya, perilaku subjek misalnya merokok, penggunaan sabuk
pengaman saat berkendara, dan faktor internal pada subjek misalnya
usia, dan jenis kelamin.

Contoh: Misalkan akan dipelajari kebiasaan mencuci tangan sebelum


makan dan kejadian diare dalam satu bulan terakhir pada
100 orang penduduk desa. Hasil pengamatan disajikan
dalam bentuk table 2×2 berikut.

Tabel 2. Kebiasaan mencuci tangan dan kejadian diare

(Tabel 17)

Kebiasaan mencuci tangan


Diare Jumlah
Ya Tidak
Ada 2 16 18
Tidak ada 18 64 82
Jumlah 20 80 100

Disini kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan


merupakan pajanan, sedangkan penyakitnya adalah
kejadian diare. Dengan memperhatikan tabel 2 di atas maka
jelas bagi kita bahwa seseorang dapat menjadi sakit, maka
orang tersebut harus mengalami keterpaparan terhadap
unsur penyebab tertentu yaitu primer maupun sekunder, dan
di lain pihak orang tersebut sekaligus harus berada pada
tingkat kerentanan tertentu. Kedua faktor pemajanan atau
keterpaparan dan kerentanan sangat di pengaruhi pula oleh
berbagai unsur, terutama unsur lingkungan dan unsur
pejamu. Oleh karena itu, dalam epidemiologi terapan,
keadaan ini harus benar-benar disadari, terutama tingkat

58
kuantitas maupun kualitas atau derajat serta sifat dan bentuk
dari unsur yang menimbulkan keterpaparan atau pemajanan.

Adapun faktor yang berhubungan erat dengan unsur


penyebab primer maupun sekunder antara lain:

A. Lingkungan tempat unsur penyebab berada atau


lingkungan tempat pejamu dan penyebab berinteraksi
B. Sifat dan jenis unsur penyebab tersebut
C. Unsur penjamu sebagai sifat individu yang bervariasi
dalam hubungannya dengan unsur penyebab serta
hubungannya dengan sifat maupun bentuk keterpaparan
atau pemajanan seperti sifat patologis karakteristik dari
pejamu terhadap penyebab serta sifat intimasi (erat
tidaknya) kontak antara pejamu dengan penyebab.

Adapun keterpaparan yang berhubungan erat dengan


unsur pejamu antara lain sifat karakteristik pejamu secara
perorangan atau individu dan sifat karakteristik kelompok
sosial tertentu. Sedangkan sifat kekebalan tiap pejamu
secara perorangan dalam masyarakat, akan sekaligus
memenuhi kedua sifat tersebut karena tingkat kekebalan
perorangan yang membentuk suatu kelompok masyarakat
tertentu akan menentukan tingkat kekebalan masyarakat
tersebut.

Faktor lain yang berhubungan erat dengan derajat


pemajanan antara lain:

A. Sifat pemajanan, yaitu indentifikasi tentang intensitas


terjadinya proses pemajanan, apakah hanya sekali,
beberapa kali atau berlangsung terus-menerus dalam
jangka waktu yang cukup panjang.

59
B. Sifat lingkungan, merupakan tempat terjadinya proses
pemajanan, apakah keadaan lingkungan lebih
menguntungkan pejamu atau sebaliknya.
C. Tempat dan keadaan konsentrasi dari unsur penyebab.
Faktor tempat sangat berhubungan erat dengan
lingkungan, sedangkan konsentrasi sangat
mempengaruhi derajat pemajanan pejamu.

Faktor tempat sangat erat hubungannya dengan


lingkungan terjadinya unsur penyebab berinteraksi atau
mempengaruhi pejamu, sedangkan konsentrasi dari unsur
penyebab akan sangat mempengaruhi derajat keterpaparan
atau pemajanan dari pejamu.

4.6.2 Penilaian dan Aplikasi Pajanan

Dalam pajanan terdapat empat pertimbangan dalam penilaian


pajanan antara lain.

A. Likelihood of exposure

Berfokus pada peluang untuk terjadinya pajanan antara


substansi, manusia serta reseptor lingkungan. Hal ini penting
untuk menentukan akan kemungkinan  terjadinya pajanan,dan
untuk mengetahui potensial terjadinya  kontak dan jalur
pajanannya seperti pencernaan, pernafasan atau kulit.

B. Magnitude of exposure

Berfokus pada level atau dosis dari pajanan.Berfungsi


untuk tambahan penilaian terhadap volume atau konsentrasi
pajanan. Juga penting untuk menentukan durasi, atau length of
time dari pajanan.

