Anda di halaman 1dari 34

Karakteristik Limbah Cair pada

Industri
1

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI


Pengertian air limbah
2

 air limbah sebagai ”kombinasi dari cairan dan


buangan-buangan cair yang berasal dari kawasan
pemukiman, perkantoran, perdagangan serta
industri yang mempunyai kemungkinan untuk
bercampur dengan air tanah, air permukaan serta
air hujan.” Tchobanoglous (1991).
 air limbah yaitu “The liquid conveyed by sewer”
(cairan yang dibawa oleh saluran air buangan) menurut
Ehlers and Steel dalam Haryoto Kusnoputranto (1985)
Karakteristik air limbah
3

Karakteristik air limbah dibedakan menjadi tiga


bagian besar, yaitu :
 karakteristik fisik,
 karakteristik kimia dan
 karakteristik biologi
KARAKTERISTIK FISIK
4

Padatan Total (Total Solid)


Bau (Odors)
Temperatur
Densitas (Density)
Warna (Color)
Kekeruhan (Turbidity)
Padatan total (Total Solid)
5

Padatan total adalah padatan yang tersisa dari


penguapan sampel limbah cair pada temperatur
103 -105 oC.
Menurut Sugiharto (1997) bahan padat total terdiri
dari hahan padat tak terlarut atau bahan padat
terapung serta senyawa-senyawa yang terlarut
dalam air (zat padat yang lolos filter kertas) dan
bahan tersuspensi (zat yang tidak lalos saringan
filter).
Bau
6

 Bau merupakan petunjuk adanya pembusukan air limbah.


 Penyebab adanya bau pada air limbah karena adanya bahan
volatile, gas terlarut dan hasil samping dari pembusukan bahan
organic.
 Bau yang dihasilkan oleh air limbah pada umumnya berupa gas
yang dihasilkan dari peruraian zat organik yang terkandung
dalam air limbah, seperti Hidrogen sulfida (H2S).
 Limbah cair industri berpotensi mengandung senyawa berbau
ataupun senyawa yang potensial menghasilkan bau selama
proses pengolahan limbah cair.
 Efek dari timbulnya bau antara lain, dalam konsentrasi rendah
bagi kehidupan dapat menimbulkan psikologis yaitu stress.
Dalam paparan yang berkelanjutan dapat menyebabkan
bekurangnya nafsu makan, rendahnya konsumsi air,
melemahkan pernafasan, rasa mual dan muntah dan gangguan
mental (Tchobanoglous, 1991).
Temperatur
7

 Temperatur merupakan salah satu parameter yang penting


dalam air.
 Temperatur pada air dapat menentukan besarnya kehadiran
species biologi dan tingkat aktivitasnya. Jika suhu menurun,
aktivitas biologi seperti pertumbuhan dan reproduksi akan
menjadi lebih lambat. Sebaliknya jika suhu meningkat maka
aktivitas biologi juga akan meningkat (Peavy, 1985).
 Suhu air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih.
Suhu air limbah dipengaruhi oleh kondisi udara sekitarnya,
air panas yang dibuang dari sisa pendingin mesin pada
industri ataupun dari rumah tangga.
 Pengukuran suhu sangat penting karena kebanyakan instalasi
pengolah air limbah meliputi pengolahan-pengolahan biologis
yang tergantung pada suhu. Suhu air limbah biasanya
berkisar pada 13-240C (Sugiharto,1987).A
Kepadatan (Density)
8

Kepadatan limbah cair ( PW ) didefinisikan sebagai


massa per volurne.
Densitas merupakan karakteristik penting dalam
limbah cair karena dapat memberikan lnformasi
tingkat densitas air limbah dalam bak sedimentasi
maupun unit lain (Tchobanaglaus, 1991).
Warna
9

Air murni tidak berwarna tetapi seringkali diwarnai


oleh bahan asing.
Warna yang disebabkan oleh padatan terlarut yang
masih ada setelah penghilanpan partikel suspended
disebut warna sejati
Kekeruhan
10

Kekeruhan pada dasarnya disebabkan oleh adanya


koloid, zat organic, jasad renik, lumpur, tanah liat
dan benda terapung yang tidak mengendap dengan
segera (Mahida, 198 l ).
Kekeruhan yang ada dalam air buangan
disebabkan oleh berbagai macam suspended solid
yang ada.
KARAKTERISTIK KIMIA
11

