Anda di halaman 1dari 4

2.

4 Ciri- ciri Air Limbah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 limbah didefinisikan sebagai sisa atau
buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Karena merupakan hasil buangan dari suatu
usaha atau kegiatan manusia, air limbah mengandung zat-zat kimia dan kuman yang akan
berdampak negatif apabila tidak diolah dengan baik. Dalam pengolahan air limbah akan lebih
mudah dilakukan apabila diketahui jenis-jenis dan ciri-ciri air limbahnya. Berdasarkan senyawa
yang terkandung dalam air limbah, maka ciri-ciri air limbah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
(Sugihaao, 1987)
1. Ciri-ciri fisik
2. Ciri-ciri kimia
3. Ciri-ciri biologis
Berikut ini penjabaran ciri-ciri air limbah berdasarkan parameternya : (Moh Sholichin : 2012)
2.4.1 Ciri-ciri Fisik
Ciri-ciri fisik pada air limbah yaitu yang bersifat dapat dilihat dengan mata dan
dirasakan secara langsung, seperti dengan memperhatikan kekeruhan, bau, temperatur dan
warna dari air limbah tersebut.
2.4.1.1 Kekeruhan
Kekeruhan pada air limbah disebabkan oleh zat organik, lumpur, tanah liat, jasad renik, dan
zat kaloid serta zat-zat lainnya yang mengapung dan tidak segera mngendap. Kekeruhan
menunjukkan sifat optis air yang mengakibatkan terbatasnya cahaya yang masuk ke dalam
air. Hal ini terjadi karena adanya benda yang terapung lumpur, dan juga terurainya zat-zat
terentu.
2.4.1.2 Bau
Bau yang terdapat pada air limbah merupakan akibat adanya aktivitas mikroorganisme
yang menguraikan zat organik atau dari reaksi kimia yang terjadi dan menghasilkan gas
tertentu. Bau biasanya timbul pada limbah yang sudah lama, tetapi ada juga yang muncul
pada limbah baru misalnya limbah organik dari rumah tangga. Pembusukan yang terjadi
pada air limbah merupakan sumber dari bau air limbah (Sugiharto, 1987). Hal ini
disebabkan karena adanya zat organic yang terurai secara tidak sempurna dalam air limbah
( Yazied, 2009).
2.4.1.3 Warna
Air limbah memiliki warna yang berbeda-beda tergantung dari kandungan pada air limbah
tersebut. Warna yang terdapat pada air limbah merupakan ciri kualitatif untuk mengkaji
kondisi umum air limbah. Jika berwarna coklat, umur air limbah kurang dari 6 jam. Warna
abu-abu muda, abu-abu setengah tua menandakan air sedang mengalami pembusukan oleh
bakteri. Jika abu-abu tua cenderung hitam berarti air limbah sudah membusuk akibat
bakteri. Tetapi air yang tidak memiliki warna belum tentu air tersebut mengandung limbah
di dalamnya. Air buangan industri serta bangkai benda organis yang menentukan warna air
limbah itu sendiri (Sugiharto, 1987).
2.4.1.4 Suhu
Pengukuran suhu pada air limbah penting karena umumnya instalasi pengolah air limbah
meliputi proses biologis yang bergantung pada suhu. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi
daripada air bersih, karena adanya tambahan air hangat dari perkotaan (Tchobanoglous,
1991).
2.4.2 Ciri-ciri Kimia
Seperti definisi sebelumnya, bahwa air limbah merupakan sisa atau buangan dari suatu
usaha dan/atau kegiatan manusia. Oleh karena itu, tentunya air limbah mengandung berbagai
macam zat kimia. Bahan organik yang terdapat pada air limbah dapat menghabiskan oksigen
serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih
(Sugiharto, 1987). Pengujian kimia yang utama yaitu bersangkutan dengan amonia bebas,
nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik (Tchobanoglous, 1991).
Sedangkan bahan kimia yang terdapat dalam zat cair menentukan tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan. Hal tersebut menunjukkan, semakin besar jumlah zat kimia yang
terkandung maka semakin kecil penggunaan air tersebut atau tidak dapat digunakan. Sifat
kimia terdiri dari kimia organik dan kimia anorganik. Yang tennasuk kimia organik adalah
zat kimia yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N)
atau dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Kimia anorganik adalah zat kimia
yang tidak mengandung unsur tersebut diatas, antara lain besi (Fe), crom (Cr), mangan (Mn),
belerang (S) dan logarn bera seperti timbal (Pb).
2.4.2.1 Derajat Keasaman (pH)
PH adalah ukuran yang menujukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan. Larutan