60
Variasi rentang waktu pajanan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: :

1. Paparan jangka pendek, dalam waktu detik , menit , dan jam ,


serta dalam satu hari)
2. Paparan jangka panjang, dalam waktu minggu, bulan , dan
tahun , serta seumur hidup)
3. Pajanan kumulatif, merupakan total eksposur selama periode
waktu tertentu

C. Route of exposure

Jalur pemajanan yang dimaksud meliputi inhalasi;


pencernaan; kulit; dan injeksi. Jalur pemajanan penting lainnya
adalah paparan plasenta dari janin,  paparan kebisingan melalui
telinga , dan paparan radiasi UV melalui mata.

D. Population exposed

Penilaian pajanan belum lengkap apabila belum


mengidentifikasi pupulasi terpajan.

Secara umum pajanan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori.

1. Workplace exposure

Merupakan pajanan yang terjadi di lingkungan


kerja tempat substansi dibuat, diformulasikan, dan digunakan
secara komersil. Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila
seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat menyebabkan
gangguan atau kerusakan bagi tubuh ketika terjadi pajanan
yang berlebihan. Bahayakesehatandapat menyebabkan
penyakit yang disebabkanoleh pajanan suatu sumber bahaya
di tempat kerja. Potensi bahaya kesehatan yang biasa di
tempat kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain faktor
kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor
psikologi.

61
2. Consumer use of product

Penilaian pajanan untuk pemakaian produk sama dengan


penilaian pajanan di tempat kerja. Informasi tersebut sulit
untuk diperoleh dan sangat berpotensi untuk menyebabkan
terjadinya kecelakaan atau penyalahgunaan produk yang
dapat menghasilkan pemajanan yang tidak terduga.

3. Environmentally-mediated exposure.

Ditemukannya produk pada media lingkungan seperti


makanan,air,dan udara.Estimasi pada paparan dapat
diketahui melalui media lingkungan dengan menggunakan
pengetahuan tentang substansi dari lingkungan dan informasi
atas jumlah makanan yang dimakan oleh manusia tersebut.
Cara yang dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran
langsung terhadap konsentrasi pajanan di udara, air atau
makanan.

Beberapa macam aplikasi penilaian paparan di lapangan,


antara lain:

a. Pemantauan secara rutin terhadap paparan pada


industri.
b. Penelitian hubungan antara paparan kimia dan efeknya
terhadap kesehatan.
c. Hubungan dosis respon.
d. Mengidentifikasi golongan masyarakat yang mempunyai
resiko.
e. Studi toksikokinetik pada manusia.
f. Mengidentifikasi perjalanan bahan kimia setelah diserap
tubuh.

Jalur pemajanan mencakup semua elemen yang


menghubungkan sumber pencemaran dengan penduduk

62
yang terpajan. Jalur pemajanan terdiri dari 5 elemen antara
lain.

a. Sumber pencemar adalah asal tempat pencemar terjadi


seperti pabrik yang membuang limbah ke lingkungan dan
media lingkungan seperti timbunan sampah.
b. Media lingkungan dan mekanisme penyebaran adalah
lingkungan dimana pencemar dilepaskan, seperti air,
tanah, dan udara serta biota yang kemudian disebarkan
dengan mekanisme penyebaran tertentu ketitik-titik
pemajanan.
c. Titik pemajanan adalah suatu area potensial tempat
terjadi kontak antara manusia dengan media lingkungan
tercemar, seperti sumur atau lapangan bermain.
d. Cara pemajanan adalah bagaimana cara pencemar
masuk atau kontak  dengan tubuh manusia, seperti
tertelan, melalui pernapasan dan kontak kulit.
e. Penduduk berisiko adalah orang-orang yang terpajan
atau berpotensi terpajan oleh pencemar pada titik-titik
pemajanan.

Tiap jalur pemajanan harus dikaitkan dengan populasi


yang mungkin kontak dengannya, mereka harus diidentifikasi
setepat mungkin. Misalnya, bila satu- satunya jalur
pemajanan adalah melalui tanah yang tercemar di daerah
permukiman sepanjang batas sebelah selatan lokasi, maka
hanya populasi yang ada permukiman di daerah tersebut
yang perlu diperhatikan untuk jalur tersebut, bukan semua
pemukim. Namun semua pemakai air yang disediakan oleh
PDAM merupakan populasi terpajan bila sumber air PDAM
tercemar. Bila sumur pribadi tercemar, maka populasi
terpajan adalah hanya penduduk yang menggunakan sumur
pribadi tersebut. Bila lebih dari satu jalur melibatkan suatu
elemen reseptor, perlu dibuat perkiraan masing-masing jalur.

63
Bila populasi memang tidak ada hubungan dengan jalur
pemajanan, jalur pemajanan itu tidak relevan.

Jalur pemajanan riil terjadi bila terdapat lima elemen jalur


pemajanan yang menghubungkan sumber pencemar ke
populasi reseptor. Bila ada jalur pemajanan riil pada masa
lalu, kini atau masa depan, maka populasi dianggap terpajan.
Jalur pemajanan potensial adalah bila satu atau lebih dari
lima elemen itu tidak ada, atau modeling digunakan
mengganti data sampling sebenarnya.