Zat Organik
Zat Anorganik
Karakteristik Kimia
12

 Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam


sungai serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak
sedap pada pengalahan air bersih.
 Bahan yang beracun dapat menyebabkan rantai makanan
dan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Nutrien
dapat menyebabkan eutrophication pada danau. Untuk
itu perlu diketahui kandungan zat kimia apa saja yang
terdapat di dalam limbah cair suatu industri. Secara umum,
karakteristik kimia limbah cair dapat dibedakan menjadi
zat organik dan zat anorganik (Tchabanoglaus, 1991).
Zat Organik
13

Air limbah mengandung ± 75% .suspended solid


dari padatan yang dapat disaring dalam bentuk zat
organic. Senyawa organic biasanya terdiri dari
karbon.; hidrogen, oksigen serta nitrogen
(Tchobanoglous, 1991). Beberapa bentuk senyawa
organic dalam limbah antara lain :
 Protein
 Minyak dan Lemak
 Karbohidrat
 Pestisida
 Deterjen (Surfactan)
Protein
14

Protein adalah senyawa kimia yang komplek dan


tidak stabil. Sebagian protein larut dalam air dan
sebagian lainnya tidak. Seluruh protein mengandung
karbon, yang biasanya adalah kandungan bahan
organic. Protein merupakan penyebab utama
terjadinya bau karena adanya proses pembusukan
dan penguraiannya (Sugiharto, 1987).
Minyak dan Lemak
15

Lemak dan minyak adalah komponen penting


dalam makanan dan biasanya terdapat dalam air
limbah. Lemak merupakan senyawa organik yang
stabil dalam air dan tidak mudah diuraikan oleh
mikroba. Minyak jika terdapat dalam limbah cair,
dapat merugikan karena dapat menghambat
aktivitas biologi mikroba untuk pengolahan limbah
cair (Tchobanoglous, 1991).
Karbohidrat
16

 Karbohidrat terdapat dalam alam secara bebas dalam


bentuk pati, selulosa dan serat kayu, yang semuanya dapat
berada dalam air limbah. Karbohidrat mengandung
karbon, hydrogen dan oksigen. Umumnya karbohidrat
terdiri dari enam atom karbon atau kelipatannya di dalam
molekul-molekulnya. Beberapa karbohidrat seperti gula,
larut dalam air. Sedangkan pati tidak larut dalam air dan
meskipun cenderung stabil dapat diubah dalam bentuk
gula oleh aktivitas mikroba (Tchobanoglous, 1991.).
Pestisida
17

Pestisida termasuk diantaranya insektisida dan


herbisida telah banyak digunakan pada saat ini baik
pada perkotaan maupun pertanian. Penggunaan
yang salah dapat menyebabkan kontaminasi pada
aliran air. Banyak dari pestisida ini bersifat toksik
dan akan terakumulasi sehingga menyebabkan
pemasalahan tingkat rantai makanan yang tertinggi.
Deterjen atau Surfaktan
18

 Deterjen adalah golongan dari molekul oganik yang


dipergunakan sebagai pengganti sabun untuk pembersih
supaya mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam air zat
ini menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih
tersebut berada di atas pemukaan gelembung udara
sifatnya relatif tetap (Sugiharto, 1987).
 Surfaktan menyebabkan timbulnya busa (foam) yang stabil
dan biasanya terdapat dalam deterjen sintetik
(Tchobanoglaus, 1991). Nama lain dari surfaktan adalah
Methvlen Blue Active Substance (MBAS)
Pengukuran Zat Organik
19

Kandungan zat organic di dalam limbah cair harus


ditentukan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pengukuran kandungan zat organik dapat dilakukan
dalam bentuk pengukuran Chemical Oxygen
Demand (COD) dan Biochemical ()xygen Demand
(BOD).
Chemical Qxygen Demand (COD)
20

 COD digunakan untuk mengetahui zat organic dan jumlah


oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi
organic dengan oksidasi secara kimia (Qasyim, 1985).
 Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi daripada
nilai BOD karena lebih banyak senyawa kimia yang dapat
dioksidasi secara kimia dibandingkan oksidasi biologi.
 Untuk berbagai tipe air limbah, COD dapat dihubungkan
dengan BOD, mengingat tes COD hanya membutuhkan
waktu 3 jam sehingga merupakan keuntungan bagi
instalasi pengolahan jika melakukan tes COD dibandingkan
tes BOD yang membutuhkan. waktu 5 hari untuk
mendapatkan hasilnya (Tchobanoglous. 1991).
Biochemical arygen Demand (BOD)
21

 BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh


populasi mikroorganisme yang berada dalam kondisi aerob untuk
menstabilkan materi organic (Qasyim, 1985).
 Semakin besar angka BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran air
limbah semakin besar (Sugiharto, 1987). Parameter yang paling umum
digunakan untuk pengukuran kandungan zat oganik di dalam limbah
cair adalah BODS yaitu pengukuran oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen atau DO) yang digunakan rnikroorganisme untuk oksidasi
biokirnia zat organic. Hasil tes BOD digunakan untuk :
a. Menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk stablisasi biologi
dari zat organic yang ada.
b. Menentukan ukuran fasilitas pengolahan air limbah
c. Menyesuiakan dengan baku mutu efluen air limbah (Tchobanoglous,
1991).
KARAKTERISTIK KIMIA (lanjutan)
22

Zat Anorganik :
 pH
 Alkalinitas
 Logam
 Gas
pH
23

Kadar pH yang baik adalah kadar pH dimana masih


memungkinkan kehidupan biologis di dalam air
berjalan baik. pH yang baik untuk air limbah adalah
netral (7).
Alkalinitas
24

Alkalinitas atau kebasaan air limbah disebabkan


oleh adanya hidroksida, karbonat dan bikarbonat
seperti kalsium, magnesiuon dan natrium, kalium.
Logam
25

Logam seperti Nikel (Ni), Mg, Fe meskipun dalam


konsentrasi yang rendah dibutuhkan oleh
mikroorganisme tetapi dengan kadar yang berlebih
dapat membahayakan kehidupan mikroorganisme.
Adanya polutan-polutan berupa logam berat Pb,
Cd, Hg dan logam lainnya dalam konsentrasi yang
melebihi ambang batas dalam air limbah dapat
membahayakan bagi makhluk hidup
Gas
26

Gas yang sering muncul dalam air limbah yang tidak


diolah antara lain : Nitrogen, Oksigen, CO2 H2S NH3
dan CH4. Gas-gas ini berasal dari hasil dekomposisi
zat organic dalam air limbah ( Tchobanoglous, 1991).
Karakteristik Biologi
27

Air limbah biasanya mengandung mikroorganisme


yang memiliki peranan penting dalam pengolahan
air limbah secara biologi, tetapi ada juga
mikroorganisme yang membahayakan bagi
kehidupan. Mikroorganisme tersebut antara lain
bakteri, jamur, protozoa dan alga (Qasyim., l985).
Bakteri
28

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal


dan biasanya tidak berwarna. Memiliki berbagai
bentuk seperti batang, bulat dan spiral. Bakteri
Escherichia coli merupakan bakteri yang dapat
dijadikan indikator polusi buangan manusia
(Tchobanoglous, 1991).
Jamur
29

Jamur dapat memecah materi organic, tidak


melakukan fotosintesa, turnbuh pada daerah lembab
dengan pH rendah. (Sugiharto,l987
Alga
30

Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti


timbulnya bau dan rasa yang tidak kita inginkan.
Parameter menonjol pada air limbah berbagai
jenis industri :
31

 Warna : indusfri tektil, batik, cat, dll


 Temperatrur : PLTU, PLTG, industri pada umumnya
 logam : industri pestisida, cat, baterai, kabel,
komponen elektronik dll
 BOD : untuk semua jenis industri
 Lemak : industri makanan dan minuman
 Bau : industri tahu tempe, tapioca,
penyamakan kulit, perikanan dll
 Karbohidrat : industri tepung, mie, makanan dll
 pH : semua jenis industri (farmasi,
penyamakan kulit, kayu lapis dll)
DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI TERHADAP
BADAN AIR/LINGKUNGAN
32

Zat organik terlarut :


 DO turun, mengganggu kehidupan air.
 Timbul bau, kondisi septik
Zat padat tersuspensi :
 Pengendapan padatan
 Timbul bau, kondisi septik
 Mengganggu kehidupan air
DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI TERHADAP
BADAN AIR/LINGKUNGAN (lanjutan)
33

Nitrogen dan Phosphor


 Algae bloom
Minuman dan bahan terapung
 Estetika, gangguan penetrasi sinar matahari
Logam Berat , cyanida dan racun organik :
 Merusak kehidupan air dan berbahaya bagi kesehatan manusia
DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI TERHADAP
BADAN AIR/LINGKUNGAN (lanjutan)
34

Warna dan kekeruhan yang tinggi:


 Estetika
 Indikasi terjadinya pencemaran

Refactory Substances ( bahan yang tidak mudah


mengalami dekomposisi biologis) :
 Surfactan : Deterjen; timbul busa di permukaan badan
air yang mengganggu penetrasi sinar matahari dan
oksigen, estetika.
Volatile Materials (bahan mudah menguap):
 H2S, gas methan : menyebabkan udara tercemar.

Anda mungkin juga menyukai