bersifat netral jika memiliki pH = 7 , bersifat basa Ph > 7 dan bersifat asam jika Ph < 7.
Semakin kecil nilai pH maka air tersebut akan semakin asam. Sedankan pH air limbah yang
sangat rendah bersifat korosif terhadap logam seperti baja yang dapat mengakibatkan
perkaratan pipa-pipa besi.
2.4.2.2 Nitrogen
Kandungan nitrogen pada air limbah umumnya berbentuk organik yang kemudian dirubah
oleh bakteri menjadi amonia. Kemudian kondisi aerobik mengubah amonia menjadi nitrat
dan nitrit.
2.4.2.3 Sulfat
Sulfat dapat diubah menjadi sulfit dan hidrogen sulfida (H2S) oleh bakteri pada kondisi
anaerob. Zat H2S merupakan zat yang bersifat racun dan berbau busuk. H2S dalam kondisi
aerob dapat teroksidasi secara bakteriologis menjadi asam sulfat. Gas H2S yang tercampur
dengan gas air limbah (CH2 dan CO2) mempunyai sifat korosif yang menyebabkan
perkaratan.
2.4.2.4 Phospat
Tingginya kadar phosphat pada air akan merangsang pertumbuhan tumbuhan air yang
mengakibatkan 02 yang terlarut dalam air sungai berkurang. Senyawa ini umumnya berasal
dari sisa-sisa deterjen.
2.4.2.5 Karbohidrat dan Protein
Karbohidrat yang terkandung pada air limbah dapat berupa selulosa. Pada protein memiliki
senyawa kompleks yang hengandung unsur N atau nitrogen. Namun kedua bahan ini
mudah diuraikan oleh bakteri.
2.4.2.6 Lemak dan Minyak
Lemak yang terkandung dalam air limbah dapat berasal dari sisa-sisa makanan, yang jika
dibuang ke air sungai akan mengapung dan menutup permukaan air. Minyak dan lemak
pada air limbah tidak dapat terdegredasi dalam waktu yang singkat, kedua bahan ini sangat
sulit diuraikan oleh bakteri namun dapat dihidrolisasi oleh Alkali sehingga menjadi
senyawa yang mudah larut.
2.4.2.7 BOD (Biological Oxygen Demand)
Dalam zat buangan terkandung zat orgmik dari unsur C, H, dan O dengan. unsur tambahan
N, S dan lainnya. Angka BOD merupakan parameter pencemar air limbah yang dapat
menunjukkan derajat pengotoran air limbah. Sedangkan air buangan dengan kadar BOD
yang tinggi dapat menimbulkan polusi jika langsung dibuang ke air.
2.4.2.8 COD (Chemical Oxygen Demand)
COD merupakan bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen untuk reaksi kimia
anorganik. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan yang kuat dalam kondisi asam.
Perbandingan nilai COD > BOD, diukur pada senyawa organik yang dapat diuraikan
maupun senyawa anorganik yang tidak dapat teruraikan. Besamya perbandingan COD dan
BOD tergantung ada atau tidaknya zat racun yang mengganggu kerja bakteri. Oksigen
terlarut merupakan banyaknya oksigen terlarut yang terkandung di dalam air dengan satuan
mg/lt.
2.4.3 Ciri-ciri Biologi
Pemeriksaan biologis di dalam air limbah untuk memisahkan apakah ada bakteribakteri
pathogen berada di dalam air limbah (Sugiharto, 1987). Selain kandungan benda yang tak
hidup, didalam air limbah juga terdapat orgnisme hidup seperti bakteri yang berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit. Kebanyakan bakteri yang
terdapat dalam air limbah merupakan bantuan yang sangat penting bagi proses pembusukan
bahan organik (Tchobanoglous, 1991). Parameter ini merupakan salah satu cara untuk
memperkirakan tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang langsung ke sungai.
Kemudian untuk mengkaji layak atau tidaknya hasil olahan dibuang ke sungai atau danau
biasanya digunakan senyawa kloroform. Zat tersebut juga dapat digunakan untuk menguji
efektivitas proses klorinisasi serta menguji kemungkinan adanya bakteri yang bersifat
patogen. Adanya mikroorganisme berperan penting dalam proses pembusukan bahan
organik. Mikroorganisme tersebut antara lain:
A. Bakteri
Bakteri merupakan organisme kecil bersel satu dengan ukuran 0.5-3 mikron yang
menggunakan bahan organik sebagai bahan makanan. Dengan ukuran yang sekecil itu
maka bakteri bisa terdapat di air, tanah dan udara.
B. Jamur dan Ganggang
Jamur juga mampu menguraikan bahan organik. Jamur dapat tumbuh di daerah
lembab dengan pH rendah dimana pada kondisi tersebut bakteri sulit untuk bertahan
hidup, hal tersebut karena jamur tidak melakukan proses fotosintesis. Sedangkan
ganggang berbeda dengan jamur dan bakteri. Karena mampu melakukan fotosintesis,
maka ganggang dapat menghasilkan oksigen

Anda mungkin juga menyukai