E. Agen Lingkungan

Dalam pembahasan tentang pemajanan maka tidak


terlepas dari agen lingkungan. Mayoritas agen mempunyai efek
yang potensial terhadap satu atau beberapa macam penyakit.
Kemampuan tersebut bervariasi dan tergantung dari sifat alamiah
agen, tingkat dan lamanya pemaparan, serta keadaan gizi dan
karakteristik manusia.

Agen lingkungan dapat berupa:

1. Agen kimia

Agen kimia dapat berasal dari alam dan industri. Bahan


kimia industri dapat terdiri dari bahan organik dan anorganik
yang ada pada makanan dan minuman, air, udara, tanah, dan
medium lainnya.

2. Agen fisik

Agen fisik dapat berasal dari alam serta buatan manusia.


Yang termasuk agen fisik adalah radiasi ionizing dan non
ionizing (misalnya ultraviolet, sinar inframerah, microwave,
frekuensi radio dan medan elektromagnetik)

64
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya
efek-efek akut yang muncul segera setelah paparan dimulai,
maka tingkat paparan yang terukur pada saat ini menentukan
apakah benar bahwa efek tersebut terjadi. Namun, ada
beberapa faktor-faktor lingkungan yang hanya menampakkan
efek-efeknya setelah ada sebuah paparan dalam periode yang
panjang. Hal ini dapat terjadi karena adanya bahan-bahan
kimia yang terakumulasi di dalam badan (contohnya kadmium)
dan faktor-faktor berbahaya yang dapat menimbulkan efek
kumulatif (contohnya radiasi atau kebisingan). Untuk faktor
yang berbahaya, maka tingkat paparan di masa lalu dan
durasi paparan itu jauh lebih penting dibanding tingkat
paparan di masa kini.

RANGKUMAN

65
Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen
lainnya didalam air sehingga kualitas air terganggu yangmana dapt ditandai dengan
adanya perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak murni lagi.

Ciri-ciri air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena


tergantung dengan jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Karena itu,
dibutuhkan suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat
diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi air.

Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun
dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia.

Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah


disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau
got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.

Pajanan merupakan konsep yang penting dalam epidemiologi, karena


pajanan itu sendiri adalah syarat bagi determinan penyakit untuk bisa menyebabkan
penyakit atau memulai terjadinya infeksi. Pengetahuan tentang pajanan adalah
suatu faktor sebagai kausa penyakit berguna untuk mencegah dan mengendalikan
penyakit pada populasi, dengan cara mengeliminasi, menghindari atau mengubah
kausa. Pemajanan merupakan kontak antara manusia dengan komponen
lingkungan yang memiliki potensi bahaya, sehingga dapat dikatakan bahwa
pemajanan sama dengan keterpaparan.

1.1 Jenis fisik udara

1.1.1 Udara Kering

Udara kering berasal dari kata dasar udara. Udara kering adalah


sebuah homonim, yang artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang

66
sama tetapi maknanya berbeda.Udara kering berarti udara yang tidak
mengandung uap air, atau udara yang kelembapannya lebih kecil
1.1.2 Uap air

adalah gas yang terjadi dari proses pemanasan air (H2O).


menjadi Uap air uap air mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa
yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta
uap, atau mesin uap. Uap air di alam bisa
berupa awan atau kabut.Uap air yang terjadi secara alami
disebabkan oleh pemanasan Matahari dan oleh panas Bumi contoh
pemanasan oleh Matahari dikenal pemanasan di lautan luas
merupakan permukaan air yang sangat besar dan penguapannya
banyak sekali sehingga bisa smenyebabkan pengaruh musim
kemarau atau musim hujan di suatu wilayah. Uap air bergerak ke
arah wilayah yang lebih panas menyebabkan pergerakan uap air
yangdisebut angin. Pemanasan oleh panas Bumi contohnya di
tempat sumber-sumber air panas.

Uap air jika berkumpul dengan kepadatan tertentu akan berupa


awan tipis yang berangsur-angsur bisa menjadi lebih padat dan jika
sudah benar-benar padat dan terkena udara dingin akan menjadi
rintik-rintik hujan dan jika sinar Matahari tembus dan dapat kita lihat
uap air yang berubah menjadi titik-titik hujan itu akan membiaskan
sinar Matahari berupa Pelangi yang terkenal dengan warna Me-Ji-Ku-
Hi-Bi-Ni-U, jika sudah sangat banyak titik-titik air yang berasal dari
uap air akan berubah menjadi hujan lebat kembali menjadi bentuk air
(H2O).

1.1.3 Aerosol

adalah Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang


terdispersi dalam gas.zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut
aerosol padat. Jika yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol
cair.Ada dua contoh aerosol yaitu:

A. Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara


B. Contoh aerosol cair : kabut dan awan

67
Awan ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol,
seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk,
parfum, cat semprot, dll.Bahan yang digunakan dan diperlukan
untuk menghasilkan aerosol adalah suatu bahan pendorong
(propelan aerosol). Senyawa kloroflurokarbon (CFC) dan karbon
diokasida merupakan bahan pendorong yang paling sering
digunakan
1.1.4 Sumber daya udara adalah sumber daya alam abiotik yang tidak
terbatas jumlahnya (baca: Sumber Daya Alam Yang Dapat
Diperbaharui dan Tidak Dapat Diperbaharui). Secara umum, potensi
sumber daya alam berupa udara bisa dikelompokkan menjadi dua
yakni sumber daya energi angin dan sumber daya gas. Berikut
adalah penjelasan dari masing- masing bentuk potensi sumber daya
udara.
1.1.5 Sumber Daya Energi Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan temperatur udara


di permukaan bumi. Udara yang berada di tempat yang bersuhu
rendah bergerak menuju tempat dengan suhu yang lebih tinggi
(baca : Angin Darat dan Angin Laut).  Pergerakan udara tersebut
kemudian menghasilkan angin (baca : Proses Terjadinya Angin).
Angin memiliki energi yang dapat dimanfaatkan (baca
juga : Pemanfaatan Sumber Daya Alam). Bahkan energi angin
termasuk sumbr daya alternatif yang ramah lingkungan. Mengapa
dikatakan ramah lingkungan? Ini dikarenakan energi angin tidak
memiliki sisa pembakaran yang berbahaya untuk lingkungan hidup.

Salah satu implementasi sumber daya energi angin di


Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Dalam
bahasa sansekerta kata bayu berarti angin. PLTB dikembangkan
sejak tahun 2002. Teknologi yang digunakan mengadaptasi dari
teknologi wind mills (kincir angin). Pembangkit listrik tenaga bayu
mengubah energi angin menjadi energi listrik. Proses konversi
energi tersebut memanfaatkan bantuan turbin angin. Cara kerjanya

68
adalah energi angin memutar turbin angin yang kemudian akan
memutar rotor di dalam generator yang terletak di belakang
turbin.dari proses itulah kemudian dihasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga bayu ini memiliki banyak keuntungan,
diantaranya yakni :

A. Energi angin tidak akan habis karena dapat terus diperbaharui


(baca juga : Contoh Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui
B. Energi angin tidak menghasilkan emisi gas buangan seperti
karbon dioksida.
C. Potensi yang dimiliki energi angin sangat besar.
D. Listrik yang dihasilkan energi angin relatif stabil.
E. Tanah yang dijadikan ladang angin bisa dimanfaatkan untuk
keperluan lain karena pondasi turbin hanya berukuran kecil.

1.1.6 Sumber Daya Gas

Persen dari total gas kering terdiri dari gas nitrogen. Selain
nitrogen, gas lainnya adalah oksigen sebesar 20 persen, gas argon
sebanyak 0,93 persen, karbon dioksida sebesar 0,003 persen dan
gas- gas lain yang jumlahnya lebih kecil seperti Neon, Helium,
Hidrogen, Kripton, Ozon, Metana dan Radon. Meskipun
keberadaannya kecil dan tidak terlihat, akan tetapi gas- gas di udara
memiliki banyak manfaat dan harus kita jaga dari ancaman
pencemaran udara (baca : Pengertian Pencemaran Udara). Berikut
adalah pemanfaatan gas- gas yang terkandung dalam udara. (baca
juga : Cara Pelestarian Gas Alam)

A. Gas Nitrogen
Gas nitrogen banyak dimanfaatkan dalam bidang
kedokteran, industri kimia dan bidang otomotif. Dalam bidang
kedokteran, gas nitrogen yang berbentuk cair dimanfaatkan
dalam proses pembekuan darah, sperma, sumsum tulang dan
jaringan tubuh lain yang akan digunakan dalam proses
penyembuhan pasien. Nitrogen cair juga digunakan dalam

69
sebagai sarana pengobatan tumor jinak.Dalam industri kimia,
nitrogen digunakan sebagai gas yang memberkan tekanan pada
pipa- pipa sehingga cairan dalam pipa bisa terdorong.
Sementara itu, dalam bidang otonotif gas nitrogen dimanfaatkan
sebagai sarana untuk mengelas suku cadang mobil dan menjadi
gas untuk mengisi ban mobil maupun motor.

B. Gas Oksigen

Manfaat dari gas olsigen tidak diragukan lagi. setiap detik


kita memanfaatkan gas oksigen untuk proses respirasi.  Manfaat
lain dari oksigen yakni sebagai pencegah tumbuhnya sel- sel
anaerob dalam tubuh, memperkuat daya ingat, dapat digunakan
untuk mencegah penuaan dini, dan melindungi kekebalan tubuh
agar tetap terjaga. Manfaat oksigen yang telah disebutkan
adalah manfaat bagi tubuh. Sementara itu, dalam bidang
industri gas oksigen membantuk dalam proses pembakaran dan
proses pengelasan.

C. Gas Argon
Gas argon yang disingkat Ar dalam tabel periodik unsur
memiliki banyak manfaat yang tak kalah dari jenis gas lainnya.
Gas argo yang sifatnya tidak reaktif digunakan sebagai penahan
panas dari bola lampu yang kita nyalakan setiap hari. Ketika kita
melakukan diving, kita memerlukan drysuit yang mana sudah
dikembangkan menggunakan gas argon.  Sedangkan dalam
dunia industri, argon cair digunakan untuk mencegah terjadinya
pengikatan oksigen (oksidasi) pada peleburan baja.

D. Gas Karbon dioksida


Meskipun karbon dioksida dikenal sebagai gas yang
jahat, akan tetapi gas ini juga memiliki manfaat. Seperti yang
telah kita ketahui, tanaman membutuhkan karbon dioksida
dalam proses fotosintesis.  Proses peragian dalam pembuatan

70
makanan juga ada memerlukan gas karbon dioksida. Minuman
berkarbonasi membutuhkan gas karbon dioksida dalam proses
produksinya. Selain itu, gas karbon dioksida bermanfaat dalam
menanggulangi bencana kebakaran.

E. Gas Helium
Gas helium biasanya digunakan untuk mengisi balon
udara dan mengisi tabung yang digunakan untuk menyelam.
Oleh karena itu, gas helium sangat diperlukan dalam bidang
pariwisata bahari dan wisata yang mengandalkan balon udara.
Gas helium memiliki titik uap yang rendah sehingga dapat
digunakan sebagai pendingin

1.2 Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan


Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan manusia itu sendiri
sebagai makhluk hidup? Sangat berdampak besar atau hanya sebagian
kecil saja pengaruhnya bagi makhluk hidup, terutama manusia

1.2.1 Menimbulkan Penyakit


Udara kotor yang dihasilkan itu ternyata mengandung zat-zat
yang berbahaya, mulai dari zat-zat kimia, debu hingga membawa
bibit-bibit penyakit.Penyakit yang dihasilkan atau disebabkan oleh
adanya pencemaran udara ini, antara lain seperti sesak napas,
asma, atau tidak menutup kemungkinan juga bisa menyebabkan
terjadinya kanker.
1.2.2 Membuat Mata Merah dan Iritasi
Debu yang beterbangan ini bisa masuk ke dalam mata,
sehingga bisa membuat mata menjadi merah dan mengganggu
penglihatan kita.Sementara itu, untuk bisa menjaga mata agar tak
terkena oleh adanya debu ataupun kotoran, di saat kita sedang
melakukan perjalanan, sebaiknya untuk bisa mengenakan kacamata
jalan dan setelah itu mencuci muka jika sudah sampai di tempat
tujuangatal dan berisikjika debu menempel pada kulit maka bisa
menimbulkanbeberapamacam gejala sehingga kulit menjadi terasa
71
gatal dan juga bersisik.usahakan untuk tetap mandi secara teratur
setiap hari sehingga kulit tetap bersi terawatt dan sehat.

1.2.3 Iritasi pada seluru pernapan


Dengan banyaknya debu –debu yang kotor dan kita hirup tentu
ini sangat tidak baik untuk kesehatan manusia.jika hal ini terjadi
secara terus menerus maka bisa menyebabkan pergerakan slia yang
beruba menjadi jambat bahkan tidak menutup kemungkinan bisa
terhenti ,sehingga tidak bisa membersikan saluran pernapan
1.2.4 Ganguan pada pernapasan
Udara kotor yang mengandung karbondioksida dan gas beracun
lainya memang sngat berbahaya bagi sistem pernapasan pada
manusia.udara yang kotor masuk kedalam tubuh melalui saluran
pernapasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya infeksi saluran
pernapas akut ,contonya asma dan juga bronchitis.tidak menutup
kemungkinan apabila kita terkeena udara yang tercemar secara terus
menerusmaka bisa berakibat sangat vatal ,hingga ke kanker paru-
paru
1.2.5 Menganggu tumbu kembang sang anak
Didalam udara kotor yang namanya kandungan timbale
yang apabila hingga masuk kedalam saluran pernapasan anak ,akan
berdampak sangat berbahaya.bisa menyebabkan terjadi
penghambatan terdap pertumbuhan dan berkembang si anak
tersebut .timbal bisa mengangu sel-sel yang sedang tumbuh didalam
tubuh anak.
1.2.6 Menguranggi jarak panjang
Hal ini bisa terjadi jika asap atau polusi terjadi dengan
tebal jika asap terjadi dengan tebal maka bisa menganggu
penglihatan yang secara otomatis bisa menguranggu jarak panjang
berkurang sala satu solusinya adalah berjalan lebih hati hati tau lebih
pelan pelanuntuk menghindari dari yang adanya tabrakan atau
kecelakan bahkan tidak hanya sebagai manusia saja terganggu

72
aktifitas bandara juga terganggu bahkan bisa menimbulkan delay
terhadap bebrapa keberangkatan

1.2.7 Penyebab utama terjadi pemanasan global


Pernapan globsl atau akrap kita kenal dengan nama
global warning ini bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu
bumi yang juga menimbulkan air laut yanh iku naik.suhu bumi yang
naik ini terjadi dikarenakan lapisan ozon bumi suda rusak padahal
fungsi dari lapisan ozon ini berguna untuk menjaga suhu bumi agar
nantinya suhu bumi tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin
kita t,lapisan ozon bisa dengan muda rusak akibat pencemaran udara
yang dihasilkan sdari zat CFC atau klorofluorkarbon zat ini sendiri
bisa dengan mud dah kita temui dikulkas AC(air conditioner)hingga
aerosol.
1.2.8 Ganguan pada sistem reproduksi
Tidak hanya saluran pernasan dan tumbu kembang sang,anak
saja yang bisa terganggu,pencemaran udara juga bisa menganggu
sistem reproduksi.bahkan tidak menutup kemugkinan juga tak
hanyasistem reproduksi terganggu melainkan beberapa orang lain
seperti ginjal dan jantung bisa terkena
1.2.9 Tanaman terganggu hingga mati
Tanaman atau tumbuhan memang sangat baik bagi
kelangsungan mahluk hidup yang lain tanaman bisa menghasilkan
oksigen sehingga jika kita hidup dideretan tinggi atau pengunungan
akan terasa sejuknya karena polusi udara disanajuga belum begitu
banyakAkan tetapi dengan adanya polisi udara atau pencemaran
udara tanaman juga bisa terserang penyakit.penyakit itu mulaidari
bintik hitam klorosis,nekrosis dan beberapa penyakit lain

A. Pencegahan
1. Sumber Bergerak
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara
berkala.
73
c. Memasang filter pada knalpot.
2. Sumber Tidak Bergerak
a. Mengganti peralatan yang rusak.
b. Memasang scruber pada cerobong asap.
c. Memodifikasi pada proses pembakaran

3. Manusia.
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi
baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam)
maka untukmencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-
upaya :
a. Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b. Mengurangi aktifitas di luar rumah.

B. Penanggulangan
1. Mengatur pertukaran udara di dalam ruang, seperti
mengunakaN exhaust-fan.
2. Bila terjadi korban keracunan, maka lakukan :
a. Berikan pengobatan atau pernafasaan buatan.
b. Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat

C. Efek Positif dan Negatif dari Penecemaran Udara


1. Efek Negatif
a. Dari segi kesehatan dampak pencemaran udara oleh debu
bisa menyebabkaN penyakit paru-paru (bronchitis) serta
penyakit saluran pernapasan lainnya.Sedangkan dampak
pencemar udara oleh zat kimia seperti Karbon
Monoksidabisa menyebabkan gangguan kesehatan pada
hemoglobin (metaloproteinpengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah).5Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam
tubuh melaluisistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantungkepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
74
saluranpernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapatmencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredarandarah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan
sumber utama polusi udara diperkotaan. Menurut World
Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga2001
terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia sebesarhampir 100%. Sebagian besar
kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gasbuang
yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai
ataupun daripenggunaan bahan bakar dengan kualitas
kurang baik (misal: kadar timbal/Pbyang tinggi) . World
Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu
kotadengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah
Beijing, New Delhi dan MexicoCity. Polusi udara yang
terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan.
Menurutperhitungan kasar dari World Bank tahun 1994
dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika
konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai
standarWHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap
tahunnya: 1400 kasus kematianbayi prematur; 2000 kasus
rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat;600.000
serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31
juta gejalapenyakit saluran pernapasan serta peningkatan
efisiensi 7.6 juta hari kerja yanghilang akibat penyakit
saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat
signifikandari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari
sisi ekonomi pembiayaankesehatan (health cost) akibat
polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapaihampir 220
juta dolar pada tahun 1999.
b. Dari segi ekonomi dampak pencemaran udara yaitu
dengan hasil kajian Bank

75
Dunia menemukan dampak ekonomi akibat
pencemaran udara di Indonesia sebesar Rp 1,8 trilyun
yang pada 2015 akan mencapai Rp 4,3 trilyun.
c. Dari segi sosial pencemaran sangat merugikan, orang-
orang sudah tidak dapatmenikmati udara sehat lagi, setiap
hari harus bertemu dengan asap, aktifitas sosialjuga
terhambat dan lain-lain.
d. Dari segi pendidikan pencemaran udara dapat
mempengaruhi tingkat belajar parapelajar, mereka
terhambat dalam hal berfikir dan juga dalam
menyelesaikan suatupermasalahan
e. Dari segi pertanian dan perkebunan pencemaran udara
juga sangat perpengaruh,kurangnya lahan hijau yang
menjadi tempat pohon-pohon untuk melakukanproses
fotosintesis karena Tanaman yang tumbuh di daerah
dengan tingkatpencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit,antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam menjadikan sirkulasi udara
kitaberkurang, dan mejadika udara kotor dan tidak baik
untuk kita hirup.
f. Ujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya
CO2 di atmosfer. Pencemar udaraseperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam
danmenurunkan
1) Mempengaruhi kualitas air permukaan
2) Merusak tanaman
3) Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam
tanahSehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan
air permukaan
4) pH air hujan. Dampak dari hujan asam inantaralain?
5) Bersifat korosif sehingga merusak material dan
bangunan

76
g. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan
CO2, CFC, metana, ozon, dan N2Odi lapisan troposfer
yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
olehpermukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer danmenimbulkan fenomena
pemanasan global. Dampak dari pemanasan globaltersbut
antara lain :
1) Pencairan es di kutub bumi, yang berefek naiknya
permukaan air laut
2) Perubahan iklim regional dan global
3) Perubahan siklus hidup flora dan fauna
h. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer
(ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul
ozon (O3) terjadi secaraalami di stratosfer. Emisi CFC
yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabilmenyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon
lebih cepat daripembentukannya, sehingga terbentuk
lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dandapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman

2. Efek Positif
Ternyata selain menimbulkan dampak yang negative
terdapat pula efek positif dariterjadinya pencemaran udara.
Hal itu antara lain :
a. Manusia mulai sadar akan kelestarian dan kebersihan
alam
b. Munculnya banyak ide tentang gerakan peduli linkungan
c. Munculnya ide untuk menciptakan alat pembersih udara
(air purifier)
77
1) Solusi mengurangi pencemaran udara
Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya
polusi udara, maka perlu dilakukanusaha-usaha
sebagai berikut, antara lain :
a) Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan
bakar yang sedikitnya mencemariudara, seperti
bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari.
Bagi kendaraanbermotor yang sisa
pembakarannya lebih banyak, sebaiknya
menggunakan jalanjalandi pinggir kota.
b) Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-
tumbuhan dapat menghasilkanoksigen pada siang
hari di samping menyerap karbon dioksida dari
udara. Olehalam, hujan yang turun menyebabkan
Motoran di udara berkurang dan angin
akanmenyebabkan kotoran di udara tersebar luas,
sehingga tidak terkonsentrasi padadaerah tertentu.

C. Faktor yang mempengaruhi pencemaran udara


1. Menurut Mukono (2003), faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi pencemarUdarah.diatmosfer
a. Kelembaban
Kelembaban udara relatif yang rendah (< 60%) di
daerah tercemar SO2, akan mengurangi efek korosif dari
bahan kmia tersebut. Pada kelembaban relatif lebih atau
sama dengan 80% di daerah tercemar SO2, akan terjadi
peningkatan efek korosif SO2 tersebut
b. Suhu
Suhu yang menurun pada permukaan bumi, dapat
menyebabkan speningkatan kelembaban udara relatif,
sehingga akan meningkatkan efek korosif bahan pencemar
di daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu yang

78
meningkat, akan meningkat pula kecepatan reaksi suatu
bahan kimia.
c. Sinar Matahari
Sinar matahari dapat mempengaruhi bahan
oksidan terutama O3 di atmosfer.Keadaan tersebut dapat
menyebabkan kerusakan bahan atau alat bangunan, atau
bahan yang terbuat dari karet.Jadi dapat dikatakan bahwa
sinar matahari dapat meningkatkan rangsangan untuk
merusak bahan.Pergerakan udara yang cepat dapat
meningkatkan abrasi bahan bangunan

2. Parameter kualitas udara.


Parameter yang perlu diukur didalam kegiatan
pengawasan kualitas udara adalah sebagai berikut :

a. Parameter fisik: suhu, kelembaban, kecepatan, arah dan


frekuensi angin, tekanan udara, keadaan cuaca (cerah,
mendung, hujan, atau gerimis).
b. Parameter kimia: partikel debu melayang, SO2, CO, O3,
sHidrokarbon, Hidrogen sulfida, Amonia, Timbal).
c. Parameter biologi: kadar bakteri, kadar serbuk sari
bunga.Parameter manusia: angka

3. Klasifikasi Sumber Pencemaran Udara


a. Sumber Pencemaran Udara.
Sumber pencemaran udara alamiah merupakan
sumber pencemaran yang berasal dari proses alam tanpa
adanya campur tangan manusia.

1) Akibat letusan gunung berapi


Letusan gunung mengeluarkan beberapa
gas yang melimpa diantaranya H2O,C2O,H2S,CO,HF
dan He. Diantaranya semua gas tersebut, sulfur
dioksida meruapakan pencemaran udara utama karena

79
selain berpengaruh pada kesehatan, SO2, juga
menyebabkan anomaly cuaca. Gas-gas vulkanik yang
menimbulkan potensi bahaya besar untuk manusia,
hewan, pertanian dan material adalah belerang
dioksida, karnon dioksida dan hydrogen florida, secara
local, gas belerang dioksida dapat mengakibatkan
hujan asam dan polusi udara di daerah

 Akibat letusan gunung berapi sekitar gunung


berapi,secara global letusan gunung berapi yang
besar dapat menyuntikan volume sulfur ke stratosfer
yang dapat mengakibatan suhu permukaan yang
lebih rendah dan menimbulkan penipisan lapisan
ozon bumi.
 Gas karbon dioksida lebih berat daripada udara,
sehingga gas dapat mengalir ke daerah dataran
rendah dan mengumpul di permukaan tanah.
Konsentrasi tinggi gas karbon dioksida di daerah-
daerah dapat mematikan bagi manusia, hewan, dan
vegetasi. Sebuah letusan gunung berapi
menyemburkan senyawa fluor yang cukup untuk
merusak atau membunuh hewan dan melapisi
vegetasi dengan abu vulkanik. Senyawa fluor
cenderung menjadi terkonsentrasi pada partikel abu
halus, yang dapat dicerna oleh hewan.

2) Akibat Kebakaran Hutan


Kebakaran hutan merupakan proses yang
paling dominan menimbulkan pencemaran udara
karena dari pembakaran itulah dapat meningkatkan
bahan serupa substrat fisik atau kimia ke dalam udara
yang mencapai jumlah tertentu. Ada beberapa bahan
polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara

80
yaitu bahan polutan primer, seperti hidrokarbon, CO,
karbon dioksida, senyawa sulfur oksida, senyawa
nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida. Adapun polutan
berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon
yang sangat halus bercampur dengan debu.
Partikel yang dihasilkan dari kebakaran akan
mengganggu pernafasan dan partikel konsentrasi
tinggi  dapat mengakibatkan batuk terus-menerus,
berdahak, bersin dan kesulitan bernafas. Dampak asap
dari kebakaran hutan berkisar dari iritasi mata dan
saluran pernafasan sampai kepada gangguan serius,
termasuk berkurangnya fungsi paru-paru, bronchitis,
bertambah buruknya asma dan kematian pradini. Selain
itu asap kebakaran hutan membuat kelancaran lalu
lintas di daerah yang terkena dampak terganggu.
 Sumber Air Panas
Zat pencemar udara yang dihasilkan antara
lain asam sulfide, arsenic dan logam berat lainnya.
 Gas-gas hasil pencemaran Gas metana dan gas-
gas lain yang dihasilkan melalui pencernaan
makanan dari hewan ternak seperti sapi.
 Samudra, Sungai dan Muara
Merupakan sumber-sumber pembuangan
gas metana hasil dari sistem pencernaan dari
hewan-hewan laut, metanogenesis dalam endapan
dan area di sepanjang pesisir, dan mungkin aliran
dari hidrat metan di atas permukaan laut.
 Debu, angin berdebu yang berasal dari daerah
tanpa tumbuh-tumbuhan seperti padang pasir
 Garam laut adalah hembusang angin dari air laut
yang tereveporsi diudara melepaskan natrium
klorids sertapraktikulat lainya

81
RANGKUMAN

Udara kering berasal dari kata dasar udara. Udara kering adalah


sebuah homonim, yang artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda.Udara kering berarti udara yang tidak Udara mengandung uap
air, atau udara yang kelembapannya lebih kecil
Uap air adalah gas yang terjadi dari proses pemanasan air (H2O).
menjadi Uap air uap air mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa yang bisa
digunakan untuk menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta uap, atau mesin uap. Uap
air di alam bisa berupa awan atau kabut.
.Aerosol adalah Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi
dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat. Jika
yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan adalah pengaruh pencemaran
udara terhadap kesehatan manusia itu sendiri sebagai makhluk hidup? Sangat
berdampak besar atau hanya sebagian kecil saja pengaruhnya bagi makhluk hidup,
terutama manusia.

82

Anda mungkin juga menyukai